Sejak kecil saya ‘melihat’ seperti apa negeri Tiongkok melalui film, terutama karya sutradara jagoan Zhang Yimou yang harum namanya di Hollywood berkat film Crouching Tiger Hidden Dragon (padahal Hero lebih dramatis, Raise The Red Lantern lebih mencekam dan Curse Of The Golden Flower lebih memukau). Sejak kecil saya ingin ke Tiongkok untuk membuktikan apakah benar orang di sana bisa melayang di pucuk rumpun bambu seperti adegan film silat. Akhirnya kesampaian juga keinginan itu! Saya dan sembilan orang teman pergi ke Xiamen, di provinsi Fujian tanggal 13-18 November lalu. Yay!!!
Xiamen Itu Di Mana Sih?
Dulunya sempat disebut Amoy, wilayah Xiamen terletak di sisi tenggara garis pantai Tiongkok yang berhadapan langsung dengan selat Tiawan. Kini penduduknya sekitar 4 juta jiwa, sebagian dari Xiamen adalah sebuah pulau dan bagian lainnya terletak di pesisir China daratan. Pulau dan pesisir ini dihubungkan dengan jembatan-jembatan panjang nan kokoh.
Kami terbang selama 5 jam dengan Xiamen Air dari Jakarta, sebuah direct flight yang menyenangkan karena makanannya mengenyangkan (simpel sekali hidup saya ya?). Kami berangkat pukul 08:00 WIB dan sampai di Xiamen menjelang jam 1 siang waktu setempat (satu jam lebih awal dari Jakarta). Begitu bus membawa kami keluar bandara menyusuri jalanan kota Xiamen, saya seneng banget melihat jalan raya yang luas, bebas macet dan bersih!
Apa Saja Yang Menarik Di Xiamen?
Wohohoho… banyak!! Singkatnya, kalau kamu mencari udara pantai dan pegunungan sekaligus dalam satu kali trip ke China, maka Xiamen bisa memberikan keduanya. Masih dapat bonus wisata kultural di museum dan kuil. Suhu udara di bulan November atara 22-25 derajat celcius di siang hari, cukup dingin tapi nggak sedingin hubungan sama mantan.
Sepanjang trip ke Xiamen kemarin, pertanyaan paling sering muncul di timeline dan DM adalah “Itinerary-nya dong kak…” Jadi baiklah, saya jawab!
Day 1, Sculpture Garden, Gulang Yu Pier, Zhongshan Road
Sejak pertama masuk kota Xiamen saya mendapat kesan banyak betul taman cantik di sini. Salah satu yang terkenal adalah Gulang Yu Pier, sebuah taman luas di tepi pantai. Patung dewi bangau putih di pantai ini nampaknya cukup tersohor, dan menjadi salah satu landmark Xiamen. Dulunya di sini memang banyak terdapat bangau putih bukan si ular putih alias Pai Su Chen.
Kami juga ke Wuyuanwan Wetland Park, sebuah dek kayu super besar tempat melihat-lihat pemandangan pantai. Setelah puas foto-foto, kami pun segera duduk-duduk nyender meneruskan gossip sambil nyeruput kopi susu panas.
Foto di atas menunjukkan salah satu jembatan yang menghubungkan pulau Xiamen dengan China daratan. Di pulau Xiamen nggak boleh ada motor loh! Katanya karena polusinya lebih besar (dari pada mobil) dan lebih rawan kecelakaan. Mobil pun tidak boleh membunyikan klakson. Nah tuh… damai bener nyetir di Xiamen!
High light hari pertama adalah Zhongshan Road Walking Street! Hahaha… This is totally personal preference. Malamnya, setelah check in di hotel, kami jalan kaki ke Zhongshan Road Walking Street. Bingung yah, dia itu sebenernya road atau street? 🙂
Zhongshan Road disebut walking street karena di ruas jalan ini tidak boleh ada kendaraan sejak jam 6 am hingga jam 11 pm, semua orang harus jalan kaki. Sepeda aja nggak boleh. Kami jadi saksi mata saat ada anak muda naik sepeda, eh disemprit polisi! Disuruh balik arah. Hahahaha… Wajar sih, soalnya Zhongshan Road ini kanan-kirinya full toko-toko dan restoran, ada gang masuk dikit diisi deretan cafe. VERY VIBRANT! Nanti saya ceritain deh dalam blog post terpisah.
Day 2, High Speed Train to Wuyishan, Tien You Peak, Wuyishan street food
Kami naik kereta cepat dari Xiamen ke Wuyishan, sebuah kota penghasil teh terkenal di China. Stasiunnya bersih, tertib dan besaaaar!!! Serius deh, berada di stasiun kereta antar kota ini mau ngga mau saya jadi teringat stasiun Gambir di Jakarta. Hmmm…
Setelah 3 jam naik kereta cepat yang nyaman dan bersih (toiletnya pun bersih!), kami sampai di Wuyin dan langsung menuju Tien You Peak, sebuah gunung batu yang harus kita daki dengan menaiki 848 anak tangga!!! Fyuuuh… sampai di atas sih seneng ya, pemandangannya spekta! Ini saya belum sampai puncak tertinggi loh, udah keburu sore. Jadi mesti mengulang ke Wuyinshan lagi buat mendaki sampai puncak!
Malamnya kami menjajal Wuyishan street food. Nah, di sini kami terpecah-belah! Jadi ceritanya ada pedagang sate kambing halal. Teman-teman langsung antre mau beli! Satu tusuk PANJANG DAN GEDE BANGET cuma 5 Yuan (setara Rp 10.000). Tusuk satenya aja sepanjang lengan kanan saya.
Kata Ted-Kho nama sate ini Yangrou Chuan, lazim dijual oleh orang-orang Uyghur yang berasal dari area Xinjiang. Nah sehabis melahap sate ini, kami sepakat kalau dagingnya empuk. Namun soal rasa, ada perbedaan diantara kami. Cak Uding, Mbak Wiwik, Adis dan Shasya suka banget. Mereka sepakat sama mas Anang bilang YES!
Tapi Mbak Eny Firsa bilang, bumbunya keasinan. Jadi dia nggak bergabung dengan team mas Anang. Lalu Rizal, mbak Ainun dan Falla bilang, enak tapi asin. Nah, saya yang udah puluhan tahun nggak makan daging kambing jadi bimbang apakah kali ini saya perlu mencobanya?
Foto sate courtesy of Shasya 🙂
Day 3, Wuyishan: Jiuqu River raft drifting, Song market, Da Hong Pao tea plantation, Impression Da Hong Pao performance.
Pagi-pagi kami cruising naik rakit bambu, menyusuri sungi Jiuqu yang sedang agak surut. Seru! Selama hampir 2 jam rute cruising-nya, kami leyeh-leyeh santai menikmati pemandangan keren di kanan-kiri sungai. Mungkin ini rasanya jadi orang China kaya jaman dulu, pergi kondangan ke desa tetangga naik rakit, tinggal duduk manis di kursi udah ada 2 asisten yang mendayung rakitnya. Abang tukang dayung rakit kami menjelaskan di kanan-kiri itu bukit apa, ada kisahnya begini begitu… tapi tentu kami semua roaming, nggak ada yang ngerti bahasanya. Berhubung saya duduk paling depan, persis di depan hidung abangnya, saya pun pasang tampang mudeng… sambil sesekali mengangguk… Eh, si abang beneran mengira saya paham omongannya!
Setelah santai di pagi hari, siangnya kami trekking sedikit ke sebuah tempat legendaris asal muasalnya teh Da Hong Pao yang jadi minuman para kaisar China sejak dulu kala karena sangat mahal dan langka. Sekantung kecil teh ini (20 gram saja) dihargai 250 Yuan (Rp 500.000). WOW! Pun tidak semua orang bisa membelinya. Kenapa daun teh ini mahal sekali? Apakah bila dibasuh di muka bisa bikin awet muda kayak Tante Titiek Puspa? Tunggu tulisan selengkapnya di blog post terpisah 🙂
Malamnya kami semua TERPUKAU SAMPAI NGGAK BISA KEDIP saat menonton pertunjukan panggung berjudul Impression Da Hong Pao. Sekitar 2000 orang penonton duduk di bangku bersusun kayak tribun, di atas platform bentuk lingkaran. Sekeliling kami ada rumah-rumah tingkat, bukit, sungai dan lapangan kecil. Pentasnya outdoor. Pas pertunjukan mulai tau-tau… eh… loh… platform tempat duduk kami berputar!!! Kami dibawa berputar pelan melingkar untuk melihat satu demi satu sendra tari di setiap sisi platform! Dan ada 200 lebih seniman yang perform serentak, kolosal!! EDAAANNN…
Belum selesai kagumnya, ternyata setiap rumah, sungai, bukit dll di sekeliling platform yang kami duduki itu dibuat setting cerita! Jadi platformnya muter. Pas menghadap sungai, maka setting ceritanya tentang sungai itu. Dan tiba-tiba ada beberapa perahu layar mengarungi sungai sebagai bagian dari cerita… SEDERET PERAHU LAYAR… LIVE… Menepi ke samping panggung dan puluhan penari pun naik ke panggung. DASYAAATT!!!
Ternyata sendra tari ini karya Zhang Yimou, sutradara jagoan yang saya sebut di awal artikel ini. Wow!! Di sinilah saya melihat dengan mata saya sendiri, kalau ORANG CHINA BENERAN BISA MELAYANG DI PUCUK POHON BAMBU!!! Nggak cuma di film silat. Lihat di foto ini, penarinya melayang di pucuk bambu yang berputar 360 derajat… ITU-ORANG-BENERAN…. TERBANG DI PUCUK BAMBU. Saya speechless….
Kang Motulz merekam sendra tari ini dengan sangat baik, silakan klik ini langsung tonton di channel youtube Kang Motulz. Meskipun tentu saja sensasi menontonnya secara live sungguh jaw-dropping dan akan saya ceritakan pada anak cucu saya kelak, disertai pesan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Tapi kalau ribet belajar bahasanya, paling nggak travelingnya sampai ke negeri China,”
Lalu, apa saja kegiatan di hari ke-4, 5 dan 6 di Xiamen? Tenang, akan saya ceritain besok lagi. Sengaja saya tulis bersambung di blog post berikutnya, mudah-mudahan besok sudah bisa tayang, biar besok kamu nengok blog ini lagi… Lumayan nambahin visitor 🙂
Sampai jumpa di blog post selanjutnya!
Oktober 5, 2019 pukul 9:04 pm
Dapat postingan ini gara” teman di Nanjing posting foto lagi mantai di Xianmen island. Penasaran akhirnya googling dan mampir ke sini. Jadi pingiiin…
Oktober 8, 2019 pukul 11:18 am
hihihi… it is worth visiting, really. Kapan mau perginya?
Mei 30, 2019 pukul 10:40 pm
Hi, Kak..
apakah uda ada lanjutan ceritanya untuk hari ke 4,5, dan 6?
penasaran niih kak.heheh
Juni 6, 2019 pukul 7:52 am
halo… oiya.. segera kususulkan ya. thx remindernya
Maret 9, 2019 pukul 3:18 pm
Mbak, waktu di xiamen nginap di hotel apa mbak? Mahal tidak? Dan yang paling penting mudah gak buat cari makanan? Hehehe terima kasih
April 18, 2018 pukul 8:55 am
mana terusannya nih, penasaran…
April 18, 2018 pukul 10:01 am
hahaha… sebentar ya Mas Hendro, masih disiapkan 🙂
Ping-balik: Anti Mainstream! Coba 5 Hal Ini Untuk Memudahkan Traveling | BLOG Swastika Nohara
Desember 8, 2017 pukul 4:06 pm
wah, cantik banget ya mbak. Btw gimana toilet umumnya mbak? bersih gak? Selain toilet di keretanya.
Aku kok maju mundur diajakin suami ke China yak, takut jorok, hahahahaha.
Desember 8, 2017 pukul 4:19 pm
Hahaha.. kalau di Xiamen dan Wuyinshan toilet umumnya bersih2 deh! Namun katanya dibanding kota2 besar lain di China, Xiamen ini emang unik, lebih bersih dan tertib. Gitu….
Desember 8, 2017 pukul 4:23 pm
note mbak. boleh neh masukin ke list 😆
btw tiket PP nya berapaan mbak? 😊
Desember 8, 2017 pukul 5:45 pm
direct flight jakarta-xiamen pakai Xiamen Air PP cuma 4,9 juta sajaaa…. kapan mau berangkat?
Desember 9, 2017 pukul 3:12 pm
waaahh. lumayan mbak. Tunggu kalau udah ke jepang dulu kali ya baru ke china 😆
Desember 10, 2017 pukul 8:13 am
hahaha… iya sih, Jepang juga wajib kunjung. Mau kemana aja di jepang?
Desember 8, 2017 pukul 5:45 pm
mungkin harga tiket berubah tergantung low-high season
Desember 8, 2017 pukul 4:19 pm
Sayangnya aku belum pernah ke kota2 lain di China… semoga tahun 2018 bisa ke sana! Amin!
November 25, 2017 pukul 6:54 am
Dari semua destinasi, mana yang paling kamu suka suasananya?
(selain Impression Show Da Hong Pao)
November 27, 2017 pukul 3:56 pm
JELAS ZHONGSHAN ROAD DONG AH… masih pakai nanya loh!
November 21, 2017 pukul 5:45 pm
Bagus banget pemandangan alamnya Mba, satenya bikin penasaran 😀
November 21, 2017 pukul 8:02 pm
Hayuk atuh ke Xiamen… Atau mau nungguin cerita hari ke 4,5,6 dulu?
November 21, 2017 pukul 3:00 pm
Ya Allah aku jadi pengen ke sana :)))
November 21, 2017 pukul 3:16 pm
Tahun depan yuk Mbok?
November 21, 2017 pukul 2:15 pm
kalo ada bagian China yg sebersih ini sih mau ya traveling kesana 🙂
November 21, 2017 pukul 3:16 pm
mau banget! Bersih, tertib dan lega gitu public spacenya. Jd kapan mau ke Xiamen?
November 28, 2017 pukul 10:38 am
nabuuung dulu mba hahahahha tapi yg jelas udah masuk bucket list. secara dulu2 denger negara Cina mau daerahnya dimana juga udah malesin duluan karena kotor 😀
November 28, 2017 pukul 10:46 am
baiklaaah… semoga nabungnya cepet terkumpul yaaa.. Naik Xiamen air ini direct flight dr Jkt, full board, ngga mahal kok
November 29, 2017 pukul 10:20 am
siiip mba 🙂
November 21, 2017 pukul 9:49 am
disana ada sate juga, yang jual orang muslim..kayak madura aja cak
November 21, 2017 pukul 10:12 am
hahaha… Iya, enak pula satenya, dan dijamin halal kata penjualnya. Bisa ajaa masnya…
November 20, 2017 pukul 5:49 pm
Ahhh Kak Tika idolaku~
November 20, 2017 pukul 7:19 pm
Haish… kapan terakhir update blog Cak?