Sunset kok dijemput? Memang dia nggak tau jalan pulang? Menjemput sunset adalah istilah saat saya dan teman-teman menunggu di pantai, lalu begitu matahari mulai bergulir ke cakrawala kami segera siap-siap dengan kamera untuk mengabadikannya. Pastinya kami juga bereksperimen dengan time lapse, foto berbagai pose, mulai dari pose cantik, pose bugar hingga pose-pose absurd. Jadi kami menjemput sunset untuk dimasukkan dalam memori di HP dan di hati.
Beberapa hari lalu saat pergi ke Pulau Panjang di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, kami beruntung mendapatkan sunset yang luar biasa indahnya. Semburat jingga merekah dan menyebar di langit, menebar pesona di antara awan-awan yang menggantung rendah. Lalu langit ditumpahi warna merah merona. Indah sekali… salah satu sunset paling indah dalam hidup saya.
Foto 1 oleh Bolang Lostpacker, Foto 2 oleh Sendy Aditya
Perjalanan ke Pulau Banyak kali ini seru banget karena tempatnya bagus dan bersama teman-teman yang super menyenangkan. Ada Satya yang suka terbang naik paralayang, Bolang si pengembara, Fiona si Miss Mutiara dari timur, Sefin si senja Moktika yang mirip Gong Li, Fahmi yang suka road trip naik motor, Him yang selalu super-cool dalam segala cuaca serta Sendy, teman baru yang jossss banget foto-fotonya dan kemana-mana selalu bawa kopi dalam tumbler.
Kami bertemu di Bandara Soekarno-Hatta, langsung terbang ke Medan. Dari Medan kami naik mobil sewaan selama 8 jam menuju Singkil di Provinsi Aceh. Barulah dari dermaga Singkil menyeberang ke Pulau Balai, base camp kami selama island hopping di Kepulauan Banyak. Soal pilihan transportasi menuju Pulau Banyak sudah saya tulis di artikel sebelumnya lengkap dengan biayanya, klik saja tulisan ini.
Ada 86 pulau di Kepulauan Banyak, tentu nggak mungkin semua kami datangi dalam trip selama lima hari. Jadi pulau-pulau yang beruntung kami sambangi adalah:
- Pulau Biawak
- Pulau Lambudung
- Pulau Tailana
- Pulau Panjang
- Pulau Asok
- Pulau Palambak Besar
Foto oleh: Bang Hasbi, Satya Winnie dan Sendy Aditya
Pulau Balai dipilih menjadi base camp dan tempat menginap karena memang pulau inilah yang paling padat penduduknya, sehingga ada beberapa pilihan homestay. Kami tinggal di homestay Nanda yang terletak persis di bibir dermaga. Homestay ini kamar-kamarnya bersih, ada yang pakai kipas angin, ada pula yang ber-AC dengan kamar mandi di salam. Kisaran harganya antara 80 hingga 200 ribu rupiah. Mereka mengelola warung makan juga, sekali makan habis sekitar 25-35 ribu.
Menu makanan di homestay Nanda terdiri dari beragam ikan bakar atau goreng, cumi, udang, aneka sayuran dan rempeyek teri yang kelezatannya juara tingkat nasional! Secara umum masakannya enak-enak. Malah di malam terakhir sebelum kami pulang, pemilik homestay memasak sup lobster buat kami! Biasanya lobster kan dibakar, pas melihat deretan mangkuk besar berisi sup lobster, saya sempat ragu. Setelah saya cicipi, ternyata….. YUMMY!!!
Penginapan dengan model cottage juga tersedia di Pulau Tailana. Seru banget cottagenya! Sangat natural, dengan model pondok-pondok rumbia seharga 125 ribu per pondokan untuk 2 orang. Kalau rombongannya lebih dari 2 orang maka per-orang dikenakan biaya tambahan 50 ribu rupiah. Biaya makan di cottage Pulau Tailana ini adalah 125 ribu perorang perhari dapat 3x makan.
Cottage ini dimiliki dan dikelola oleh Pak Mali, pria berbadan besar yang suka tersenyum asli kelahiran Pulau Balai. Mereka juga menyediakan jasa jemputan dengan boat ke beberapa titik sesuai dengan perjanjian dengan tamu. Kalau perlu nomor kontak cottage Pak Mali atau Homestay Nanda, silakan tulis requestnya di kolom komentar.
Tips jalan-jalan ke Pulau Banyak:
- Di perkampungan (misalnya di Pulau Balai) berpakaian yang sopan. Berada di kepulauan memang memberi keleluasaan berpakaian dibandingkan di Banda Aceh. Misalnya bagi perempuan bercelana panjang dan t-shirt longgar saja masih dapat diterima.
- Pas island hopping di pulau-pulau kosong itu dress code-nya bisa lebih leluasa, tapi begitu naik kapal kembali ke kampung, pakailah baju sopan.
- Disarankan bawa kain bali, atau kain apapun untuk sarungan. Jadi habis main di pulau kosong/pantai bisa pakai kain untuk kembali ke perkampungan warga.
- Sun block, action cam dan perlengkapan piknik lain jangan ketinggalan.
- Lebih seru jalan dalam grup kecil, sekitar 5-10 orang karena bisa sharing biaya sewa kendaraan dan perahunya. Kalau mau lebih dari 10 orang tentu bisa juga, tapi biasanya kalau terlalu ramai mobilitasnya lebih lambat.
- Kalau mau praktis, bisa menghubungi tour operator. Ada beberapa pilihan, salah satunya yang menemani kami adalah Bang Hasbi dari Keliling Aceh. Kalau perlu nomor kontaknya silakan tulis requestnya di kolom komentar.
Februari 14, 2016 pukul 9:29 pm
speechless deh liat foto-foto sunsetnya .. awesome banget deh, dari dulu pengen banget kesini kak, tapi ngomong2 pulau banyak ini udah family friendly gak ya ?? hehe
Februari 15, 2016 pukul 12:17 pm
Imho belum bisa disebut family friendly apa lagi kalau bawa anak kecil. Penginapannya sederhana, kegiatan yang dilakukan ya island hopping yang mungkin melelahkan buat anak kecil. Keunggulan tempat ini adalah pantai2nya cantik dan sepi, bersih. Tp belum ada fasilitas apa pun sbg sarana rekreasi. Cukup menjawab?
Februari 15, 2016 pukul 10:21 pm
cukup kak, terima kasih udah kasih info 🙂 kalo anak kecil sih tidak ada, cuma kalau soal perjalanannya misal dari jakarta agak susah ya? atau bagaimana?
Februari 16, 2016 pukul 2:51 am
Perjalanan dr Jakarta nggak susah kok, apalagi kalau terbiasa traveling. Naik pesawat ke Kuala Namu (Medan) lalu naik travel ke dermaga Aceh Singkil, perjalanan di mobil sekitar 8 jam, banyak travel yg berangkat malam hari agar sampai di Aceh Singkil pagi hari. Lalu dari dermaga Aceh Singkil nyebrang naik boat, sampai deh ke Pulau Balai. Apakah cukup jelas?
Februari 16, 2016 pukul 11:41 am
Ok kak, thanks infonya..mungkin tahun ini kesana hehe
Februari 17, 2016 pukul 10:08 am
Amin, semoga! Have fun di sana!
Januari 3, 2016 pukul 6:08 pm
Foto sunsetmu kece badai mbak =))
Januari 4, 2016 pukul 3:53 pm
Aih Didut… Sunsetnya memang kece tanpa badai kok 🙂
Desember 31, 2015 pukul 7:58 am
wah keren ya…cita – cita saya pergi ke aceh cuman belum kesampaian ini. kalu melakukan perjalanan ke aceh biayanya mahal gak sih mbak?
sukses selalu ya…semoga tetep jalan jalan…hahahaha…
Januari 1, 2016 pukul 4:54 am
Nggak terlalu mahal kok. Abis ini saya bikinin posting yg lebih lengkap, termasuk biayanya. Mau?
Januari 7, 2016 pukul 8:41 am
mauuu….ditunggu postingannya..yang lengkap…
Januari 7, 2016 pukul 9:52 am
Siaaap… draft udah ada, cuma belum kelar banget. Bersedia bersabar bentar lagi?
Ping-balik: Cara Seru Mendesain Tshirt | About life on and off screen
Desember 21, 2015 pukul 1:57 pm
Saya jadi penasaran sama Rempeyek Teri Juara Tingkat Nasional itu, Mbak! X))
Btw seru juga kayaknya laptopan di perahu.. hehehehe~
Desember 21, 2015 pukul 2:00 pm
Wah, kelezatan rempeyeknya susah digambarkan dg kata-kata! Kapan mau cobain laptopan di perahu?
Desember 21, 2015 pukul 10:46 am
Wow!!!! foto2nya cakep banget kak!!! beneran ya ke Aceh bajunya bisa sesantai itu? Nggak apa-apa? nggak dikatain orang?
Desember 21, 2015 pukul 12:58 pm
Bisa, kalau di pantai sepi/pulau kosong. Kalau di pemukiman warga ya pakai celana panjang & baju lengan panjang, yg penting sopan
Ping-balik: Pesona Sabang Yang Santai Banget | About life on and off screen
Desember 19, 2015 pukul 9:46 pm
Pengen ngerasain nginep di penginapan ala-ala cottage yang di Pulau Tailana. Kayaknya seru :))
Desember 20, 2015 pukul 4:40 pm
Iya, mestinya seru! Tamu mereka mostly bule, pas kita ke sana ada 6 org bule, yang lalu ngerubutin kita pas kita nerbangin drone di atas pulau Tailana. Nah, kalau kamu nginep di sana bawa Osmo, pasti mereka bakal ngerubutin kamu 😀 🙂
Desember 19, 2015 pukul 1:46 am
Mbak, sebenarnya aturan pakaian di aceh itu memang nggak seketat yang diisukan oleh media nasional. Berpakaian sejawarnya dan sesopannya saja. Insya Allah sudah cukup. Kecuali, ada yang ingin main ke masjid. nah ini baru mulai sedikit ketat.
(maaf mohon ijin nitip tulisan)
yudi pernah mengulasnya di http://www.hikayatbanda.com/2015/10/siapa-bilang-ke-aceh-harus-pakai-jilbab.html
tentang bagaimana sebenarnya peraturan berbusana dan pandangan orang aceh dalam aturan berpakaian 🙂
Desember 19, 2015 pukul 5:20 pm
Wah terima kasih banyak Yudi!!! Ini yg diperlukan para traveler yg ragu2 ke Aceh
Desember 16, 2015 pukul 6:56 pm
Nggak bisa membayangkan kak indahnya sunset dikala datang. Ciptaan Tuhan memang tiada duanya. Apalgi kalau melihat sunset ditemani makanan seafood,,, hmmm rasanya seperti di awang – awang, hehehe
Desember 17, 2015 pukul 10:23 am
Bener banget… Selain sea food ditemani minum kelapa muda juga mantap! Ya kan? Kapan mau ke P.Banyak?
Desember 16, 2015 pukul 2:21 pm
Kita sudah jemput sunsetnya supaya bisa menemani kita kemanapun kita pergi 🙂
XO
Desember 16, 2015 pukul 3:57 pm
YEAAAYYYY!! *kantongin sunsetnya 😀
Ping-balik: Menjemput Sunset Di Pulau Banyak | www.acehsilam.com
Desember 14, 2015 pukul 5:41 pm
Singkil itu Aceh sebelah mana ya Mba? Mau banget ke sana.
Desember 15, 2015 pukul 10:10 am
Singkil itu Aceh di pantai timur yg sudah dekat dengan perbatasan Sumatera Utara. Mau kapan ke sana?
Desember 19, 2015 pukul 1:42 am
sebelah barat Mbak 😀
kalau sebelah timur itu sebelah Langsa ( aceh timur) 😀
Desember 19, 2015 pukul 5:20 pm
Oiyaaa….. thanks
Desember 14, 2015 pukul 1:48 pm
Indonesia memang ya berkumpul pantai-pantai cantik. Udah gitu bisa diabadikan dengan begitu luar biasa seperti foto-foto diatas. Jadi berasa menikmati langsung. Keren mba!!!
Desember 15, 2015 pukul 10:12 am
Terima kasih…. Pantai apa favoritmu di Indonesia?
Desember 15, 2015 pukul 10:20 am
Saya belum banyak mengunjungi pantai di Indonesia. Sejauh ini yang membuat saya betah main di pantai baru pantai di Pulau Langkuas dan Pulau Babi nya Belitung.
Desember 15, 2015 pukul 10:21 am
Pulau Lengkuas memang cantik sekali. I love it too!!!
Desember 14, 2015 pukul 9:14 am
keren banget nie, para travel blogger ternama..
suka sama foto yang pertama, kapan ya bisa difoto kayak gitu 😦
Desember 15, 2015 pukul 10:09 am
Kapan? Nah itu tergantung kapan mau main ke pantai bersama fotografer 😀
Desember 15, 2015 pukul 10:11 am
Ajakin dong kak
Desember 15, 2015 pukul 10:14 am
Yakin? Ntar lagi sibuk kerja…
Desember 14, 2015 pukul 8:45 am
duhhh fotonya kak Bolang emang juara deeehh!!
kapan yaaa bisa jalan-jalan bareng mba Tika dan kak bolang huhuhu
Desember 14, 2015 pukul 9:56 pm
aku org sumut aja gk pernha ke Aceh Dit
Desember 15, 2015 pukul 10:08 am
Hayuk Winny ke Pulau Banyak… Deket dari Sumut kan?
Desember 15, 2015 pukul 6:02 pm
deket kak tp jarang pulang kak
Desember 16, 2015 pukul 3:55 pm
😀
Desember 15, 2015 pukul 10:08 am
Iya Dit, kapan dong kita jalan bareng?
Desember 14, 2015 pukul 7:06 am
keren fotonya..
Desember 14, 2015 pukul 7:15 am
Terima kasih Suci 🙂
Desember 14, 2015 pukul 6:35 am
Lukisan alam memang tiada duanya ya. Sunsetnya bikin berdecak kagum. Dan paragraf makanan membuat perut langsung kroncongan membayangkan betapa segarnya ikan2 yang dimakan. Yumm. Boleh tahu nomer kontak Bang Hasbi? Mudah2an ketika 2017 kami pulang ke Indonesia Bang Hasbi masih bernomor yang sama.
Desember 14, 2015 pukul 7:19 am
Bener, lukisan alam tak tergantikan! No HP Bang Hasbi 085260618428. Kapan mau liburannya? Sebaiknya jangan pas musim angin agar ombak lbh tenang & pantai lebih bersih (ombaknya tidak membawa sampah)
Desember 14, 2015 pukul 1:01 pm
Terimakasih banyak. Langsung mencatat nomernya dan info musimnya 🙂
Desember 15, 2015 pukul 10:06 am
My pleasure. Semoga liburannya nanti menyenangkan 🙂
Desember 14, 2015 pukul 7:46 am
Komenku sudah terwakili ini. Makasih yaaa. 🙂
Desember 15, 2015 pukul 10:07 am
Lho kok tau-tau terwakili? Mana wakilnya? 🙂
Desember 15, 2015 pukul 10:14 am
😆😆😆
Desember 15, 2015 pukul 10:15 am
Aku malah diketawain… *cry 😀 😀