Solo traveling alias jalan-jalan sendirian itu menyenangkan. Kita bebas mau kemana aja, mau berapa lama di sebuah tempat dan bebas mau makan apa tanpa harus mikirin cocok atau enggaknya dengan teman seperjalanan. In short, solo traveling is liberating!

Saya akui memang sudah lama saya nggak melakukan solo traveling. Terakhir kali solo traveling sudah bulan Oktober 2014 waktu ke Korea Selatan, menelusuri sudut kota Busan dan Seoul. Padahal dulu cukup sering, meskipun rute yang dekat-dekat saja. Seru banget! Kayak punya me-time total. Apalagi solo traveling sambil bawa motor sendiri, menelusuri daerah baru. Ini masuk dalam bucket list saya *melirik motor matic warna pink yang sudah menua di garasi.

Satu hal yang jadi tantangan kalau solo traveling adalah nggak ada teman yang motoin! Beneran. Buat saya foto perjalanan itu penting untuk mengabadikan kenangan sekaligus menyalurkan hasrat narsis 🙂

Makanya waktu solo traveling ke Korea itu saya untuk pertama kalinya beli tongsis dan khusus belajar memakai tongsis. Saya akui, saya telat dalam menikmati teknologi tongsis. Pas udah di Busan, sambil jalan kaki menyusuri tebing pantai barulah saya mencoba berbagai angle dan sudut kemiringan tongsis sampai menemukan hasil mantap!

Apakah selfie-nya sukses?

Newbie selfie pakai tongsis, kayak gini hasilnya. Menurut kamu ini sukses gak?

Beberapa teman sempat bertanya, kok bisa nggak keliatan tongkatnya gitu, gimana caranya sih? Ehe ehe ehe… ada tipsnya:

1. Umumnya orang memasang HP tampak depan pada posisi 90 derajat dengan tongkat, dan tampak atas juga pada posisi 90 derajat. Jangan lakukan ini. Plis. Posisi ini membuat tongkat kelihatan nyata bagaikan dosa para koruptor yang menilep pajak rakyat.
2. Sudut tongkat dengan kerangka/casing penyangga HP sebaiknya pasang di posisi 115 derajat, lalu dilock agar tidak goyang.
3. Jangan letakkan HP persis di tengah casing tongsis, geser sekitar 0,5-1 cm agar bisa mendapatkan wide angle yang lebih maksimal.
4. Lihat ke atas. Bukan, bukan untuk senam leher, tapi untuk mencari di mana posisi matahari (atau lampu kalau indoor). Perhatikan arah datangnya sumber cahaya agar tidak back light.
5. Pegang tongsis dengan steady, jangan tremor. Ini hanya bisa dilatih dengan rajin planking setiap hari.
6. Berdoa.
7. Berfoto! Jaman dulu tongsis saya nggak ada kabelnya, jadi masih pakai timer. Tapi teknologi udah lebih canggih dan harganya murah juga, belilah tongsis yang pakai kabel biar tinggal cekrek nggak perlu timer. CEKREK!!!

Sampai sekarang saya masih suka iseng mengeksplor cara-cara lain memakai tongsis. Ternyata kalau ada sandaran hati yang kokoh, tongsis bisa berfungsi seperti tripod. Jadi kita bisa pose full badan! #WanitaMandiriPosenyaBagus

Ini contoh hasilnya, tongsis disenderin ke tembok pager lalu pakai timer:

Lha terus ngapain kami bertiga foto dengan gaya Z gitu? Ceritanya kami lagi latihan pose buat ikut kontes Selfie Mio Z yang berhadiah jalan-jalan nonton MOTOGP di Sepang, Malaysia! Aha!

Yamaha Mio Z lagi ngadain Z-Selfie Competition yang udah mulai dari sekarang sampai 31 Juli 2016. Jadi masih ada waktu buat ikutan. Caranya foto bergaya Z dengan mock up Valentino Rossi, Jorge Lorenzo serta unit Mio Z di diler-diler terpilih se-Indonesia. Lalu upload fotomu di sosmed dengan hashtag #zagoanselfie #namadealer/event #kota lalu mention ke akun Yamaha Motor Indonesia @YamahaIndonesia. Foto otomatis akan terupload ke www.zagoansuper.com

Akan ada hadiah bulanan berupa apparel Yamaha. Lalu 10 orang yang beruntung akan mendapatkan grand prize nonton MotoGP di Malaysia dan mendapatkan akses berada di sekitar area paddock sirkuit Sepang. Wow…. eksklusif banget nih aksesnya. Jadi, segera mampir ke diler Yamaha terdekat buat selfie, siapa tau rejeki bisa ke Sepang gratiiiisss! Yuk cuz! ***