Warga Desa Sumberagung di kawasan pesisir Banyuwangi sudah sibuk dengan beragam kegiatan meskipun matahari masih mengintip malu-malu dari balik pucuk pohon-pohon kelapa, kala hari masih cukup pagi. Orang-orang dewasa mulai sibuk bekerja. Beberapa pria nampak menengok kolam-kolam budidaya lobster yang mereka tekuni. Sementara anak-anak kecil berjalan berombongan pergi ke sekolah dengan ceria, saling melempar tawa.
Salah satu dari anak-anak itu adalah Danang, yang bercita-cita jadi pilot. Danang bersama puluhan anak lain tampak penuh semangat mengikuti lomba menggambar dan mewarnai yang terbuka untuk seluruh anak-anak di kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi.
Ketika ditanya, “Kalau mau jadi pilot, Danang tau nggak mesti sekolah apa?” dia menggeleng kepala dan memamerkan senyum ceria. Bagi Danang dan anak-anak desa Sumberagung lainnya, sekarang yang penting sekolah sampai lulus SD dulu, barulah berpikir melanjutkan ke SMP yang baru ada di ibu kota kecamatan, atau masuk sekolah Madrasah. Ya, nggak apa-apa, nanti kan bisa mencari tahu lagi, one step at a time.
Sebagai tambahan informasi dan untuk memperkaya materi belajar, warga kini sudah mempunyai Taman Baca Masyarakat (TBM). Beragam buku tersedia di TBM, baik buku tentang ilmu pengetahuan, buku-buku petunjuk praktis pertanian dan sejenisnya hingga novel fiksi yang bermutu. Kehadiran Taman Baca Masyarakat ini tentunya sangat bermanfaat bagi anak-anak dan remaja usia sekolah maupun bagi masyarakat umum yang ingin memperluas wawasan.
Desa Sumberagung memiliki garis pantai yang cukup panjang yang menyimpan potensi ekonomi di bidang pariwisata dan kelautan. Keindahan pantai di Sumberagung telah dinobatkan sebagai obyek wisata unggulan Kabupaten Banyuwangi, seperti Pantai Pulau Merah dan Pantai Wedi Ireng. Wedi adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti pasir, dan ireng artinya hitam, jadi wedi ireng artinya pasir hitam.
Jadi, kalau kamu mau jalan-jalan ke pantai tapi bosan mengunjungi pantai-pantai yang mainstream, maka Pantai Pulau Merah dan Pantai Wedi Ireng bisa jadi pilihan buatmu. Pantai Pulau Merah dinamai demikian karena memang ada pulau kecil di lengkungan pantai yang tanahnya berwarna kemerahan.
Kalau dilihat dari atas, Pantai Pulau Merah bentuknya melengkung seperti tapal kuda, sangat fotogenik dan menyenangkan sekali untuk bermain-main, apalagi pasir pantainya halus! Habis main di pantai, pasti lapar. Jangan kuatir, karena ada banyak tempat untuk wisata kuliner di Banyuwangi, dan aneka masakan seafoodnya juara!
Kamu suka lobster? Kalau iya, di Banyuwangi kamu bisa makan lobster enak dengan harga yang ramah di kantong! Mau lobster dipanggang dengan mentega, atau saus padang, tinggal pilih. Kalau kata teman saya si Bolang, lobsternya bahenol! Sampai Bolang semangat banget memfoto lobster ini. Saya sih lebih semangat memakannya 🙂
Stock lobster di Banyuwangi dan sekitarnya terjamin keberadaannya karena tidak mengandalkan tangkapan dari laut. Sebagian warga di Desa Sumberagung, Desa Pesanggrahan dan Desa Sumbermulyo, ketiganya di Kecamatan Pesanggrahan, melakukan budi daya lobster air tawar dalam kolam-kolam tidak jauh dari rumah mereka.
Mengingat Desa Sumberagung punya potensi sebagai wilayah pesisir terbesar ke-dua di Banyuwangi setelah Muncar, maka program perikanan ini diharapkan akan mampu menjadi alternatif sumber penghasilan bagi para nelayan dikala mereka menghadapi musim paceklik ikan.
Di foto ini memang lobsternya masih kecil… tapi tenaaaang… dia akan tumbuh menjadi besar sampai ukuran yang siap panen, barulah dipanen dan segera diangkut ke rumah-rumah makan yang tentunya mempekerjakan warga setempat dan menggunakan resources lokal. Jadi banyak orang yang ikut merasakan manfaat budidaya lobster ini.
Warga mendapatkan pelatihan dan modal budidaya lobster air tawar ini sebagai salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibiilty atau CSR) dari PT BSI yang hadir di Kabupaten Banyuwangi. Walaupun belum beroperasi namun keberadaan BSI telah memberikan manfaat bagi masyarakat dengan telah dilaksanakannya program CSR yang meliputi 4 (empat) pilar utama yakni pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan infrastruktur. Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah dan swasta dalam memberikan kontribusi nyata demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Semoga Banyuwangi semakin maju dan masyarakat setempat semakin sejahtera. Saya senang kalau banyak daerah di Indonesia semakin berkembang, agar warganya nggak jadi tergoda pindah ke Jakarta atau kota-kota besar untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya. Jadi distribusi kemakmuran di Indonesia semakin merata. Semoga!
Oktober 13, 2017 pukul 12:50 pm
Banyuwangi adalah tempat indah yang isangat ingin saya kunjungi, apalagi setelah membaca artikel kakak ini. Saya menjadi teramat sangat berlibur ke sana dan mendatangi pantai-pantai indah yang saya baca di http://g-land.asia/ yang memberikan informasi pantai yang sangay bagus. Thanks kak atas infonya
Oktober 17, 2017 pukul 10:55 am
my pleasure. i will visit that link, for sure
Juni 6, 2017 pukul 3:07 pm
Potensi Banyuwangi sangat besar !
Juni 7, 2017 pukul 12:03 pm
betul sekali!
Mei 30, 2017 pukul 6:38 pm
Yaampunnnn lihat postinganmu ini bikin aku makin makin kepingin ke Banyuwangi Mak. Kapaaaan ya ke Banyuwangi yaaaa 😀
Mei 31, 2017 pukul 8:31 pm
Yuk bareng ke banyuwangi? 🙂
Mei 29, 2017 pukul 8:59 pm
Pantainya keren! Akses ke pantainya susah nggak, Mbak?
Mei 30, 2017 pukul 4:41 pm
Iya keren! nggak kok, aksesnya nggak susah 🙂
Mei 26, 2017 pukul 7:22 pm
Why are you everywhereeee, envyyyy.
Mei 29, 2017 pukul 11:34 am
Hahaha… tenang, akan ada masanya, nanti pas kaidan TK, atau SMA, atau doctoral 🙂
Mei 19, 2017 pukul 3:01 pm
TBM ini nerima sumbangan buku nggak mbak?
Mei 22, 2017 pukul 10:41 am
Oh iya, menerima. Mau menyumbang?
Mei 17, 2017 pukul 10:09 am
LOBSTERNYA BAHENOLLLLLL kek SAYAHHHHH
Mei 17, 2017 pukul 1:02 pm
Hahaha… Kamu udah agak ramping sekarang, Masih rutin naik sepeda tiap pagi?
Mei 16, 2017 pukul 5:04 pm
Banyuwangi memang selalu harum mewangi… nganenin! Itu Lobster..!! belum coba euy!
Mei 17, 2017 pukul 8:39 am
Hayuk atuh kita ngelobster!
Mei 16, 2017 pukul 4:38 pm
Polosnya anak2 spt Danang Mbak… bikin aku yang dah tuir ini malu krn suka pesimis, hihihi
Mei 17, 2017 pukul 6:38 am
Hahaha… nggak kok, kamu nggak tuir 🙂
Mei 16, 2017 pukul 2:38 pm
Sayang bila dijual terlalu murah ya Mbak. Jangan sampe deh. Itu aset daerah. Dulu aja tahun ’96-an udah ratusan ribu per-ekor/porsi di Menara WTC Jakarta (Red Lobster Resto) Ada juga di Rantau Berangin-Kampar-Riau, tapi lobster sungai, sekitar 75 ribu per porsi piring kecil berisi 2 ekor saja. Tapi, wuiihhh…gurih Mbak. Saya paling suka mampir disitu bila ke Pekanbaru dan menuju kampung di Payakumbuh. Banyak restoran pinggir sungai menjual udang.
Bagusnya dikelola benar-benar si “udang/lobster” ini. Nelayan sejahtera, pelaku usaha terkait pun sejahtera, jadi sama-sama enak.
Mbak sampe di Gilimanuk lagi? Sampai sana lagi dong, ke Genteng, Caruban dan terus ke Gumitir-Jember dan balik lagi ke Banyuwangi he he he…saya nitip sekilo 😀
Mei 17, 2017 pukul 6:37 am
iya, semoga mereka mendapatkan harga yang pantas yaaa… Duh aku kok jadi laper ngebayangin lobster sungai yg kamu bilang itu 😀
Mei 17, 2017 pukul 9:24 am
Sesekali bila ke Pekanbaru, mampir aja kesitu. Langsung aja dari bandara, jaraknya 75 kilometer sampai Jembatan Rantau Berangin dan di sekitar situ banyak rumah makan di bibir sungai yang sudah pasti ada udangnya.
Mei 17, 2017 pukul 9:37 am
Okay, aku catat! Duh semoga bisa segera ke pekanbaru
Mei 17, 2017 pukul 10:10 am
saya sih 8 tahun tinggal di Pekanbaru puas makan lobster bahenol disana kak, yukkk
Mei 17, 2017 pukul 1:03 pm
HAH??? Jadi LOBSTER BAHENOL di Pekanbaru ini beneran enak? Bukan hoax? *ngiler*
Mei 17, 2017 pukul 6:38 am
Oh, nggak, aku nggak ke Gilimanuk. Lagian kalau nitip sekilo, keburu basi sampai jakarta kayaknya. Hahahaha…
Mei 17, 2017 pukul 7:10 am
😀
Mei 16, 2017 pukul 12:04 pm
Waa, Banyuwangi ini sudah masuk agenda liburan keluarga ku InsyaAllah tahun ini, semoga terelaisasi. Aamiin
Mei 16, 2017 pukul 2:13 pm
Amin!! Foto2 yg banyak dan yg bagus yaaa kalau di Banyuwangi. Suka lobster kan?
Mei 28, 2017 pukul 8:49 pm
Lobster? Tentu tidak 😅😅
Mei 29, 2017 pukul 11:34 am
Hahahaha…
Mei 16, 2017 pukul 12:00 pm
Pas ke Banyuwangi dulu malah nggak sempat ke pantai Merah :(((
Mei 16, 2017 pukul 2:14 pm
Berarti mbak Terry harus ke Banyuwangi lagi! Yuk bareng @Reh Atemalem yuk?
Mei 16, 2017 pukul 11:58 am
Ya ampunn, itu pantainya cakeeepp..
Anw, suka deh ada pelatihan buat warga. Warga sekitar bisa jadi pengusaha, ga melulu jadi pekerjanya.
Mei 16, 2017 pukul 2:14 pm
Iyes benar sekali saudari Rere! Makin banyak warga yg jadi pengusaha, bagus buat ekonomi Indonesia.
Mei 16, 2017 pukul 9:10 am
Menarik juga ulasannya ttg Banyuwangi, sebuah sudut yang selama ini tersembunyi di pelosok Jawa Timur. Meski begitu, belakangan nampaknya Banyuwangi ini semakin menggeliat sepertinya, semakin banyak terdengar gaungnya. Bagus deh, semoga makin sukses, semoga kehadiran perusahaan2 seperti BSI juga menambah maju daerah ini.
Mei 16, 2017 pukul 2:15 pm
Amin! Semoga yaaa…