Lebaran sejatinya menjadi ajang kumpul keluarga besar yang jarang atau tidak pernah ketemu dalam situasi normal, sekaligus kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi. Namun faktanya ajang kumpul-kumpul ini sering malah jadi sumber rasa kesal lantaran komentar dan pertanyaan-pertanyaan kepo dari sanak saudara. Pertanyaan semacam, “Kapan kawin? Kapan punya anak? Kapan nambah anak?” seakan tak ada habisnya, seolah hidup kita melulu seputar kawin dan beranak pinak.

Saat ini saya berada di posisi mendapatkan pertanyaan soal nambah anak. Biasanya saya jawab dengan muka lempeng, “Penduduk bumi udah 7 milyar lebih, saya nggak mau tambah bikin sesak lagi!” Kelar. Bodo amat yang nanya Pakdhe atau Budhe lalu bengong dengan jawaban saya.

Pas kumpul-kumpul lebaran tahun ini, tiba-tiba seorang sepupu yang sedikit lebih muda dari saya menghampiri dengan muka kesal, dan bilang, “Kenapa sih kalau pas lebaran gini orang-orang pada kepo semua?”

Saya bisa menebak arah pembicaraannya dan saya tidak ingin menambah barisan orang-orang kepo itu. Maka saya menahan diri untuk bertanya, “Emang kenapa?”. Saya ganti dengan, “Ya udah tahun depan lebaran di India atau Pakistan aja, biar gak ada yang kepo!” And he bursted into laughter. Maka cerita pun mengalir tentang orang Indonesia yang punya kebiasaan bertanya hal-hal yang bisa jadi melanggar privasi justru di acara kumpul keluarga besar dan didengarkan oleh semua yang hadir.

Sebenarnya batasan pelanggaran privasi ini relatif sih. Bagi banyak orang soal kapan kawin dianggap pertanyaan biasa untuk berbasa-basi, yang beneran jadi basi. Tapi banyak juga yang sebel dengan pertanyaan ini karena berbagai sebab. Masalahnya, kita nggak tau pasti apakah orang yang kita tanya itu termasuk yang sebel dengan pertanyaan ini. Banyak orang tidak mengungkapkan kekesalannya di depan umum, jadi paling-paling dia menggerundel saja di belakang, atau ngomel dalam hati, atau malah nangis dalam hati yang kalau merembes bisa jadi paru-paru basah. Oke, ini garing.

Bayangkan, habis salaman dan minta maaf lahir batin, masa kita lalu mengajukan pertanyaan yang bikin dia sebel? Terus apa gunanya barusan minta maaf? Mending cari pertanyaan atau bahan obrolan lain, ya kan? Kreatif dikit lah!

Untuk menggantikan pertanyaan “Kapan kawin?” yang terlalu standar itu, kira-kira pertanyaan ice breaking apa yang cocok ya?

• Kenapa sih ekonomi Yunani krisis? (oke, terlalu serius)
• Menurutmu, cakepan Isyana Sarasvati atau Raisa? (hmm, gak semua orang kenal Isyana)
• Kapan ya Jokowi gemukan dikit? (nah, semua orang Indonesia kenal Jokowi kan)
• Kalau mau ngasah batu akik yang bagus di mana ya? (topiknya kekinian banget nih!)
• Kamu tau gak, Maldives itu negara yang paling rendah sedunia loh! Tingginya cuma beberapa kaki dari permukaan laut. Kapan ya kita bisa ke sana bareng sebelum Maldives tenggelam? (cocok buat modusin sepupu yg cakep)

Kalau kamu punya ide kalimat pembuka obrolan yang keren atau mendebarkan hati, tulis dong di kolom komentar 🙂

Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf bila ada yang kurang berkenan di blog ini. Yang mudik, kapan pada balik?