Tiga hari rasanya nggak cukup buat menikmati Sabang. Katanya Sabang itu singkatan dari ‘Santai Banget’ dan ini kami buktikan waktu mengunjungi Sabang tanggal 10-12 Desember lalu. Kami berenam tiba di Banda Aceh setelah 13 jam road trip dari Aceh Singkil. Ngapain di Singkil? Island hopping di Pulau Banyak yang kece banget! Selengkapnya soal Pulau Banyak saya tulis di sini.
Pagi itu matahari Banda Aceh menyapa malu-malu seperti anak gadis yang mendapat ciuman pertama dari kekasihnya. Kami bergegas menuju pelabuhan Ulee Lheue, lalu naik ferry pukul 9.30 WIB ke pelabuhan Balohan di Pulau Weh. Banda Aceh—Sabang hanya berjarak 15 kilometer, dapat ditempuh selama 45 menit dengan ferry cepat atau 1,5 jam dengan ferry lambat.
Tarifnya bervariasi tergantung kelasnya. Penumpang kelas eksekutif dewasa Rp 60.000, eksekutif anak Rp 48. 000, bisnis dewasa Rp 49.000, bisnis anak Rp 38.000, ekonomi dewasa 27.000 dan ekonomi anak Rp 17.000. Tarif tersebut sudah termasuk biaya asuransi dan PAS pelabuhan.
Transportasi menuju Sabang tergolong nyaman. Di atas ferry kita bisa memilih kelas ekonomi, AC maupun VIP dengan hiburan layar televisi yang memutar aneka lagu karaoke. Di pelabuhan Balohan sudah menunggu seorang pria botak berbadan kekar. Dia adalah Bang Fendi bersama mobil Avanza-nya untuk mengantar kami keliling Sabang.
Bang Fendi tersenyum ramah dengan binar mata ceria disaput eyeliner hitam tebal, sambil mengulurkan kedua tangan mengajak salaman. Wow… kesepuluh jarinya dihiasi batu akik besar-besar!
Menurut bisikan seorang teman yang dapat dipercaya, Bang Fendi ini dulunya anggota aktif GAM. Setelah mencoba beberapa profesi termasuk kontraktor, Bang Fendi akhirnya memilih mengelola sebuah homestay dan menjadi tour operator. Selama 3 hari jalan sama dia, kelihatan banget dia megang Sabang. Bahkan restoran yang tadinya tutup pun bersedia membukakan pintu setelah Bang Fendi speak-speak sama penjaganya. Wuiiih… sakti juga!
Setelah meletakkan ransel di penginapan Anoi Itam, kami bergegas memenuhi mobil Bang Fendi dan mengeksplorasi Sabang! Destinasi kami selama tiga hari di Sabang:
– Pantai Sumur Tiga
– Bunker Jepang
– Rujak Seberang Pulau Klah
– Danau Aneuk Laot
– Pantai Anoi Itam
– GOR Sabang Merauke
– Pantai Gapang
– Titik Nol Kilometer
– Pantai Iboih
– Pulau Rubiah
Pantai Sumur Tiga
Di antara sederet lokasi wisata cantik yang kami sambangi, favorit saya adalah Pantai Sumur Tiga dan Pantai Gapang. Siang mulai terik ketika kami sampai di Pantai Sumur Tiga. Kami masuk dari Casa Nemo, sebuah penginapan dan restoran yang bagian belakangnya menghadap ke Pantai Sumur Tiga. Melihat lokasi dan lay out Casa Nemo yang cantik, saya jadi tergiur untuk menginap di sini kalau ke Sabang lagi.
Soal penginapan juga ada banyak pilihan, mulai dari yang seharga Rp 300.ooo hingga Rp 1 juta rupiah semalam. Family room tempat kami menginap di Penginapan Anoi Itam, sebuah kamar cukup luas dengan 1 double bed dan 1 single bed (bisa untuk 3 orang) dengan AC, kamar mandi bersih dan modern dengan shower air panas, dibandrol seharga Rp 700.000,-. Kalau dibagi untuk tiga orang, maka perorang cukup membayar Rp 230.000 saja. Lokasinya pun di atas tebing menghadap pantai yang indah saat sunrise.
Needless to say, see how beautiful Sumur Tiga beach is!
Pantai Gapang
Pantai Gapang termasuk salah satu spot populer karena keindahannya. Popularitas pantai ini antara lain terlihat dari deretan warung makan yang beroperasi di sisi jalan yang menghadap ke pantai. Jadi jangan kuatir kalau haus dan lapar, ada banyak tempat untuk memadamkan kelaparan. Kami kesana hari Jumat sekitar pukul 13:00 WIB. Pantai tampak sepi. Saya pikir orang-orang masih Jumatan nih! Ternyata kami mendapat bisikan kalau di Sabang (dan Aceh) dilarang melakukan aktivitas bersenang-senang selama hari Jumat, sejak pagi hingga pukul 3 sore.
Pantas pantainya sepi… Rupanya baru boleh main air dan mandi di laut selepas pukul 3 sore, nelayan juga baru boleh melaut di sore hari. Katanya kalau ketahuan bisa diceramahi bahkan didenda hingga ratusan ribu rupiah tergantung sikon. Wah, males juga ya kalau sampai didenda! Untung nggak ada larangan untuk foto-foto, jadi kami tetap menikmati siang yang seru di Pantai Gapang. Pantai ini photogenic banget, lengkap dengan ayunan dari ban dan ayunan yang tali doang ala-ala Tarzan and Jane gitu. Keduanya saya cobain, seru banget! 😀
Kuliner Enak Di Sabang
Banyaknya warga keturunan Tionghoa yang menetap di Sabang sejak dulu, membuat kota kecil ini punya dua tempat kuliner unggulan yang menyajikan mie. Ada mie Jalak dan mie Sedap yang jadi unggulan. Keduanya adalah mie dengan kaldu daging dimasak Chinese style. Mie Sedap di sini bukan merk mie instan lho ya… Warung Mie Sedap sudah ada lama sebelum nama itu populer dipakai sebagai merk mie instan. Mie Sedap ini memang sedap. Meski begitu, saya lebih suka mie Jalak, jadi mari kita bahas lebih lanjut.
Mie Jalak kalau di Jawa populer dengan nama mie kocok. Terdiri dari mie yang dimasak dengan kaldu lalu disajikan dengan topping potongan daging, tauge dan telur rebus. Kaldunya gurih tapi ringan, sehingga tidak ‘eneg’ meskipun porsinya besar. Malah buat saya makan setengah porsi saja sudah kenyang. Topping dagingnya gurih dan lembut, kalau kurang bisa minta ekstra daging saja tentu bayar. Sementara telur rebus merekah yang disajikan di atas mie menambah ragam rasa sepiring Mie Jalak.
Lalu bagaimana dengan Pantai Iboih, Pulau Rubiah, Danau Aneuk Laot dan spot keren lainnya di Sabang? Tenaaaang… Destinasi lain akan saya tulis di blogpost berikutnya. Yang jelas, Sabang dan Pulau Banyak di Aceh Singkil, wajib masuk dalam daftar tujuan liburan kamu berikutnya. Jadi kapan kamu mau ke Sabang?
Wajib dibawa kalau ke Sabang:
– Senjata kalau di pantai seperti sun glasses, sun block dan topi pantai
– Hammock dan buku bacaan favoritmu
– Kasur air, action cam dan perlengkapan snorkeling
– Diving gears, fishing gears (kalau hobi)
– Uang cash, karena banyak tempat belum menerima kartu kredit/debit
– Sendal jepit
– Semangat liburan!
Desember 29, 2018 pukul 5:53 am
sabang memiliki keindahan wisata yang tidak diragukan lagi
Desember 29, 2018 pukul 2:21 pm
sepakat pakai banget!!!
Ping-balik: Sabang, Primadona Pariwisata Aceh – About life on and off screen
Maret 20, 2016 pukul 2:29 pm
Kak ada kontak Bang Fendi gak?
Maret 20, 2016 pukul 10:40 pm
Ada dong… 082164390100
Maret 21, 2016 pukul 5:25 am
Makasih ya Kak
Maret 21, 2016 pukul 9:12 am
sama-sama
Februari 3, 2016 pukul 9:06 am
Main-main kesini berasa ketarik pengen ikut liburan juga iiih mba hihihi
Februari 4, 2016 pukul 11:42 am
Yuk liburan!
Januari 26, 2016 pukul 11:03 am
Ala, mak Mie Jalaknya,, memang “galak!”
Sabang… I’m coming…
Januari 27, 2016 pukul 10:55 am
Have fun in Sabang!
Ping-balik: Mie Jalak, Kuliner Istimewa Dari Sabang | About life on and off screen
Ping-balik: Mie Jalak, Kulier Istimewa Dari Sabang | About life on and off screen
Januari 7, 2016 pukul 3:32 am
hmm harga tiket kapal cepatnya.. 😀
kak, nggak sempat cobain sate gurita ya? laziiis loh kak 😀
Januari 7, 2016 pukul 9:58 am
harga tiket kapal cepatnya kenapa kak? *brbcek
Sate gurita itu sebenernya sempat dibeliin Bang Fendi yg bawa kita keliling sabang, tapi katanya gurita termasuk satwa yg dilindungi, jadi aku memutuskan utk tidak menulisnya. Gitu…
Januari 8, 2016 pukul 12:28 am
hahahaha iya deh iya.. padahal kekayaan laut aceh itu alhamdulilah berlimpah banget. 😀 gurita salah satunya.
tiket? gpp kok kak.. cuma tadinya sempat bingung, itu harga tiket kapal lambat atau kapal cepat.. baca sampai lagi baru ngeh hehe
Januari 8, 2016 pukul 9:38 am
oiya ya… mungkin kurang jelas saya nulis soal tiketnya 😀
soal gurita itu saya mixed feeling sih. Tapi dari pada dari pada lebih baik lebik baik 😀 😀
Januari 6, 2016 pukul 3:53 pm
Hahaha,,,, bener jugak yaw Sabang (Santai Banget),,, btw tuh Pantai semua udah tenar kak, bolak – balik sudah sering menghiasi layar TV. Btw kesitu sepi yaw kak? lawong ada larangan pagi sampai jam 3 sore nggak boleh melaut. Aku tahu kak, cuman tahunya setelah baca artikel ini, hehehehe….. mantabe’ dah kak ingin aku rasanya kesitu 🙂
Januari 7, 2016 pukul 9:59 am
Hehehe… pantai di Sabang yg kita datangi mmg yg sudah tenar krn lebih dekat. Sempat diajak ke pantai2 yg sepi, tapi jauh, di sisi selatan agak ke barat pulau, waktunya mepet. Anis kapan mau ke Sabang?
Januari 2, 2016 pukul 2:41 pm
Waahh bener banget itu mbk, 3 hari rasanya gk cukup utk explore sabang dengan puas, liburan kemarin saya juga ke sabang, tapi karena musim liburan jadi banyak penginapan yg full jdny gk bs lama2 krn telat pesannya, rasanya nagih dehh pengen ke sabang lagi. Hehehe…
Januari 3, 2016 pukul 10:46 am
hahaha… SETUJU!!! Jadi kapan Nuri mau ke Sabang lagi? Sudah ke semua spot kece di Sabang?
Desember 31, 2015 pukul 7:35 am
Keren banget mbak pantainya. Semua!
Januari 1, 2016 pukul 4:54 am
Yes indeed. Kapan mau ke Sabang?
Desember 25, 2015 pukul 11:39 am
Wahhhh liburan yang menyenangkan, eh btw harganya lumayan juga ya mba huhuhu
Desember 25, 2015 pukul 9:05 pm
Hihihi… harga apanya yang lumayan nih?
Desember 23, 2015 pukul 3:27 pm
kak tika, aku mau mie jalaknya, kak. duh, ngiler banget!
Desember 24, 2015 pukul 4:25 am
Hihihi… dari Sabang mereka melayani delivery ke rumahmu gak ya?
Desember 24, 2015 pukul 12:25 pm
iya, sampai rumah mienya ngembang segede anaconda, kak. 😂
Desember 25, 2015 pukul 4:59 am
Wah, mie segede anaconda bisa dimakan bareng satu er-te kan?
Desember 21, 2015 pukul 8:07 pm
ahhhh, tiap baca ttg sabang, aku nyesel senyesel-nyeselnya, kenapa pas dulu 18 thn tinggal di aceh, ga prnh nyempetin diri kesanaaa -__-.. skr aja udh di jkt gini, udh mkin jauh deh, makin mahal juga 😦
Desember 22, 2015 pukul 8:40 am
tenaaaang…. semakin kita jauh, semakin besar apresiasi kita terhadap tempat tersebut. Diagendakan ke Sabang kapan?
Desember 21, 2015 pukul 5:05 pm
Seru banget Kak
Desember 22, 2015 pukul 8:38 am
IYA 😀
Desember 21, 2015 pukul 2:11 pm
Lho, lho, ternyata jadi serial bersambung, ya? Asyik, jadi ada alasan buat sering-sering mampir ke sini :p
Kenapa ada aturan seperti itu, ya? Seram juga kalau didenda hanya karena bermain di pantai 3-5 jam terlalu awal..
Saya baru tahu di Aceh ada enclave Tionghoa yang bahkan bisa jadi destinasi kuliner. Terimakasih banyak!
Desember 21, 2015 pukul 3:29 pm
Hehehe… semoga betah mampir ke sini. Iya, memang sebaiknya kita mengikuti ground rules maupun ketentuan umum yang dipegang warga lokal, biar selamet aman sentausa. Ya kan?
Desember 21, 2015 pukul 1:51 pm
aduuuh, mie-nya itu menggoda selera banget, mbak :)) nggak sabar pengen baca lanjutan ceritanya
Desember 21, 2015 pukul 2:00 pm
Lanjutan ceritanya lagi di godok, semoga lusa udah bisa tayang, beserta tips2 praktis keliling Sabang 😉
Desember 21, 2015 pukul 1:25 pm
Keren banget, baca saja serasa liburan langsung
Desember 21, 2015 pukul 1:54 pm
Ihik… Jadi kapan liburan langsung ke Sabang?
Desember 21, 2015 pukul 10:44 am
Menarik banget!! Jadi pengin ke Sabang nih! Semoga pantai Sumur Tiga dan pantai-pantai lainnya di Sabang terjaga kebersihannya ya! Ticket ferry bisa dibeli langsung di pelabuhan atau mesti reservasi dulu?
Desember 21, 2015 pukul 12:44 pm
Iya, semoga tetap bersih. Untuk tiket ferry bisa langsung beli di pelabuhan, kapasitasnya besar kok.
Desember 21, 2015 pukul 10:07 am
itu sedap kak makan mie sambil lihta pantai
Desember 21, 2015 pukul 10:08 am
sedap bangeeeet….
Desember 21, 2015 pukul 9:30 am
bikin makin pengen ke Aceh nihhh
Desember 21, 2015 pukul 10:05 am
Hayuuuuk…. Setelah musim hujan berlalu aja, sekitar Mei. Gimana?
Desember 21, 2015 pukul 6:32 am
OMG! Mie dan pantainya menggugah selera. Seri cerita aceh sejak aceh singkil selalu kunanti. Ga sabar nunggu lanjutannya 🙂
Desember 21, 2015 pukul 10:04 am
Hihihi… masih akan ada kelanjutan sekitar 7 blog post lagi. Yakin nggak makin ngiler membaca semuanya?
Desember 21, 2015 pukul 6:25 pm
Makin ngiler sambil sibuk bookmark 😅😅 wajib kunjung Aceh nih. Jelajah Aceh
Desember 22, 2015 pukul 8:39 am
Jelajah Aceh? SOUNDS GREAT!!!