Sebagai orang Indonesia yang dulu masa kecilnya di kampung juga, saya
selalu senang kalau bisa jalan-jalan masuk kampung, apa lagi kampung yang bersih
dan hijau. Rasanya adem, damai dan menyenangkan. Itulah yang saya rasakan saat
menginjakkan kaki di Kampung Sukasari di Cilegon kemarin. Begitu turun dari
mobil, masuk ke jalan kampung ini, kami semua langsung disambut deretan
tanaman seledri di dalam pot dan polibag. Seledrinya nampak besar-besar dan
rimbun!
Saya dan teman-teman lanjut melangkahkan kaki masuk kampung lebih jauh.
Ternyata masih banyak deretan tanaman seledri di halaman rumah-rumah yang
lain. Waaah… ternyata satu RT menanam seledri semua! Dalam hati saya bertanya,
seledrinya udah ada, lalu dimana nih abang baksonya? Hehehe… nggak. Nggak gitu
pertanyaannya. Saya penasaran, kenapa kompak banget menanam seledri?
Untunglah saya ketemu dengan Bu Tumiyati, anggota Kelompok Wanita Tani
Maju Makmur di kelurahan Randakari, kecamatan Ciwandan tersebut. Bu Tumiyati
menjelaskan kampung mereka ikut Proklim, Program Kampung Iklim yang secara
aktif mengajak seluruh warga menanam sayur dan buah, mengelola sampah ke bank
sampah dan memelihara lingkungan biar bersih dan sehat.
Bu Tumiyati menjelaskan kalau seluruh warga RT 01 kompak menanam seledri di
pekarangan rumah masing-masing. Lalu RT 02 menanam sawi, dan tiap RT punya
tanaman kebanggaan masing-masing seperti tomat, cabai, kangkung dan
sebagainya. Setiap 3-4 bulan sekali mereka panen dan dijual ke Koperasi Biwara.
Lumayan sekali hasilnya untuk tambahan penghasilan keluarga.
Selain dijual sebagai seledri mentah, ibu-ibu di Sukasari juga membuat
macam-macam penganan menggunakan sayuran yang mereka tanam. Seledrinya
diolah ke dalam opak singkong, kalau sayur sawi dijus dan airnya untuk membuat
kue lumpur cinta yang enak banget! Kami sempat mencicipi opak dan kuenya ini di
sana.
Selain sayur-mayur yang sudah saya sebutkan, warga Sukasari juga rajin
menanam singkong, ubi ungu, jagung, mangga, bahkan anggur di pekarangan rumah
mereka. Kami sempat mencicipi mangganya… manis betul!!
Kami meneruskan perjalanan hingga sampai di sebuah sudut kampung. Lalu
samar-samar terdengar suara anak-anak kecil bermain dan tertawa ceria. Oh,
ternyata kami sampai di PAUD Melati. Di PAUD ini anak-anak usia 3 hingga 7 tahun
setiap hari belajar dan bermain. Sementara anak-anak sibuk di PAUD, ibu-ibu yang
mengantar dan menunggui anak-anak ini tidak hanya duduk diam. Mereka
berkumpul sambil bikin kerajinan tangan!
Pada saat kami datang, para ibu duduk lesehan di teras PAUD sambil
membuat aneka bros cantik dari kain flanel dan kain perca yang sudah tidak
dipakai. Hasilnya tentu dijual melalui koperasi atau untuk memenuhi pesanan
souvenir pernikahan. Bagus-bagus juga kreasinya.
Di desa ini para perempuannya juga mengisi waktu dengan berkesenian,
main Debrung Lesung, menabuh lesung bersama-sama membentuk irama musik.
Hal ini dulu biasa dilakukan sambil menumbuk padi setelah musim panen. Tapi
sekarang nggak usah nunggu panen, tetep bisa main musik lesung sambil bernyanyi
bersama. Lirik lagunya pun seputar ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan bergotong-royong. Sungguh sebuah kegiatan berfaedah untuk mengisi waktu
luang.
Ini saya beli tanaman seledri dari Ibu Tumiyati, besar dan segar kan tanamannya? Swipe deh, banyak foto-foto lain dari Kampung Sukasari. Oya, karena sekarang udah punya tanaman seledri, jadi bisa sering-sering maskeran rambut pakai seledri deh. Katanya bikin rambut tebal dan mengkilat alami, tahan badai tropis dan badai gurun. Keren ya?
Hari sudah semakin siang ketika kami beranjak ke kampung lain yang nggak
kerennya. Kami berkunjung ke Sanggar Wuni Kreasi, sebuah sanggar tempat anak-
anak muda aktif mengolah sampah dengan program bank sampah dan
memanfaatkan kayu bekas untuk membuat kerajinan. Sanggar Wuni Kreasi
terletak di desa Kubangsaron RT 04/RW 02, Teggalratu, Kecamatan Ciwandan, kota
Cilegon provinsi Banten.
Begitu kami sampai di sanggar, kami disambut adik-adik dari madrasah ibtidaiyah
setempat yang berbaris rapi di jalan masuk sanggar. Begitu duduk dan masuk di
sanggar, sudah siap adik-adik kecil juga di panggung, menampilkan kesenian
marawisan dengan suara merdu dan koreografi cakep! Duuuh… aku terharu loooh!
Sanggar Wuni Kreasi ini inisiatifnya dilakukan oleh Nur Cholis, pemuda
berusia 26 tahun yang sangat humble. Nur Cholis saat ini fokus pada usaha
membuat kerajinan dari kayu bekas palet dan peti kemas pabrik. Oya, banyak
pabrik di sekeliling kampung ini, ada pabrik terigu, minyak goreng dan lain-lain. Jadi
banyak stock kayu bekas yang kadang bisa mereka dapatkan cuma-cuma, kadang
membelinya. Nur Cholis mengajak beberapa pemuda setempat belajar membuat rak
buku, lemari sederhana, meja, pigura, hingga talenan dan aneka pajangan untuk
dijual melalui instagram dengan nama Wuni Wood.
Siang itu di sebuah bilik kecil di depan sanggar, seorang pemuda difabel
sedang tekun membuat talenan kayu yang dilukis dan bisa dipajang jadi hiasan
dinding. Katanya sering ada pesanan barang ini sebagai souvenir kawinan. Good!
Nampaknya orang-orang yang kawin membawa banyak rejeki ya 🙂
Nah, kegiatan proklim di kampung Sukasari dan Sanggar Wuni Kreasi itu bisa
lancar menjalankan kegiatan mereka berkat bantuan program CSR (Corporate
Social Responsibility) dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement”)
produsen Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali. Di Kota Cilegon terdapat terminal
batu bara dan semen Indocement, tepatnya di Cigading, Kelurahan Tegalratu.
Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon.
Tak heran PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang populer dengan
produk semen Tiga Roda give back kepada masyarakat di sekitar lokasi usahanya
agar bisa semakin maju dan bertambah makmur. Saya pribadi berharap semoga
kegiatan Proklim ini terus dilakukan dan dikerjakan oleh lebih banyak kampung
lainnya. Semoga juga semakin banyak korporasi yang tergerak untuk memajukan
taraf hidup warga di sekitar mereka. Ada amin? ***
Photo credit goes to mbak Terry, Rere, Simbok Venus dan seluruh teman seperjalanan yang super menyenangkan, full ngikik cantik!
Mei 10, 2019 pukul 3:03 am
Cari BO yang BONAFIT dan MENJANJIKAN KEMENANGAN?
Hanya ada di Wakanda Poker.
Kami akan memberikan ID_PRO khusus untuk 100 pendaftar Wakanda Poker.
Apa Keuntungan menggunakan ID_PRO ?
-Winrate / Kemenangan 98,0%
-Kemungkinan Kartu Jackpot 87,8%
Ayo segera bergabung, kami jamin anda akan selalu WD dan WD. Tidak percaya ? Buktikan sendiri dan lihat saldo di ATM anda akan tambah gendut karena anda menang terus !
-Minimal depo 25k
-Bonus deposit new member 10%
-Deposit harian 5%
-Bonus reff 2%
WA : +855962508220
FB : Wakanda Poker
Januari 21, 2019 pukul 9:13 pm
Kasian anak cowok itu nyanyi gak kebagian mic..
Januari 30, 2019 pukul 5:19 pm
hahaha… kadang terjadi begitu dalam sebuah kelompok menyanyi. Harus fight!!
Januari 7, 2019 pukul 6:28 pm
Kalau tanaman kayak seledri, tomat, cabai di gang rumah aku juga banyak yang tanam mbak. hahahaha.
Masih masuk kategori kampung seh ya Pontianak ini 😄
Januari 15, 2019 pukul 10:48 am
wah bagus dong!! kalau di Jabotabek jarang yg suka tanam2 di halaman soalnya, munkin krn lahan sempit, tapi sebenernya bisa dalam pot juga kan 😀
Januari 1, 2019 pukul 4:13 pm
Kampung Kreatif namanya, kampung2 yang lain harus meniru inih.. hehe
Januari 15, 2019 pukul 10:50 am
Bener banget!!!
Januari 1, 2019 pukul 4:10 pm
Luar biasa keren yah, kalau banyak kampung yang seperti ini bagus banget nih. hehe..
Januari 15, 2019 pukul 10:50 am
Iya bener, perlu disebar luaskan
Desember 28, 2018 pukul 7:10 pm
Tanaman Seledri di pot bagus sekali..
Desember 29, 2018 pukul 2:21 pm
Benar, bagus dan bermanfaat ya
Desember 19, 2018 pukul 3:10 pm
waaaa waa waa menarique banged ini!!! sebenernya orang2 yg punya pekarangan luas emang harus dimanfaatin dech. di mana lagi ada kampung proklim?
Desember 19, 2018 pukul 5:17 pm
Sudah coba googling kak?
Desember 15, 2018 pukul 3:01 pm
Wahhh aku pernah tinggal di Cilegon beberapa tahun lalu, tapi belum pernah dengar kampung ini, hehe.. Luar biasa ih keren yah, kalau banyak kampung yang seperti ini bagus banget nih. Btw aku pengeeen kue lumpurnya, kayanya enak Mbak, hehe..
Desember 17, 2018 pukul 12:14 pm
Halo Arifah… iya, akan keren banget Indonesia kalau semakin banyak kampung seperti ini. Kalau bisa seluruh kampung se-Indonesia bikin gerakan lingkungannya masing-masing disesuaikan kondisinya yaaa… kue lumpurnya mmg ENAK BANGET!
Desember 13, 2018 pukul 9:18 pm
Wah… kok seru banget itu masing-masing RT punya tanaman kebanggan sendiri yang mereka tanam dan panen bersama 😍😍
Desember 14, 2018 pukul 5:21 am
iyaaaa… jadi bisa barter antar RT atau bisa collab masak bareng 🙂
Desember 13, 2018 pukul 3:23 pm
Sy sbg org kampung turut bangga hehee
Desember 14, 2018 pukul 5:21 am
mantap!! memang membanggakan. semoga makin banyak kampung2 keren di indonesia ya