Film yang keren perlu didukung music scoring yang tepat, agar semakin memukau! Maka dari itu, seri webinar ketiga ini mendatangkan Barry Likumahuwa, musisi yang udah pengalaman mengisi music scoring buat film. Barry ngebahas seluk-beluk music scoring sambil sesekali main gitar dan keyboard! Jadi sambil nyolong ilmu, kita dihibur permainan musik Barry yang ciamik.
Menurut Barry, prinsipnya bikin music scoring itu harus mendukung suasana dan mood filmnya, jangan sampai over powering cerita filmnya. Bikin music scoring itu beda banget sama bikin album, karena harus disesuaikan sama visual alias gambar yang muncul di layar. Film kan media audio visual ya, jadi kudu sinkron antara mood gambar dan musiknya. Barry juga negesin perlu adanya 1 tema sebagai benar merah dalam musik film tersebut, misalnya element string atau nada-nada tertentu yang konsisten muncul di film.
Barry ngasih contoh karya-karyanya Hans Zimmer, seorang komposer top yang udah mengisi music scoring buat film-film blockbuster Hollywood semacam The Dark Knight, Man Of Steel dan banyak lagi. Hans Zimmer ini jagonya bikin musik yang intens untuk membangun suasana. Seringnya dia membuat komposisi musik yang simple, dan nggak terlalu heboh, tapi kena banget sama mood filmnya. Misalnya di film Man Of Steel, dia ngumpulin 10 orang drummer dalam satu ruangan untuk memainkan komposisi yang fokus pada beat aja. Musik yang simple ini, hasilnya keren! Lo pasti udah nonton Man Of Steel kan? Nah, kayak gitu jadinya.
Kalau untuk karya music scoring Indonesia, Barry memuji musiknya Si Doel Anak Betawi yang iconic, karena cuma dengan 3 nada tapi udah bisa membangun mood film dengan berbagai irama. Barry ngingetin rajin-rajin mencari referensi dan nuansa musik, jangan hanya terpaku pada satu genre musik yang lo sukai. Misalnya, karena lo suka musik jazz, jangan terus semua lo paksain pakai nuansa jazz. Misalnya adegan kejar-kejaran di film, mana cocok pakai iringan musik jazz?
Meskipun lo kudu rajin cari referensi musik, lo tetep harus ngejagain agar nggak melanggar copy right dari sebuah karya musik. Inget sob, mencari referensi beda sama menjiplak. Referensi itu cukup jadi sumber inspirasi, jangan ditiru plek-ketiplek.
Terus penting juga merhatiin element of silence, alias adegan film yang nggak perlu iringan musik dan sebaiknya dibiarkan sunyi aja. Ini penting banget sob! Contohnya di film-film horror Jepang, suasana creepy dan menakutkan justru dibangun tanpa iringan musik sama sekali. Nah, penentuannya apakah perlu musik perlu diobrolin komposer sama sutradara filmnya. Begitu juga soal pemakaian sound effects. Jadi gimana, udah siap latihan bikin music scoring buat film? Lo bisa coba dengan bikin musik buat film pendek karya temen lo, misanya.
Setelah dengan Barry Kusuma, webinar dilanjutkan dengan pengisi Sentot Sahid, seorang editor kenamaan yang sudah lama malang melintang di dunia perfilman Indonesia. Editing memang penting biar film lo kece dan enak ditonton!
Proses editing itu krusial karena banyak film bisa jadi lebih bagus karena editing, tapi juga bisa sebaliknya. Editor bisa diibaratkan seperti koki, dia meracik berbagai elemen filmmaking dengan bumbunya sehingga sebuah film menjadi enak ditonton. Sentot mengutip seorang sineas Rusia yang mengatakan the foundation of film art is editing. Bahkan ada yang bilang kalau editor adalah sutradara kedua, an editor is a second director.
Mengapa begitu? Karena sutradara sudah berusaha menyampaikan sebuah skenario tertulis ke dalam bahasa gambar dan suara, lalu editorlah yang kemudian merangkainya ke dalam rangkaian penuturan yang menarik. Sutradara dan editor sama-sama seorang pendongeng yang harus mampu membawakan cerita dengan menarik.
Seorang editor dituntut punya ketrampilan teknis dan kreativitas sekaligus. Editing tidak hanya soal menyusun gambar secara teknis. Soal teknisnya, menurut Sentot, akan terlalu rumit kalau disampaikan melalui sebuah webinar singkat. Makanya dalam webinar ini Sentot menekankan perlunya cara berpikir seorang editor sebagai story teller, alias seorang penutur cerita. Jadi, lo tertarik buat jadi editor?
Baca juga Webinar: Cara Cepat Bikin Film Ala Joko Anwar dan Webinar: Cara Cari Duit Di Film. Ini kalau lo serius mau belajar filmmaking 🙂
Mei 5, 2015 pukul 6:13 am
tetep ya ini ketika skenario berhasil di eksekusi oleh sutradara, masih ada editor yang menselaraskan dari alur cerita, sinematografi, musik (soundtrack) dan scoring yang pas sama ini film nantinya, butuh kepekaan dan kreatifitas yang benar disini nilai seni dan keindahan akan penuh dirasakan kalau pas, pasti ngenak banget yaa 🙂
Mei 5, 2015 pukul 6:56 am
Bener banget. Makanya filmmaking itu selalu team work. Tapi tetep kalau ada elemen2 yg outstanding, akan keliatan dgn segera 🙂
Mei 4, 2015 pukul 6:06 pm
Ane mah nonton filmnya aja ahhh, urusan pembuatan biar serahkan pada ahlinya. Hehe :p
Mei 5, 2015 pukul 6:55 am
Hehehe… Kalau puas, beritahu teman ya?
Mei 5, 2015 pukul 7:41 am
Ngga usah bilang” teman, cukup posting di blog aja. Hahaha 😀
Mei 5, 2015 pukul 10:04 am
Dan ajak teman2nya baca posting di blog. Ya gak? :))
Mei 5, 2015 pukul 11:17 am
Hahahaaa, iya dong. Kan biar rame blognya. :))
Mei 5, 2015 pukul 11:58 am
PASTINYA!!! :))
Mei 4, 2015 pukul 5:17 pm
Uh.. Ilmu ku belom sampek situ, Mbak.. 😦 Dan sekarang kepo banget sama webinarnya :’
Mei 5, 2015 pukul 6:55 am
Hihihihi… Pengin diadain lagi ya webinarnya? Maunya tema apa?
Mei 4, 2015 pukul 3:45 pm
Kok aku klewat terus sih mau ikut webinarnya kakkkkkkk
Mei 5, 2015 pukul 6:54 am
Lha sini kursus privat aja, gratis, gimana?
Mei 7, 2015 pukul 10:01 pm
boleh ikutan juga nggak kakak??
Mei 9, 2015 pukul 7:18 am
Boleeeeeh…. yuk?
Mei 10, 2015 pukul 11:00 pm
tempatnya dimana kakak??
Mei 11, 2015 pukul 12:21 am
Kalau webinar ini online kok, asal ada koneksi internet bisa di mana aja
Mei 12, 2015 pukul 12:16 am
oo gitu ya kakak….sceadule nya gimana?
Mei 12, 2015 pukul 6:30 am
Saat ini ketiga webinar udah selesai. Nanti kalau ada lagi, aku kabari ya di blog ini sebelum jadwalnya berjalan 😀
Mei 12, 2015 pukul 8:48 am
thak’s a lot kakak??
Mei 12, 2015 pukul 8:50 am
Sama-sama 🙂
Mei 13, 2015 pukul 8:39 pm
kira2 jadwalnya dalam bulan apa yah kakak????
Mei 13, 2015 pukul 9:55 pm
Semoga ada lagi di bulan Juni 🙂
Mei 4, 2015 pukul 2:59 pm
Music jadi pendukung penting sebuah film, kadang malah yg lebih booming itu lagu music nya di bandingkan film nya sendiri hahaha
Mei 5, 2015 pukul 6:54 am
Bisa jadi, kalau lagu theme songnya bagus!
Mei 4, 2015 pukul 9:20 am
Kalau buat backsound musik travel videoku aku cari yang gratisan kak biasanya. Cari yang sesuai dengan tema travel video yang mau aku buat 😀 Kalau bikin kustom budgetnya belum masuk buat sewa orang xixixi
Mei 4, 2015 pukul 11:46 am
bener, untung sekarang banyak free sources musik yaaa… Suka pakai musik yg bercreative common?
Mei 4, 2015 pukul 12:37 pm
creative common liscense ya? iyak, kurang lebih begitu 😀
Mei 5, 2015 pukul 6:53 am
Keren!
Mei 4, 2015 pukul 6:50 am
nice blog…..nice informations…klo film nggak dibarengi musik yang cocok bakalan seperti sayur tanpa garam tuh…..
Mei 4, 2015 pukul 6:52 am
main-main juga ke blog kita ya….masih banyak informsi terbaru yang di butuhkan….
Mei 4, 2015 pukul 11:44 am
Okay 🙂
Mei 4, 2015 pukul 11:44 am
setuju! harus saling melengkapi & mempercantik 🙂