Kamu udah jauh-jauh ke Ende tapi nggak ke Danau Kelimutu? Wah, dosa besar! Danau Kelimutu adalah icon Kabupaten Ende yang bahkan lebih terkenal dari pada Kota Ende-nya. Saya bilang begitu karena setelah memposting foto-foto Kelimutu di instagram dan Google+ beberapa orang berkomentar, “Ini danau yang di Flores itu ya Kak?”
Wah, rupanya ‘Pulau Flores’ lebih menempel dengan gambar Danau Kelimutu dari pada ‘kota Ende’. Nggak salah juga sih, karena Kota Ende adalah ibukota salah satu kabupaten di pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nah Danau Kelimutu ini terletak di Gunung Kelimutu yang sangat dekat dari kota Ende. Kalau naik mobil kira-kira 3 jam sampailah, tergantung kecepatan dan kepiawaian supir mengemudikan mobil di jalan yang berkelok. Jangan kuatir, perjalanan menuju Kelimutu akan sangat menyenangkan karena pemandangannya cakep!
Jadi pas kami ke Kelimutu, matahari cuma bersinar cerah sebentar saja pada saat sun rise, abis itu turunlah kabut tebal yang membuat suasana dingin sepanjang hari, dan jelas jadi kurang keren untuk foto-foto.
Tips maha penting: datanglah ke Danau Kelimutu sebelum matahari terbit! Because sunrise on top of Kelimutu is a golden moment you don’t want to miss.
Serius. Banget. Dari Ende kami naik mobil ke sebuah kota kecil banget bernama Moni, lalu menginap semalam di sana agar besok pagi buta tinggal masuk ke kawasan Kelimutu. Segala upaya kami lakukan agar bangun jam 4 pagi. Pasang alarm, minta teman ngetok pintu kamar sampai tidur sambil berdiri untuk memastikan kami tidak bangun kesiangan. Suasana masih gelap total ketika mobil kami mencapai parkiran Kelimutu.
Tips kedua: bawalah senter untuk trekking ke atas Gunung Kelimutu sebelum matahari terbit.
Senter model apapun jadi. Kalau nggak punya senter, maka lampu badai, petromax, lilin atau obor pun bisa dibawa untuk menerangi jalan naik ke Danau Kelimutu, dari pada jalan gelap-gelapan dan berisiko kesandung batu. Trekkingnya sekitar 30 menit, jalurnya sudah sangat bagus, nyaman dilewati dengan tanjakan yang bervariasi. Secara umum sih kategorinya ‘nanjak-santai’ alias gampang banget, nggak perlu persiapan khusus. Kalau capek nanjak, jalan pelan-pelan atau istirahat saja dulu.
Tips ketiga: pakailah jaket tebal atau sweater, atau kain sarung tenun Ende! Cukup selembar kain sarung tenun Ende, dijamin hangat sepanjang pagi plus bisa jadi props buat foto-foto kece 🙂
Dinginnya nggak sampai semenggigil winter di Bavaria, tapi dari pada sudah sampai di atas Kelimutu lalu pas mau foto nggak bisa senyum gara-gara gigi gemeletuk menahan dingin, kan mending bawa jaket ya? Kalau mau lebih stylish dengan etno-look *ehm! saya recommend beli sarung tenun Ende di kios di samping pelabuhan Ende sehari sebelum ke Kelimutu. Banyak banget pilihan corak dan warna yang tersedia, tapi sesungguhnya yang motif Ende asli adalah yang berwarna hitam dan cokelat, monokromatik dengan satu pola yang repetitif. Harganya? Tergantung motif dan ukuran, ada yang 700 ribu, ada pula yang 1 jutaan. Kalau yang seukuran pashmina dan syal saja tentu lebih murah.
Tips keempat: pakailah sepatu yang kuat dan nyaman.
Saya menulis ini karena pas menjelang sampai di puncak Kelimutu, saya melewati sekelompok cewek cakep yang sedang sibuk mem-pukpuk salah satu anggota kelompok mereka. Saya kepo dong… Saya tengoklah apa yang terjadi. Ternyata si nona muda itu memakai sepatu-sendal model wegdes dengan sederet strap yang sebenarnya cukup manis…. untuk dipakai ke mall! Tapi tidak cocok buat ke Kelimutu. Akibatnya salah satu strapnya putus. Nah, masalah kan? Sepatu keds jenis atau merk apapun sebenarnya cukup kok, karena treknya gampang banget. Sepatu model Wakai, Toms atau semacamnya juga bisa meski kurang nge-grip.
Tips kelima: sarapan secukupnya, kalau bisa makan pisang.
Trekking sejauh 12 km itu lumayan membakar kalori, jadi kita perlu sarapan. Kenapa pisang? Karena enak dan mudah didapatkan di sana, plus memberi sumber tenaga yang gampang diolah tubuh. Jam 4 pagi gitu lho, masa mau sarapan nasi Padang?
Tips keenam: Jangan buang sampah, plis bawalah kembali semua bungkus makanan dan botol plastikmu untuk dibuang di tempat sampah di area parkiran.
Saya miris melihat masih ada aja bungkus snack dan botol air mineral di sepanjang rute trekking, sehingga saya pungut untuk dibuang ke tong sampah terdekat. Sebenarnya di sepanjang rute trekking ada beberapa tong sampah, jadi sumpah nggak susah buat menyimpan dulu sampahmu untuk dibuang kemudian.
Foto terakhir di atas diambil sekitar 2 jam setelah sun rise, kabut tebal turun membuat hawa dingin dan menutup permukaan danau. Begitulah tips kalau kamu pengin ke Kelimutu. Soal transportasi, penginapan dan hal-hal yang terkait dengan pemindahan kekuasaan… eh, maaf, ini bukan teks proklamasi kemerdekaan. Soal transportasi, perkiraan biaya dan lainnya sudah saya tulis di artikel sebelumnya, silakan klik ini. Soal apa itu danau Kelimutu dan mengapa berubah warna, bisa kamu baca di websitenya Indonesia.travel yang sudah dibikin dengan kece maksimal itu.
Udah segini banyak tips-nya, masih ada pertanyaan juga? Ck ck ck… warbiyasak! Kamu memang orangnya penuh rasa ingin tau. Yuk, tulis pertanyaanmu di kolom komen, saya akan menjawabnya. Bagi lima penanya terbaik, ada hadiahnya… yaitu akan saya doakan semoga bisa keliling nusantara!
April 1, 2017 pukul 2:38 pm
Hallo mbak , tiap kali ketemu artikel atau foto about Kelimutu saya selalu sedih mbak… teringat pas kesana udah sampe gerbang masuknya eh ternyata ditutup. Hari sebelumnya padahal enggak loh, yah cuaca emang ga bisa diprediksi memang.
Btw belum lama ini kita sempet ketemu di kantor kemenkeu di lapangan banteng, saya yg nulis tentang “Pendakian Rinjani yg Penuh Senyuman” itu. Thanks udah dikritik dan kasih masukan yg bermanfaat bgt, selama ini saya cuman nulis dari hasil belajar sendiri, jarang belajar sama ekspertnya.
April 2, 2017 pukul 7:11 pm
Hello Ardiyanta! Wah, kalau kamu kan pendaki canggih, nggak berasalah naik ke kawah Kelimutu yang udah ada jalurnya santai gitu… hehehe… Ayo semangat, nulis lagi yaaa!
Januari 4, 2017 pukul 2:57 pm
lucu banget foto fotonya apalagi pas pakai tenun rame – rame… rencana saya akan ke Kalimutu minggu depan. Semoga tidak hujan ya..
Januari 4, 2017 pukul 4:33 pm
Semoga cuaca cerah dan semoga tripmu menyenangkan! Have fun 🙂
Juli 2, 2016 pukul 8:50 pm
Oke mbak 😀 thank you buat bantuannya 😀
Juni 30, 2016 pukul 10:57 pm
Halo mba. Keren banget cerita & foto2nya. Mba mau nnya dong, klo dari bandara Ende ke kota Moni nyewa mobil ato ada kendaraan umumnya? Saya rencana ke lombok dan komodo mggu depan. Trus mau lanjut jalan sendiri ke ende. Klo nyewa mobil sendirian kayaknya kemahalan hehe. Thank you mba 😀
Juli 1, 2016 pukul 10:08 am
Ada angkutan umum juga sih… Soal terminalnya dimana dll, sebentar aku tanyakan ke temanku dulu.
April 1, 2016 pukul 3:55 pm
hai mbak salam kenal,
jadi pengen masukin ke list nih
April 1, 2016 pukul 11:00 pm
Hai Intan, salam kenal juga… Sip! Kapan mau ke Kelimutu?
Februari 1, 2016 pukul 3:06 pm
keren.. mantap
Februari 2, 2016 pukul 12:24 am
thank you
Juli 21, 2015 pukul 7:03 am
Foto mbak bikin ngiler, keren.. Moga-moga saya segera ke sana. Saat ini kepoin orang-orang yang keliling nusantara dulu. Esok akan jalan-jalan Aamiin 😀
Kalau boleh tau, foto mbak, sebelum di upload diblog mbak kompres dulu gak? Kalau ia pakai aplikasi apa mbak?
Juli 23, 2015 pukul 5:38 pm
Amiiin… Biasanya nggak saya kompres, tapi sepertinya saya menduga WP mengkompresnya jika dirasa perlu (file aslinya besar). Jadi, mau mulai keliling Indonesia kapan dan dari mana?
Juli 23, 2015 pukul 8:58 pm
Dari jawa timur dulu mbak. Sambil bangun khusus saya. Jadi nanti jalan2 sambil bantu orang lain dan memberikan inspirasi
Juli 24, 2015 pukul 12:28 pm
Wah keren! Membantu orang lain dengan cara apa?
Juli 25, 2015 pukul 5:02 am
Kalau yang saya lakukan dengan hal yang sederhana mbak. 1. saya suka membantu promosi pedang kuliner skala menengah bawah untuk promosikan produk mereka ke sosial media, baik via blog/saya kirim ke koran Harian Surya. 2. Saya sekarang juga aktif di komunitas-komunitas. Baik yang tentang kesehatan hingga literasi. Kedepannya, ketika saya jalan-jalan, jaringan seperti ini bisa saya manfaatkan untuk membantu mereka.
Untuk saat ini masih ini si mbak hal sederhana yang saya lakukan. Jadi membantu mereka via online dan offline.
Juli 25, 2015 pukul 9:36 am
Wah keren!!! Ada kontak ke Harian Surya ya?
Juli 9, 2015 pukul 9:55 pm
Daerah NTT emang keren-keren banget ya wisatanya. Selain budaya alamnya juga luar biasa. Jadi pengen nih ke Kelimutu.
Artikel dan foto-fotonya bagus kak 😀
Juli 10, 2015 pukul 7:16 am
Thank you Walter, iya keren banget!! Yuk ke NTTT bareng tahun depan? 🙂
Juli 2, 2015 pukul 4:01 am
Eitsss jalan kaki nya 12 km ???? dan disitu saya merasa lelah hua hua hua
Kak, kalo pake sendal jepit ala2 gitu, kira2 kece ngak ????
Juli 2, 2015 pukul 7:26 am
Waduh, ini pertanyaan buat siapa? Kalau gue yg makai pasti kece lah!!! Huahahaha…
Juni 29, 2015 pukul 9:44 am
kelimutu amazing banget ya mbak.. oiya baru sadar kita pake tema yang sama.. cocok banget buat travel emang. fotonya jadi pop up sekali.
Juni 30, 2015 pukul 6:34 am
Emang kita pakai tema yg sama ya Fan? AKu nggak nyadar… hahahaha….
Juni 30, 2015 pukul 8:24 am
Mbak tika enggak pekaaaaa
Juni 30, 2015 pukul 9:06 am
Hahaha… Maaf ya Fan, aku cuma bisa peka kalau soal hati! *tsaaaaah!!
Juni 18, 2015 pukul 2:19 pm
Un, di sana bokeh camp kah?
Juni 18, 2015 pukul 2:47 pm
Boleh banget!! Ada area luaaaas banget bisa buat camp sedikit di bawah danaunya. Mau kesana kapan?
Juni 18, 2015 pukul 2:51 pm
Wah, mau deh ke sana 🙂
Juni 18, 2015 pukul 2:51 pm
Nanti
Juni 18, 2015 pukul 3:08 pm
Oke, have fun!
Juni 17, 2015 pukul 3:30 pm
Sangat indah pemandangan danau kelimutu, lain waktu ingin kesana untuk merasakan keindahannya.
Juni 18, 2015 pukul 7:22 am
Benar, sekali seumur hiduplah perlu ke sana 🙂
Juni 17, 2015 pukul 10:55 am
Ruar biasa mantabnya
Juni 17, 2015 pukul 1:43 pm
Yes, ruar biasa memang 🙂
Juni 17, 2015 pukul 10:00 am
Ngarep banget bisa di ajakin jalan-jalan sama mbak tika, eh ternyata hadiahnya cuma di do’ain aja :’D
Juni 17, 2015 pukul 1:43 pm
Hahaha… doakan agar aku bisa kasih hadiah jalan-jalan ya?
Juni 16, 2015 pukul 8:29 pm
KAK TIPS KETEMU JODOH DI KELIMUTU GIMANA?
Juni 16, 2015 pukul 8:59 pm
Wah, itu ide bagus buat blog post berikutnya!! Mau??? *langsungbikindraft
Juni 15, 2015 pukul 4:25 pm
Yah, masalah yang paling kronis di daerah-daerah wisata emang bukan lain yaitu sampah. Orang-orang sih, nggak banyak sadar kalau kelakuannya itu merugikan. Selain merusak kenampakan alamnya, bau sampahnya juga tentu saja nggak enak. Semoga saja hal-hal demikian makin berkurang ya.
Btw ini tempat awesome banget, Kak Swastika. Kesana ah!!! (suatu saat) hehe. Oh iya, di sana emang banyak pohon Pisang ya? Atau “makan Pisang” itu Pisang yang udah diolah atau yang masih asri di pohonnya?
Juni 16, 2015 pukul 4:54 am
Hai Obito, thank you, mmg bener tempat ini awesome banget!!! Soal makan pisang, tentunya pisang segar yg dipetik dari pohonnya. Di Ende, Moni (kota sebelum naik ke Kelimutu) mudah mendapatkan pisang, biasa dijual di warung2 makan. Misalnya besok subuh mau ke Kelimutu, sekalian makan malam beli aja 3-4 butir pisang perorang. Energinya cukup dan lebih sehat dari pada sarapan pop-mie seperti yg banyak dilakukan pelancong di situ 🙂
Juni 15, 2015 pukul 10:49 am
Indonesia, benar-benar cantik. Jadi, nanjaknya hanya 30 menit ya, Mbak? Cocok deh untuk saya yang udah kecapekan duluan kalau mbayangin harus nanjak berjam-jam 🙂
Juni 15, 2015 pukul 12:39 pm
Iya mbak Nunik, hanya 30an menit dan itupun trek-nya sangat santai 🙂 Kapan mau ke Kelimutu?
Juni 15, 2015 pukul 10:19 am
model n danaunya sama2 kece…. baru paham bhw kelimutu itu di ende bukan di lombok…hehe kacau nih…kalo 3 hari disana cukup gak?
Juni 15, 2015 pukul 12:38 pm
3 hari doang di Ende? Kalau buat ke kota Ende, pantai Kokda dan Kelimutu aja cukup, tapi sayaaaang… mending extend dan lanjut ke Bajawa, Bena dan Waerebo. Gimana?
Juni 15, 2015 pukul 8:53 am
POTONYA KEREN-KEREN!
Juni 15, 2015 pukul 12:37 pm
Thank you Re 🙂
Juni 13, 2015 pukul 11:19 pm
Ah kece bangettt.. Semoga kapan-kapan diberi kesempatan untuk main ke Ende dan Danau Kelimutu..
Juni 13, 2015 pukul 11:41 pm
Amiiin!!! Yuk? Aku mau ke sana lagi 🙂
Juni 13, 2015 pukul 4:08 pm
right hand x))
Juni 13, 2015 pukul 4:48 pm
Right hand? *bingung
Juni 13, 2015 pukul 4:54 pm
AHAHA akku JUGA bingung *ke sent sendiri kak* hihihi
Juni 13, 2015 pukul 4:55 pm
Q: So, what time is it?
A: It’s time to use your right hand. 🙂
Juni 13, 2015 pukul 4:04 pm
ketche modelnya x)) *gagal FOCUS* ahahaha itu ada uci yahh hoho * kamu yang mana kak?
Juni 13, 2015 pukul 4:48 pm
Hohohoho… Bener ada Uci. Hayooo TEBAK aku yang mana? hihihihi…
Juni 13, 2015 pukul 4:55 pm
huhu SEBELAH kiri kak, bener nggak?
Juni 13, 2015 pukul 4:57 pm
Pada foto rame-rame pertama, aku di sebelah kanannya (right hand) Uci! Jadi komen ‘right hand’ darimu itu sebenernya relevan. 😀 😀
Juni 13, 2015 pukul 5:04 pm
Bahahaha 😀 relevan ^,^ bersangkut paut kak mksdnya..
Juni 13, 2015 pukul 5:41 pm
Iyah, itu dia maksudnyah! Hehehehe…
Juni 13, 2015 pukul 10:16 am
Wogh!!! kece beraaats itu kain tenunnya!!! Yakin para ceciwi itu nanjak di Kelimutu selimutan pake kain tenun all the way? Atau jangan-jangan cuma dipakai pas buat pose futu-futu doangan? Hahaha… *peace
Juni 13, 2015 pukul 11:59 am
Hahaha… coba tebak, kira2 skenario aslinya gimana?
Juni 13, 2015 pukul 9:54 am
Kalau bawa anak kecil atau orang tua ke Kelimutu kira-kira gimana mbak? Melihat medannya, dan tanjakkannya, apakah memungkinkan gitu?
Juni 13, 2015 pukul 11:48 am
Tergantung kekuatan fisik orang tuanya, kalau masih lincah jalan kaki, pasti bisa, pelan2. Anak kecil juga bisa, kalau capek ya istirahat aja.
Juni 13, 2015 pukul 7:18 am
Request foto yang ada kabutnya dong mbak. *eh*
Juni 13, 2015 pukul 9:57 am
Eh, bentar aku cariin, kayaknya ada deh… eh benera?
Juni 13, 2015 pukul 10:48 am
Iyaaaaa. Penasaran. XD
Juni 13, 2015 pukul 11:47 am
Eh ada Chik! Ini aku upload yaaa
Juni 13, 2015 pukul 11:52 am
Mauuuk!
Juni 13, 2015 pukul 11:58 am
posting ini udah aku tambahin 1 foto yg berkabut di atas danau, spesial buat Chika 🙂
Juni 13, 2015 pukul 12:01 pm
Makasih mbaaaaak. :*
Juni 13, 2015 pukul 12:04 pm
cama-cama :-*
Ping-balik: Pesona Ende: Danau Kelimutu Hingga Bung Karno | About life on and off screen
Juni 12, 2015 pukul 9:56 am
cantik modelnya #gagalfokus
Juni 12, 2015 pukul 1:53 pm
Eaaaa… model yg mana nih kak? 😀
Juni 12, 2015 pukul 6:27 pm
Smua kakak 😀
Juni 13, 2015 pukul 9:57 am
Huahahaha… gaboleh maruk kak, musti milih salah satu. Hayo? 🙂
Juni 13, 2015 pukul 11:15 am
Kalo milih satu takutnya mlh dilempar sepatu kak :p soalnya pada uda ada yg punya.. wkwkwk
Juni 13, 2015 pukul 12:00 pm
Huhahaha… siapa tau yg dipilih pas yg masih available! :)) :))
Februari 6, 2018 pukul 1:51 pm
sa ae kang bunkanrastaman
Februari 7, 2018 pukul 8:23 am
Om, request tas kalibre dooong
Juni 19, 2015 pukul 9:51 pm
iya semuanya cantik2 (kainnya) hihihi
Juni 20, 2015 pukul 9:31 pm
hihihi…emang bener!
Juni 12, 2015 pukul 8:25 am
LHO KOK ADA ENAM TIPSNYA?
Juni 12, 2015 pukul 1:53 pm
Kan sengaja biar dikomentarin sama Ariev! 🙂 😀
Februari 6, 2018 pukul 1:52 pm
bonus 1 lagi mas