Musim semi seperti sekarang adalah timing yang pas untuk ke Jepang, karena sakura bermekaran. Jalan-jalan ke Jepang kalau cuma ke Tokyo doang itu ibaratnya ke Bali tapi cuma ke pantai Kuta, cuma icip-icip etalasenya aja gitu. Jepang punya segudang tempat menarik di luar kota Tokyo (soal keliling Tokyo pernah saya tulis di sini). Kota Kyoto dan Osaka termasuk dalam daftar wajib dikunjungi. Kalau masih ada waktu, boleh juga mampir ke Nara sehari buat bermain dengan rusa-rusanya yang jinak, atau ke Kawasaki, mengunjungi rumahnya Doraemon di museum Fujiko F Fujio, sang kartunis legendaris pencipta Doraemon.
Mari kita jalan-jalan ke Osaka, kota yang pernah menjadi pusat peradaban Jepang di masa lampau. Osaka ini sebenarnya kota perdagangan, makanya sampai di stasiun Osaka begitu turun dari kereta shinkansen yang super cepat dan nyaman itu, mata saya langsung tertuju ke shopping mall! Jadi stasiunnya itu terletak di tengah gedung shopping mall besar dan modern. Puas banget kalau mau belanja di sini. Sayangnya, saya nggak hobi shopping padahal karena budget terbatas sih. Jadi saya langsung menggiring anak-anak menuju ke Osaka Castle. Yay!!!
Jangan bayangkan Osaka Castle ini mirip Takeshi Castle yang ada di TV itu yaaa… Kompleks kastilnya sangat luas, dan peta yang saya baca membawa kami masuk dari pintu belakangnya. Jadi kami perlu jalan kaki lumayan jauh melewati sungai, taman, dan kumpulan bebatuan kotak-kotak sebelum akhirnya sampai di bangunan kastilnya yang menjulang tinggi. Di taman yang sebenarnya lebih mirip hutan tapi rapi yang mengelilingi bangunan kastil, banyak orang lagi asik melukis. Ah, sedap betul hidupnya… sore-sore duduk di bawah pohon diterpa angin semilir dan melukis keindahan alam, nikmat apa lagi yang kau dustakan?
Saya mengagumi keseriusan pemerintah Jepang melestarikan warisan leluhurnya, tapi juga tak segan menambahkan unsur modern seperlunya. Contohnya penambahan elevator dan akses untuk pengguna kursi roda di Osaka Castle ini. Foto berikut menunjukkan tambahan elevator dengan bangunan kaca yang berdampingan serasi dengan bangunan kastil aslinya yang telah berusia ratusan tahun (pertama mulai dibangun tahun 1583, lalu pernah hancur dalam perang dan direnovasi lagi tahun 1931). Intinya, puas bangetlah keliling kompleks kastil ini dan menyusuri museumnya dari lantai paling atas ke bawah. Kedua anak saya yang masih piyik itu aja seneng nonton diorama dan film sejarahnya, dan mereka excited ngumpulin stempel di sini. Seru banget ngecap buku dengan aneka gambar indah di berbagai section museumnya.
Harga tiket masuknya 600 Yen untuk orang dewasa, sama sekali tidak mahal mengingat tempat ini keren banget dan museumnya juga sangat menyenangkan, dan anak-anak di bawah usia 15 tahun boleh masuk gratis. Museumnya buka dari jam 9.00 hingga 17.00 (last admission jam 16.30). Datang pagi lebih nyaman, biar nggak ngantri pas masuk dan naik lift. Di sini pengunjung bisa menyimak sejarah Jepang melalui film dan diorama yang dikemas menarik. Jangan lupa cuci tangan sebelum masuk…. Kalau ke sini, mampirlah ke puncak gedungnya, ada observation deck setinggi 50 m di mana pengunjung bisa melihat kota Osaka dari atas. Seru dan berangin!
Kami sangat menikmati berjalan kaki di kota Osaka karena trotoarnya luas, bersih dan cantik dengan hiasan bunga warna-warni. Oh, dengan berjalan kaki kami juga bisa bebas mampir ke penjual jajanan alias street food yang sangat menggoda! Lokasi penginapan kami, J-Hopper, bisa ditempuh dengan jalan kaki dari stasiun. Saya yakin sebenarnya warga Jakarta tidak malas berjalan kaki, hanya saja di ibu kota Indonesia ini sangat sulit menemukan trotoar yang layak dan nyaman bagi pejalan kaki. Kapan ya Jakarta punya trotoar seperti di foto ini?
Masih banyak tempat menarik lain di Osaka, misalnya Universal Studio, Minami (down townnya Osaka), nonton turnamen Sumo atau ke Sumiyoshi Shrine dan Shitennoji Temple buat yang suka jalan-jalan kultural. Kalau mau lihat sisi modern dan gedung-gedung canggihnya, tentu wajib ke Umeda Sky Building yang iconic. Jika ke Osaka mengajak anak kecil, wajib mampir ke Kaiyukan, sebuah aquarium raksasa terdiri dari 8 lantai yang menampilkan aneka satwa laut termasuk hiu paus! Soal aquarium ini saya tulis dalam posting terpisah.
Menuju Osaka bisa terbang langsung dari Jakarta, atau naik kereta Shinkansen dari Tokyo. Jangan kuatir akan mahal, karena dengan memakai JR Pass kamu bisa naik Shinkansen ke kota manapun, bisa berkali-kali dengan satu tarif flat saja. Selengkapnya soal JR Pass dan transportasi di Jepang, saya tulis di sini. Gambaran soal biaya perjalanan sudah saya tulis di sini. Jadi, kapan kamu mau ke Osaka?
Ping-balik: Onta Ompong Di Batu Secret Zoo – About life on and off screen
Agustus 22, 2015 pukul 4:20 pm
kak kalo saya rute perjalanan ny TOKYO-Kyoto-Osaka kira2 rugi atw tidak beli JR pass?
Agustus 23, 2015 pukul 2:05 pm
nggak rugi 🙂
Ping-balik: Tokyo In Five Days: Part 2 | About life on and off screen
Ping-balik: Korea: Tips Hemat Traveling Ke Seoul Dan Busan | About life on and off screen
Ping-balik: Menyelami Aquarium Raksasa Di Jepang | About life on and off screen
April 3, 2015 pukul 12:47 am
adikku tinggal di sana mba..tp ampe skr aku blm sempet mulu mampir sekalian liburan -__-. Tapi sbnrnya kalo ke Jepang itu aku pgn bgt ke sapporo, ama tokyo pastinya, krn di sana ada rollercoaster terpanjang sedunia ^o^ Aghhhh, thn dpn ah hrs bisa kesana 😀
April 4, 2015 pukul 9:07 am
waaaah… harus ke sana!! Wajib! Kapan?
April 2, 2015 pukul 9:28 pm
Dari Tokyo ke Osaka lumayan jauh ya, Mbak.. Kalok dua-duanya harus dikunjungi, mesti punya dana lebih nih. Secara naik shinkansen lumayan mahal, tapi cepet sampenya.. Hihihi.. 😛
Aku pengen ke Osakaaaaa.. Temen-temen ku lebih banyak di sana 😀
April 4, 2015 pukul 9:08 am
Shinkansen bisa nggak terlalu mahal kalau pakai JR Pass, sebuah kartu khusus bolak-balik naik Shinkansen ke manapun, cuma 1x bayar harga flat. Hanya utk turis. Temen Jepangku aja bengong liat kartu ini murah banget 🙂
April 2, 2015 pukul 11:42 am
Nah, ini referensi jalan2 yg cakep!! Kalau tujuan wisata dalam negeri bagusnya kemana Kak?
April 2, 2015 pukul 4:02 pm
Wah, situ bukannya yg pegimulu? 🙂
April 2, 2015 pukul 11:40 am
Wah menarik! Saya ingat2 ah kalau pas kapan ke Jepang mau ke sini. Makasih!
April 2, 2015 pukul 4:01 pm
sama2 🙂
April 2, 2015 pukul 3:07 am
Jadi kapan saya diajak ke Osaka un? 😀
April 2, 2015 pukul 11:22 am
Hahaha… Setelah tabunganmu cukup 🙂
April 2, 2015 pukul 2:08 pm
Hahahahaha okay
April 2, 2015 pukul 4:02 pm
hihihi… ini ceritanya biar termotivasi menabung gituuu…
April 2, 2015 pukul 8:31 pm
hohohohohoho
hahahhahahaha 😀
April 1, 2015 pukul 10:10 am
Orang jepang trus korea kalo kerja pake sepeda dan jas rapi gitu keren banget yaaaaa. Kalo orang indonesia pasti dech …. #kabur
April 1, 2015 pukul 11:18 am
Hahaha.. orang indonesia kenapaaa??? Kalimatnya nanggung ih!
April 4, 2015 pukul 1:23 am
Orang indonesia ya…. ngantor pun pake sendal 😛 *nunjuk diri*
April 4, 2015 pukul 9:06 am
Hahaha… asal bukan kerja di bank jd CS gitu sih gpp kak!
April 4, 2015 pukul 11:00 am
Hahah, iya kak 😀 jadi cs bank harus rapiiii~ 😀
April 4, 2015 pukul 9:44 pm
Pernah ya? 😀
April 5, 2015 pukul 10:57 am
Pernah… pernah lirikin mbak – mbak csnya :v
April 6, 2015 pukul 6:31 am
Yakin cuma dilirik doang? Nggak diminta nomor telfonnya? 😀
April 6, 2015 pukul 10:08 am
buahah, nanti dikeplak istri kalau minta nomor segala 😛
April 6, 2015 pukul 7:47 pm
hahaha… ya keleus istri mantan CS bank yang pernah kamu mintain nomornya 😀 :))