Ibarat gadis muda, Palembang kini tengah bersolek untuk tampil cantik menjelang sebuah perhelatan akbar. Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini akan menggelar acara Festival Gerhana Matahari Total (GMT) tanggal 8-9 Maret 2016. Puncak acaranya di tanggal 9 Maret dengan nobar gerhana matahari dari atas jembatan Ampera yang menjadi ikon kota Palembang.
Tak sekedar menonton gerhana matahari total, Disbudpar Sumatera Selatan telah menyiapkan sederet acara menarik seperti gelar sarapan pagi di jembatan Ampera, serta menampilkan barongsai dan Naga Raksasa di kawasan yang sama. Ini kesempatan emas!
Ini alasan kuat untuk main ke Palembang. Kapan lagi kita bisa menonton gerhana matahari total yang sangat langka ini? Hanya terjadi sekali setiap 350 tahun loh! Lalu selain menonton gerhana kegiatan piknik apa lagi yang bisa dilakukan di Palembang? Tempat-tempat ini recommended buat dikunjungi:
1. Pulau Kemaro
Pulau Kemaro adalah sebuah pulau yang punya kisah cinta nan romantis di tengah Sungai Musi. Pulau ini bisa dicapai dengan naik perahu ketek selama 45 menit dari sebuah dermaga di tepi sungai Musi, tepatnya di depan benteng Kuto Besak. Tarif per orang antara 30-50 ribu, silakan unjuk gigi kepiawaian kamu menawar harga 🙂
Kabarnya namau pulau ini diambil dari kata kemarau, karena pulaunya kering meski terletak di tengah sungai. Di pulau ini ada klenteng yang menjadi tempat ibadah etnis Tionghoa, sehingga ramai dan meriah dengan banyak lampion pada saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh (15 hari setelah imlek). Sebuah pagoda 19 lantai yang berdiri gagah pasti jadi sasaran background foto pengunjung Pulau Kamaro.
Ssst… kamu ingin hubungan dengan pasanganmu awet nan menggebu? Tuliskan nama kalian berdua di pohon cinta yang ada di samping pagoda Pulau Kemaro ini. Katanya dijamin lengket kayak cinta putri kerajaan Sriwijaya, Siti Fatimah dengan pangeran dari negeri Cina, Tan Bun An. Dari enam orang di bawah ini, ada yang kamu kenali?
2. Museum Balaputra Dewa
Namanya juga museum yaaa… tentu menyimpan benda-benda bersejarah. Cocok banget dikunjungi buat yang mau tau sejarah Palembang dan Sumatera Selatan sejak jaman megalitikum, lalu jaman kerajaan Sriwijya dan seterusnya. Museum Balaputera Dewa ada di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Buka setiap hari kecuali Senin, pukul 08.30-15.00 WIB. Harga tiket masuknya murah banget! Cuma Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak, pengunjung sudah bisa menikmati kekayaan sejarah yang tersimpan di dalam museum.
Jalan terus menelusuri Museum Balaputra Dewa, kamu akan sampai di halaman belakang tempat dua buah rumah kuno berdiri kokoh. Ini dia rumah limas yang khas Palembang, umurnya sudah 200 tahun loh! Rumah ini sudah terkenal sejak dijadikan gambar di uang kertas Rp 10.000 yang warna ungu. Kayu-kayunya masih kokoh, bagian dalamnya juga masih terawat. Rumah ini tidak dibangun menggunakan paku, tapi dengan pasak dan bisa dibongkar kalau mau pindahan lalu dibangun lagi di lokasi baru, alias knock down. Kayak bikin-bongkar rumah lego kali ya?

Cuma mau buktiin kalau foto-foto di museum juga keren! Museum Balaputra Dewa.
3. Bukit Siguntang
Bukit Siguntang ini bagi saya seperti taman kota yang cantik dan luas! Pada masa kolonial Belanda, Bukit Siguntang yang berlokasi di Jalan Srijaya Negara, Keluruhan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang ini dianggap sebagai tempat tetirah yang paling indah di seantero Palembang.
Taman di atas bukit seluas 12,8 hektar ini dianggap tempat suci dan penuh kharisma sejak abad ke 14-17 karena di sini terdapat makam para tokoh keturunan Kerajaan Srwijaya. Salah satu yang populer adalah makam Putri Kembang Dadar dan makam Segentar Alam. Maka Bukit Siguntang menjadi salah satu destinasi wisata sejarah.
4. Monpera, Monumen Perjuangan Rakyat
Monumen ini dibuat untuk mengenang perang di Palembang 68 tahun lalu. Tanggal 1 Januari 1947, seluruh masyarakat Palembang berjuang secara mati-matian selama lima hari lima malam guna melawan Belanda yang berusaha merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Meski cuma bermodal sejata seadanya, kegigihan rakyat Palembang berhasil membuat tentara Belanda kocar-kacir dan tanggal 6 Januari 1947 tercapailah kesepakan gencatan senjata.
Kalau ke Monpera, naik tangga deh sampai lantai paling atas, lalu panjat terus sampai ke rooftop biar bisa melihat pemandangan kota Palembang dari atas. Ruangan paling atas lucuk banget! Nuansanya agak futuristik psychedelic gimana gitu…
5. Al-Quran Al-Akbar di Gandus
Lokasi wisata religi bagi umat Muslim ini unik sekali. Biasanya Al Quran kan dalam bentuk buku gitu ya, nah di sini beda. Ayat-ayat suci Al Quran di ukir di atas lempengan-lempengan kayu raksasa lalu ditampilkan berjajar tiap halaman kayak daun pintu! Sampai dibuat bangunan lima lantai loh! Pengunjung hanya diijinkan naik hingga lantai 2, demi alasan keselamatan.
Tentu ke Palembang belum sah kalau belum makan pempek dan mie celor. Pempek itu udah kayak urat nadinya warga Palembang. Bisa dimakan buat sarapan, makan siang, camilan sore hingga makan malam. Nggak heran banyak banget rumah makan pempek di seantero kota ini. Jangan bingung memilih. Kalau saya sih suka banget sama Pempek Saga Sudi Mampir, apalagi pempek lenggang panggangnya!
Pempek dicampur dengan kocokan telur bebek dalam mangkok dari daun pisang, lalu dipanggang di atas bara api hingga menyatu berbentuk kotak. Rasanya? Hmmm… Rasa legit dan gurih pempek ikan belida bersalut telur bebek panggang yang creamy, sebuah duet maut yang meledak di mulut sejak gigitan pertama.
Pokoknya selama di Palembang kita makan nggak putus-putus. Beberapa warung pempek kita sambangi, lalu mie celor, lalu ragit, laksan, celimpungan, burgo, lalu pindang patin yang dimakan di atas warung terapung di atas Sungai Musi, plus makan siang hidangan Arab di Kampung Al Munawar…. semuanya bikin lidah berdansa! Oh, sama durian! Bagi penggemar durian, ke Palembang udah kayak masuk surga deh… Nanti saya tulis dalam blog post terpisah soal kuliner Palembang. Jadi, ke Palembang yuk tanggal 8-9 Maret nanti?
Maret 17, 2016 pukul 4:24 pm
Palembang tampak seru ya kak!!!
Maret 18, 2016 pukul 8:21 am
Seru banget!
Ping-balik: Tersesat Di Goa Putri – About life on and off screen
Ping-balik: Harta Karun Di Sumatera Selatan – About life on and off screen
Ping-balik: Nonton Gerhana Matahari Total Di Palembang – About life on and off screen
Maret 7, 2016 pukul 8:16 pm
Baru ngeh, kalo gambar duit sepuluh ribu itu ternyata dipalembang… #selamainisayakemanayah
Maret 8, 2016 pukul 12:48 pm
Iya, rumah Limas khas Palembang. Keren ya?
Maret 4, 2016 pukul 7:54 am
VIP Area Maksutnya Untuk Petinggi/Kelas atas ya…..
Maret 4, 2016 pukul 1:03 pm
Iya, sepertinya begitu
Ping-balik: Palembang: Lorong Waktu Di Kampung Arab Al Munawar – About life on and off screen
Februari 17, 2016 pukul 7:29 pm
Kan, kaka satu ini kalau masalah photo2 dan promosi itu bikin kita penasaran… jd pengen ke palembang. Yaolo festival gerhana matahari…. pengeeeen kapal selam #eh
Februari 18, 2016 pukul 6:09 am
Hahaha… Hayuk kita jumpa di Palembang yuk?
Februari 16, 2016 pukul 5:05 pm
Aduh mbak…Takut saya baca postingan dan lihat foto-fotonyaaaa *sediapilasamurat
Februari 17, 2016 pukul 10:09 am
ehehehe… liat foto saya perlu minum pil asam urat ya?
Februari 17, 2016 pukul 11:51 am
Gak bawa pil kak
Februari 17, 2016 pukul 12:58 pm
Pil KB ya? Jangan sampe ketinggalan itu!
Ping-balik: Gerhana Matahari Total dan Kampung Al MunawarLostpacker
Ping-balik: Palembang: Pempek Mana Fovoritmu? – About life on and off screen
Februari 16, 2016 pukul 9:51 am
Sayang banget kelewatan ikut main ke Rumah Limas yang dibelakang Museum Balaputra Dewa. *masih nunggu boarding di CGK*
Al Quran Al Akbar emang cakep banget yaa! Dari depan sih kaya rumah biasa banget, bagian dalamnya… awesome!
Februari 16, 2016 pukul 10:52 am
Wah iya, Firsta baru ketemu pas makan siang yaaa… Eh, kita diajak ke Palembang lagi buat nonton gerhana mataharinya nggak sih? *ngarep 😀
Februari 16, 2016 pukul 11:14 am
ngarep banget, hihihi, tunggu report om bolang yang dipanggil bu irene lagi.
Februari 16, 2016 pukul 11:17 am
AMIIINNN!!!
Februari 16, 2016 pukul 5:06 pm
Aminnnnn
Februari 16, 2016 pukul 9:44 am
Ayo mbak ke Palembang lagi, nikmati Festival GMT 2016 di Palembang
Februari 16, 2016 pukul 10:50 am
Pengin banget Kaaaak!!!!
Februari 16, 2016 pukul 12:27 am
saya harus ngiri ngeliat betapa gila2annya disbudpar palembang bikin event. awesome!! (termasuk artis fotonya ehem)
ooh ternyata rumah itu juga sama seperti rumah khas aceh ya kak. nggak pake paku. salah satu tujuannya sebenarnya adalah anti gempa kak 🙂
Februari 16, 2016 pukul 2:53 am
Artis foto? Yang mana tuh?
Februari 15, 2016 pukul 11:25 pm
Teringat Palembang jadi ingat perjalanan panjang ke OKI dan tentunya makan es kacang yang tersohor itu. Ah coba kalau di Indonesia aku mau deh ke Palembang lagi.
Februari 16, 2016 pukul 2:52 am
Ah aku malah pas ke Palembang kemarin ini nggak makan es kacang!
Eh, makan es atau minum es ya? 😀
Februari 16, 2016 pukul 3:22 am
Hahaha ini esnya kayak es campur gitu. Jadi aku lebih suka sebut makan ketimbang minum. Tapi itu koreksi yang tepat.
Februari 16, 2016 pukul 8:05 am
Brb paketin es campur ke Dublin!
Eh, Dublin kan?
Februari 16, 2016 pukul 8:54 am
Yes Dublin 😉
Februari 15, 2016 pukul 8:56 pm
baidewei alasan keselamatan di Al-Quran Al-Akbar maksudnya gimana? Resiko apa di lantai 3 dan selebihnya? 🙂
Februari 15, 2016 pukul 8:59 pm
Risiko jatuh kayaknya… Petugasnya tidak menjelaskan secara rinci tapi memang terasa lantai papan yang kami injak agak goyang-goyang. Kalau yg naik satu-dua orang rasanya sampai lantai 5 aman, tapi kalau beramai-ramai puluhan orang memang agak riskan. Yang jelas bukan risiko investasi bodong 😀
Februari 15, 2016 pukul 8:32 pm
Cantik banget dirimu mbak. Foto terakhir favorit. ❤
Februari 15, 2016 pukul 9:00 pm
Aiiih… *blushing *tutupmukapakaiwajanpempek
Februari 15, 2016 pukul 7:43 pm
Mbaaaa cantik amat itu fotonyaaa…eh orangnya. Dan pempeknya ampun deh bikin ngilerrrrr.
Februari 15, 2016 pukul 9:00 pm
Hihihi.. untung yg bikin ngiler BUKAN ORANGNYA 😀 😀
Februari 15, 2016 pukul 7:17 pm
Dan jangan lupa lepas sepatu saat masuk kelenteng di Pulau Kemaro.
*masih kaget*
Februari 15, 2016 pukul 9:01 pm
OIYA! Kayaknya doi bikin signage suruh lepas sepatu, tapi dlm aksara Cina 😀
Februari 15, 2016 pukul 6:36 pm
Duh belum bisa move on dari menu munggahan nan endes gilak
Februari 15, 2016 pukul 9:02 pm
Yes!! akan ada satu blogpost didedikasikan untuk itu, setuju?
Februari 15, 2016 pukul 6:17 pm
Hueeee. Gak nyangka Palembang bisa secantik di postingan ini. Dirimu emang canggih Tik mengemasnya.
Februari 15, 2016 pukul 9:03 pm
Hihihi… Palembang jd tampak lebih cantik dari aslinya kah?
Februari 15, 2016 pukul 9:03 pm
Btw kamu orang Palembang ya? atau tinggal di sana?
Februari 15, 2016 pukul 5:47 pm
mbaaa gimana sih caranya biar langsing gituuu padahal doyan makan dan udah punya anak? huhuhu *ini komennya OOT banget ya* 😀
Februari 15, 2016 pukul 9:04 pm
Hahaha… caranya apa ya? Doyan jogging, renang dan yoga gitu deh… Yuk?
Februari 16, 2016 pukul 7:10 am
aaaaah mauuuuk! :3
Februari 16, 2016 pukul 8:56 am
Mau yg mana nih? Yoga bareng? Jogging atau renang? Atau mau langsing aja?