Laut Indonesia menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa, terbukti dengan adanya beragam festival laut, termasuk Festival Bahari Nuhanera alias Nuhanera Marine Festival. Menyambung perjalanan ke Pulau Lembata, apakah di festival laut Nuhanera ada kegiatan berburu paus secara tradisional yang terkenal itu?
Awalnya saya memang berharap bisa melihat whale hunting yang khas di Lamalera, sekitar 4 jam naik mobil dari Lewoleba ibu kota Kabupaten Lembata. Meskipun dalam hati saya agak nggak tega juga ya melihat paus dijadikan sasaran tombak nelayan, tapi kegiatan berburu paus secara tradisional ini memang iconic banget di Lamalera. Oke, kita kembali ke festival baharinya.
Namanya ke festival bahari, tentu biar afdol kami naik kapal kecil dari sebuah dermaga tak jauh dari kota Lewoleba (ibu kota Kab. Lembata) menuju Teluk Waienga. Di perjalanan kami mampir sebentar ke sebuah keramba di tengah laut tempat budi daya ikan kerapu. Oya, kami naik kapal bersama dengan rombongan Bupati Lembata yang akan membuka festival, jadi ada beberapa orang polisi yang mengawal. Nah, pas kapal merapat di keramba ini, pak polisi dengan sigap turun duluan lalu meniti tepian keramba. Tapi entah kanapa tiba-tiba dia oleng dan tercebur ke laut! Basahlah seluruh badan pak polisi ini… untuk badannya tertahan jaring keramba 🙂
Nuhanera Marine Festival ini juga melibatkan wisatawan manca negara yang datang naik serombongan yatch dalam rangka Sail Indonesia 2. Pulau Lembata ini memang sudah cukup dikenal sebagai tempat singgah pelancong yang punya minat khusus di dunia bawah laut. Setiap pekan rata-rata ada 1 kapal pinishi yang membawa 12 sampai 20 orang wisatawan datang ke Teluk Waienga untuk melakukan wisata under water serta berkunjung ke kampung adat Lewohal, maupun melakukan volcano trekking di Ilelewotolok.
Sebuah kapal tradisional melaju mantap, terdengar tetabuhan mengalun dengan tempo cepat mengiringi para penari yang bergerak rampak di atas kapal. Penari-penari pria mengenakan kain tenun tradisional bergerak enerjik. Sekelompok perempuan menabuh alat musik dan berjoget melebarkan selendang. Sebuah pemandangan cantik dengan background bukit berwarna coklat keemasan dan yang kontras dengan laut biru.
Tak salah memang Pantai Nuhanera dipilih sebagai lokasi festival. Air lautnya tenang, jernih dengan tanah lapang luas dan perbukitan di belakangnya memberikan panorama yang memukau.
Warga menyambut kami dengan serangkaian pantun dan nyanyian dalam bahasa rakyat setempat. Lalu mereka memberikan kain tenun, sirih-pinang, dan moke alias arak tradisional dari pohon lontar sebagai tanda telah menerima kami, tamunya. Moke ini diberikan dalam batok kelapa, harus dibuang sedikit ke tanah baru diminum sampai habis. Rasanya asam segar beraroma tajam! Untung cuma harus minum satu kali saja!
Maka rangkaian acara puncak festival laut pun dimulai. Ada lomba renang di laut, lomba dayung perahu tradisional dan lomba mancing. Eh, mancingnya sudah sejak semalam sebelumnya, jadi pas kami datang tinggal menimbang hasil pancingan dan menentukan pemenang. Saya kaget pas melihat di meja hasil pancingan ada dua ekor ikan mirip hiu seukuran kaki orang dewasa. Ini bener nggak hiu, satwa yang dilindungi itu?
Dari sebuah puncak bukit di dekat lokasi festival:
.
Saat ngobrol dengan perwakilan dinas pariwisata di acara ini saya baru tahu kalau wisata bahari menyumbangkan 35% dari total kunjungan wisman (setelah wisata belanja & kuliner, serta wisata heritage & religi). Tak heran pemerintah pusat dan daerah serius mempromosikan potensi wisata bahari mereka melalui festival-festival semacam ini. Selain 6 destinasi wisata selam utama Indonesia di Bali, Lombok, Manado, Lembeh, Komodo dan Raja Ampat, kini Lembata berusaha menyeruak menjadi destinasi yang diperhitungkan dengan kekayaan alam bawah air di Teluk Waienga.
Lalu, bagaimana kesiapan sarana lain, termasuk penginapan, transportasi, sinyal telekomunikasi dan tempat makan? Bagaimana cara menuju Lembata dari Jakarta (atau kota besar lainnya)? Nah, soal itu sudah pernah saya bahas di artikel sebelumnya, klik aja di sini. Jadi, kapan kamu mau jalan-jalan ke Pulau Lembata?
Desember 2, 2015 pukul 11:26 am
bangga jadi org asli lembata…
Desember 2, 2015 pukul 4:16 pm
Iya, layak bangga!
Oktober 13, 2015 pukul 6:06 pm
Awesome photos!!!
Oktober 8, 2015 pukul 3:36 pm
Uwoooowww….. keren nih! semua daerah kepulauan harusnya punya agenda festival lauuuuttt!!!
Oktober 8, 2015 pukul 4:18 pm
Mestinya begitu ya… Coba usulkan ke Kemenpar 🙂
Oktober 8, 2015 pukul 2:56 pm
dari foto-fotonya terlihat seru sekali perjalanannya! Kapan lagi ada festival semacam ini?
Oktober 8, 2015 pukul 3:00 pm
Seharusnya di bulan yg sama setiap tahun ada festival ini. Bisa cek website indonesia.travel untuk info lengkap
September 7, 2015 pukul 2:10 pm
Ah lembata ini salah satu impian ku, melihat pemburuan paus
September 10, 2015 pukul 4:28 pm
Hanya ada 2x setahun, itupun kalau ombak dll mengijinkan. Yuk?
September 5, 2015 pukul 10:45 pm
Kirain si mbak tikanya baju merah, hha. Fotonya mbak gak ada neh, cape cariinnya. Ikannya lumayan besar ya mbak. hhe
September 6, 2015 pukul 11:20 pm
hahaha… ada tuh satu foto. Nggak keliatan ya?
September 5, 2015 pukul 8:26 pm
Kasian whalenya diburu mba 😦
September 6, 2015 pukul 11:19 pm
iya memang :’|
September 4, 2015 pukul 12:56 pm
Mantap Kakaaak 😀 We have to explore more in Lembata Island!
September 5, 2015 pukul 7:39 am
Couldn’t agree more 🙂
September 4, 2015 pukul 9:41 am
Lembeh itu daerah mana mbak? Baru denger juga. Kalau yang lima lainnya seh udah pernah denger.
September 4, 2015 pukul 9:46 am
Ada Pulau Lembeh di sisi timurnya ujung Sulawesi Utara. Mau ke sana?
September 3, 2015 pukul 7:16 pm
tradisi berburu paus itu emang bikin Lamalera terkenal banget ya
nonton di TV seru2 menyeramkan gitu
September 4, 2015 pukul 9:32 am
Iya, dan ada ritualnya sebelum whale hunting. Seru banget kalau diikuti seluruhnya. Yuk ke Lamalera?
September 3, 2015 pukul 6:02 pm
jadi pengen kesana.. Penasaran sama whale hunting..
September 4, 2015 pukul 9:31 am
Oiya, tiap Oktober ada upacara whale hunting tahunan. Mau ke sana tahun ini?
September 4, 2015 pukul 10:54 am
Wahh.. Oktober tahun ini terlalu dekat.. hehehe.
September 4, 2015 pukul 12:23 pm
Belum sempet nabung ya? Oktober 2016 gmn?
September 4, 2015 pukul 2:16 pm
ya gitu. semoga..
September 5, 2015 pukul 7:39 am
Amin!
September 3, 2015 pukul 11:28 am
Aku juga butuh vitamin Sea nie..
September 3, 2015 pukul 12:12 pm
Yuk ke Lembata, supply vitamin sea melimpah!
September 3, 2015 pukul 10:34 am
Itu yang dua paling depan kok kayak hiu ya mukanya? 😀
September 3, 2015 pukul 12:12 pm
Kata teman-teman juga itu anak hiu 😦
September 3, 2015 pukul 10:31 am
Wah sayang whale huntingnya gak bisa liat ya mbak. Rasanya dulu pernah nonton di TV. Masih tradisional sekali cara penangkapannya.
September 3, 2015 pukul 12:11 pm
Yup, masih pakai tombak tradisional saja
Ping-balik: Pesona Pulau Lembata | About life on and off screen