Tiga puluh lima tahun adalah umur yang penting karena pada usia segitu kita baru merasa dewasa meski kadang galau. Well, paling nggak, saya merasa begitu. Ada beberapa hal yang menurut saya perlu kita lakukan, atau paling nggak kita coba, sebelum umur 35 tahun.

.

Ini daftarnya:

1. Traveling, terutama di Indonesia, syukur-syukur kalau sempat mencoba backpacking. Indonesia ini terlalu luas untuk tidak kita jelajahi. Bepergian ke tempat-tempat yang jauh dan berbeda dari keseharian kita nggak cuma memberimu foto-foto untuk dipamerkan di Instagram atau Twitter, tapi semoga juga memberi perspektif baru akan hidup. Misalnya, kita di Jakarta baru mati listrik setengah hari saja mengeluh panjang lebar, sampai jadi kultwit 69 butir (ini beneran terjadi). Padahal di Alor, NTT sana, tiap hari pasti mati listrik, entah jam berapa dan berapa lama, warga sudah maklum dan bersyukur masih punya pasokan listrik secukupnya. Lalu warga kota besar mendengar berita BBM naik seribu perak aja komplain, sementara orang-orang di Serui, Papua, mau berapa pun naiknya harga BBM asal stoknya ada mereka sudah bersyukur. Soalnya sering langka, dan bisnis banyak yang mandek kalau stok BBM mampet.

Backpacking ini perlu karena membuka kesempatan kita bertemu dan berbincang dengan traveler lain atau dengan warga setempat. Naik kendaraan umum, menginap di youth hostel atau sejenisnya dan tinggal lebih lama di tempat-tempat yang didatangi. Nah, kenapa harus dilakukan selagi muda? Usia 20-an itu pas, karena sudah cukup matang dalam mengambil keputusan, mudah-mudahan sudah punya penghasilan sendiri, dan masih cukup kuat untuk menggendong ransel yang 60 liter atau lebih. Kalau di atas usia 35 tahun masih harus nggendong ransel gede, ya takutnya malah di tempat tujuan sibuk nyari tukang pijit kan?

2. Melakukan salah satu olah raga yang dianggap ekstrim, atau paling nggak yang cukup menantang gitu loh. Bisa snow boarding, bunge jumping, sky diving bebas deh. Tujuannya biar punya foto-fotonya buat diceritakan ke anak-cucu. Saya nyesel setengah mati dulu pas umur 20-an dan ikutan teman hobi manjat tebing, tapi foto-fotonya hilang semua gara-gara cuma ada 1 kamera milik teman. Kalau teman itu saya tanya, “Mana foto-foto kita?” Dia cuma jawab, “Tauk filenya di mana,”…. Lhaaaa!! Inilah gak enaknya punya hobi seru sebelum era sosmed booming. Coba kalau hobinya sekarang, baru manjat 5 meter pasti udah foto dan posting di instagram, dengan low angle biar kesannya udah manjat tinggi banget. Ya kan?

Nah di usia sekarang kalau disuruh manjat tebing lagi, saya sih mikir rutinitas latihan hariannya yang mesti lari, push up, sit up, pull up dan segala peregangannya itu bikin pegeeeel… Hahahaha… Yoga aja deh sekarang, bisa di rumah dan kapan saja.

3. Belajar bahasa asing yang aksaranya keriting (maksudnya yang bukan huruf Romawi gitu). Bahasa Arab, Cina, Jepang, Korea, Thai, Hindi bahkan bahasa Urdu sekali pun, pasti suatu saat bakal ada gunanya. Saya dulu, dulu banget, pernah belajar bahasa Jepang pas jaman kuliah di kampus UI Depok semata-mata karena kursusnya di Pusat Studi Jepang yang tempatnya enak banget buat nongkrong dan pacaran. Karena motivasinya nggak bener jadi ya gitu deh, udah kelar kursusnya, walaupun lulus dengan nilai bagus, sekarang mau nulis katakana aja nggak ada yang ingat satupun 🙂

.

4. Nonton konser musik yang outdoor dan modelnya festival beberapa panggung selama beberapa hari, syukur-syukur kalau bisa bawa tenda dan menginap di lokasi festival. Wah… Saya nyesel pas kuliah dulu pernah menikmati festival kayak gini tapi dulu nggak berani bawa tenda dan camping sekalian. Cuma datang siang sampai malam, pulang, besok datang lagi, gitu aja. Lah sekarang kalau mau berfestival sambil nginep di tenda, udah terlanjur kebanyakan yang dipikirin. Mikir anak di rumah, mikir kerjaan, mikir deadline dan segala utang negara saya pikirin. Maaaak!

5. Blind date. Hahahahaha… Sebenarnya ini bisa dilakukan di usia berapa pun sih. Selama statusnya single, why not? Saya belum pernah blind date, dan entah kenapa dari dulu berpikir hal ini kayaknya seru (mungkin karena saya kebanyakan nonton film). Tapi kalau sekarang disuruh atau diajak blind date, rasanya saya malas. Bahkan seandainya single-pun rasanya ingin yang pasti-pasti aja, semacam males gambling. Saya merasa lebih pragmatis dan realistis, apakah ini karena pengaruh umur? Eh, kamu pernah blind date beneran? Kayak apa sih rasanya? *malahnanya

Begitulah. Dari 5 hal di atas, mana yang sudah pernah kamu lakukan? Mana yang belum pernah dan ingin kamu lakukan? Atau kamu punya wish list sendiri soal kegiatan sebelum umur 35 tahun yang ingin dilakukan dan ingin kamu tambahkan? Silakaaaaan….