Pekerjaan saya telah memberi saya kesempatan untuk mengintip kehidupan banyak orang. Termasuk anak-anak dan remaja kurang beruntung dan terpaksa hidup di jalanan. Beberapa tahun yang lalu saya dan tim pernah membuat film dokumenter tentang remaja jalanan dan sebuah rumah singgah yang sering mereka jadikan base camp.
Setelah beberapa hari berinteraksi dengan mereka dan kakak-kakak relawan di rumah singgah, saya nggak habir pikir, mengapa sulit sekali mengajak anak-anak ini tinggal menetap di rumah singgah. Padahal rumah singgah itu menyediakan tempat bernaung, makanan serta kesempatan sekolah melalui program kejar paket.
Ica, seorang remaja yang ceria berusia 14 tahun, mengaku sudah hidup di jalanan sejak tamat SD dan putus sekolah. Ayahnya sudah pergi tak pulang-pulang sejak Ica kecil. Ibunya kemudian menikah lagi, tapi Ica enggan tinggal dengan keluarga bapak tirinya di Bekasi. Dia merasa berat meninggalkan teman-temannya di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Seorang teman mengajak Ica mengamen, dan keterusan hidup di jalanan, hingga seseorang mengajaknya ke rumah singgah.
Ica bercerita meskipun di rumah singgah terjamin makan dan keselamatannya, tapi dia tidak bisa meninggalkan kehidupan jalanan karena di jalan dia merasa bebas dan bisa mencari uang. Katanya, tangannya gatal kalau nggak megang uang hasil ngamen. Sehari bisa dapat 20-50 ribu rupiah dari mengamen. Bisa buat makan, kalau ada sisa buat bersenang-senang. Sementara di rumah singgah, siapa yang mau ngasih uang? Saya tidak bisa membantah alasan Ica yang disambut dengan teriakan akur oleh teman-temannya.
Pertemuan dengan Ica hingga kini tidak dapat saya lupakan. Masih ada puluhan ribu Ica yang lain di jalanan Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Saya rasanya sulit menelan makanan kalau ingat mereka. Saat itu saya merasa helpless, ingin berbuat sesuatu tapi tidak berdaya. Saya ingin bikin rumah singgah yang tidak sekedar memberikan tempat bernaung, tapi juga mengajak mereka untuk berkarya, berbuat sesuatu yang menghasilkan uang supaya mereka bisa memenuhi kebutuhannya tanpa harus ngamen apa lagi minta-minta.
Bertahun-tahun keinginan ini hanya seperti mimpi. Idenya sudah bergejolak di kepala, tapi modal dan partner mengerjakannya yang belum punya. Sad? Nggak juga sih. Saya simpan saja dulu mimpi ini. Mimpi akan:
Sebuah rumah singgah kreatif
Di rumah singgah ini anak-anak dan remaja jalanan bisa bernaung. Tak hanya kebutuhan sandang, pangan dan papan, tapi juga ada pelatihan videografi dengan alat sederhana, misalnya pakai kamera prosumer bahkan ponsel. Kenapa videografi? Karena itu yang saya bisa dan biasa kerjakan, tentu bersama tim. Videografi juga sebuah medium yang lengkap untuk mengasah kreatifitas dan team work. Videografi disukai anak-anak muda, fun serta ke depannya tren konten memang mengarah ke konten video dan sangat bisa dimonitize.
Melalui network saya sekarang, kalau tempatnya sudah ada, saya yakin pasti pasti ada teman-teman yang bersedia volunteering untuk bergantian menjadi mentor. Materi soal mengkonsepkan ide, story telling dan script writing bisa saya pegang, lalu ajak teman untuk sharing materi soal sinematografi, audio dan editing sederhana, and we’ll be good to go. Harapannya, setelah mereka terampil, lalu kita bisa bikin semacam rumah produksi yang membuat konten vidoe untuk mensupport rumah singgah ini sehingga sustainable. Terdengar seperti berkhayal?
Setelah bertahun-tahun saya menyimpan khayalan ini sendiri, baru sekarang saya berani menuliskannya dan membaginya dengan semua orang yang membaca blog ini. Sudah waktunya saya start sekarang, dimulai dengan menuliskannya dan membaginya dengan cara klik website ini, semoga mimpi ini segera terwujud. Ada amin buat niat ini?
Kamu juga bisa submit mimpimu ke website ini loh. Siapa tau dilirik sama para pilantrophist dan ada yang mau bantu mewujudkan.Sssst…. ada hadiah voucher mingguan senilai IDR 300.000 bagi 3 orang tiap minggunya yang submit mimpi, berlaku hingga 14 April 2016 dan ada Grand Prize berupa 3 mimpi akan diwujudkan.
Kalau kamu punya ide yang bisa memperkaya konsep rumah singgah kreatif ini, share di kolom komen yuk?
Maret 17, 2016 pukul 4:23 pm
Good luck kakanyaaa…
Maret 18, 2016 pukul 8:21 am
thank you 🙂
Maret 15, 2016 pukul 4:04 pm
Oh ini juga ngelink ke websitenya HSBC ya… Boleh ikutan ngisi gak? mimpi apa aja yang mereka bisa bantu wujudkan?
Maret 14, 2016 pukul 4:35 pm
Pemikiran yang menarik sekali. Pilihan usaha di bidang kuliner bisa juga untuk menghidupi rumah singgah itu.
Maret 15, 2016 pukul 9:36 am
Wah, bener juga! Usaha kuliner ini ide bagus! Enaknya makanan apa ya?
Februari 27, 2016 pukul 12:13 pm
Saya apresiasi banget sm hal yg udah dilakuin, setuju banget dengan pemikirannya. Mudah2 cepet terwujud
Februari 27, 2016 pukul 12:36 pm
Amiiin!!!
Ping-balik: Demi Bikin Rumah Singgah Kreatif – About life on and off screen
Februari 27, 2016 pukul 2:15 am
Kalau di projek rumah singgah kreatif ini ada yang berkaitan dengan programming atau website, saya siap jadi volunteer Mbak 🙂
Hmm, lagi mau diskusi ama temen dulu ah untuk submit mimpi-nya, soalnya pernah dapet ide semacam startup ketika lagi ngobrol di warung kopi ama temen, Hehe
Februari 27, 2016 pukul 4:28 am
Bener yaaa?
Bikin dan submit dong mimpinya yg itu 🙂
Februari 18, 2016 pukul 1:11 pm
Mimpi nya bagus mba, di aminkan segera terealisasi 🙂
Anak anak jalanan itu memang butuh wadah yang positif agar masa depannya cerah ya, maksudnya jangan sampe mereka tua beranak cucu yang berakhir di jalanan. Mungkin untuk kreatifnya bisa ditambah kelas memasak juga mba, siapa tau bisa jadi street chef 🙂
Februari 18, 2016 pukul 2:11 pm
Amin! Ide bagus tuh street chef. Maya masukin mimpi kamu dong?
Februari 18, 2016 pukul 12:01 pm
semoga mimpinya segera terealisasikan mbak 🙂
Februari 18, 2016 pukul 2:10 pm
Amin!!! Fey ikutan submit mimpimu yuk?
Februari 18, 2016 pukul 11:09 am
semoga kelak jadi kenyataan ya, memang rasanya gampang-susah-susah untuk mengajak anak-anak jalanan tersebut berhenti berpetualang di jalanan dan menetap di rumah singgah atau rumah asuh. Mungkin bisa dengan “disamperin”, lama-lama kalau mereka sudah tahu enaknya belajar semoga mau menetap 🙂
Februari 18, 2016 pukul 2:09 pm
AMIN!!! Iya, mmg susah mengajak dan membujuknya, mesti konsisten!
Februari 18, 2016 pukul 9:55 am
Insha Alloh ya mbak saya pikir-pikir dulu apa sekiranya mimpi saya yang bisa dibantu di di wujudkan bersama nanti. hee
Februari 18, 2016 pukul 2:08 pm
Semoga segera ketemu mimpinya, jadi bisa ditulis agar satu langkah lebih dekat ke perwujudannya
Februari 18, 2016 pukul 2:04 am
Sukses untuk rumah singgah kreatifnya mbak
Berawal dari khayalan, seiring waktu bisa menjadi kenyataan
Februari 18, 2016 pukul 3:33 am
Amiiin! Kamu udah submit mimpimu?
Februari 17, 2016 pukul 7:07 pm
Mimpinya kreatif kak!! Udah saya klik linknya tapi saya bingung mau ikut submit mimpi apa yah?
Februari 17, 2016 pukul 7:17 pm
Coba cari ide dulu, ntar malam submit mimpimu. Oke?