Kalau kamu perempuan dewasa yang punya segudang kesibukan, maka kamu rentan mengalami anemia. Seperti saya. Dan anemia itu masalah kesehatan yang nggak bisa dianggap enteng, karena banyak akibatnya. Mari mengenal lebih dekat apa itu anemia.
Semua bermula sejak saya sering merasa cepat lelah, gampang ngantuk dan kadang pusing meski habis gajian. Kirain saya cuma kurang tidur, tapi udah mencoba tidur lebih cepat kok ya masih sering ngantuk… Lalu saya diajak teman-teman donor darah di RS Fatmawati. Sebelum donor darah kan diperiksa dulu ya, nah… di situlah saya harus menelan kenyataan yang sungguh pahit!
Saya ditolak donor darah karena Hb saya terlalu rendah, hanya 9, sementara untuk perempuan dewasa normalnya di angka 12. Namanya penolakan… rasanya sungguh sakit. Dan ini adalah ketiga kalinya saya ditolak donor darah dengan alasan yang sama. Ditolak cowok aja nggak pernah, masa mau donor darah ditolak?
Rupanya, kondisi tidak sehat dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal ini disebut anemia.
Penyebab anemia adalah rendahnya asupan zat gizi yang penting untuk pembuatan hemoglobin, yakni zat besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Akibatnya kadar Hb rendah. Penyebab lainnya bila menderita malaria dan infeksi kronis (seperti HIV/AIDs) dan Thalasemia.
Pada bayi dan anak-anak Hb normal adalah di angka 11, sementara perempuan usia subur di angka 12 dan pria dewasa di angka 13. Berapa Hb kamu? Kapan terakhir kali cek? Penting loh melakukan pengecekan karena banyak sekali penderita anemia yang tidak sadar kalau dirinya menderita anemia, soalnya ketika merasakan gejalanya, dianggap itu capek biasa.
Gejala anemia antara lain cepat letih, lesu, lemah, lalai, sakit kepala dan kepala terasa berputar, mudah mengantuk, sulit konsentrasi. Pola nafas pendek dan pusing saat berolah raga. Pada keadaan yang sudah lebih berat muka, mata, bibir, kulit, kuku terlihat pucat.
Khusus buat perempuan bekerja, anemia ini kayak hantu yang mengintai diam-diam. Sebanyak 35% perempuan bekerja Indonesia menderita anemia dan ini menurunkan kinerja sampai 20% loh! Kalau dihitung, ini setara dengan penurunan produktivitas 6,5 jam seminggu. Perempuan bekerja lebih rentan mengalami anemia karena mengalami siklus menstruasi, periode kehamilan dan menyusui serta pola hidup kurang teratur dan kurang istirahat.
Nah! Coba refleksi sejenak, kalau kamu (atau pasanganmu) adalah perempuan bekerja, apakah pernah atau sering mengalami gejala yang saya tulis di atas?
Terus mesti gimana dong biar nggak anemia?
Bisa dicegah kok. Caranya dengan makan makanan yang kaya zat besi misalnya daging merah (sapi, kambing), hati, daging unggas (ayam, bebek, burung), ikan, dan sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, daun singkong, kangkung dll). Khusus untuk sayuran, kita perlu makan dalam jumlah besar agar tercukupi zat besinya. Lalu dianjurkan makan jeruk atau minum perasan air jeruk karena vitamin C alami akan membantu tubuh menyerap zat besi.
Hindari minum teh, kopi atau susu bersamaan atau setelah makan karena ketiga jenis minuman itu menghambat penyerapan zat besi. Hayo siapa yang habis makan suka minum es teh atau teh botol dingin, ngaku? 😀
Kalau perlu banget tambahan zat besi, gak ada salahnya minum Tablet Tambah Darah (TTD) seperti Sangobion misalnya, sebanyak 1 tablet tiap minggu. Khusus buat ibu hamil dan nifas, perlu 1 tablet tiap hari. Tablet ini adalah suplemen zat besi dan asam folat yang membantu membentuk hemoglobin darah. Hemoglobin penting karena dia turut membantu mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Kita tentu nggak ingin otak kekurangan oksigen kan? Bisa f-a-t-a-l akibatnya.
Siapa yang bisa kena anemia?
Perempuan hamil dan ibu menyusui memang rentan sekali kena anemia, meski sebenarnya anemia bisa terjadi pada semua kelompok umur, laki-laki dan perempuan. Prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7% dengan proporsi 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah kamu menderita anemia adalah dengan tes darah. Sebanyak 58 juta orang Indonesia menderita anemia, meski banyak yang tidak menyadarinya, sehingga anemia dapat disebut sebagai silent killer. Data WHO menyebutkan di Indonesia kasus anemia gizi mencapai 63,5% loh. Ini masalah serius.
Karena itu diluncurkanlah program edukasi Indonesia Bebas Anemia, kerja sama Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) dan Merck. Ih, gelang solidaritasnya cute banget! Ada leontin bertuliskan golonga darah gitu! Jadi, semua informasi seputar anemia yang saya tulis di sini sumbernya adalah penjelasan dokter dari PDGMI.
Melalui program ini Merck Indonesia memfasilitasi konsumennya secara gratis untuk konsultasi soal anemia di Tanya Anemia Center yang akan hadir di beberapa kota besar, di mana kita bisa melakukan screening test anemia dengan mendata gejalanya.
Jadi, kapan terakhir kali kamu cek darah? Masih ingat, berapa kadar Hb dalam darahmu?
Maret 30, 2016 pukul 9:31 pm
nice info…
makasih mba
salam kenal
Maret 31, 2016 pukul 3:34 pm
Salam kenal, sama-sama mba 🙂
Maret 20, 2016 pukul 9:19 pm
Kalau minum obat takutnya malah terkena efek samping obatnya mbak, jadi kalau aku sih lebih amannya jaga pola makan aja biar gak anemia.
Maret 20, 2016 pukul 10:41 pm
Yes, semoga sehat terus ya…
Maret 18, 2016 pukul 6:31 am
Oiya lupa komen. Fotonya keren!!!! Aku syukaaaa 😍
Maret 18, 2016 pukul 8:20 am
hihihi… Thank you! Foto yg mana? Yg buat header atau yg di dalam artikel?
Maret 22, 2016 pukul 9:04 am
Foto yg pegang koper
Maret 22, 2016 pukul 10:06 am
Oooh… thanks!
Maret 18, 2016 pukul 6:30 am
Hihihi aku blm cek sih belakangan ini mudah2an normal ya. Soalnya ga ngerasain gejalanya tuh. Pernah dikasih saran sama dokter, paling ga mengkonsumsi semisal sangobion 10 tablet sebulan. Dulu rajin sih hehehe sekarang kendor, lompat2 minumnya itu kalo ingat. Tapi alhamdulilah sehat.
Maret 18, 2016 pukul 8:21 am
Alhamdulillah sehat… kalau kata bu dokter di seminar anemia yg aku datangi itu, minum tablet Sangobion cukup 1x seminggu kok, gampang ya mestinya?
Maret 18, 2016 pukul 11:37 am
Oh seminggu sekali ya. Mustinya lebih gampang ngejalaninya yadaripada yg 10tablet per bulan hehhe
Maret 18, 2016 pukul 11:51 am
Yup. Semangat! 🙂
Maret 17, 2016 pukul 8:21 pm
Aku juga sering ngerasa lemes nih mak.. Jadi penasaran mau donor, sekalian ngecek hb berapa.. hihihi
Maret 17, 2016 pukul 8:30 pm
Ayo maaak… Cek darah sekalian donor sounds good!
Maret 17, 2016 pukul 4:15 pm
Wah, info penting ini ttg anemia! Daku pun kadang mengalami gejala2 itu tapi ndak sering. Rasa2nya sih belum sampai mengganggu performa kerja ya…. tapi serem juga kalau ternyata anemia. Belum pernah donor darah juga, emang belum pernah nyobain sih. Apa daku harus cek darah? Harus di RS ya?
Maret 17, 2016 pukul 8:30 pm
Ya, sepertinya kamu perlu cek darah di RS atau klinik terdekat. Semoga sehat!
Maret 17, 2016 pukul 12:43 pm
Wah aku tuh donor serng banget di tolak gara gara Hb nya selalu rendah. Iiih sekarang pundung deh gak pernah test test lagi 😀
Maret 17, 2016 pukul 1:03 pm
Kalau aku malah termotivasi buat menaikkan Hb agar next time donor nggak ditolak lagi. Yuk coba lagi?
Maret 17, 2016 pukul 2:19 pm
Aku udah coba mba, tapi Hb ku susah banget naik, ga tau kenapa. Tapi iya ah nanti mau coba lagi heheheh, udah lama nih gak coba coba donor darah 🙂
Maret 17, 2016 pukul 2:38 pm
Coba sehari sebelum donor darah, siangnya makan steak lalu malamnya makan sate kambing, kata temanku ini manjur buat naikin Hb 🙂
Maret 17, 2016 pukul 8:17 am
iya aku anemia, gak pernah bisa donor darah….udah gitu amnesia juga 😀
Maret 17, 2016 pukul 12:37 pm
Lha? Terus kamu mengatasinya gimana Dit?
Maret 16, 2016 pukul 8:14 pm
Saya malas makan daging, selalu ditolak ketika mau daftar jd donor. Jadi seumur2 saya jadi tim hore2 aja utk teman2 yg bisa donor darah *malang benar nasib si kurus 😦
Maret 17, 2016 pukul 8:06 am
wah kita senasib soal donor darah, selalu ditolak 🙂
Daging pun katanya yang segar, bukan yg empal dan rendang di mana zat gizinya udah terurai krn proses masak yang lama. Salma underweight ya?
Maret 16, 2016 pukul 8:06 pm
Pesan moralnya adalah mesti makan daging yg banyak biar gak anemia, gitu ya?
Maret 17, 2016 pukul 8:03 am
Hahaha… boleh aja, asal kuat di dompet 🙂
Maret 28, 2016 pukul 2:48 pm
Kalau nggak makan daging, minum susu aja.
Tanya Anemia Center ini bagus sih untuk orang awam yang sulit membedakan darah rendah dan anemia. Biar nggak ketuker2
Maret 28, 2016 pukul 4:54 pm
BENAR SEKALI!!! Eh tapi emang susu UHT bisa utk substitusi daging dalam hal asupan zat besi?
Maret 16, 2016 pukul 4:23 pm
Lebih baik ditolak ya mbak Tika, daripada tidak coba sama sekali 🙂
Aku juga sudah lama ga donor darah, dulu sempat punya semacam adik angkat yang rutin aku kunjungi (3 bulan sekali) karena dia menderita thalassemia yang butuh darah setiap bulannya.
Maret 16, 2016 pukul 7:59 pm
Terus, gimana kabar adik angkatmu sekarang?
Maret 16, 2016 pukul 9:53 pm
masih bertahan, sedangkan beberapa kawannya yang lain sudah berpulang.
Maret 17, 2016 pukul 8:01 am
Semoga dia bahagia dan bisa mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan 🙂
Maret 16, 2016 pukul 4:05 pm
Aku, kak. Hb 11,1
ditolak donor juga untuk yang ke-5 kalinya haha. *tos*
Padahal sebelumnya, uda dapet 5 cap juga karena berhasil donor.
Jadi semangat meninggikan HB lagi nih, biar dadah bye bye sama penolakan. B=)
Maret 16, 2016 pukul 4:14 pm
AHA!!! Sama banget! Mari kita tinggikan kadar Hb, bye bye anemia! 😀