Satu kata untuk menggambarkan Museum Kata: bersahaja. Bagi siapa pun yang bepergian ke Belitung, nggak sah kalau belum mampir ke Museum Kata yang terletak di Kabupaten Belitung Timur. Lupakan imej museum yang serius dan angker. Di sini setiap ruangan cerah ceria dan terasa akrab. Ada apa saja di museum yang unik ini?
Sesuai itinerary yang saya tulis di artikel ini, di hari ketiga kami menyeberang dari sisi barat pulau Belitung menuju ke sisi timur untuk mengunjungi replika SD Muhammadiyah yang populer setelah film Laskar Pelangi menjadi hits tahun 2008 lalu. Kenapa replika? Karena lokasi asli SD ini di kampung Manggar sudah berubah bangunannya, jadi untuk keperluan shooting dibuatlah SD sangat sederhana dengan 2 ruang kelas seperti deskripsi di novelnya, begitu penjelasan Pak Yadi, pria asli Belitung yang menemani kami. Selamat menikmati foto-foto dari SD si Ikal, Lintang, Mahar dan teman-temannya ini!
Tak jauh dari SD ini sampailah kami ke Museum Kata, tempat di mana beragam pencapaian Andrea Hirata sang penulis novel Laskar Pelangi dipajang, termasuk recognition dari berbagai negara untuk novel yang telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa ini. Konsep museumnya keren, jauh dari suasana formal dan sangat playful, seolah dirancang agar pengunjungnya betah berlama-lama melihat koleksinya dan berfoto di semua sudutnya.
Sebuah ruangan di bagian belakang museum ini langsung jadi favorit saya karena ada dapur dengan tungku kayu api lengkap dengan teko-teko jadul untuk menjerang air kopi. Kita beneran bisa menyeduh Kupi Kuli di sini! Boleh seduh sendiri atau pesan sama petugas. Bubuk kopinya direbus bersama airnya! Dinamai kopi kuli karena inilah minuman para kuli tambang timah di Belitung tempo dulu. Berada di dapur ini seperti kembali ke masa kecil saya, dimana hidup masih begitu sederhana dan semua terlihat indah nggak seperti sekarang dimana lalu lintas aja udah bikin stress dan ruwet.
Bagi pecinta sastra, atau paling nggak buat kamu yang suka baca buku, akan senang menemukan display foto dan quote dari para sastrawan ternama dunia. Asik juga membacanya satu persatu sambil mencerap maknanya, dan mencari hubungannya dengan kehidupan kita masing-masing. Di beberapa spot museum ini desainnya mengingatkan saya pada Gaudi, seorang arsitek paling keren yang pernah hidup di muka bumi. Gaudi inilah yang membuat Barcelona menjadi kota nan cantik, dan salah satu masterpiecenya adalah Parc Guell yang pernah saya tulis di sini. Kalau kamu lihat foto ornamen hias di Parc Guell, susah menyangkal bahwa pengaruhnya terlihat nyata di museum ini. Anyway, sah saja kok terinspirasi dari sebuah karya seni, ya kan?
Kapan terakhir kali kamu mengirim kartu pos? Atau jangan-jangan belum pernah? Ngaku deh… Di Museum Kata kamu bisa mengirim kartu pos! Iya, kartu pos klasik gitu. Kamu bisa beli kartu pos ala Museum Kata, menulis alamat tujuan dan pesan singkat, tempel perangko, masukkan ke kotak surat dan biarkan Pak Pos membawanya. Seru juga! Tempat ini menarik buat dikunjungi anak sekolah jaman sekarang supaya bisa lebih mengapresiasi karya sastra (dan mengirim kartu pos pakai perangko). Satu hal yang kurang adalah saya tidak melihat ada koleksi buku menarik yang bisa dibaca di tempat, atau lebih bagus lagi kalau ada perpustakaan yang meminjamkan buku yang bisa dibawa pulang warga sekitar. Jadi Museum Kata tidak hanya sebagai tempat untuk dikunjungi pelancong tapi juga ada manfaatnya bagi warga setempat. Setuju nggak?
Jadi kalau kamu ke Belitung, selain main di pantai-pantainya yang cantik, naik ke mercu suar putih di pulau Lengkuas dan nyicipin MIe Atep yg sedap betul, sempatkan juga mampir ke Museum Kata. Kalau mau tau itinerary selengkapnya di Belitung dan habisnya berapa, bisa baca artikel sebelum ini, atau boleh tanya-tanya di kolom komentar. Yuk ke sana (lagi)?
Ping-balik: Pulau Lengkuas: Mendaki Mercu Suar Tua Jaman Belanda | About life on and off screen
Mei 19, 2015 pukul 10:52 pm
Museum yang nyaman dan penuh inpirasi ini asik, tenang dan terbawa suasana untuk merangkai kata, surganya para pecinta sastra dari segi konsep suka banget 🙂
Mei 19, 2015 pukul 11:50 pm
nah, persis, itulah yang ku rasakan!
Mei 20, 2015 pukul 7:19 pm
mudahan segera kesana nih 🙂
Mei 20, 2015 pukul 7:31 pm
amiiin!
Mei 19, 2015 pukul 5:05 pm
Kak kangen kopi kong djie di tanjung pandannn 🙂
Mei 19, 2015 pukul 11:49 pm
Wiiih… itu mantap memang kopinya! jadi di Belitung kamu kangen kopi atau kangen mantan? *eh
Mei 19, 2015 pukul 1:50 pm
iih keren belitung 😀 semoga bisa ketularan mampir ke museum ini juga nanti~ 😀
Mei 19, 2015 pukul 2:14 pm
Yak silakan berdua putri dirancang budget dan waktunya. Ya kan? 😀
Mei 19, 2015 pukul 2:18 pm
iya kak, dicatet dulu ini link blognya buat panduan nanti xixixi
Mei 19, 2015 pukul 2:22 pm
😀
Mei 19, 2015 pukul 11:31 am
eh itu pintu warna warni nya disebalah mana yaaa ??? #Mengingat
Mei 19, 2015 pukul 2:13 pm
Itu ada di belakang, samping dapur belok kanan. Udah ingat?
Mei 19, 2015 pukul 10:32 am
Aku pengen banget mengunjungi museum ini. Wish I was here too Mba 😀
Mei 19, 2015 pukul 2:13 pm
Yuuuk!! Bisa dimulai dg nabung, merancang budget & jadwalnya dulu?
Mei 19, 2015 pukul 10:18 am
Noted! Kalau ke belitung mau kesini juga 😁
Mei 19, 2015 pukul 2:12 pm
Yes! Mungkin bisa dimulai dg merancang budget dan jadwalnya?
Mei 19, 2015 pukul 2:15 pm
Maunya kebelitung kalau anak udah gedean dikit mbak. Umuran 3 tahunan gitu. Kalau sekarang kayaknya belom sesuai dengan anaknya. Hehehe. Berarti 2 tahun lagi deh yak. Hihihi
Mei 19, 2015 pukul 2:22 pm
Oiya bener… jangan pas bayi banget, sayang nggak bisa ikutan renang di laut/pantainya. Usia 3-4 th oke banget tuh…
Mei 19, 2015 pukul 9:48 am
Keren, belum pernah berkunjung kesana moga aja bisa kesana kaya mba tika 🙂 hihihi
Mei 19, 2015 pukul 2:11 pm
Amiiin! Yuk dirancang dulu budget dan jadwalnya?
Mei 19, 2015 pukul 9:27 am
noted dulu ah, moga bisa kesana 😀
amiiin
Mei 19, 2015 pukul 2:11 pm
Amiiiin! Kalau kamu ke sana pasti hasil foto2nya lebih keren deh!
Mei 20, 2015 pukul 1:15 pm
amiin kak makasih. masih belajar…
Mei 19, 2015 pukul 8:47 am
bagus bangeeet, pengen ke sana
dulu ke Belitung tahun 2010 belum ada 😦
Mei 19, 2015 pukul 2:09 pm
Iya Dita, berarti itu pertanda Dita harus ke Belitung lagi ya kan?
Mei 19, 2015 pukul 7:28 am
Moga-moga bisa segera ke sanaaaa.
Mei 19, 2015 pukul 8:32 am
Amiiiin!