BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Di Balik Sebuah “Apa kabar?”

36 Komentar

Blog post ini mulai ditulis pada pukul 10.55 WIB. How are you my dear blog readers? Let’s talk about life, something that we often take for granted because we are busy chasing numbers.

“How are you?”

“Apa kabar?”

Dua kalimat yang sangat sederhana dan sering banget kita ucapkan atau kita dengar saat kita berjumpa dengan teman, kolega atau kenalan baru. Sering kali kita menjawab ‘I’m fine’ atau ‘Kabar baik’ sekedar untuk mempercepat percakapan agar bisa bergerak ke inti pembicaraan. Ya, terlalu sering sapaan ‘Apa kabar?’ dianggap sebagai basa-basi, tanpa ada maksud untuk mengetahui kabar lawan bicara kita yang sesungguhnya. Padahal lebih sering dibalik jawaban ‘I’m fine’ atau ‘Kabar baik’ itu tersimpan banyak cerita yang tidak semuanya baik-baik saja. Kapan terakhir kali kamu merasa begini?

Membaca hal yang tersirat memang sebuah seni tersendiri yang hanya dimiliki oleh manusia, bahkan belum tentu mampu dilakukan oleh semua orang. Bertemu muka secara langsung bisa membuat kita meraba emosi lawan bicara. Tapi sayangnya jaman sekarang, apa lagi di kota Jakarta yang macetnya semakin parah, kondisi membuat kita lebih sering berkomunikasi melalui text, pesan singkat dan chat apps. Memang sih banyak sekali emoticon yang dibuat untuk menggambarkan perasaan penggunanya. Tapi apakah menurutmu emoticon-emoticon itu mampu mengekspresikan perasaan dan isi kepala kita yang sesungguhnya?

Menulis artikel di blog, tweeting, mengupdate beragam status di Path, Instagram, Facebook dan Google+ seharusnya membuat kita semakin terlatih mengungkapkan perasaan dan pikiran secara tertulis. Namun pertanyaan berikutnya, apakah semua yang kita tulis di media sosial benar-benar ungkapan isi hati dan pikiran yang sesungguhnya? Atau lebih banyak untuk membangun sebuah kesan, sebuah pencitraan?

Saya menulis artikel ini dan membiarkan setiap paragraf diakhiri dengan pertanyaan untuk mengajak teman-teman semua menjawabnya. Bebas sih mau menjawab seperti apa. Salah satu jawaban yang (tampaknya) jujur dan menarik ingin saya apreasiasi dengan mengirimkan sebuah hadiah kejutan. Tertarik?

Kelimutu sarungan

Sekarang jam 11.25 WIB dan sebentar lagi jam makan siang, waktu di mana banyak orang mengisinya dengan update status atau membaca status teman. Mari, jangan sampai blog post ini menyita terlalu banyak waktumu, dan paket datamu. Blog post ini saya ikutkan live blogging competition dalam rangka ulang tahun ke-19 XL hari ini. Saya memutuskan memakai XL karena paket datanya yang menarik.

Saya paling bersyukur memakainya saat harus live tweeting dari sebuah acara budaya di Pulau Selayar di Sulawesi Selatan, di pulau kecil itu ternyata sinyal XL malah paling stabil sehingga saya akhirnya memenuhi permintaan teman menyalakan fitur tethering di ponsel agar dua orang teman lain bisa ikut live tweeting dengan lancar. Foto header artikel ini diambil di Pulau Selayar. Cantik kan pantainya?

So, how’s life for you?

For me, life has been kind despite of all the hardships that I am going through. I am counting my blessings, that’s how I survived my stormy days.

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

36 thoughts on “Di Balik Sebuah “Apa kabar?”

  1. Menarikh! He he he menarik sekali Mbak. Sapaan “Apa Kabar” terhadap sekian banyak kerabat, yang saya simpulkan memang agak beda. Sekian banyak teman kita di medsos, sapaan “apa kabar” saya merasakan ingin rasa pertemanan, eksis, peduli, viral di dumay, itu yang jadi pemikiran akhir. Sebaiknya apa kabar itu bersambung dengan obrolan pertanda pertemanan memang sejati. Bila apa kabar saja bisa diasumsikan “telah lupa”. Namun sebaiknya yang ada, tetap apa kabar saja cukup menandakan kita peduli. Betul tidak Mbak? 😀

  2. Btw saya suka dengan gaya penulisannya mbak, apa ya namanya, review ajah deh, reviewnya mesti di letakkan di akhir tulisan. Jadi mbaknya menekankan ke ceritanya dulu ya, pas nyampe bawa nggak sadar itu kalau udah disisipin sama review tadi. 😀

  3. Let’s talk about life, something that we often take for granted because we are busy chasing numbers.

    —– cakep nih quotenya kakaaa…

  4. Hmmm.. Sebuah kata, namun sebagai jembatan antar manusia 😀

  5. Salam Kenal….

    ada jadwal ke lampung kah?

  6. How are you is sometimes a rethorical question…

  7. Apalagi kalau dapat pertanyaan ‘apa kabar’ dari si dia. Hahahaha aseeeek. 😀

    Salam kenal!

  8. hidup ituuuu… perjalanan yg penuh rasa pahit dan manis. sy dari keluarga yg biasa2 aja. dari lahir udah diajarin cara untuk bertahan. ya paling tidak, apa2 harus bisa dikerjakan sendiri. itu petuah yg abah sy selalu berikan.. jadinya terbiasa sampe skrg.

    trus apa kabar? basa basi busuk sih mba kalo menurutku.. tapi kalo buat temen yg udah deket banget, tanpa apa kabar, udah lgsg to the point gitu..

    aku biasanya di sosmed suka iseng2 mba.. gak posting betulan, sukanya becanda2 ajaa.. baru kalo nulis di blog, itu the real me 😀

  9. di balik kata apa kabar mungkin banyak jawaban sebenarnya yang mereka sembunyikan. cerita rumit yang diwakilkan dengan kata baik-baik saja. cukup seperti itu.

    sosial media kadang hanya menjadi penipuan. baik menipu diri sendiri atau orang lain. seperti beberapa orang mengetik ‘hahahaha’ tanpa tertawa sedikit pun..

  10. Di balik apa kabar biasanya awal cerita yang panjang, kalau di sosial media entah kenapa banyak emotion yang terlalu dibikin2 yg sebenernya ungkapan bahagia malah emotion sedih 😦

  11. My life has been a mess in the last one year. Maybe because like what you said I’ve been too busy chasing numbers.

    But, on those mess. I’ve find the truth. Ketika hidupmu senang semua orang tampaknya ingin didekat kita, ketika hidupmu susah kelihatan teman sejati yg akan ada di sana membantumu. So like you’ve said. I’m counting my blessings find a real friend who will be there no matters what. Find someone who accept me as I am although I realize I’m not easy person to be around with.

    Jadi kalau ditanya apakabar? Kabar baik, I have a reason to smile.

  12. Itu foto kedua kaka deng kawan-kawan? Di mana lokasi?

  13. Menarik! Emang bisa ya sinyal XL sampe ke pulau kecil gitu?

  14. Life for me has been up and down, busy and always in the hurry. So I am longing for a short break or better a long holidays somewhere peaceful.
    Yup, sometimes asking how are you cuma sekedar basa basi aza ya, kadang si penanya ga serius mendengarkan jawaban yg ditanya😜

  15. kak,,,,, peaper ke kalimantan lagi kapan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s