BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Incredible India: Delhi

36 Komentar

[/caption]
Rasanya nggak berlebihan kalau saya mengutip slogan iklan pariwisata India itu, karena memang begitulah yang saya rasakan selama 8 hari menapaki tanah berdebu negeri Amitabh Bachchan itu. Jujur saja, kesan pertama saya di India adalah berdebu dan jorok. Baru jalan kaki beberapa langkah keluar hotel di New Delhi, saya nyaris menginjak tahi anjing di trotoar! Eeeww… Tapi setelah melihat sisi lain India di Agra, Jaipur dan Pushkar, saya pun terpesona dengan warna-warninya negeri penghasil mustard ini.

Kami tiba 13 Januari lalu, pas puncak musim dingin di New Delhi. Tapi ya sedingin-dinginnya India, baru level kulkas, belum di level freezer alias berkisar antara 4-18 derajat celcius. Belum bikin beku dan masih enak jalan pagi keliling hotel di Karol Bagh.

Nah, pas jalan pagi ini kami seorang supir tuk-tuk (semacam bajaj warna kuning hijau) menawarkan mengantar ke pasar dengan ongkos 20 rupee PP. Karena murah dan kami memang perlu beli memory card untuk camera, maka kami mau. Ternyata kami ditipu! Si supir menakuti-nakuti kami, membawa kami ke kantor turisme setempat dan ujungnya minta dibayar 800 rupee (140an ribu rupiah). Cih! Tentu saja saya ogah. Saya minta diantar balik ke hotel, saya bayar setengahnya sambil nyumpahin bajajnya ketabrak truk.

Masjid Jami New Delhi
Sebel sama supir bajaj itu terlupakan sudah setelah dari situ kita jalan ke Old Delhi, bagian kota tuanya New Delhi dengan Masjid Jami di tengahnya. Masjid ini megah sekali, dengan tempat wudhu berupa kolam besar dan ribuan burung merpati hidup bebas di pelatarannya.

Merpati hidup bebas di pelataran masjid, termasuk bebas eek sembarangan :)

Oleh teman India yang menemani, kami diminta hanya lihat-lihat di dalam kompleks masjid. Tapi dasar badung, kami impulsif keluar kompleks masjid karena melihat ada pasar yang warna-warni. Dan persis di balik tembok masjid puluhan orang-orang tak berumah menggelar koran atau plastik, beberapa orang perempuan mencuci baju dan perabot makan di seember air yang mulai keruh, dan seorang ibu merawat bayinya begitu saja di bawah terik matahari Delhi.
Di malam hari suhunya sekitar 5 derajat celcius. Wonder how they survive...
Di ujung lorong masjid yang dipenuhi homeless people itulah terdapat pasar rakyat yang tadi kami intip. Jualan mereka rupa-rupa, dari kacang goreng, pop corn tradisional, perabot rumah tangga, jam water proof sampai beha. Dan terlihat sederet penjual beha, semuanya bapak-bapak bertampang garang! Calon pembeli pasti malu kalau mau tanya nomor yang cocok, apalagi kalau mau coba πŸ™‚

Membeli barang di pasar semacam ini, model tawar-menawarnya macam di Tanah Abang lah. Langsung setengah harga, dan jangan terlihat beneran tertarik pada barangnya. Saya disini lebih tertarik memfoto para pedagang makanan, meski ngeri untuk membeli dan memakannya. Saya nggak beli apa-apa selain mainan plastik setelah Sabai merengek minta dibelikan. Toh harganya cuma 35 rupee (sekitar 7 ribu rupiah, yang kalau di Mangga Dua 15 ribuan).

So, how does New Delhi sound to you so far?
Besok lanjut cerita ttg supir yang lebih ganteng dari Sakhrukh Khan πŸ™‚

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

36 thoughts on “Incredible India: Delhi

  1. wow, sungguh menarik dan masih tradisional bgt ya

  2. Ping-balik: Having Fun At BLR, Bintan | BLOG Swastika Nohara

  3. terima kasih infonya.
    kenapa gak ke himachal pradesh lumayan bisa main salju.

  4. Ping-balik: 5 Hal Penting Sebelum 35 Tahun | About life on and off screen

  5. Ping-balik: Green Tea Adventure: Di Balik Nikmatnya Teh Hijau | About life on and off screen

  6. Ping-balik: Incredible India: Jaipur | About life on and off screen

  7. aku iriiiii.. kapaaaan ya bisa jalan2? :))

  8. Sama Sabai aja jalan2nya, Ucup juga ke India tapi misah, di ke Manipur krn diundang festival film disana

  9. aaahhh ternyata mbak.ke india tohh.. sama bang ucup.dan.sabai juga??

  10. kacang + tomat + bawang merah? masih mikir rasanya kayak apa

  11. sepertinya indonesia msh terlihat lbh bersih deh πŸ™‚

  12. Seru banget sih Tik..Habis berapa duit semunya ?
    Tapi Delhi masih cantik kok, asal jangan ke Calcuta kaleee…hi hi.

    • Iye, Calcutta baru nyampe airportnya aja udah bau pesing :)) Abis berapa ya… sekitar 1000 usd deh perorang, udah tiket, nginep, makan ama local transport ke berbagai kota

  13. Begitukah India? Hmm.. nampaknya tidak jauh beda dengan kondisi Indonesia yg dipenuhi bangunan2 yg kurang sedap dipandang… Jadi prihatin nih, hehehe…

  14. makanannya gimana? hotelnya? pengen ke India juga karena baca “Incredible India” tapi yah itu tadi… XD

  15. trus ga jajan ya mba?
    ga ngrasain itu makanan yang mererka jual apa aja? XD

  16. ketemu artis bollywood yg cantik ga mba? #eeaa

  17. apa mobil jeep dan sedan fiat mendominasi jalan raya seperti di film2 india?

  18. Foto2 dagangannya keren2 Tik! Etapi manaaaa… foto joget puunnya? πŸ˜‰
    -dun-

  19. Katanya di sana sulit ya cari mobil yang spionnya masih utuh? :mrgreen:

    • Hahaha… bener om! Mobil kami aja spion kirinya udah raib, spion kanan sering dilipat. Kata teman India yg nyetir, “kan udah ada spion tengah!” :))

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s