BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Melihat Indahnya Citeureup Dari Ketinggian Plant 14

17 Komentar

Dulu waktu kecil saya pernah bertanya dalam hati saat melihat pak tukang
membangun tembok rumah, “Semen itu terbuat dari apa sih kok bisa merekatkan
batu bata sampai tinggi?” Tapi pertanyaan ini tidak pernah saya utarakan karena
pak tukang nampak sibuk bekerja, saya terlalu takut untuk mengajaknya ngobrol.
Untungnya pas udah gede, saya diajak jalan-jalan ke pabrik Indocement, tepatnya ke
Plant 14 di Kompleks Pabrik Citeureup, Jawa Barat sehingga terjawab sudah
pertanyaan saya itu.

Plant 14 merupakan Plant Indocement yang paling baru, canggih dan
terbesar kapasitas produksinya. Groundbreaking-nya dilakukan pada bulan Oktober
2013 lalu, dan diresmikan pada bulan Oktober tiga tahun kemudian. Kami datang
saat masih pagi, langit cerah sekali, dan langsung dimulai dengan safety briefing.
Prosedur keselamatannya lengkap nih, mulai dari pemakaian helm, masker N95,
rompi, safety shoes semuanya diperagakan dan dipraktikkan, juga bagaimana
prosedurnya kalau ada keadaan darurat. Apa lagi kita akan naik ke puncak Plant 14
yang tinggi sekali, melewati 1.444 anak tangga.

indocement citeureup

Salah satu teknologi canggih yang diterapkan di sini adalah adanya master
control room, sebuah ruangan dimana petugas bisa memonitor kegiatan yang
berlangsung di berbagai plant dan area yang tersebar. Fungsi master control room
ini sangat krusial mengingat pabrik ini areanya luas dengan kapasitas terpasang
sebesar 4,4 juta ton semen per-tahun. Belum lagi aktivitas pengantongan semen dan
pusat dispatch terbesar di dunia dengan 5 lini fasilitas otomatis penuh, dengan total
kapasitas 360.000 kantong perhari.

Foto control room ini menunjukkan banyak sekali monitornya, plus beberapa
monitor yang split screen menunjukkan rekaman dari 4 kamera sekaligus. Kebayang
deh jadi petugas yang berjaga di master control room ini mesti fokus banget! Gak
boleh sambil liat-liat komen instagram yak? Hehehe…

indocement control roomindocement

Setelah berkeliling melihat-lihat proses produksi semen, akhirnya kami naik
juga ke puncak Plant 14, yang harus melewati 1.444 anak tangga itu! Untung kami
boleh naik lewat lift sih… kalau ngga, pegel juga yes. Di atas plant ini, saya menarik
nafas dalam-dalam sambil menikmati pemandangan indahnya pemandangan
Citeureup dari ketinggian. Cakep juga ya Citeureup!

Alternative Fuel and Raw Material
Sesudah puas foto-foto dari ketinggian, kami turun dan bergerak naik bus
menuju Plant 7/8 tempat mengolah AFR (Alternative Fuel and Raw material), bahan
bakar dan bahan baku alternatif, yang mengolah limbah B3 dan non- B3. Semua
Kompleks Pabrik Indocement memang mampu untuk menggunakan bahan bakar alternatif. Namun di plant ini kami tidak boleh turun dari bus, hanya melihat kegiatan dari jendela bus, demi kenyamanan kami karena tempat ini mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), seperti sludge oil, plastik terkontaminasi, cat bekas, dan limbah tekstil terkontaminasi.

Sementara limbah lain yang non-B3 terdiri dari sekam padi, serbuk gergaji,
kertas dan karton bekas, refused derived fuel (RDF), dan ban bekas. Lalu dari mana
Indocement memperoleh segitu banyak limbah? Selain mengelola limbah pabriknya
sendiri, Indocement juga menerima limbah dan sampah dari pihak ketiga dan desa-
desa yang sudah menjadi mitra. Indocement memang bekerja sama dengan
beberapa desa untuk memajukan pertanian, selengkapnya klik ini.

Bio-drying Demo Plant
Sudah puas mengamati tumpukan serbuk gergaji, bus meluncur membawa
kami mendekati sebuah gunung! Ya benar, ada dua gunung mini di dalam area
Indocement. Gunung ini unik, karena terbuat dari tumpukan sampah! Inilah fasilitas
Bio- Ddrying demo plant yang menampung sampah rumah tangga dari pihak ketiga
dan desa-desa mitra, lalu mengeringkannya dengan teknologi canggih dan
mengolahnya dengan metode co-processing menjadi bakan bakar alternatif.

indocement bio drying plant

Mendengar penjelasan di sini, saya jadi tahu kalau 60% sampah rumah
tangga di Indonesia itu terdiri dari air. Setelah dikeringkan, kadar airnya tinggal
20%. Maka proses bio-drying ini meminimalkan pencemaran udara akibat bau
sampah serta menekan perkembangbiakan lalat.

Beneran loh, berdiri dengan jarak 2 meter dari tumpukan sampah ini saya
tidak mencium bau busuk, dan tidak melihat ada kerumunan lalat di sekitarnya!
Wow! Padahal di jalan raya kalau ada truk sampah lewat dari jarak 10 meter sudah
tercium baunya. Nampaknya pasar induk Kramat Jati perlu mengolah sampahnya
dengan teknologi ini.

Fasilitas ini mampu mengolah sekitar 220 ton sampah. Hasil akhirnya adalah
refused derived fuel (RDF) yang akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif oleh
Indocement. Jadi nggak cuma musik aja yang ada aliran alterntif! *ehm! Semoga
semakin banyak kalangan industri yang juga mengolah sampah dan limbah menjadi
sumber energi alternatif ya! 🙂

 

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

17 thoughts on “Melihat Indahnya Citeureup Dari Ketinggian Plant 14

  1. Saya salah satu pelaku kerja proyek P14 ini. Dan sampai sekarang masih ada pekerjaan maintenance di area tersebut. Keselamatan dan Keamanan dalam bekerja serta Perlindungan terhadap Lingkungan menjadi nomer “satu” sebelum selama dan setelah melakukan pekerjaan di lingkungan kerja Indocement. Tulisan kunjungan dari adik adik menambah wawasan bagi kami yang hanya tahu secara fisik / konstruksi saja. Terima kasih. Salam

  2. Kesempatan yang menarik bisa mengunjungi lokasi tersebut.

  3. Nanas yang mencuri perhatian Swastika Nohara :))

  4. Aku belum pernah ikut kunjungan kayak gini, banyak pengalaman tentang konstruksi ya.

  5. bio drying dan AFRnya keren yaaaa… aku suka konsep zero wastenya.

  6. Itu ada tanaman nanas untuk apa ya? untuk bahan bakar juga atau sekedar tanaman biasa di tanam.

  7. Aku juga dulu heran, kenapa semen bisa merekatkan material sehingga jd bangunan yg kokoh. Pas tau pabrik semen tuh begini, jd tau semen itu terbuat dr apa.

  8. Wah jadi ingat pengalaman kerja proyek pabrik pemintalan di belakang pabrik itu. Indocement memang besaar dan teknologinya canggih.

Tinggalkan komentar