Blog post ini mulai ditulis pada pukul 10.55 WIB. How are you my dear blog readers? Let’s talk about life, something that we often take for granted because we are busy chasing numbers.
“How are you?”
“Apa kabar?”
Dua kalimat yang sangat sederhana dan sering banget kita ucapkan atau kita dengar saat kita berjumpa dengan teman, kolega atau kenalan baru. Sering kali kita menjawab ‘I’m fine’ atau ‘Kabar baik’ sekedar untuk mempercepat percakapan agar bisa bergerak ke inti pembicaraan. Ya, terlalu sering sapaan ‘Apa kabar?’ dianggap sebagai basa-basi, tanpa ada maksud untuk mengetahui kabar lawan bicara kita yang sesungguhnya. Padahal lebih sering dibalik jawaban ‘I’m fine’ atau ‘Kabar baik’ itu tersimpan banyak cerita yang tidak semuanya baik-baik saja. Kapan terakhir kali kamu merasa begini?
Membaca hal yang tersirat memang sebuah seni tersendiri yang hanya dimiliki oleh manusia, bahkan belum tentu mampu dilakukan oleh semua orang. Bertemu muka secara langsung bisa membuat kita meraba emosi lawan bicara. Tapi sayangnya jaman sekarang, apa lagi di kota Jakarta yang macetnya semakin parah, kondisi membuat kita lebih sering berkomunikasi melalui text, pesan singkat dan chat apps. Memang sih banyak sekali emoticon yang dibuat untuk menggambarkan perasaan penggunanya. Tapi apakah menurutmu emoticon-emoticon itu mampu mengekspresikan perasaan dan isi kepala kita yang sesungguhnya?
Menulis artikel di blog, tweeting, mengupdate beragam status di Path, Instagram, Facebook dan Google+ seharusnya membuat kita semakin terlatih mengungkapkan perasaan dan pikiran secara tertulis. Namun pertanyaan berikutnya, apakah semua yang kita tulis di media sosial benar-benar ungkapan isi hati dan pikiran yang sesungguhnya? Atau lebih banyak untuk membangun sebuah kesan, sebuah pencitraan?
Saya menulis artikel ini dan membiarkan setiap paragraf diakhiri dengan pertanyaan untuk mengajak teman-teman semua menjawabnya. Bebas sih mau menjawab seperti apa. Salah satu jawaban yang (tampaknya) jujur dan menarik ingin saya apreasiasi dengan mengirimkan sebuah hadiah kejutan. Tertarik?
Sekarang jam 11.25 WIB dan sebentar lagi jam makan siang, waktu di mana banyak orang mengisinya dengan update status atau membaca status teman. Mari, jangan sampai blog post ini menyita terlalu banyak waktumu, dan paket datamu. Blog post ini saya ikutkan live blogging competition dalam rangka ulang tahun ke-19 XL hari ini. Saya memutuskan memakai XL karena paket datanya yang menarik.
Saya paling bersyukur memakainya saat harus live tweeting dari sebuah acara budaya di Pulau Selayar di Sulawesi Selatan, di pulau kecil itu ternyata sinyal XL malah paling stabil sehingga saya akhirnya memenuhi permintaan teman menyalakan fitur tethering di ponsel agar dua orang teman lain bisa ikut live tweeting dengan lancar. Foto header artikel ini diambil di Pulau Selayar. Cantik kan pantainya?
So, how’s life for you?
For me, life has been kind despite of all the hardships that I am going through. I am counting my blessings, that’s how I survived my stormy days.
September 15, 2017 pukul 10:12 am
Menarikh! He he he menarik sekali Mbak. Sapaan “Apa Kabar” terhadap sekian banyak kerabat, yang saya simpulkan memang agak beda. Sekian banyak teman kita di medsos, sapaan “apa kabar” saya merasakan ingin rasa pertemanan, eksis, peduli, viral di dumay, itu yang jadi pemikiran akhir. Sebaiknya apa kabar itu bersambung dengan obrolan pertanda pertemanan memang sejati. Bila apa kabar saja bisa diasumsikan “telah lupa”. Namun sebaiknya yang ada, tetap apa kabar saja cukup menandakan kita peduli. Betul tidak Mbak? 😀
September 17, 2017 pukul 6:09 pm
Betul sekali. Bagi saya, ‘Apa kabar’ itu sweet gesture meskipun sebagian orang menganggapnya basa-basi, tapi saya selalu meresponnya dengan sungguh2 🙂
Oktober 17, 2015 pukul 11:57 pm
Btw saya suka dengan gaya penulisannya mbak, apa ya namanya, review ajah deh, reviewnya mesti di letakkan di akhir tulisan. Jadi mbaknya menekankan ke ceritanya dulu ya, pas nyampe bawa nggak sadar itu kalau udah disisipin sama review tadi. 😀
Oktober 22, 2015 pukul 10:47 am
Hehehe… terima kasih loh kak Jefry. Eh, aku manggilnya kak, bang atau bung? 😀
Oktober 24, 2015 pukul 10:49 am
Wah panggil apa ya, terserah sih. Saya masih SMA loh mbak. hehehe 😀
Oktober 25, 2015 pukul 1:24 am
Kalau gitu aku panggil Jefry aja ya?
Oktober 25, 2015 pukul 5:00 pm
Oke oke mbak. Monggo… 🙂
Oktober 15, 2015 pukul 3:02 pm
Let’s talk about life, something that we often take for granted because we are busy chasing numbers.
—– cakep nih quotenya kakaaa…
Oktober 16, 2015 pukul 5:10 pm
makasiiiih…
Oktober 15, 2015 pukul 10:07 am
Hmmm.. Sebuah kata, namun sebagai jembatan antar manusia 😀
Oktober 16, 2015 pukul 5:11 pm
Wah, kalimat yg pas banget!
Oktober 13, 2015 pukul 6:52 pm
Salam Kenal….
ada jadwal ke lampung kah?
Oktober 16, 2015 pukul 5:12 pm
Seharusnya ada, mau ke Wai Kambas. Kenapa?
Oktober 13, 2015 pukul 6:08 pm
How are you is sometimes a rethorical question…
Oktober 16, 2015 pukul 5:12 pm
indeed…
Oktober 9, 2015 pukul 8:31 pm
Apalagi kalau dapat pertanyaan ‘apa kabar’ dari si dia. Hahahaha aseeeek. 😀
Salam kenal!
Oktober 11, 2015 pukul 11:02 am
Salah kenal! Kalau dari ‘si dia’ sih disenyumin juga udah AZG!!! 😀
Oktober 9, 2015 pukul 3:56 pm
hidup ituuuu… perjalanan yg penuh rasa pahit dan manis. sy dari keluarga yg biasa2 aja. dari lahir udah diajarin cara untuk bertahan. ya paling tidak, apa2 harus bisa dikerjakan sendiri. itu petuah yg abah sy selalu berikan.. jadinya terbiasa sampe skrg.
trus apa kabar? basa basi busuk sih mba kalo menurutku.. tapi kalo buat temen yg udah deket banget, tanpa apa kabar, udah lgsg to the point gitu..
aku biasanya di sosmed suka iseng2 mba.. gak posting betulan, sukanya becanda2 ajaa.. baru kalo nulis di blog, itu the real me 😀
Oktober 11, 2015 pukul 11:02 am
Nah ini menarik. Kalau di blog baru the real you. Apakah karena di blog bisa berekspresi lebih panjang? Atau karena audiens/pembaca blog adalah teman-teman yang sudah kenal & nyaman berinteraksi?
Oktober 9, 2015 pukul 1:22 pm
di balik kata apa kabar mungkin banyak jawaban sebenarnya yang mereka sembunyikan. cerita rumit yang diwakilkan dengan kata baik-baik saja. cukup seperti itu.
sosial media kadang hanya menjadi penipuan. baik menipu diri sendiri atau orang lain. seperti beberapa orang mengetik ‘hahahaha’ tanpa tertawa sedikit pun..
Oktober 11, 2015 pukul 11:00 am
Nah ini menarik, mengetik ‘hahahaha’ tanpa tertawa, kalau disurvey ada berapa orang perhari yang melakukannya?
Oktober 15, 2015 pukul 11:55 pm
Sepertinya tidak sedikit..
Oktober 16, 2015 pukul 5:09 pm
Iya, aku yakin banyak kok yg begitu. Termasuk aku kadang2 cuma senyum tipis tapi ngetiknya ‘hahahaha’
Oktober 9, 2015 pukul 10:18 am
Di balik apa kabar biasanya awal cerita yang panjang, kalau di sosial media entah kenapa banyak emotion yang terlalu dibikin2 yg sebenernya ungkapan bahagia malah emotion sedih 😦
Oktober 11, 2015 pukul 10:58 am
Emoticon yg terlalu dibikin-bikin ya… hmm…
Oktober 9, 2015 pukul 5:49 am
My life has been a mess in the last one year. Maybe because like what you said I’ve been too busy chasing numbers.
But, on those mess. I’ve find the truth. Ketika hidupmu senang semua orang tampaknya ingin didekat kita, ketika hidupmu susah kelihatan teman sejati yg akan ada di sana membantumu. So like you’ve said. I’m counting my blessings find a real friend who will be there no matters what. Find someone who accept me as I am although I realize I’m not easy person to be around with.
Jadi kalau ditanya apakabar? Kabar baik, I have a reason to smile.
Oktober 11, 2015 pukul 10:57 am
Glad to know that you have a reason to smile. Hope soon you will have more reasons for that 🙂
Oktober 8, 2015 pukul 3:39 pm
Itu foto kedua kaka deng kawan-kawan? Di mana lokasi?
Oktober 8, 2015 pukul 6:15 pm
Ende, NTT
Oktober 8, 2015 pukul 2:51 pm
Menarik! Emang bisa ya sinyal XL sampe ke pulau kecil gitu?
Oktober 8, 2015 pukul 3:01 pm
Di P. Selayar ini memang bisa! Malah di spot-spot tertentu XL berjaya
Oktober 8, 2015 pukul 12:41 pm
Life for me has been up and down, busy and always in the hurry. So I am longing for a short break or better a long holidays somewhere peaceful.
Yup, sometimes asking how are you cuma sekedar basa basi aza ya, kadang si penanya ga serius mendengarkan jawaban yg ditanya😜
Oktober 8, 2015 pukul 2:48 pm
Yes indeed. Namun kadang juga yg ditanya nggak pengin cerita gimana kabar dia yang sesungguhnya. Btw, pengin liburan ke mana nih?
Oktober 8, 2015 pukul 11:43 am
kak,,,,, peaper ke kalimantan lagi kapan
Oktober 8, 2015 pukul 11:54 am
perjalanan ke Kalimantan? Doakan segera yaaa…
Oktober 13, 2015 pukul 1:41 pm
Ke pontianak dong mbaak 😆