Tidak biasanya saya menulis tema ini, tapi nggak tahan untuk nggak nulis gara-gara dicurhatin seorang kenalan, sebut saja namanya Damai (tentu bukan nama sebenarnya). Damai adalah seorang perempuan berusia 29 tahun yang katanya sedang jatuh cinta dengan seorang pria matang. Dia sebut matang, tapi dia tidak bilang usianya berapa. Dari foto yang diperlihatkan, saya taksir usia pria itu awal 40an. Katanya pria itu juga suka sama Damai, jadi gayung bersambut. Lalu apakah mereka jadian? Sayangnya kali ini kasih tak santai, karena pria itu sudah punya istri dan anak. Jadi rumit, kalau menurut Damai.
Situasi makin rumit mengingat status Damai sebenarnya juga sudah punya suami, meskipun katanya sudah tidak tinggal serumah lagi. Nggak heran sekarang Damai hatinya tidak damai, lagi galau, makanya dia curhat panjang lebar. Menyimak isi curhatnya, saya mendapat kesan Damai mencari pembenaran atas perbuatannya. Entahlah apa ini persepsi saya, atau memang dia butuh justifikasi. Begini katanya:
“Cowok ini membuat adrenalinku terpompa. Aku sering kangen padanya. Bahkan disela-sela rutinitas meeting mingguan dengan partner project, saat aku melirik ke jendela ada lengkung senyumnya di sana. Ia tipis dan segar, membuat rindu. Tapi kini aku kuatir, apakah dia sungguh mencintaiku? Aku sudah sangat sering mengalah. Aku rela begadang, keluar malam menemani dia minum bir dengan teman-temannya di hari ulang tahunnya, menemani karaoke, bahkan sampai aku pernah tidak kuat menahan kantuk saat menunggunya hingga aku memutuskan tidur di SPBU.”
Saya berpikir sejenak sebelum merespon curhatnya Mrs Damai itu. Menurut saya Damai cari masalah sendiri dengan berpacaran sama lakor, laki orang. Jadi dia harus siap dengan konsekuensinya. Nah sekarang dia merasa sudah mengalah, lalu bertanya-tanya apakah pria itu sungguh mencintainya. Saya bilang ke Damai, kalau kamu masih itung-itungan saya mengalah ini itu agar pria itu mencintai dia, maka saya jadi mempertanyakan apakah Damai benar-benar cinta pada pria itu, atau hanya infatuation semata? Apa lagi ngomong soal adrenalin. Which one is more closely related to adrenaline, love or infatuation?
“Entahlah mbak, either love or infatuation, it goes straight to my heart. Semua hal bagiku langsung masuk ke hatiku. Sebenarnya aku juga merasa bersalah mengganggu rumah tangga orang, tapi si Mas bilang dia dan istrinya lagi nggak rukun. Jadi ini bukan salahku kan?”
Saya bilang, bukan hak saya menentukan ini salah siapa. Dengarkan saja naluri kamu, Damai. Kalau kamu merasa bersalah, bukankah itu artinya yang kamu lakukan memang salah? Karena rasa bersalah tidak akan muncul tanpa sebab. Si Mas ada masalah sama istrinya, biarlah itu jadi urusan mereka berdua. Kecuali kamu memang oportunis, ya kan?
“Tapi mbak, aku melihat lelaki itu berjalan dengan masa lalu di pundaknya. Beban itu terbagi dua, sama rata. Satu di bahu kiri, satu di bahu kanan. Aku mengagumi si Mas dan ingin dia melepaskan bebannya. Aku ingin membantunya, mengajaknya menikmati apa yang ada sekarang, tanpa perlu terlalu banyak kuatir. Karena kekuatiran itu bagai rayap, akan menggerogoti pesona dan keindahan yang dia miliki.”
Ah Damai, kamu klise sekali. Rasanya saya lagi nonton drama Korea, tentang pria paruh baya yang penuh beban lalu menemukan perempuan muda melankolis, maka dia menggunakan kesulitan hidupnya sebagai pintu untuk mulai curhat hingga akhirnya mendapatkan simpatimu. Bayangkan kalau kamu sudah menjalin hubungan jangka panjang dengan pria itu, lalu setiap kali dia punya beban maka dia akan melampiaskan bebannya dengan curhat dan mendekati perempuan lain, apakah kamu mau punya pasangan seperti itu?
“Kok kedengarannya mengerikan mbak? Sejauh ini dia baik padaku, mengajakku ikut lomba lari di Bali, Bandung dan banyak lagi, juga memintaku menyusul keluar kota untuk menemani business tripnya. Itu artinya dia butuh aku kan? Meskipun dia tidak mau meninggalkan istri dan anak-anaknya. Oiya mbak, anak-anaknya lucu sekali! Aku gemes deh!”
Saya terpaksa bilang pada Damai, bahwa menyimak dari ceritanya, jelas kalau pria tersebut hanya butuh ditemani, tapi tidak harus oleh si Damai. Seandainya dia akur sama istrinya, apa iya dia masih minta Damai menyusul business tripnya? Saya jadi terpancing untuk menggali lebih jauh, apakah Damai harus membayar sendiri tiket-tiket pesawatnya untuk menyusul pria itu. Ternyata iya. Saya kembalikan ke si Damai, kalau dia benar butuh kamu, masa kamu disuruhnya beli tiket sendiri? Dan kamu mau pula! Ah, Damai kamu naif sekali.
Lalu soal anak-anaknya, ya mau lucu atau ganteng atau cantik, biarlah. Itu anak orang, tak ada hakmu atas mereka. Tak perlu pula kamu belikan mereka baju atau hadiah lain. Damai, tidakkah kamu mengerti kalau statusmu saat ini cuma teman tidur bapaknya saat dia butuh. Atau teman curhat saat dia galau. Itu saja. Sesungguhnya, begitu seorang perempuan menjalin hubungan dengan pria yang sudah berkeluarga, maka perempuan itu sudah kehilangan self respect. Perempuan itu tidak menghargai dirinya sendiri.
Sekarang terserah kamu, mau merusak sendiri kedamaian hidupmu dengan hubungan tidak sehat sama si Mas atau tinggalkan dia, bereskan urusan rumah tanggamu sendiri dan move on. Umurmu masih muda, jalan hidupmu masih panjang, buat apa kamu habiskan untuk menggantang asap?
Begitu kalimat terakhir saya ke Damai. Tampaknya dia tidak puas dengan respon saya. Dia masih saja galau. Menurut teman-teman yang membaca posting ini, apa pendapatmu tentang si Damai? Lalu, langkah apa yang harus dia lakukan?
Agustus 18, 2016 pukul 10:38 am
kalo dibalik yang suka lakornya gimana tu judulnya ya? suka sama bini orang dong. ini kesanya ceweknya yg gatel padahal bs aja lakiknya jg. atau emang mereka sama2 ketemu terus besukaan.
Agustus 18, 2016 pukul 8:45 pm
Bisa jadi…
Agustus 14, 2016 pukul 5:38 pm
Kakak kayaknya semangat banget deh terus repost, kakak sendiri yg curhat ya? Sampai tega bagi-bagi nomer telp orang, kakak sampai gila ya karena kejadian temennya. Kasian, temen kakak mungkin masih waras, kakak malah jadi gila
Agustus 16, 2016 pukul 9:43 am
Kak, kamu sehat? :)))
Juli 22, 2016 pukul 11:10 pm
Cocoknya kl ketemu orang kaya mrs Damai cukup Meet, fuck n run hahaha ehhh lupa perlu bayar ga yah mba Swastika ke sidamai xixixixx LoL
Juli 25, 2016 pukul 1:46 pm
Ga tau perlu bayar atau nggak. :))
Juli 20, 2016 pukul 2:55 pm
doi hamidun maaak, ewwwwhhhhh, sorry yah. saya salah satu orang yang jijik dan tertipu tampang polosnya..iyyuwwhh, sok..sok an bertingkah jadi korban dari masalah rumah tangganya yang dahulu, eh ladalah doi ternyata pe la kor… ji..ji..que.
Juli 20, 2016 pukul 2:59 pm
oooh hamidun… emang kenapa masalah rumah tangga terdahulunya?
Juli 19, 2016 pukul 8:48 pm
Tapi sepertinya Damai larut dalam memburu adrenalinnya, hingga empat bulan mendatang, hasil gejolak adrenalin tersebut akan muncul ke dunia..tanpa menyadari apakah dia benar2 diharapkan kehadirannya, ataukah hanya sebuah hasil “kekhilafan” tanpa rencana
Juli 20, 2016 pukul 1:25 pm
:))
Juli 20, 2016 pukul 2:25 pm
Btw, kenapa empat bulan lagi?
Juli 19, 2016 pukul 1:09 pm
Let me Join….
Mencintai suami orang urusan yang ribet emang…setidaknya Damai bias belajar dari solusi semua teman-teman.
Cinta memang indah tapi pada akhirnya hanya akan membuat kamu menderita.Aku pernah mengalami hal seperti itu, dicintai seorang cewek sedangkan aku sudah berkeluarga…hari2 emang terasa indah tapi semua ini hanya semu.Alhamdulillah aku bisa menjauh dari semua yang aku alami …Damai mulailah berfikir dan cobalah kamu memohon petunjukNYA.
Memacu adrenalin ga harus dengan laki orang…banyak hal yg bisa dilakukan untuk memacu adrenalin hatimu…
mungkin sementara ini dulu next time aku coba join lagi…thanks ya
Juli 19, 2016 pukul 3:42 pm
Thank you Budi. Salam kenal 🙂
Juli 15, 2016 pukul 9:17 am
Hmm, saya tau bener problema seperti ini. Dan saya suka cara berlogika Mba Tika.
Setuju dg yang dirimu bilang. Damai dan lakornya sejatinya cuma butuh teman dekat yang bisa mengisi kekosongan hati dan sedang terbakar lagi adrenalinnya, karena ‘mantan’ teman dekat mereka yg ada di rumah tak lagi bisa mengisi kekosongan hati mereka akan adrenalin
Juli 19, 2016 pukul 11:22 am
Thanks Mate 🙂
Juli 15, 2016 pukul 8:07 am
Sepertinya Damai itu dibutakan oleh ‘gejolak adrenalinya’ sendiri hingga dia ga sadar kalo laki2 itu hanya memanfaatkannya aja,, seharusnya Damai itu melihat kesampingnya, dimana pria yang menikahinya terbaring tnp tau istrinya telah menzhaliminya. Bukankah menyimpan hasrat terhadap lelaki lain itu sebuah pengkhianatan ? Dan satu lagi yg Damai itu tidak sadari, secara tdk langsung sebenarnya dia telah turut mendukung laki2 itu melukai istrinya. Ini membuktikan Damai itu sosok yg egois dan tidak memiliki rasa simpati terhadap sesama. Apakah dia bisa menerima dengan lapang dada jika dia yg berada di posisi istri si laki2 itu ?
Juli 15, 2016 pukul 8:19 pm
Setuju sama Meri. Apakah dia bisa menerima? Yg tau ya damai sendiri tentu
Juli 15, 2016 pukul 7:34 am
Damai ini cakep gak? Klo cakep bagi nomer hapenya dong? Cewek kayak dia mah buat dipake doang, nothing serious. Tapi kalo gak cakep males dah. Nidurin cewek murah kek damai juga gue milih.
Juli 27, 2016 pukul 11:07 am
Cakep? Pipinya tembem dan hidungnya lebar sih. Cakep gak tuh?
Juli 15, 2016 pukul 7:25 am
Cuma ada satu kata: BEGO banget itu si Damai. Hidupnya nggak akan pernah damai selama dia masih pacaran sama lakor. Perempuan bodoh, gampangan dan murahan kayak Damai gini yang bikin derajat perempuan gampang direndahkan, cuma dipake buat tidur doang aja udah bangga. Damai pasti merasa kayak jadi hero, jadi tempat sandaran si lakornya itu, tapi ya kita tau laki mah mau enaknya doang, begitu udah bosen atau ada masalah si laki cabut!
Terus si Damai dapet apa? Sampah doang, sama sakit hati udah dibegoin mau aja. Gue paling najis ketemu perempuan perusak rumah tangga orang kayak si Damai, derajatnya lebih rendah dari pada (maaf ya) anjing.
Damai ini pasti kena hukum karma, entah dalam bentuk apa pun yg jelas hidup si Damai bakal susah, dia bakal sakit hati, atau sakit-sakitan beneran. Believe me, si Damai ini akan dapet kesialan terus seumur hidup.
Juli 15, 2016 pukul 8:20 pm
Hehehe
Juli 15, 2016 pukul 12:42 am
Aq diforward postingan ini sama sobat. Aq punya cerita mirip kayak Damai, dulu, waktu umur 28-an aq juga pernah suka sm lakor. You know what? DUA TAHUN PACARAN SAMA LAKOR NYESEL DAN SAKIT HATINYA MASIH TERASA SAMPE SEKARANG!
Tentu si mas lakor itu manis banget di awal hubungan kita, selalu bilang I love you, miss you dll. Bahkan dia terang-terangan berani bilang gitu di sosmed loh!! Padahal kan dia saling follow sama istrinya di sosmed. Aq jadi ge-er, berpikir mas lakor serius sama aq. Hubungan kita makin dalam, padahal ya aku sering dikacangin, tapi dasar aq dulu bebal, nurut aja. Misalnya aq janjian ketemu di mall sama dia, trus istrinya mendadak nyusul. AQ YG UDAH SAMPE DI MALL DULUAN, DIANGGURIN!!! Dia malah makan malam sama istrinya. NYESEK GAK TUH?
Kampret emang para lakor neh! Manfaatin banget situasi aq waktu itu.
Sampai akhirnya aq hamil… Jeeeng jeeeng… KACAU DUNIA! Dia sih gak nyuruh aq gugurin tapi juga gak mau support aq. Kayak gak peduli, kehamilan aq kayak bukan urusan dia. KAN ANJENG!
Di situ aq mulai sadar, ternyata aq cuma pelarian doang pas dia ada masalah sama istrinya. Lah, dia enak, aq cuma dapet ampas. Kampret. Egois banget mang lakor dah. Aq mulai agak waras, mikir utk pergi aja. Eh, pada saat bersamaan, si lakor ternyata memohon-mohon mau balik sama istrinya meski hubungan mereka sempat renggang nyaris cere (at least itu yang dia kasih tau ke aq, entah bener entah bokis). AQ DITINGGL GITU AJAH!!! BRENGSEK TUH ORANG EMANG!!!!
Si Damai nih mending kamu suruh ninggalin lakor itu dari pada dia yang ditinggal, SAKIT CUY!
Juli 15, 2016 pukul 8:21 pm
Tenaaaang… Yg penting kamu udah gak pacaran sama lakor itu kan? Udah bebas kan? Semoga skrg lebih bahagia ya.
Juli 14, 2016 pukul 2:30 pm
Dengarkan saja “naluri” kamu, “Damai”
Juli 15, 2016 pukul 8:22 pm
Kalau masih punya
Juli 9, 2016 pukul 3:29 pm
Honestly, ak aga berat buat nyebutin nama asli nya di sini. Karena mungjkin itu sama aja ngebongkar. Tp ak butuh tau penjelasan details tentang si damai ini, krn alasan cari kejelasan untuk org tua juga.
Juli 14, 2016 pukul 11:06 am
Maksudnya gimana? Kalau kamu mau nyebutin di japri email aja ke swastika95@yahoo.com
Juli 3, 2016 pukul 4:56 pm
Mbak, ini postingannya kenapa ceritanya mirip ya, hmmm bisa dibilang sama. Cuma bedanya, posisiku adalah korban (adik dari korbannya, a.k.a suami damai).
Damai yg dulu nya saya puja2, yg posisinya melebihi seorg kakak ipar, wanna be saya, ternyata tega berbuat seperti cerita mbak diatas.
Berkali2 nyari penjelasan dr mana mana ga nemu. Cuma setelah membaca postingan mbak, kaya nya saya sedikit paham.
Hmmm, aga sedikit curiga, jangan jangan ini org yang sama? Wekekeke.
Yasudah lah, Biarkan dia ditatar sama yang maha kuasa.
Juli 4, 2016 pukul 7:23 am
Emang nama aslinya Damai siapa?
Juli 6, 2016 pukul 11:19 am
Ini harus aku sebutkan disini atau gimana ya mbak? Ehehe. Atau boleh scara personal ke mbak?
Semoga org yg aku maksud sama dengan yang mbak ceritakan. Eheheh.
Juli 8, 2016 pukul 10:13 pm
Sebutkan di sini boleh.
Februari 19, 2016 pukul 10:42 pm
Parah ini postingnya. Ga nahan untuk ga komen.😜😜.
Teruntuk dek Damai, saran saya adalah akhiri hubungan kalian. Harga mati ya dek. Raihlah kebahagianmu tanpa harus merenggut kebahagiaan orang lain (cieee bahasa saya). Hargailah perkawinan mereka, hargailah wanita yang menjadi istrinya dan yang paling utama hargailah diri dek Damai sendiri. Bisa kan dek? Bisa dong!
Februari 20, 2016 pukul 11:48 am
Semoga Mrs Damai membaca ini 🙂
Februari 20, 2016 pukul 1:08 pm
Make it sure 😉
Februari 16, 2016 pukul 9:01 am
Waduh, amit-amit ya naksir lakor. Apalagi eike punya anak cewek, ntar digituin deh sama orang lain.
Not to mention dosa.
Kan masih banyak ikan di laut yaak.
Lagi Damai kan masih muda, nilai jual masih tinggi. ~_*
Sudah, move on aja, mbak
Februari 16, 2016 pukul 9:34 am
Masih banyak banget ikan di laut kak…
Februari 12, 2016 pukul 8:33 am
TAPI KALAU CINTA GIMANA DONG, KAK…
Kakak tau kan cinta itu rasanya semacam ada api dari ujung kepala sampai ujung kaki, badan geliat-geliat susah dikendalikan. Hati panas, berkobar, butuh pelampiasan, bahkan sekedar kerling mata pujaan.
SIMBAKNYA PASTI GA PERNAH JATUH CINTA!
Cinta itu susah mba. Susah.
Kalau begitu mudahnya diatur-atur, belok kanan-belok kiri, ga akan ada drama percintaan sampai mati ala Romeo-Juliet.
Manusia memang bodoh kalau udah urusan cinta.
Februari 15, 2016 pukul 12:14 pm
Apakah itu artinya Mrs Damai bodoh? Dan dia butuh orang lain utk ngasih tau itu ke dia?
Februari 9, 2016 pukul 5:43 pm
Jawabannya cuma satu, buang. Jadi perempuan masih bisa cari pria yang lebih ojay kok cari laki orang. Mbak maaf itu temennya mesti diingetin bahwa hukum karma exists.
Februari 9, 2016 pukul 6:48 pm
Sip mbak, kalo besok2 dia curhat lagi akan aku bilang, BUANG, hukun karma exists!
Februari 9, 2016 pukul 4:07 pm
Hahaa, ya ampun Tika, gue waktu muda dulu pernah tuh ditaksir lakor. Dan parah banget ya emang kl lakor, pesonanya luar biasa! Charming banget dan bikin gue berasa kayak hero pas dia cerita masalahnya dan gue kasih input.
Tapi untung gue bertahan habis2an karena takut kena karma. Pas dia tau gue udah memutuskan nggak mau, dia dengan mudahnya beralih ke cewek lain (yg juga terpesona sama dia) dan dia cerita-cerita ke gue. Dengerin ketawa-ketawa aja sambil bersyukur untung gue kejebak sama ini orang 😀
Februari 9, 2016 pukul 6:47 pm
Ya ampun Lia…. untung lo berhasil menghindar dari jaring sesat lakor! 😀 Bagus lo berprinsip dan punya sikap tegas!
Februari 9, 2016 pukul 2:07 pm
Wew, ini kisah jg pernah terjadi di sahabat saya cewek. Sobat saya itu jg curhat ke saya seperti Damai curhat ke Mbak Tika. Haha
Nah, klo Damai blm nemu endingnya, sobat saya untungnya udah.
Akhirnya dia bisa menjauhi lakor itu.
Tp… awalnya bukan dia yg menjauhi, tp lakornya yg tobat duluan. Mungkin karena pada akhirnya, lelaki yg baik bs menempatkan pikiran di atas perasaan. Hehe.
Klo nurutin perasaan, ya nantinya akan terbawa nafsu sesaat.
Hmm, smg sih di kasus Damai, lakornya itu yg sadar. Karena emg susah klo nyuruh pihak ceweknya utk berhenti… saya tahu bgt hal itu, sobat cewek sya itu mana bisa ngikhlasin lakor itu klo lakornya ga pergi duluan. Hehe
Februari 9, 2016 pukul 6:46 pm
Oh gitu ya? Hmm… Akhirnya si perempuan orang ketiga ini broken heart dong?
Februari 10, 2016 pukul 6:16 pm
Iya, akhirnya memang menyakitkan Mbak, temen saya cewek itu yang broken heart, tapi mau gimana lagi, klo ngga gitu, akan susah berakhir.
Memang sih, klo bisa bikin ceweknya berhenti duluan akan lebih baik. Tapi biasanya itu susah…seperti susahnya Mbak Tika ngasih tahu si Damai, hehe
Februari 11, 2016 pukul 5:41 am
Gitu ya? hmmm…
Februari 10, 2016 pukul 6:30 pm
See mba tik. .benerrkan prediksi saya
*angkaat saya jadi agentmu mbakk* hahaha 😀
Februari 11, 2016 pukul 5:41 am
hahaha… agent apaaaa?
Februari 9, 2016 pukul 1:22 pm
Boleh kah cowok ikut komentar ?
Februari 9, 2016 pukul 6:45 pm
Tentu boleh dong… di atas ada tuh cowok ikut komentar. Jadi apa komentarmu?
Februari 9, 2016 pukul 1:19 pm
Oalaa lakor tuh laki orang toh? Aku kurang apdet nih 😀
Hehehe kalo orang lagi jatuh cinta susah ya, semuanya terlihat baik dan benar. Susah juga mba kasih taunya kalo begitu. Gak heran dia masih tidak puas dengan jawabannya mba Tika. Dia tau dia salah kok hanya hatinya masih berbalut cinta jadi masih mencari pembenaran :).
Februari 9, 2016 pukul 6:45 pm
Mencari pembenaran, itu kata kuncinya ya. Menurutmu sampai kapan dia akan dibutakan spt ini?
Februari 9, 2016 pukul 7:01 pm
Sampai nanti dia sadar sendiri kalo dia bodoh / sudah dibodohi. Mungkin saat itu dia sudah kehilangan segalanya tapi at least dia akhirnya sadar.
Karena pada sekarang ini, kecil kemungkinannya dia sadar hanya karena mendengar nasehat orang lain kecuali kalo orangnya benar2 mempunyai pengaruh besar terhadap dirinya. Maklum lah mba, orang yang paling sulit dinasehati kalau salah adalah orang yang sedang jatuh cinta.
Yang bisa kita lakukan cuma mendoakannya, dan mendampingi nya disaat dia nanti sadar 🙂
Februari 9, 2016 pukul 7:55 pm
Ah, Maya baik hati sekali. Semoga dia lekas sadar ya…
Februari 9, 2016 pukul 9:10 pm
Hehehe iya mba, semoga mba Damai lekas sadar ya kalau bs sebelum semua terlanjur
Februari 10, 2016 pukul 3:16 am
Amin Maya, semoga Mrs Damai segera sadar 🙂
Februari 9, 2016 pukul 12:56 pm
saya fikir…ini namaya pelarian, damai butuh pelarian..mas gantengnya juga butuh pelarian, dan merasa cocoklah mereka…menjadi bagian tersembunyi untuk masing-masing jiwa…dan sejenak melupakan dunia nyata
trust me…laki-lakinya akan insyap duluan(karena laki-laki selalu berhasil untuk tidak menggunakan perasaan dan sudah puas menikmati si mbaknya) dan perempuan akan kena penyakit susah lupa dan baper, kalo udah gitu siapa yg terseksa? ya cewenya..while si mas akan sibuk sama dunia nyatanya
dan entahh ya..80% laki-laki sekitar saya selalu punya yg namanya pelarian, ada yg akhirnya ketauan istrinya, ada yg akhirnya ngaku sendiri…
salah siapa?dont know..
Februari 9, 2016 pukul 6:44 pm
Hmm… gitu ya? interesting! Mari kita lihat semoga prediksimu benar 😀
Februari 9, 2016 pukul 10:45 am
Mba Tika….ini bener2 banyak terjadi dan si Damai lagi jatuh cinta..lagi seru2nya naik roller coaster yg bikin adrenalin dipompa….but as Jesica Huwae said in her book, perselingkuhan tuh emang bak naik roller coaster! Seruuuuuu!! Deg2 ser..tapi kelamaan naik roller coaster bikin pusing juga kan? So ada waktunya pasti kita minta udahan.
Februari 9, 2016 pukul 11:06 am
Gitu ya Joey? Harus nunggu sampai si penumpang kepentok roller coaster yg dia naikin baru mau stop?
Februari 9, 2016 pukul 12:49 pm
Iya sampe kena batunya baru rasanya nyesel dan pengen udahan.. dan kenapa juga yg jadi korban disini pihak perempuan maning yakk? Hadeuhhhh 😡
Februari 9, 2016 pukul 6:42 pm
hmm… korbannya pihak perempuan? Apakah menurutmu si lelaki tidak patah hati?
Februari 9, 2016 pukul 6:47 pm
Kalau sikonnya seperti Damai…ya korbannya menurutku perempuan. Baik istri si cowo dan si damainya sendiri. Kalau lelaki kan ga bener2 patah hati mba…soalnya dia kan menjadikan Damai tempat pelarian semata krna dia lagi ada masalah dengan istrinya. Well thats just my opinion mba…hehehe
Februari 9, 2016 pukul 6:49 pm
That could be true! Hmm… Mrs Damai should really read this!
Februari 9, 2016 pukul 9:51 am
Mbak.. Damai ini sebenarnya sudah tau dia salah dan sudah tau apa solusinya. Tapi memang dia nggak mau, kan lagi jatuh cyintaaaa jadi nasihat mba Tika ya cuma dianggap sebagai alasan dia untuk mengklarifikasi apa yang dia lakukan..
Dan memang bener, adrenaline rush-nya itu loh.. apalagi sudah sama-sama memiliki pasangan (jadi si pria) menganggap lebih aman alias minim resiko..
Semoga mba Damai tau apa yang namanya karma. Karma is real..
Februari 9, 2016 pukul 11:07 am
Karma is real, yes indeed. Aku setuju sm Restu. Entah Mrs Damai ini setuju atau nggak…
Februari 9, 2016 pukul 9:51 am
kalau berhubungan dengan cinta kadang jadi bodoh kak
Februari 9, 2016 pukul 11:07 am
hehehe… terlepas aslinya bodoh atau pinter?
Februari 9, 2016 pukul 11:23 am
harusnya sih agak realistis sih kak jagn terlalu ngikutin hati, bodoh pintar tergantung orangnya kali ya kak
Februari 9, 2016 pukul 12:34 pm
bener, dan jelas kan Mrs Damai ini bdoh atau pintar? 😀
Februari 9, 2016 pukul 9:00 am
Yang kaya gini biasanya lagi susah banget Mba dibilangin 😀 sampe kena batunya sendiri 😀
Februari 9, 2016 pukul 11:08 am
Bisa disebut ‘kena batunya’ itu misalnya dalam kondisi seperti apa ya?
Februari 9, 2016 pukul 11:12 am
Misal, ternyata cowonya jadi nikahin dia nih, eh taunya cowonya punya pacar lagi. Atau belom nikah juga udah punya pacar lagi 😀
Februari 9, 2016 pukul 11:14 am
Oiya… Kasih tak santai jadinya 😀
Februari 9, 2016 pukul 11:15 am
Kasih tak santai haha 😀
Februari 9, 2016 pukul 8:36 am
Cewek macam Damai ini klu morotin duit lakornya berarti dia cewek matre. Tapi klu Damai ngerogoh koceknya sendiri berarti dia cewek bego.
Dua-duanya ngeselin sik. Cewek kek gini emang enaknya buat dipake doang.
Balas
Februari 9, 2016 pukul 11:09 am
Aih Haryo… Kamu mau makai Mrs Damai ini? 😀
Februari 9, 2016 pukul 8:13 am
Perempuan kayak Damai ini benalu paling menjijikkan. Perlu diruwat biar waras. Jelas dia gak punya hati nurani.
Februari 9, 2016 pukul 11:10 am
Hati nuraninya udah larut dalam hempasan nafsu kayaknya ya Sar…
Februari 9, 2016 pukul 8:05 am
Hhhmmm..ga nahan ngga komen..skalian mendidik spy perempuan ga naif (bhs kerennya, bhs kasarnya bodoh apalagi bila ada masalah dr pihak cewek dgn pasangannya atau mencari kesenangan diri atau mencari pembenaran atau ketiga-empatnya)kalau yg itu maaah gak perlu yg masih muda..yg sudah mateng banget, nenek2 pun masih bisa ngelakuin hal tsb..(salahnya dimana, dimana, dimana??? Love n Respect yourself, feeling Loved is important!! Pasti ada yg “sakit” dari satu atau keduanya … bukankah ada pepatah carilah pria yg membuatmu tenang..daripada pria yg memompa adrenalin…apalagi sampai minta di support/menggunakan materi…unspeakable!!
Februari 9, 2016 pukul 11:10 am
‘carilah pria yg membuatmu tenang.’ indeed… setuju banget kak Ernie!
Februari 9, 2016 pukul 7:44 am
pagi2 sambil seruput susu coklat baca2 tulisan mbak nya soal curhatan. hehe
pendapatku jelas pria itu cuma butuh temen aja, bukan cinta sama mbak Damai. mendingan mbak Damai bantu sadarkan dia agar rukun kembali sama istrinya, itu langkah bijak menurutku. 🙂
Februari 9, 2016 pukul 11:11 am
‘jelas pria itu cuma butuh temen aja, bukan cinta sama mbak Damai.’ –> indeed
Februari 9, 2016 pukul 7:19 am
Pagi2 ikut komen ah…
cinta itu spt coca cola: di mana aja, kapan aja, siapa aja,… kita ga tau when it’s coming.
Lengkung senyum di jendela itu, ilusi yg ga setiap org mampu bikin. Jd mungkin “hot thread” untuk buat mbak nya saat ini. Kendali tunggal.
Yg temen tika hrs aware, cinta msg2 itu ada masanya. Ya moga2 yg masanya abis duluan mbaknya deh , jd melenggang kangkung nya enak. Lah kl mas yg di jendela duluan yg ilfil, kan sakit.
*btw kok yo gelem2e yo mpe ketiduran di spbu… mesaake men kancamu tik…
Februari 9, 2016 pukul 11:03 am
Oh, jadi kita tunggu aja, siapa yang abis masanya duluan, Mrs Damai atau si Mas-nya, gitu ya…
Februari 9, 2016 pukul 7:05 am
People do stupid things when they’re in love. Damai tau dia lagi dimanfaatin, tapi kalo cinte ya gimandang? Lanjut cyinn. I think she heard what you have to say, and she knows the right thing to do, tapi masalahnya dia gamau aja lakuin yang “bener” karena adrenalin yang menggebu2 itu sulit, atau bahkan sayang untuk dikorbankan. Cuma bisa stop saat Damai kebentur sendiri sama situasi yang tengah dia pilih saat ini. Itupun bisa kapok, bisa juga enggak. Huehehehehe..
Februari 9, 2016 pukul 11:02 am
Jadi mesti nunggu kebentur ya… Semoga kepalanya nggak sampai bocor saat dia kebentur
Februari 9, 2016 pukul 6:39 am
Kok kayak lagi musim ya naksir lakor ini, gw juga ada dicurhatin temen yg naksir lakor.
Gemes, kalo gw bilang dia cuma dimanfaatin tapi kok dianya gak ngerti-ngerti. Lah cinta apaan yg gak jelas ujung pangkal nya begitu, Udah lah disembunyikan tanpa status, ehh mesti banyak berkorban pula karena alasan kasian si mas Udah capek begini-begitu demi keluarga nya.
Duhhh, jadi pengen ngasih temen gw tolak angin segalon biar pinteran.
Februari 9, 2016 pukul 11:00 am
Oh ada ya musimnya?
Coba temanmu itu suruh baca tulisan ini, biar menambah perspektifnya. Ya kan?
Februari 9, 2016 pukul 6:30 am
Baru aja dapat meme kmrn yg membahas ttg suami org. Kl ga salah begini “suami org jauh lebih menarik drpd pria lajang”. Saya lupa gimana tepatnya, tp kurang lebih begitu.
Saya punya sahabat juga begitu mb, sy sdh coba pelan – pelan memberitahunya, dy juga sdh sempat mau menjauh tp yg cowo yg seperti ga mau melepaskannya. Krn yg sy tangkap pria itu cm seperti memanfaatkannya secara material. Alasan pria ini karena dia sdg mengurus perceraiannya di pengadilan jd harus sabar tp seingat sy sudah setahun lebih ga beres – beres. Sy tdk paham apa mengurus cerai memang selama itu atau cm karena itu alasan aja agar sahabatku ini tdk lantas minta pisah darinya.
Menurut sahabtku ini, keluarga pria ini sdh tau dan sgt murka dgn sahabatku ini. Menurutku wajar lah krn sdh dianggap perusak rumah tangga. Jadi seandainya pun pria ini jadi cerai dan menikahi sahabatku ini pasti keluarga pria ini akan bersikap buruk padanya. Yg lucunya sahabatku ini menyatakan bahwa dia siap meski harus dibenci keluarganya. OMG, aku jd mikir apa cinta emang sebuta itu?
Aduh, kok aku jadi ikutan curhat ya haha. Maaf ya mb 😂😂
Februari 9, 2016 pukul 6:34 am
Hahaha… Nggak apa2 ikutan curhat. Tapi ya aku nggak bisa menjawab pertanyaanmu. Coba ditanyakan ke temanmu?
Februari 9, 2016 pukul 6:38 am
Dia sendiri bingung jawabnya wkwkwkwkwk.
Februari 9, 2016 pukul 7:50 am
Coba tunjukkan tulisan ini padanya?
Februari 9, 2016 pukul 9:01 am
Ide bagus 😄