Oya? Masa sih? Pasti saya digugat oleh para pembuat film dokumenter karena judul di atas. Sabar sedikit, ada alasannya kenapa judul itu tercipta. Tulisan ini adalah oleh-oleh untuk beberapa orang kawan yang tahu saya mengikuti Strategy Workshop for Producers bersama para pembuat film dokumenter se-Asia Tenggara. Goethe Institut di Kuala Lumpur menjadi tuan rumah, menerbangkan 19 orang pembuat film dokumenter dari berbagai negara, menyediakan hotel dan fasilitas lainnya selama workshop berlangsung 2–5 Oktober lalu. Jadi, kenapa membuat film dokumenter itu gampang sih? Baca lebih lanjut
Tag Archives: europe
Together
Mereka berjalan pelan dan bergandengan tangan. Tepatnya, si pria menggandeng tangan si perempuan. Dari kejauhan keduanya tampak sudah lanjut usia. Aku mengamati mereka menyusuri taman, menikmati matahari musim panas di belakang kawasan Schonbrunn yang luas. Lalu saat menaiki undakan batu si pria dengan sabar dan penuh kasih sayang membimbing si perempuan. Ah, sebuah pemandangan yang romantis. Mereka pasti telah melalui banyak hal bersama. Anak-anak yang sudah besar mungkin sudah sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Maka tinggallah mereka berdua mengisi hari berjalan-jalan di taman.
Melihat mereka berdua begitu bahagia, rasanya aku ikut bahagia. Sebuah dorongan dari dalam hatiku mengatakan kalau aku harus menyampaikan rasa bahagia ini pada mereka. Aku pun memberanikan diri untuk menghampiri dan menyapa mereka.
“Excuse me sir, ma’am. One day, if I ever live to your age, I hope my husband and I would be as loving as the two of you.”
Mereka berdua menatapku dan tertegun cukup lama. Aku heran, apa ada yang salah dengan omonganku. Sampai akhirnya si pria menjawab:
“She’s my mother.”
#PeopleAroundUs | Day 12
Bilbao, The Less Traveled Part of Spain
Bilbao terletak di bagian utara Spanyol, dihuni oleh orang-orang Basque yang sangat bangga akan identitas etnis mereka. Orang Basque bicara dalam bahasa Euskera, yang sama sekali tidak mirip bahasa Spanyol. Mereka mengklaim sebagai etnis paling tua yang pertama menghuni daratan Spanyol, sehingga dari dulu tak kenal lelah berusaha memerdekakan diri dari Spanyol. Begitu sampai di airport, kami disambut dengan booklet wisata bertuliskan “Welcome to Bilbao Country.” Ha! Mereka menggunakan kata country meskipun secara administratif ‘hanyalah’ wilayah otonomi negeri Spanyol. Kalau ada provinsi yang berulah kayak gini di Indonesia, kira-kira bakal diapain ya sama pemerintah pusat? Baca lebih lanjut
Cintaku Di Barcelona
Pernah dengar lagu Barcelona-nya Fariz RM yang populer di tahun 80an? Nah, gara-gara lagu itu saya sejak dulu pengin main-main ke ibukota wilayah Catalunya di Spanyol ini. Terus terang, begitu sampai di Barcelona saya agak kecewa karena kota ini sepi, nyaris tanpa kehidupan. Dari stasiun bis kami menyusuri jalanan hingga sampai di Plaza Catalunya yang terkenal itu, barulah terlihat keramaian dan terasa ada kehidupan. Terus berjalan hingga La Rambla, dan semakin ramai manusia… Setelah sampai di salah satu katedral, baru saya menyadari ternyata kota masih sepi karena kami tiba pukul 7 di hari Minggu pagi!
Baca lebih lanjutMadrid Yang Seksi
Kami bertiga tiba di Madrid disambut oleh hujan gerimis yang membuat malam semakin dingin. Tapi suasana jalanan utama Gran Via yang semarak membuat kami enggan langsung menuju penginapan. Di sini sangat terasa atmosfer kota metropolitan yang denyut kehidupannya masih berdegup kencang menjelang tengah malam. Musim semi di Madrid suhu sudah mulai hangat, kecuali saat hujan turun disertai terpaan angin dingin. Satu hal yang agak mengejutkan saya adalah banyaknya pengemis dan tuna wisma di trotoar jalan utama Madrid. Saya menduga ini terkait perekonomian Spanyol yang tengah lesu, dengan angka pengangguran yang meningkat hingga 24 %.