Gemafest 2016 baru saja usai, namun semangatnya masih terus terasa. Bertempat di Gelanggang Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, hari Sabtu, 23 April lalu Sekolah Gemala Ananda melakukan Penutupan Olimpiade Gemala Ananda. Lho kokGemafest diadakan di GOR? Ada apa ini? Kan biasanya Gemafest ditampilkan di gedung pertunjukan…
Tahun ini memang beda. Sekolah Gemala Ananda mengangkat tema olah raga, termasuk menamai kelas dengan cabang-cabang olah raga pilihan Ananda. Si Kakak ada di kelas III Sepak Bola dan masuk ke kontingen Beruang Kutub. Nama kontingennya sangar ya?
Di sela-sela pelajaran mereka, seluruh murid dengan semangat ikut Kid’s Athletic, sebuah program atletik yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan dunia bermain anak. Tentu dilombakan antar kontingen, agar anak belajar bersikap sportif, kompak, disiplin dan bekerja sama dalam tim. Puncaknya adalah acara Penutupan Olimpiade Gemala Ananda ini!
Dibuka dengan defile perkontingen, seluruh murid menyapa orang tua dan undangan dari barisan kontingen Beruang Kutub (kostum oranye), Paus Bungkuk (kuning), Laba-laba (putih), Gajah (hijau), Elang (coklat), Alap-alap Kawah (merah), Katak Terbang (biru), dan Marlin Hitam (hitam).
Cukup ngos-ngosan loh melatih ratusan anak kelas I sampai VI SD agar bisa membentuk lingkaran rapi seperi ini! 😀
Lalu satu-persatu murid-murid tampil dengan atraksi setiap kelas yang sudah dilatih di sekolah. Mulai dari kelas Panahan, Pencak Silat dan Wushu, Berenang dan Selancar, Sepak Bola, Menembak, Tennis dan Bulu tangkis hingga Berkuda mempersembahkan penampilan yang mengesankan sesuai cabang olah raga kelas mereka.
Gemafest ’16 dipersiapkan dengan suka cita melalui kolaborasi antara murid, sekolah dan orang tua murid. Kalau kata Bu Jasmin sang kepala sekolah, para orang tua yang bahu-membahu mencurahkan keringat, darah dan air mata dalam kepanitiaan sejak Februari lalu bukanlah sekedar volunteering, tapi melakukan pekerjaan profesional sesuai bidangnya secara pro-bono. AZG!
Di bawah ini atraksi dari kelas IV Wushu, dan paling bawah tentunya foto sebagian panitia 🙂
Acara berlanjut dengan penyerahan pita penghargaan pada setiap kontingen. Kontingen Paus Bungkuk dengan kostum kuning menempati peringkat pertama, diikuti kontingen Gajah dan Beruang Kutub. Setiap kontingen lain juga mendapat penghargaan atas kerja keras mereka. Selamat!
Satu hal penting dari Gemafest tahun ini adalah penerapan prinsip Zero Waste, di mana sekolah tidak membagikan minuman dalam kemasan botol plastik maupun makanan dalam kemasan styrofoam. Peserta dan undangan dihimbau membawa sendiri botol minum, dan disediakan galon air mineral di lokasi acara. Begitu pula soal tas belanja untuk berbelanja di bazaar, bawa sendiri yaaa….
Panitia juga menerapkan prinsip memakai kembali (re-use) barang bekas untuk dekorasi dan keperluan lainnya. Misalnya memakai kaleng bekas biskuit untuk drumband, kardus-kardus bekas untuk membuat backdrop dan properties, dan masih banyak lagi.
Soal kostum juga senada, memakai baju yang ada sesuai warna tiap kontingen. Prinsipnya tidak usah beli yang baru, maksimalkan saja apa yang kita punya. Hal ini merupakan kelanjutan dari prinsip serupa yang sudah lebih dulu diterapkan dalam kegiatan sekolah sehari-hari.
Acara Gemafest ’16 ditutup dengan senam bersama seluruh murid, guru, dan staf bersama para orang tua dan kakek-nenek yang hadir. Jadi beberapa guru memberi contoh gerakannya dari atas tribun sehingga seluruh orang tua yang hadir bisa senam bersama. Musiknya bagus, pokoknya semua bergerak, seru sekali!
Saya sangat menikmati acara ini, sampai agak terharu gimana gitu pas melihat si Kakak tampil bersama teman-teman sekelasnya…. Jadi ingat masa SD saya dulu! Sayangnya jaman saya dulu belum ada beginian. Bagaimana dengan jaman SD-mu? Ada keseruan apa waktu itu?
PS: Ternyata kegiatan Gemafest ini dimuat di Liputan6.com loh!
Ping-balik: Let’s Go Slow | BLOG Swastika Nohara
Juni 24, 2016 pukul 9:51 am
Seru banget acaranya!
Juni 24, 2016 pukul 12:49 pm
Indeed
Mei 4, 2016 pukul 5:16 pm
Sekolahnya menarik sekali!! Semoga sekolah-sekolah seindonesia dan sedunia makin sadar pentingnya melakukan zero waste, karena masa depan bumi dan anak-anak kita itu urusannya
Mei 4, 2016 pukul 5:30 pm
Amin!!!
April 26, 2016 pukul 8:28 am
keren… pengen latian wushu atau silat lainnya… tapi ga pernah kesampean…
April 26, 2016 pukul 2:20 pm
Coba dilepas dulu itu helmnya, baru latihan wushu, pasti kesampean 🙂
April 25, 2016 pukul 10:19 pm
Sekolah jaman sekarang keren keren banget ya. Jaman Saya sekolah dulu nggak ada yang seperti ini 🙂
April 26, 2016 pukul 2:20 pm
Hahaha… sama mbak Evi, aku pun merasa begitu 😀