Kamu pernah nggak, pas lagi ngincer sebuah barang di online store atau mall, eh ternyata duit nggak cukup? Jadinya batal atau menunda beli. Eh, pas duitnya udah cukup, barangnya udah sold out! Duuuh… perih rasanya hati ini. Kayaknya buat yang sering belanja kisah kayak gini udah nggak asing lagi ya! Makanya Home Credit hadir, biar bisa mengatur pembiayaan barang yang mau kita beli karena memang benar-benar kita butuhkan.

Saya pun jadi kenal lebih dekat dengan Home Credit sejak diundang buka puasa bersama tempo hari. Meskipun Jakarta macet dan diguyur hujan, saya tetap datang. Di sini saya jadi paham bahwa Home Credit Home punya produk pembiayaan untuk smartphone, furniture, gadget, elektronik dan masih banyak lagi untuk menunjang kebutuhan hidup.

Promo Khusus Ramadan
Selama Ramadan ini Home Credit punya promo yang semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki barang-barang yang mereka impikan. Ada promo 0 dimana kita bisa mendapatkan 1 dari 3 promo: bunga 0%, gratis biaya admin, bunga bisa 0% untuk smartphone dan gadget, ini berlaku selama Ramadan. Selain promo untuk konsumennya, Home Credit juga melakukan banyak kegiatan amal untuk masyarakat luas, dengan membagikan donasi ke pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga berkah ya!

Meramaikan Pasar Paylater Indonesia
Direktur Utama Home Credit Animesh Narang menjelaskan rencananya produk paylater Home Credit akan diluncurkan bagi khalayak ramai beberapa bulan setelah lebaran tahun ini. Saat ini Home Credit sudah menyediakan layanan paylater tetapi masih terbatas untuk nasabah existing. Tidak lama lagi produk paylater ini akan dapat dengan mudah digunakan di mana saja oleh calon nasabah.

Keunggulannya adalah paylater ini dapat digunakan dalam platform online maupun offline. Jadi kalau kamu belanja handphone di toko offline, kelak akan bisa pakai layanan paylater Home Credit. Hal ini akan menjadi pembeda dengan layanan paylater lainnya. Selain itu, nantinya produk ini dapat digunakan secara luas di pulau Jawa dan luar Jawa.

Saat ini Home Credit banyak bekerja sama dengan brand mobile phone, seperti Samsung, Vivo dan Erafone, dan sebagian besar pembiayaan Home Credit berasal dari pembelanjaan dengan metode tatap muka alias offline. Jadi misalnya untuk pembelian ponsel yang menjadi mayoritas, pembeli datang ke toko, memilih dan mencoba ponsel idamannya, lalu ketika butuh membayar, barulah memakai jasa Home Credit. Data menunjukkan sebanyak 80% orang berbelanja smartphone dari toko offline, sisanya sebesar 20% barulah dari ecommerce alias toko online. Sepertinya ini konsep yang menarik bila suatu saat saya butuh pembiayaan smart phone, gadget, laptop, atau barang-barang keperluan lainnya. Teman-teman bisa mendownload aplikasi Home Credit di link ini.

Saya membayangkan produk Home Credit lainnya nanti akan bisa dipakai untuk pembiayaan yang bersifat kebutuhan dan produktif. Seperti fitur Pembiayaan Modal Usaha, ini hanya berlaku untuk pengguna lama saja. Pengguna terpilih akan mendapatkan kesempatan untuk dapat pembiayaan uang tunai khusus untuk membangun atau mengembangkan bisnis. Pengguna yang mendapat Pembiayaan Modal Usaha akan mendapat jumlah pembiayaan yang beragam dengan jumlah pembiayaan maksimal 50 juta.

Memang kebutuhan hidup manusia akan selalu ada, bahkan kerap hadir tidak terduga. Tinggal bagaimana kita sebagai konsumen bijak mengatur prioritas dalam berbelanja, mendahulukan kebutuhan dari pada keinginan, serta mengatur pos-pos pembiayaan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat melanjutkan ibadah puasa Ramadan, mohon maaf lahir dan batin.***