Awan tebal bergulung di atas Danau Sentani, Papua. Saya memandang ke langit dan berdoa dalam hati, semoga awan kelabu ini segera pergi. Hari itu, 20 Juni 2015, saya dan beberapa teman menempuh penerbangan 6 jam dari Jakarta demi menyaksikan Festival Danau Sentani. Apa jadinya sebuah festival budaya yang akan menampilkan tarian perang dengan rombongan perahu di atas danau kalau langit tidak cerah?
Festival Danau Sentani adalah sebuah perayaan budaya dan tradisi berbagai suku di sekitar Danau Sentani, Papua yang digelar setiap bulan Juni. Tahun ini berlangsung tanggal 19-23 Juni, dengan dukungan warga dari 21 pulau yang tersebar di atas Danau Sentani plus kampung-kampung di sekitarnya. Kehidupan danau dengan perahu model long boat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Sentani. Makanya saya kuatir, jangan sampai hujan turun pas festival. Kabarnya para Ondofolo (tetua adat) sudah mengupayakan dengan kekuatan magis mereka agar cuaca hari itu cerah.
Rupanya semesta mendengar doa saya, dan mungkin doa puluhan fotografer yang diaminkan ribuan rakyat Sentani. Beberapa saat sebelum festival dibuka oleh Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya, langit menjadi biru cerah dengan dihiasi awan putih bergulung. Sebuah backdrop cantik untuk foto-foto hari itu. Tak hanya tarian, masyarakat juga antusias berpartisipasi dalam lomba Yospan (Yosim Pancar), lomba folk song dan lomba suling tambur, atau sekedar melihat-lihat aneka kerajinan yang dijual pada bazaar di Pantai Khalkote tempat festival digelar. Bagi penggemar batu akik, ada juga lho stand batu akik Papua di sini!
Budayaku, Sejahteraku adalah tema besar Festival Danau Sentani tahun ini. Bener juga, memang kalau dirunut lebih jauh, dengan melestarikan budaya, kita bisa mengemasnya dengan cara-cara yang menarik, lalu menampilkannya sebagai salah satu daya tarik sektor pariwisata. Apalagi lokasi Danau Sentani yang sangat strategis, cukup ditempuh dengan naik mobil selama 30 menit dari Jayapura. Hotel bagus juga banyak, tempat makan juga mudah ditemukan. Jadi sarananya sudah sangat nyaman bagi pelancong yang datang.
Isolo atau Isosolo berasal dari dua kata, Iso dan Solo. Iso artinya bersuka cita, Solo artinya sekelompok orang dari berbagai kalangan. Jadi kalau diterjemahkan bebas, artinya bersama-sama seluruh kalangan mengeskspresikan rasa suka cita, dan semakin spekta karena dilakukan dengan nyanyian dan tarian di atas danau. Foto di atas adalah salah satu perahu di Sentani, diambil dengan ponsel Nokia Lumia, seperti juga sebagian besar foto di artikel ini.
Foto di bawah ini adalah pemuda-pemuda suku Elseng, desa Binggun, Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura yang antusias banget tampil di festival ini. Suku Elseng untuk pertama kalinya turut memeriahkan Festival Danau Sentani dengan tari Sanggel, sebuah warisan leluhur mereka yang biasanya ditarikan saat mau perang antar suku, atau saat cuaca alam tidak bersahabat seperti mau tsunami atau hujan besar dengan maksud agar alam dan manusia harmonis kembali.
Das Elseng, salah satu pentolan suku Elseng bilang, kalau mereka mandi maka akan turun hujan!
Hari itu adalah hari bahagia bagi Das Elseng dan warga sukunya karena untuk pertama kalinya mereka ikut Festival Danau Sentani, dan berterima kasih telah dilibatkan dalam struktur adat dengan dikeluarkannya SK Kampung Adat oleh pemerintah. Das bertekad mengajak warganya serius mengangkat budaya asli Papua.
Foto tengah dan kanan di bawah ini adalah Maria dan Yohana Nisipu. Yohana, dengan kepangan rambut yang memukau ini, kini tengah duduk di kelas 2 SMA Maribu, dari Kampung Waibron, Distrik Sentani Barat. Gadis berusia 17 tahun ini bercita-cita mau jadi Polwan, karena sering mendengar kakak-kakak kelasnya yang jadi polisi bercerita tentang profesi mereka.
Yohana dengan senyum malu-malu mengakui, dia sekarang belum bisa push up. Tapi demi menggapai cita-cita jadi Polwan, Yohana rela belajar push up 100x tiap hari!
Menurut Jensen, blogger dari Jayapura yang datang ke festival ini, profesi polisi memang masih menjadi salah satu favorit remaja setempat, karena memang tidak banyak pilihan profesi yang tersedia. Kalau nggak polisi, ya PNS. Sementara untuk berwiraswasta butuh modal, niat dan keterampilan yang bagi kebanyakan anak SMA di sana belum terbayangkan. Dalam hati saya berharap, wah, anak-anak sekolah di sini perlu dibikinkan kegiatan semacam Kelas Inspirasi atau Akademi Berbagi tampaknya! 🙂
Selain kemeriahan di Pantai Khalkote, kami juga naik perahu ke beberapa pulau di Sentani, seperti Pulau Asei Besar tempat pembuatan baju kulit kayu yang dipakai perempuan setempat, dan kini dikembangkan menjadi kerajinan lukisan di atas kulit kayu, lalu ke Pulau Abar yang terkenal dengan seni gerabahnya. Kedua kisahnya akan saya tulis dalam artikel terpisah, karena memang masih banyak sekali yang bisa ditampilkan dari kekayaan budaya Sentani. Bila konsisten digelar dan terus ditingkatkan, Festival Danau Sentani ini jelas akan menguatkan budaya otentik Papua.
Jadi, mau ke festival ini tahun depan? Kalau mau tanya-tanya, silakan lho menuliskannya di kolom komentar. Bisa juga cek-cek info di websitenya Indonesia Travel yang kece ini. Yuk ke Sentani?
Ping-balik: Kabut Asap Di Raja Ampat | About life on and off screen
Ping-balik: Festival Bahari Raja Ampat | About life on and off screen
Ping-balik: Traveling Bikin Kulit Gosong? | About life on and off screen
Ping-balik: 5 Hal Penting Sebelum 35 Tahun | About life on and off screen
Juli 7, 2015 pukul 11:22 pm
Aku mau tahun depan di ajak kesana #ngarep
Juli 8, 2015 pukul 7:07 am
Yuk Cum!!! Bener ya? Syaratnya lo mesti siapin kancut renda-renda! Sanggup?
Juli 6, 2015 pukul 9:59 am
wow papua keren, pengen banget deh kesana
Juli 6, 2015 pukul 11:04 am
Yup, keren banget emang. Tahun depan ke Papua?
Juli 4, 2015 pukul 10:22 pm
Papua dan judul artikelnya sama2 eksotis kak 🙂
Juli 6, 2015 pukul 8:14 am
Aaaak… Defi suka puisi ya?
Juli 4, 2015 pukul 1:16 am
Pengen sih Papua tapi tiketnya mahal. Nabung dulu deh 😀
Juli 4, 2015 pukul 7:23 am
Iya benar Wulan, tiketnya cukup mahal, soalnya jauh kalau dr Jkt 🙂
Juli 3, 2015 pukul 3:49 am
Keren mbak keliling-keliling Sentani. Saya kepengen juga kesana mbak, harus persiapan dana dulu deh. Berati mbak Tika udah ke Sabang sampai ke Merauke dong. Serunya….
Juli 3, 2015 pukul 1:21 pm
Iya Muzzi, silakan mulai menabung dari sekarang. Btw emang kapan mau ke Sentani-nya? 😀
Juli 4, 2015 pukul 1:34 am
Rencana liburan bulan oktober nanti mbak. Tapi, bimbang dan ragu kalau ke sentani tak ada kawan seorang diri. rencana mau ke KL dulu mau nonton GP sambil liburan. Mbak skrg masih di sentani ya?
Juli 4, 2015 pukul 7:23 am
Hai Muzzi, skrg aku sdh balik ke Jkt. Oh, suka motoGP? Denger2 bakal ada sirkuit baru di Indonesia yg keren lho 😀
Juli 2, 2015 pukul 1:54 pm
Indahnya papua dan adat papuanya pun masih melekat pada warga-warganya 🙂
Juli 2, 2015 pukul 10:38 pm
Betul Wida, semoga lestari ya. Kapan mau ke Papua?
Juli 2, 2015 pukul 3:55 am
Aku ngak diajak #Sedih pasahal kan aku pingin kesana juga #ngarep
Juli 2, 2015 pukul 7:25 am
Yuk tahun depan mau?
Juli 1, 2015 pukul 12:39 pm
kapan-kapan mudah-mudahan bisa liat langsung. 🙂
Juli 1, 2015 pukul 9:03 pm
Amiiiin!!!!
Juli 1, 2015 pukul 10:04 am
Hore, saya kesebut!
Juli 1, 2015 pukul 9:02 pm
Senang jumpa & ngobrol denganmu! Nggak mungkin nggak kesebutlah… 😀
Juli 1, 2015 pukul 8:37 am
keren kak tika, detail sekali informanya, mantap!
mudah-mudahan bisa trip bareng kak tika lagi, hehe.
Juli 1, 2015 pukul 9:01 pm
Ayoook!!! Kapan kita trip lagi? Apa perlu kita colek Om Bule? 😀
Juli 1, 2015 pukul 9:12 pm
om bule om bule om bule sini dong! traktir kita trip lagi! hahaha!
Juli 1, 2015 pukul 9:24 pm
Hahaha… mari kita komporin Om Bule di Whatsapp? *kodegariskeras
Juli 1, 2015 pukul 10:08 pm
hahaha siaaap!
Juli 1, 2015 pukul 10:12 pm
*merapatkeWA 🙂 😀
Juli 1, 2015 pukul 7:49 am
Mbak kamu beruntung sekali sih, punya banyak kesempatan untuk melihat yang indah2 dan cakep gini, 😀 iri dehh… tapi senang baca dan lihat foto2nyaa 🙂
Keren banget iihhhh!
Juli 1, 2015 pukul 8:11 am
Hai Ipied… thank you!
Beruntung? Hummm… Aku yakin ada keberuntungan juga, meski tidak sepenuhnya hanya krn keberuntungan. Struggle-nya untuk menuju ke titik ini panjang lho, seperti deskripsi blog post yg ini: https://lifetimejourney.me/2015/05/20/koperku-masuk-koran/
Juli 1, 2015 pukul 7:31 am
Wah sudah sampai Papua, semua pulau sudah mbak berarti?
Juli 1, 2015 pukul 7:44 am
Pulau2 besar dan sebagian Maluku dari lama udah… tinggal pulau2 kecil, tapi jumlahnya ribuan! Hahahaha…
Juni 30, 2015 pukul 10:42 pm
waaa… koneksiku lagi lemoooooott… foto2nya ga kebuka…
itu 21 pulau, maksudnya pulau2 ditengah danau sentani?
Juli 1, 2015 pukul 6:42 am
Aduh sayang banget kalau nggak liat foto-fotonya! Justru di situ kekuatan magisnya! Iya, ada 21 pulau kecil-besar di atas danau Sentani. Mau ke Sentani tahun depan?
Juli 1, 2015 pukul 2:14 pm
ancang2 biaya berapaan Mba? *kepo
Juli 1, 2015 pukul 9:23 pm
Tiket PP antara 5-6 juta tergantung maskapai dll, nginep tergantung mau di hotel kayak apa dan mau berapa hari di sana dll
Juli 2, 2015 pukul 11:39 am
*keselekk * mahalnyoooo, hehehe…
Kemaren2 iseng cek tiket ke Jepang 5,4 pake JAL segitu juga, haha
Juli 2, 2015 pukul 10:37 pm
Hahaha… Jakarta-Tokyo tuh 5,4 juta? Serius? Untuk penerbangan bulan apa?
*Lahmalahsayatergoda!!!
Juli 3, 2015 pukul 8:29 am
iya seriuss… bulan November… tapi ngga jadi ambil krn limit kartu ngga cukuuupp… abis itu cek lagi, udah ngga ada…. huhuhuhu…
Juli 3, 2015 pukul 1:22 pm
Yaaaaaah…. sayang banget!!! Padahal sumpah itu THE BEST DEAL pakai JAL!!! Murah bener.. udah nggak ada seriusan?
Juli 6, 2015 pukul 6:53 am
iyaaaa…. pengen nangis jugaaaa karena ga dapeeettt…. huhuhuhu
Juli 6, 2015 pukul 11:04 am
*pukpuk Semoga dapet promo lain yg lebih cihuy!!!
Juli 9, 2015 pukul 10:50 pm
iyaaa amiin… 🙂
Juli 10, 2015 pukul 7:16 am
Amin! 🙂
Juli 11, 2015 pukul 3:47 pm
🙂
Juni 30, 2015 pukul 6:23 pm
Papua keren banget ya mbak.. 🙂
Juli 1, 2015 pukul 6:41 am
Banget!!! Yuk ke Papua?
Juni 30, 2015 pukul 5:52 pm
serunyaaa….nth kpn bisa ke papua ini -_-.. pdhl dulu papaku kerja di sana, tp ga kepikiran utk dtg selagi papa msh di situ.. skr udh pensiun jd nyesel blm prnh dtg
Juli 1, 2015 pukul 6:40 am
Iyaaaa…. sayang banget. Gapapa, sekarang nabung aja dulu buat ke sana tahun depan. Gimana?
Juni 30, 2015 pukul 5:07 pm
Keren ya Mbak. Bagus banget… dah lihat di google plus tapi baru buka sekarang 😀
Kelas Inspirasi buat di sana…. boleh banget tuh…. bisa daftar gak ya.
Juli 1, 2015 pukul 6:39 am
Serius mau daftar jadi pengajar Kelas Inspirasi di Papua? *kagetseneng
Juli 1, 2015 pukul 6:58 am
Eh blm tahu spt apa mekanismenya sih. Dari kmrn pengen ikutan KI.
Juli 1, 2015 pukul 7:00 am
Kalau di Jabodetabek, mekanismenya kita datar di website KI, lalu akan mendapat email undangan untuk briefing. Lalu pergi ke sekolah yg ditunjuk untuk mengajar bersama kelompok kita. Minat ikutan?
Juli 1, 2015 pukul 7:05 am
Mauuu. Mbak ikutan ya
Juli 1, 2015 pukul 7:22 am
Iya, aku pernah ikutan. Seru banget!!! Yuk?
Juli 1, 2015 pukul 7:23 am
Mauuu.
Juli 1, 2015 pukul 7:25 am
Mantaaaap! Bentar lagi buka tuh perndaftaran utk tahun ini 🙂
Juli 1, 2015 pukul 7:34 am
Dari kmrn buka yang jabodetabek dah selesai semua.
Juli 1, 2015 pukul 7:48 am
Wah, oiya? masa udah selesai semua?
Juli 1, 2015 pukul 8:04 am
Terakhir buka lagi yang di jawa timur mbak
Juli 1, 2015 pukul 8:14 am
Oooh… baiklah, belum bisa daftar tahun ini dong ya? Btw Febriyan tinggal dimana?
Juli 1, 2015 pukul 8:15 am
Iya mbak. Blm bisa jadinya. Saya d cibubur
Juli 1, 2015 pukul 8:16 am
Sip! Nice to meet you (online)! Dan semoga bisa ikut KI berikutnya 🙂
Juli 1, 2015 pukul 8:23 am
Amin.
Juni 30, 2015 pukul 3:14 pm
Papua yang selalu mempesona
Juli 1, 2015 pukul 6:37 am
Benar sekali…. dan setelah mengunjungi low land serta pegunungan Bintangnya Papua, aku masih penasaran pengin ke Oksibil. Sering ke Papua?
Juli 1, 2015 pukul 3:51 pm
belum pernah kak…
ke kalimantan buat liburan aja kaga pernah :(, kerja mulu tapi duit gag ngumpul2 hehehehe
Juli 1, 2015 pukul 9:23 pm
Aduuuh… *pukpuk Mungkin sekarang saatnya memasang target liburan dan menganggarkan budgetnya?
Juli 2, 2015 pukul 7:57 am
iyaaaaa kak 😀
moga bisa ke papua.. bismillah
Juli 2, 2015 pukul 10:37 pm
Amiiiin Ya Raab!
Juni 30, 2015 pukul 3:03 pm
Nice article Tik! 😀 Syukur nggak hujan disana ya di bulan Juni ini 😉
Juli 1, 2015 pukul 6:36 am
Thank you Fiona 🙂
Juni 30, 2015 pukul 1:41 pm
Wah untung ada yang gak mandi ya, makanya gak ujan. Walopun cuma sampe siang panasnya. 😆
Juli 1, 2015 pukul 6:35 am
Hahaha…. Lumayan deh Wir. Kalau lo yang nggak mandi apa efeknya ya? 🙂
Juli 1, 2015 pukul 9:27 am
Eh..gue emang gak mandi mba sih mba… :))
Juli 1, 2015 pukul 9:02 pm
Laaaaahhh…. WIRAAAA!!!! Hahahahaha… serius ini Wir?
Juni 30, 2015 pukul 12:40 pm
aduh kak hujan bulan juni mengingatkan akan sesuatu 🙂
Juni 30, 2015 pukul 1:09 pm
Pada apa Om? Ayo jujurlah padaku, maka akan kukatakan sebuah rahasia padamu 🙂
Juni 30, 2015 pukul 1:54 pm
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu kak
Juli 1, 2015 pukul 6:35 am
Oh kirain dulu Om Bolang nembak pacarnya pakai puisi Hujan Bulan Juni 🙂 Eh, atau iya ya?
Juni 30, 2015 pukul 12:23 pm
Cantik banget Papua ya Mbak. Baik alam maupun budayanya. Semoga kita selalu bisa merawatnya 🙂
Juni 30, 2015 pukul 12:24 pm
Amin! Benar sekali Evi, perlu banget banget banget dirawat!!!