Kedua anak saya memang sudah melewati masa menyusui. Namun sampai sekarang saya masih suka ‘kepo bahagia’ kalau melihat ibu muda menyusui. Kepo bahagia itu semacam perasaan bahagia melihat si bayi mendapat ASI, sambil mengira-ngira tantangan apa yang dihadapi si ibu saat menyusui bayinya.
Saya masih ingat saat saya menyusui dulu, ada-ada saja tantangannya. Misalnya nih, saya kerjanya bikin film, termasuk film pendek, dokumenter, iklan dan video profile. Nah, pas menyusui anak pertama dulu, saya masih ngantor di sebuah PH (Production House) yang kadang sampai malam masih shooting. Saya sih seneng saja menjalaninya, karena memang pekerjaan ini sesuai passion saya. Hanya saja soal memompa ASI yang jadi persoalan.
Pernah suatu hari saya beserta 3 orang crew pria lagi shooting di sebuah pemukiman KUMIS, kumuh-miskin, di Jakarta. Sekitar jam 1 siang saya harus memompa ASI. Maka saya bisikin cameraman, kita break dulu satu jam. Saya pamit ke mobil untuk pumping, sementara 3 crew teman saya duduk-duduk di teras rumah warga sambil ngobrol sama pemilik rumah. Saya sudah terlatih untuk pumping di dalam mobil, saya keluarkan pashmina sebagai tutup bahu dan dada, letakkan breast pump electric mini, dan segeralah terdengar bunyi seeerrr… seeerrr… Pompa ASI sedang bekerja.
Lagi asik mompa, tiba-tiba HEPPP!!! Pompa ASI saya mati!
Ternyata batere habis! Aduh, gimana dong… Padahal lagi dapet LDR tuh… LDR adalah Let Down Reflect, kondisi dimana ASI otomatis mengalir lancar tak terbendung. Ibu-ibu menyusui pasti bisa kebayang deh, kayak apa paniknya pas ASI lagi mengucur, eh, pompanya abis betere. ALAMAAAAK….
Saya tampung ASI yang mengalir ke dalam botol. Tapi baru dapat sedikit. Saya harus ganti batere nih! Duh, gimana dong?
Akhirnya masih menutup bahu dan dada dengan pashmina, saya buka kaca jendela mobil dan teriak, “Guys, tolongin dooong… Beliin batere A3 dua biji plis?”
Tanpa diduga audioman saya, seorang pria tegap berambut gondrong, dengan sigap membuka clip-on microphone yang memang selalu dia bawa, mengeluarkan dua batere A3 dan memberikannya pada saya. Katanya itu batere baru dipasang, powernya masih full. Wow! GERCEP! Saya pun bisa lanjut pumping dalam damai. Sementara mas audioman lari-lari mencari warung buat beli batere baru 😀
Memompa ASI di mobil sering saya lakukan karena sangat terbatasnya nursing room di area publik. Saya beruntung ada mobil kantor saat shooting, dan bisa naik mobil pribadi di luar urusan kantor. Bagaimana nasib sekian banyak ibu-ibu menyusui tanpa kendaraan pribadi yang perlu beraktivitas di luar rumah saat mereka harus pumping? Butuh banget nursing room kan?
Tak hanya pumping, kadang para ibu juga sungkan menyusui anak di ruang publik. Menyusui, meskipun itu hal natural yang sudah sejak dulu dilakukan perempuan, memang perlu privasi. Dengan adanya nursing room, kegiatan menyusui dan memompa ASI bisa lebih nyaman bagi ibu maupun bayinya. Jadi saya mendukung banget siapa pun yang menyediakan nursing room di ruang publik, salah satunya program CSR Cussons Baby.
Kita semua juga bisa mendukung program ini, plus meraih kesempatan menangin hadiah. Caranya ikutkan foto atau video si kecil dalam lomba foto Cussons Bintang Kecil alias #CBK4 di website Cussons Baby. Simak kapan deadlinenya di FB dan twitter Cussons. Bagi setiap anak yang ikut #CBK4 Cussons akan menyumbang Rp 500 untuk membangun nursing room di ruang publik. Bila ada 200.000 anak yang ikut, sudah terkumpul dana Rp 100.000.000 buat bikin nursing room!
Hadiah lombanya BANYAK BANGET LOH! Total hadiahnya sampai 1 Milyar rupiah! Langsung saja klik website CBK4 untuk upload fotonya. Kapan lagi bisa ikut lomba sambil beramal baik?
April 3, 2017 pukul 12:23 pm
Thanks for sharing nursing room
Februari 17, 2016 pukul 8:40 am
Hai mbak, salam kenal. Senang baca-baca blog nya mbak. Bakal sering main ke sini nih.
Februari 17, 2016 pukul 10:11 am
Haaaaiii… salam kenal! Aku panggil apa nih? Fitri?
Februari 18, 2016 pukul 8:46 pm
Sita please, hehehe namaku Laksita Fitriany mbak. Makasih
Februari 19, 2016 pukul 11:38 am
Hai Sita… salam kenal 🙂
Februari 19, 2016 pukul 12:43 pm
Hi juga. Tika? Is it Okay?
Februari 19, 2016 pukul 3:43 pm
Yes, Tika it is. 😀
Januari 16, 2016 pukul 11:38 am
Aku pernah nyusuin di area terbuka. Terutama kalau lagi traveling. Susah kan nyari nursery room kayak lagi di pattaya atau lagi di puncak. Ya langsung buka nyusuin di tempat. Ditutupin pake kerudung 😆
Januari 5, 2016 pukul 10:42 am
Nursing room itu perlu, tapi lebih perlu lagi pandangan tidak sinis terhadap bapak2 yang lagi ajak main bayi-batitanya bedua aja dan lagi butuh sebagian fasilitas nursing room.
Pengalamanku, pernah lagi main bedua sama anakku yang pertama waktu dia masih batita trus perlu ganti popok ke salah satu mal baru di Jakarta. nursing room-nya ada, dan kebetulan privat — ga gede & share sama orang banyak gitu. pas kosong, masuklah dan ganti popok. pas keluar, diliatin sinis sama ibu2 yang lagi nunggu. 😦
Januari 5, 2016 pukul 1:53 pm
Lha kenapa sinis deh? Ada yg salah dengan ibu itu kalau menatapmu sinis… Aku nggak ngerti, why?
Januari 4, 2016 pukul 7:12 pm
Penting banget kadang aku syock liat ibu ibu nenenin cuek gitu di tempat umum…
Januari 5, 2016 pukul 1:52 pm
Aha! Dari sisi yg bukan ibu menyusui pun nggak nyaman ya?
Januari 4, 2016 pukul 4:26 pm
Wah, gerakan yang bagus membuat nursing room sebagai CSR dan lomba foto anak. Go Cussons!! Sayang aq lom punya anak 😀
Januari 4, 2016 pukul 4:50 pm
Ayo ikut dengan foto ponakan?
Januari 4, 2016 pukul 10:50 am
Setuju banget! biarpun belum jadi ibu tapi seneng kalo ibu ibu bisa di dukung dengan nurseri room yang oke. Inget dikantor lama (dan di kantor sekarang), banyak ibu ibu yang mesti pumping ASI di toilet. Sebersih2nya toilet tapi kan kayaknya lebih nyaman di nurseri room ya.
Januari 4, 2016 pukul 3:50 pm
Benar sekali Maya! Malah dulu ada yg menganalogikan, “Pumping di cubicle toilet itu seperti nyiapin makanan di situ. Apakah mau/pantas menyantap hidangan yang disiapkan dalam cubible toilet?”
Januari 4, 2016 pukul 10:42 am
Program Cussons ini keren. Inilah yang dibutuhkan ibu2 sekarang. *berdaasarkan curhatan teman-teman di kantor*
Januari 4, 2016 pukul 3:51 pm
Bener Dit, kamu ikutan programnya Cussons ini dong? Punya foto ponakan kan?
Januari 4, 2016 pukul 9:29 am
Paling penting banget itu nursing room. Setuju banget sm program nya cusson ini 🙂
Januari 4, 2016 pukul 3:52 pm
Yes!! Mari dukung Cussons! Sebagai buibuk yang pernah kasih ASI ke 2 anak, we do need more nursing room!
Januari 4, 2016 pukul 8:53 am
nursing room emang penting bgt mbak biar ada tempatnya khusus
Januari 4, 2016 pukul 3:52 pm
Yes, jadi ibu dan bayi sama-sama nyaman saat breastfeeding, atau pumping 😀
Januari 4, 2016 pukul 8:41 am
SETUJU BGT! Semoga pihak Cussons sukses program CSRnya dan berhasil bikin nursing room dimana-mana……
Januari 4, 2016 pukul 3:52 pm
Amin mbak Shinta! 🙂