Pertanyaan di atas pasti sering muncul di benak ibu-ibu (mungkin bapak-bapak juga) yang masih punya anak kecil, atau yang lagi nunggu kehadiran anak. Kan keren ya kalau anak kita bisa lancar berbahasa asing, tapi bahasa Indonesia-nya juga tetap bagus, nggak lalu jadi keteteran.Pengin kan punya anak lancar berbahasa Inggris, Mandarin atau Hindi?
Tapi pasti para ibu muda yang membaca artikel ini pernah dengar bahwa nggak baik mengajarkan anak bahasa asing sejak kecil karena dianggap dapat menyebabkan kebingungan bahasa, yang bisa memicu masalah lain seperti keterlambatan bicara hingga masalah sosialisasi.
Masa pas bayi bingung puting, terus pas balita bingung bahasa? Kasian kan…
Saya dulu juga punya keraguan yang sama. Akibatnya saya dengan sengaja tidak memperkenalkan bahasa Inggris pada kedua anak saya sampai mereka usia 3 tahun, dan memastikan bahasa Indonesia mereka lancar. Setelah sekitar usia 3 tahun baru saya perkenalkan dengan kosa kata berbahasa Inggris melalui permainan dan buku cerita. Ternyata pendekatan ini ada benarnya!
Kemarin saya menyimak talk show dengan pembicara psikolog yang ramah dan murah senyum, Roslina Verauli, dan disebutkan bahwa usia golden age (0-6 tahun) merupakan saat dimana perkembangan bahasa anak mengalami kemajuan pesat. Asik! Masih kebagian waktu selama 3 tahun sejak saya mulai ajari anak-anak bahasa Inggris!
Vera menambahkan bahwa orang tua perlu mengerti kalau saat anak-anak dipaparkan lebih dari satu bahasa maka akan terjadi peleburan dari bahasa-bahasa tersebut (code mixing). Hal ini wajar bagi anak yang belajar multilingual. Seiring usia, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya.
Dulu Sabai, si Kakak, suka banget sama Pocoyo and friends. Sejak masih umur 1 tahunan dia suka menonton dvd Pocoyo dan mengerti beberapa kosa kata bahasa Inggris dari tontonannya. Saya pikir, asik juga nih, anak nonton sambil belajar. Yay!
Ternyata menurut Vera, cara belajar bahasa Inggris seperti ini salah! OH NO!!! (visualnya saya melotot, lalu kamera zoom in, zoom out ala sinetron Mesir)
Vera menjelaskan kalau bayi di bawah usia 32 bulan harus diajarkan berbicara dan berbahasa oleh manusia hidup (kalau oleh manusia mati serem yah?). Maksudnya, jangan diajarkan bahasa asing hanya dengan tontonan melalui layar TV atau gawai. Jadi harus ada interaksi dengan manusia lain (pengajarnya) gitu… Bisa orang tua, pengasuh, nenek, kakek, guru les atau siapa saja asalkan manusia hidup.
Memang, kemampuan berbahasa adalah aset yang sangat berharga untuk anak karena menjadi salah satu indikator yang menentukan perkembangan kognitif di kemudian hari. Jadi saat awal anak kita belajar bahasa sebaiknya langsung ditangani oleh orang yang kompeten, biar ke depannya punya kemampuan berbahasa yang baik, lebih dari sekedar lancar bicara bahasa asing.
Salah satu tempat yang bisa memberikan hal tersebut adalah English First atau yang populer dengan sebutan EF. Malah di EF ada program Small Stars yang dirancang khusus bagi anak usia 3-6 tahun agar bisa belajar bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan.
Menurut Meta Fadjria, salah satu pengajar senior EF, usia 3 hingga 6 tahun merupakan usia yang tepat untuk diajarkan bahasan Inggris secara lebih terstruktur. Saya sempat melihat videonya, bagaimana kelas Small Stars ini digelar. Seru deh! Beberapa orang anak duduk mengelilingi meja melingkar, lalu seorang guru native speaker membacakan cerita sambil melatih kosa kata anak. Ada interactive screen dimana anak bermain sambil belajar dengan bimbingan guru. Kayaknya seru!
Proses pembelajaran di Small Stars memakai metode EFEKTA System, dimana anak akan melalui tahapan Learn, Try, Apply kemudian Certify. Jadi di kelas pembelajaran diberikan melalui nyanyian, flash card, cerita pendek dan games. Anak-anak juga dilatih berani mengungkapkan pendapat dengan penuh percaya diri.
Foto atas: Meta menjelaskan program Small Stars di EF, contoh kelasnya terlihat di video. Foto bawah: Vera bicara tentang potensi anak untuk menjadi multilingual sejak dini.
Sayangnya kedua anak saya sudah lewat 6 tahun, yang kecil 6 tahun lebih sedikit. Jadi buat mereka bisa ikut kelas untuk usia 7-9 tahun di EF. Meskipun sudah les, tetap perlu kerja sama antara anak, orang tua dan guru pembimbing (di tempat les) agar proses belajar ini hasilnya lebih optimal. Jadi orang tua dan guru adalah partner yang setara dalam proses belajar anak. Soal in saya sepakat, dan sudah sesuai dengan prinsip yang diterapkan SD anak saya.
Jadi, meski sudah dileskan, di rumah pun saya tetap perlu sesekali bercakap dalam bahasa Inggris dengan anak-anak, atau membaca buku-buku dalam bahasa Inggris dan mendiskusikannya bersama mereka. Bring it on!
Desember 8, 2021 pukul 4:31 pm
Jadi, yang paling penting selama golden age itu urutannya:
Bahasa Ibu
Secondary language ya.
Dan poin soal interaksi dengan manusia hidup menarik, soalnya misal kita mau ngajarin secondary language tapi kalau kita nggak fluent soal itu gimana ya?
Desember 24, 2021 pukul 10:11 am
iya kak, begitulah.
Desember 29, 2018 pukul 6:59 am
Halo nona & tuan!
Untuk kebutuhan pinjaman online yang mendesak dalam semua kejujuran dengan jaminan keamanan, hubungi kami di alamat: caravelleceline59@gmail.com.Mercci untuk kepercayaan yang diberikan.
April 27, 2017 pukul 11:40 pm
hwaaa aku bingung dengan bilingual ke anakku. Dia masih 2 tahun sih. Trus aku ribet sendiri dengan jelasin sesuatu pakai 2 bahasa. Keknya les ke EF aja deh,
April 28, 2017 pukul 10:27 am
Hahaha… boleh dicoba les di EF. Imho gimana komunikasi dengan anak di rumah tetep lebih penting (karena sebagian besar waktu anak kan berada di rumah ya).
Ping-balik: UMUR ANAK MULAI BELAJAR BAHASA ASING | AKADEMI KEBIDANAN PETRO MANDAU HUSADA
Februari 27, 2017 pukul 12:43 pm
hmmm. ..kayanya ini penting untuk segera saya aplikasikan
Februari 27, 2017 pukul 1:35 pm
Iyaaa… sepakat!
Februari 24, 2017 pukul 2:13 am
Aku dibesarkan pake dua bahasa juga Mbak. Bahasa daerah orang tua sama bahasa Indonesia. Pas umur 8 baru belajar bahasa Inggris. Sempat belajar Mandarin juga cuma udah lupa semua **menyesal** hehe nanti pengennya kalo aku punya anak diajari beberapa bahasa juga, postny menarik!
Februari 27, 2017 pukul 9:15 am
Hahaha… situasi kita mirip, kenal bahasa daerah dan bahasa indonesia dulu baru belajar bahasa inggris. Iya, seru dan menarik loh ngajarin anak bahasa asing 🙂
Februari 23, 2017 pukul 4:49 pm
Aduh. anak aku juga tahu bahasa inggris dari tv mbak. Hahahaha. Emak bapaknya seh gak pernah ngajarin 😓
Februari 23, 2017 pukul 8:33 pm
hihihi…… anakmu udah usia berapa sekarang Nie?
Februari 23, 2017 pukul 9:55 pm
Tiga tahun mbak. 😬
Februari 27, 2017 pukul 9:18 am
wah masih ada waktu 3 tahun lagi di masa golden age anakmu! 🙂
Februari 23, 2017 pukul 9:48 am
Dulu waktu aku jd babysitter di Taiwan (ngasuh balita umur 1,5th) aku waktu itu g bisa bhs mandarin jadi aku berkomunikasi dg baby pakw bhs inggris dan keluarga baby komunikasi dg mandarin eh setelah umur 2th si baby lancar berbahasa mandarin dan bhs inggris ! Dg keluarga dia pake mandarin dgku dia pake bhs inggris ! Pas tantenya datang dari amerika…tuh baby yg udah umur 2th lancar berkomunikasi dlm bhs inggris dg tantenya loh! Sampe tantenya kagum.Anak2 tuh cerdas loh ! Cepat nangkep jadi ya dari kebiasaan aja mrk bisa belajar.
Februari 23, 2017 pukul 11:07 am
Iya, aku setuju kalau anak-anak itu cerdas dan punya potensi yang luar biasa! Thank you for sharing your experience while working in Taiwan 🙂
Februari 23, 2017 pukul 9:25 am
saya bru tau klo EF ada kls buat anak2nya, keliatannya menarik. kebetulan sy juga lagi nyari tpt kursus bhs inggris tapi sepertinya EF akan kejauhan deh klo dr rmh sy. klo utk anak seumuran anak mbak ini kira2 brp lama dikursusin sampai dia lancar ngomong bsh inggrisnya?
Februari 23, 2017 pukul 11:06 am
Wah soal berapa lama ini relatif ya, tergantung kondisi dan kesiapan setiap anak, serta dukungan ortunya juga sih…
Februari 23, 2017 pukul 9:20 am
Ini menarik! Aku baru tau ada yang namanya code mixing dan sebenarnya itu normal-normal aja ya? Aku juga punya kekuatiran ini nih kaaakk…Nanti ilang sendiri gitu kan? Terus di EF kalau buat anak-anak kecil gitu sekali pertemuan berapa jam dan berapa kali seminggu?
Februari 23, 2017 pukul 11:05 am
Jadi sekarang udah nggak kuatir kan? Informasi lebih detil soal kelas di EF, bisa langsung klik tulisan Small Stars di artikel ini untuk membaca selengkapnya di website EF.
Februari 23, 2017 pukul 6:37 am
Kemarin diundang ke acara ini tp nggak bisa dateng karena workday. Asik ya dapet banyak ilmu cara ngajarin anak Bahasa Inggris. Anak2 les di EF juga ya mbak?
Februari 23, 2017 pukul 9:15 am
Haaai mbak Shinta… Wah, harusnya kita kemarin bisa ketemu di EF ya 🙂 Acaranya menyenangkan! Anakku belum les bahasa Inggris dimana pun, sejauh ini aku ajari sendiri di rumah. EF terdekat komplek kita dimana ya? Yang di Cipete (depan Al Ikhlas) itu bukan sih?
Februari 23, 2017 pukul 9:23 am
EF depan Cinere Mall deretan ruko
Februari 23, 2017 pukul 9:26 am
Ibu shinta tinggal di area cinere? sy catat dl infonay, trmkasih bu.
Februari 23, 2017 pukul 11:05 am
Ah, noted. Thank you 🙂
Februari 23, 2017 pukul 6:18 am
usia anak saya masih 11 bulan, kudu di ajari yang oke oke sampai 6 tahun..kalau bahasa inggris nanti biar agak gede dulu..
sebagai orang jawa di ajarin bahasa krama inggil dulu kak 🙂
Februari 23, 2017 pukul 9:14 am
Wah sepakat, aku pun secara nggak langsung ngajari anakku bahasa Jawa sejak bayi, soalnya sering ku ajak ngomong Jawa dan kunyanyiin tembang Jawa yg sederhana. Kamu gitu juga?
Februari 23, 2017 pukul 1:19 pm
Iya sementara kromo alus.misal sampun, inggih dll . loh kamu asli mn tho mbk..iso nembang mocopat?
Februari 23, 2017 pukul 3:40 pm
ah, cuma bapak pucung aja kok… sisa-sisa pelajaran Wulang Boso jaman SD! Hahahaha…