Siapa bilang jalan-jalan ke luar negeri harus mahal? Siapa bilang jalan-jalan bawa balita itu repot? Maret lalu kita plesir menyusuri jalur bis Singapura-Johor Baru-KL-Pulau Penang PP. Saya dan suami bawa Sabai asli yang masih 2 tahun 10 bulan dan calon jabang bayi dalam perut saya yang umurnya 6 bulan… Hohoho… Bumil dan balita, kedengarannya bukan teman backpacking yang menyenangkan ya? Masa sih?
Tujuan utama adalah ke Pulau Penang di utara Malaysia yang sudah dekat dengan perbatasan Thailand itu. Penasaran ingin menengok George Town, kota tua yang ditasbihkan Unesco jadi world heritage, dengan tata kota dan berbagai bangunan yang tak berubah sejak abad ke-18.
Lalu, kenapa mesti ke Singapura dulu? Karena tiket pesawat Jakarta-Singapura yang tersedia pada tanggal keberangkatan dan kepulangan kami jauh lebih murah dari pada penerbangan apapun ke Kuala Lumpur. Yeah, seperti biasa, kami bepergian dengan stelan backpacker, meski waktu kami terbatas. Rutenya begini:
– Di Singapura nginep semalam
– Naik bis Singapura-Johor Baru, lalu di Johor seharian
– Naik bis malam Johor Baru-Penang
– 3 hari keliling Pulau Penang, lalu naik bis ke Kuala Lumpur
– 1 malam di Kuala Lumpur, naik bis lagi ke Singapura
– 1 malam di Singapura, besok sorenya kembali ke Jakarta
Tiba di Singapura, kami langsung menuju kawasan Little India. Alasannya karena disitu suasananya seru, banyak makanan India dan hostel. Makanan India ini penting, karena biasanya ada menu vegetarian dengan rasa nikmat. Hostel juga penting, karena biar irit mengingat kami akan menghabiskan 7 malam di perjalanan. Nah, pertama kami cari hostel, biar bisa meletakkan ransel sebelum jalan-jalan.
Dan…. kami ditolak di 3 hostel yang pertama kami datangi karena mereka tidak menerima tamu anak-anak. Ouch! Jadilah kami menginap di Footprint Backpacker Hostel, yang resik dan children friendly. Hostel ini juga menyediakan Sony Play Station lho, di loungenya…
Makan pertama di kedai kecil bernama Shakuntala. Saya sempat cemas Sabai kecil bakal nggak suka masakan India yang kaya rempah, rasa dan aromanya tajam. Dia di rumah terbiasa makan sup dan sayuran bening. Ternyata saya salah besar! Woohoo… Sabai kecil lap-lep makan nasi briyani dengan lauk acar sayur dan telur rebus bagian putihnya saja! Saking cepetnya dia makan, kayak nggak dikunyah gitu lho… Oke, Sabai kecil lolos tes soal makanan.
Setelah lihat-lihat yang nggak penting di Singapura, jam 10 pagi kami naik bis ke Johor Baru. Murah saja, cuma 5 dollar perorang, Sabai kecil dihitung gratis, seperti waktu naik MRT. Oh well, Johor Baru macam kota kecamatan di Jawa. Kecil, sepi dan yah gitu doang deh. Hehehe…
Semalaman naik bis, pagi buta disambung fery, sampailah kita di Penang tak lama setelah mentari terbit. As usual, no reservation, just walked in and asked for rooms or beds, whatever available. Yup, dapet hostel persis di depan bus stop, super strategis letaknya. Dan mulailah kami berjalan kaki mengelilingi kota tua George Town yang kira-kira seluas kawasan Cilandak. Standar kami jalan-jalan dimulai dari lihat peta, menandai tempat-tempat yang menarik dan menentukan rute yang paling efisien untuk berjalan kaki. Kalau capek, ya istirahat.
Dengan berjalan kaki, kita bisa melihat lebih banyak dan lebih dekat hal-hal yang sangat mungkin terlewat kalau naik bis atau taksi. Kecuali tempat tujuan lebih dari 2 km, baru cari angkutan. Eh, tapi kali ini kami bawa bocah. Jadi sekalian menguji Sabai kecil, sejauh mana dia betah melangkah. Dan sekali lagi, dia lolos tes! Asik aja gitu digandeng berjalan berkilo-kilo meter menyusuri kota. Paling agak gosong dikit pas pulang, karena mataharinya mencorong! Sunblock tak mempan.
Singkatnya, sepanjang trip itu sambil saya cerita ini itu, Sabai kecil tampak ikut antusias melihat pemandangan baru dan hal-hal baru. Jadi siapa bilang jalan-jalan bawa balita itu nggak fun? And I can’t be thankful enough for having such an easy going kid!
Ping-balik: Libur Mudah Murah, Mau? | About life on and off screen
Ping-balik: Berobat Sambil Jalan-jalan Ke Malaysia | About life on and off screen
Ping-balik: Libur Mudah Murah | About life on and off screen
Februari 6, 2012 pukul 5:47 pm
bagi itinerary-nya dong.. 😀
finally, my dreams come true. soon i’ll be taking my kids traveling to these places. hahay!
Ping-balik: 2010 in review « About life on and off screen
Mei 27, 2010 pukul 1:07 pm
ooohhh..ini tho yang kemaren disebut2 sama jeng pipitta di twitter….hhhmmm…kalo boleh tau, itu si sabai kecil beratnya berapa yak?
secara jagoanku umur 2 thn 11 bulan beratnya udh 24 kg….kalo ngajak jalan jauh rada mikir, takutnya dia mogok trus minta gendong….itu kan sekarung beras buuuu 🙂
April 24, 2010 pukul 8:28 pm
Senangnya backpacking ala bumil & balita. Salut deh sama sabai kecil. The little traveller girl.
April 24, 2010 pukul 8:40 pm
hehe… nih sabai kecil dadah-dadah!
April 23, 2010 pukul 2:26 pm
Bikin pinginn….
Tapi saya malah ga tega ngajak istri saya yang 6 bln…:D
April 22, 2010 pukul 5:11 pm
kalo bersama suami pastilah ga repot sistaaa 🙂
April 24, 2010 pukul 3:57 pm
tergantung karakter suaminya sistaaaa…
April 20, 2010 pukul 10:30 pm
@zee : bener juga! biar enak ngobrolnya di jalan
@warm : berangkaaaat!
April 20, 2010 pukul 8:22 pm
arghh bikin ngiri sajaa
ntar saya musti bawa pasukan saya juga nih buat jalan2
😀
April 20, 2010 pukul 6:39 pm
wuahhh enaknya jalan jalan…… salam kenal mba’
April 20, 2010 pukul 2:52 pm
Waahhh saya pengen sekali bisa pergi bertiga dengan suami dan anak. Sebentar lagi deh tunggu dia lancar bicara dulu, biar kalau dia ngambek dia bisa bilang… 🙂
April 20, 2010 pukul 1:10 pm
@Asop: seru kok… apalagi NO RESERVATION kayak kami 😀
@mya: hihihi… ntar tengok2 kalo adik kecil sdh lain
@Chic: yuuuuk…
April 20, 2010 pukul 9:56 am
ih sayah mengiri! 😈
April 20, 2010 pukul 9:52 am
sirik abis sama adeknya sabai kecil, masih di perut aja udah diajak jalan-jalan!!!
pengen kapan2 nyoba jalan a la backpacker gini, mbak. etapi betah ndak ya…secara saya rada riwil 😛
April 20, 2010 pukul 9:51 am
Waauw… tampaknya seru jalan2 seperti backpacker di luar negeri… 😀
*mupeng*
April 20, 2010 pukul 4:05 am
aku suka artikelnyaaa
next time backpack bareng bu? India?
April 20, 2010 pukul 8:39 am
Jangankan India, Antartika juga hayuk!
Juni 8, 2011 pukul 11:55 am
India dulu aja. Aku sudah di Mumbai sekarang 🙂
April 20, 2010 pukul 3:55 am
Wedyian, nekad juga ini sekeluarga, gak pake booking, nyari tempat seketemunya, kalo pas penuh semua piye jal ? Jalan-jalan sama anak 2.5 taun gak pake dorongan itu kemungkinannya kalo gak anaknya jadi kuat jalan kaki, bapaknya jadi sterk bahunya gendong anak, atau ibunya pegel mijetin bapaknya yang habis nggendong anak :))
April 20, 2010 pukul 3:59 am
Paling apes tidur di mesjid! 😀
lha, kalo bawa stroller yg digendong jadi 2, bocahnya sama stroller lipatnya! emoh… lagian stroller Sabai sdh dilipet masuk gudang sejak dia umur 1,5 tahun 🙂
April 20, 2010 pukul 3:38 am
nekat bener ibu ini ya. perut udah gede gitu masih backpacking-an, bawa sabai asli pulak.
sebenernya komenku di atas lebih karena iri sih… kapan ya bisa ngajakin precil2ku jalan2 yang jauhan dikit dari citos? 😀
April 20, 2010 pukul 3:45 am
berawal dari Citos siapa tau ntar sampe Galapagos!
April 20, 2010 pukul 3:06 am
wedyan, ini pasangan ibu anak beneran mantap buat urusan jalan-jalan 😆
*woship*
dan saya suka banget itu poto lagi nyebrang berjejeran 😆
April 20, 2010 pukul 3:11 am
hahaha… dibiasain dari kecil jarak dekat dulu, ntar dia SD mau backpacking bareng ke afrika 😀
April 19, 2010 pukul 7:07 pm
wah kayaknya aku iri … banget sama anakmu
April 19, 2010 pukul 7:30 pm
lho? anak kecil gosong-item diajak jalan kaki nurut-nurut gitu kok apanya yg bikin iri?
April 19, 2010 pukul 6:52 pm
Si Sabai kecil gak dikasi topi Tik? Ibunya doang yang pake
April 19, 2010 pukul 7:01 pm
Udah! Topinya dilepas mlulu… berkali2 nyaris ilang. sampe sebel!
April 19, 2010 pukul 6:20 pm
keren… hamil 6 bulan tidak menghalangi semangat backpacking !
O ya, suka banget sama slogan di blog ini… Life is the coffee, everything else is the cup.
salam
April 19, 2010 pukul 7:00 pm
Semangat terus menyala, meski ukuran perut (utk sementara) mengganjal! LD
April 19, 2010 pukul 6:05 pm
padahal saya enggan untuk punya anak cepat-cepat karena alasan ini..
ternyata…
hmmm.. 😀
April 19, 2010 pukul 6:09 pm
mumpung masih muda, ntar anaknya ABG bisa jalan2 bareng!