Hello! I’m back with more microgreens! Meneruskan posting sebelumnya tentang cara gampang menanam microgreens di rumah, berikut ini beberapa pertanyaan yang muncul di twitter dan instagramku.
Sebelumnya, video singkat (satu menit) tentang cara mudah menanam microgreens di rumah sudah ku buat di sini:
Media tanamnya pakai apa?
Seperti menyemaikan sayur pada umumnya, bisa pakai tanah gembur atau cocopeat. Aku pakai cocopeat campur tanah sedikit, simply karena di rumahku adanya itu. Cocopeat ini menyerap air dan menjaga kelembaban dengan baik, tapi tetap porous, sehingga benih yang baru berkecambah mudah menancapkan akar barunya.
Benihnya beli dimana? Harus benih khusus microgreens?
Nah, ini topik menarik! Bisa beli benih di Blibli.com nama sellernya Benihkita dan di Tokped sellernya Shammah bag. Seller lain juga banyak. Secara teknis benih sayur reguler juga bisa, tapi pilih yang organik ya. Sebab benih sayuran yang diproduksi massal sangat mungkin sudah dikasih fungisida agar tidak berjamur selama disimpan.
Tanaman apa aja yang diginiin?
Aku lagi menanam kacang-kacangan dengan treatment microgreens. Ada kacang hijau, kacang tolo dan kacang merah. Sejauh ini kacang tolo yang paling sukses. Kacang ijo dan kacang merah bisa juga tapi nggak semua semai dengan bagus. Mungkin karena kualitas benihnya juga.

Belakang: Redishes, wheatgrass, crysanthemum, pok choi
Bagian bawah pot/tray perlu dilubangi?
Iya, perlu. Idealnya berlubang agar bila ada kelebihan air dari penyiraman, maka airnya mengalir ke luar sehingga akar tidak membusuk. TAPI…. aku males bikin lubang! Hehehe… Aku pakai kotak bekas kue dan makanan hantaran selama Ramadan sebagai wadah microgreens. Jadi pastikan siram/spray air secukupnya saja, jangan sampai berlebih.
Umur berapa hari dipindah tanam?
Hohoho…. TIDAK PERLU pindah tanam! Justru ini gampangnya tanam microgreens. Aku juga menanam sayuran reguler yang gampang di pot, ada sawi, bayam, kangkung, selada, tomat, cabai gitu. Dan fase pindah tanam dari persemaian ke pot besar ini seperti bertaruh antara hidup dan mati! Untungnya microgreen dipanen pada usia 7-14 hari jadi tak perlu pindah tanam, langsung panen.

Kalau udah panen, bisa tumbuh lagi nggak?
Katanya beberapa jenis microgreens bisa tumbuh lagi. Tapi aku belum eksplor sejauh itu. Kalau aku sih biasa semaikan lagi dengan bibit yang beda, biar bervariasi. Jadi tanamannya gonta-ganti, biar posting di instagramnya juga gonta-ganti. Ehm!! #Demikonten
Kalau udah panen, media tanamnya bisa dipakai lagi?
Bisa dong! Tapi mesti didiamkan dulu selama 2-3 minggu hingga sisa akar yang ada di situ hancur. Caranya masukkan media tanam bekas pakai dalam ember/wadah apa aja, timbun dengan media tanam bersih/baru secukupnya, lalu aduk. Diamkan saja, tunggu 2 mingguan lagi. Cek kondisinya, biasanya sisa akar tanaman sebelumnya sudah hancur. Aduk lagi, siap dipakai ulang.

Kalau nggak dipanen, akan mati atau membesar?
Nah, jujur ini aku belum pernah mencoba membiarkan nggak dipanen. Begitu udah cukup umur, langsung gunting! Ini menarik untuk dicoba, karena seharusnya bisa membesar ya….
Pengolahan microgreens bisa diapain aja? Bisa ditumis?
Bebas! Dimakan segar sebagai lalap atau side dish lauk apa pun bisa. Banyak chef terkenal membuat sup pakai microgreens. Kalau yang batangnya agak besar kayak radish pasti bisa ditumis juga. Tapi, menurut aku ya, agak sayang kalau dimasak. Sebab tujuan awal aku makan microgreens adalah untuk mendapatkan kandungan gizi yang lebih banyak dari sayuran reguler, dan enak dimakan mentah supaya enzimnya tidak rusak akibat proses pemanasan saat dimasak. Gitu…
Microgreens beneran bisa dimakan? Rasanya kayak apa?
Bisaaaa…. bisa banget! Malah vitaminnya lebih padat, dan selama dimakan mentah enzimnya masih utuh. Enzim sayuran segar inilah yang SANGAT diperlukan oleh tubuh kita. Rasanya mirip sayuran reguler tapi sedikit lebih tajam, dan lebih segar karena habis petik langsung disantap, gak pakai perjalanan panjang ke supermarket/pasar dulu.
Kok harga benihnya mahal?
Dibanding benih bayam, kangkung, sawi dan sayuran umum lain memang benih microgreens lebih mahal. Untungnya banyak dijual eceran per 5 gram, takaran yang pas buat mencoba. Kalau suka, baru beli agak banyak. Kata guruku nih, sebagian benihnya masih import, seperti arugula, radishes, mustard, dark red beet dll. Makanya di supermarket pun microgreens harganya mahal. Makanya aku menanam sendiri dari pada beli di supermarket.
Apakah benihnya perlu direndam dulu?
Secara umum nih, beberapa jenis benih yang ukurannya besar dan luarnya keras, perlu direndam dulu agar mempermudah semai. Lama direndamnya bervariasi antara 3-12 jam. Perhatikan saja kalau udah menyerap air dan agak lunak, si benih udah siap ditanam. Misalnya benih kacang-kacangan, bunga matahari, beets dan nasturtium. Benih yang kecil tak perlu direndam, langsung tabur di atas media tanam. Misalnya benih radish, mustard, arugula, celery, cilantro, red cabbage, lettuce, dan bayam.
Berikut daftar panjang macam-macam tanaman microgreens yang bisa kita coba di rumah, dan daftar microgreens apa aja yang mudah, medium, susah. Aku baru mencoba sedikit, masih ingin belajar banyak lagi. Dan ini soal cowpeas microgreens yang sekarang sedang aku coba tanam.
Jadi, selamat mencoba! Kalau masih ada yang ingin dibahas lebih jauh, silakan tulis di kolom komentar yaaa….
Februari 20, 2021 pukul 10:07 pm
Terima kasih untuk artikelnya sangat bagus dan detail
Februari 26, 2021 pukul 1:37 pm
sama-sama, semoga bermanfaat
Juni 22, 2020 pukul 7:46 am
Mbak tika, apa cocopeat nya ga perlu dikasih nutrisi dl (ada yg merendam dg urine kelinci sblm dipakai)
Juni 22, 2020 pukul 7:59 pm
hah? aku malah baru dengar direndam nutrisi dulu. Nggak, aku nggak pakai ‘nutrisi’ kimiawi. Untuk microgreens cocopeat, air dan sinar matahari sdh cukup.
Mei 31, 2020 pukul 2:08 pm
Harga benihnya per 5 gr berapa nih, mbak? Aku pengen deh beli. Di Bali sudah ada dijual di toko-toko organik macam-macam mirogreens yang udah tumbuh. Tinggal nunggu panen siap santap, gitu.
Mei 31, 2020 pukul 10:17 pm
Kalau benih per 5 gram beli di online shop rata-rata 15-30 ribuan. Segitu aja bisa jadi 2-3 mangkok seukuran yg di video aku. Kalau di Bali di toko organik harganya berapaan?
Juni 1, 2020 pukul 4:09 pm
Di toko Alive Whole Food Store ada Mustard Amarrilio, Mustard Arugula/Ruccola, Italian Basil Genovese, Red Radish satu pot yang udah tumbuh harganya 59rb. Wheat grass 1 pot 25rb, 1 tray 160rb. Semua by Bali Benih. Makasih infonya mbak
Juni 1, 2020 pukul 8:04 pm
Dengan senang hati 🙂 Aku juga makasih jadi tau di Bali banyak microgreens dijual masih dalam pot. Di Jakarta biasanya udh dipanen, diplastikin, itu pun hanya di supermarket2 bergengsi 🙂
Mei 30, 2020 pukul 10:53 pm
Enak tiap hari ada sayuran segar buat makan
Mei 31, 2020 pukul 10:18 pm
alhamdulillah…
Mei 30, 2020 pukul 5:42 pm
Kalo lagi gabut dan bingung mau ngapain, pengin cobain ini, deh. Itung-itung tambah pengalaman juga. Thanks for sharing, Kak!
Mei 30, 2020 pukul 8:16 pm
dengan senang hati, dan selamat mencoba 🙂
Mei 30, 2020 pukul 10:26 am
horeee info tambahan 😀
Mei 30, 2020 pukul 12:32 pm
yaass.. siapa tau berguna 🙂