Pernah punya pengalaman ngeselin saat traveling? Biasanya masih keingat terus tuh… seperti pengalaman saya di India, setelah beberapa menit naik mobil saya baru sadar malam itu supir taksi kami setengah mabok. Ngomongnya ngaco, ngelantur dan paling parah, dia lupa belokan menuju hotel kami! Padahal dia yang memilihkan hotel itu, pagi sebelumnya mengantar kami berangkat juga dari hotel itu, katanya itu hotel langganan dia kalau bawa tamu… tapi saat mengantar kami malam-malam DIA LUPA belokan menuju hotelnya! Kan kacau!

Aroma alkohol samar-samar terasa di udara… wah, mabok nih supir! Sementara saya sering membaca kisah-kisah traveling scam dan di hari pertama tiba di New Delhi saya udah kena tipu tukang bajaj. Makanya dengan supir taksi seperti itu, kami berempat (perempuan semua) jadi waspada banget. Saya menyesal tidak mempelajari peta kota Agra dengan baik sebelum keluar hotel tadi pagi.

Padahal biasanya kalau ke luar negeri, saat sarapan saya membuka peta dan menelusuri rute tempat-tempat yang akan kita datangi. Tapi karena sudah men-charter taksi, pagi itu saya nggak melakukan kebiasaan ini. Setelah belasan kali menyusuri jalanan yang gelap itu pelan-pelan, akhirnya kami menemukan belokan menuju hotelnya. Kenangan ini sangat berkesan, sering saya ceritakan ulang, tapi OGAH BANGET kalau sampai terulang. Amit-amit jangan sampai…

Namun, di sisi lain tentu banyak kejutan menyenangkan yang saya alami selagi traveling. Misalnya soal usaha mengintip daleman pria pemakai kilt, baju tradisional Scotland demi membuktikan apa benar pria Scotland tidak pakai celana dalam di balik quilt-nya, atau soal ramalan heboh di kuil Asakusa, Tokyo. Setelah mengalami beragam peristiwa “unik” pas traveling, akhirnya saya selalu memastikan melakukan lima hal yang cuku anti mainstream ini agar bakal memudahkan segala urusan:

1. Light packing, sesuaikan dengan cuaca
2. Check-in online sebelum terbang.
3. Reservasi hotel, pelajari peta sekitar hotel dan peta kota
4. Tukar uang sebelum terbang, siapkan pecahan kecil
5. Banyak senyum manis

Nah, begini maksudnya:

1. Light packing, sesuaikan dengan cuaca

Saya biasa cek negara tujuan cuacanya seperti apa dan suhunya kira-kira berapa, karena ini sangat penting untuk menentukan baju dan sepatu apa saja yang perlu dibawa. Seperti waktu ke Xiamen bulan November lalu, prakiraan cuacanya dingin, dan sering hujan. Makanya, saya udah siap bawa jaket dan payung lipat. Hari pertama sampai hari ke-6 cuaca cerah, mulai males nenteng payung kan… masukin koper aja deh payungnya. Eh, hari ke-7 mendadak hujan! Dudududu…

Cerita di atas cuma contoh pas lagi apes aja. Tapi, sebenarnya banyak manfaatnya ngecek cuaca sebelum pergi, terutama kalau ke luar negeri. Misalnya saat ke Seoul dan Busan ini, baju-baju yang saya bawa jumlah dan style-nya pas banget untuk 7 hari jalan-jalan di udara yang mulai dingin di awal musim gugur. Jadi bisa tetap… ehm… instagramable!

2. Check-in online sebelum terbang

Wah, soal check-in online ini penting banget, sangat menghemat waktu saat tiba di bandara, apa lagi kalau kamu sering sampai bandara mepet-mepet dengan jam boarding pesawat. Biasanya, online check-in melalui aplikasi di ponsel bisa dilakukan dalam waktu 24 jam sebelum penerbangan seperti di Traveloka (langganan saya!). So far, yang saya tahu fitur Check-in Online di Traveloka baru bisa untuk maskapai grup Garuda dan Lion saja sih. Semoga saja, ke depannya semakin banyak maskapai yang bisa pakai Check-in Online di sana.

3.  Reservasi hotel, pelajari peta sekitar hotel dan peta kota

Saya mengerti sebagian orang nggak merasa penting untuk reservasi hotel atau penginapan, go-show aja lebih seru, apa lagi yang suka backpacking. Dulu zaman masih muda… ehm… saya juga sering begini. Anak muda mah gendong ransel aja langsung jalan! Apalagi, di kota-kota besar biasanya banyak hostel. Tapi suatu ketika, di area yang banyak banget hostel di Bangkok, saya pernah beberapa kali ditolak menginap karena tidak ada kamar kosong! Rasain pegel gendong ransel mesti mondar-mandir cek hostel… HAHAHA…

Sejak saat itu, saya kapok. Udah deh, reservasi aja, gak usah gaya sok mau spontan. Apalagi sekarang, udah punya anak, jadi kalau traveling WAJIB hukumnya reservasi hotel atau penginapan.

Lalu pelajari peta area sekitar hotel dan perlu tahu sekilas tentang kota yang kita datangi buat antisipasi biar nggak kejadian kayak pengalaman saya di awal tulisan ini. Pernah di Barcelona saya dapat hostel di kawasan bronx, yang agak serem gitu loh… nanti kapan-kapan saya ceritain terpisah deh.

4. Tukar uang sebelum terbang, siapkan pecahan kecil

Jelas, tujuannya biar pas sampai di airport bisa langsung bertransaksi kalau perlu beli SIM card lokal atau naik airport shuttle/train ke pusat kota. Kadang perlu perhitungkan juga kalau penerbangan kita transit. Misalnya pas saya ke Manila bulan Oktober lalu, transit di Changi Airport selama 3 jam. Pasti makan di bandara karena tiga jam itu lama… saya lupa gak bawa Dollar Singapura, padahal masih punya di rumah! Akhirnya bayar pakai CC. Bisa, tapi kursnya lebih mahal. 🙂

5. Banyak senyum manis

Hah? Kenapa perlu senyum manis segala? Anti mainstream dong! Hehehe… karena sejatinya traveling itu kita datang ke tempat baru, sebagai tamu, dan pasti ketemu warga lokal atau traveler lain. Jadi banyak-banyak senyum biar perjalanan kita lancar. Terbukti, senyum manis sering membantu saya ketika minta tolong difotoin orang asing ketika traveling sendirian. Ini hasil minta tolong difotoin oleh random strangers, tentu dengan balasan senyum manis!

Beberapa hal di atas terbukti anti mainstream, kan? Cobain deh, siapa tahu ampuh untuk kamu! Hehehe…