BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Mengejar Kuda Ke Sumbawa Barat

47 Komentar

Begitu mendengar kata ‘Sumbawa’ hal pertama yang muncul dalam benak saya adalah susu kuda liar. Sebagai daerah tujuan jalan-jalan, Kabupaten Sumbawa Barat belum sepopuler pulau ‘tetangga sebelah’-nya, Lombok. Namun justru karena belum populer itulah saya bersama beberapa orang teman sangat antusias ketika ada ajakan #KSBTrip alias Kabupaten Sumbawa Barat Trip tanggal 24-28 Desember lalu. Jadi begitu kami sampai di Sumbawa Barat, hal pertama yang saya cari adalah kuda meskipun nggak harus liar, malah serem.

Saya, Sasha, Aline, Ivan, Naimah dan Imad berangkat dari Jakarta, sementara Nico dari Jogja, berkumpul di Mataram, Lombok dan menginap semalam sebelum besok paginya naik mobil sewaan ke pelabuhan Kayangan. Perjalanan ini cukup jauh, sekitar 2.5 jam karena harus melintasi Pulau Lombok dari kota Mataram yang terletak di sisi barat ke pelabuhan di sisi timur. Kami menyewa mobil travel, biar cepet dan nggak ribet, meski sebenarnya ada angkutan umum ke pelabuhan ini. Dari pelabuhan Kayangan ada dua option untuk menyeberang ke Sumbawa Barat, yaitu naik ferry ke Pototano atau ke Betene.

Kami naik kapal cepat ke pelabuhan Betene, menempuh perjalanan sekitar 90 menit dengan guncangan yang cukup aduhai. Saya segera jatuh tertidur begitu sudah duduk di kursi empuk di atas kapal. Menjelang sampai ke pelabuhan Betene, Sasha membangunkan saya demi melihat pemandangan dari jendela kapal yang spekta! Jadi kapal kami memasuki celah teluk Betene dengan tebing menjulang di kanan-kiri. Awesome-lah pokoknya!

Dari Betene kami naik mobil menuju Taliwang, tentunya untuk mencicipi ayam bakar khas Taliwang yang sudah tersohor kelezatannya itu. Namun di perjalanan saya secara khusus request kepara Pak Ari, yang menemani perjalanan kami, untuk mencari spot dimana kami bisa berjumpa kuda Sumbawa. Baru saja saya selesai ngomong, tiba-tiba Pak Ari menginjak rem dengan lembut.

“Lho kok berhenti Pak?” tanya saya.

“Katanya mau ketemu kuda? Itu, di sebelah kanan!” jawab Pak Ari.

Benar saja, di sebelah kanan kami terbentang rerumputan luas di kaki bukit, tampak beberapa ekor kuda dan sapi asik merumput. Wow! Ternyata pemandangan semacam ini tersebar di sepanjang rute perjalanan kami! Tanpa komando, kami semua langsung meloncat keluar mobil. Sasha dan Nico yang memang fotografer sudah siap dengan kamera mereka. Saya juga siap…. siap berpose…. sama kuda!

Awalnya saya hanya berani memfoto dari jarak 5 meter. Tapi tampaknya kudanya jinak. Jadi akhirnya saya dekati, dan memberanikan diri mengusap kepalanya. Waaaah…. dia kedip-kedip manja! Bulu matanya lentik banget! Saya memberanikan diri mengelus surainya. Rambut di leher kuda itu terasa lembut ketika saya usap-usap… dan kuda ini sama sekali tidak tampak liar, tidak ada tanda-tanda pemberontakan ketika saya mengangkat kaki dan mencoba menaikinya. Tapi tiba-tiba kudanya ngomong, “Neng, diet dulu kalau mau naik! Saya cuma sanggup mengangkat beban 50 kilo!” Wah baiklah… saya pun mengurungkan impian naik kuda Sumbawa :))

PhotoGrid_1420361023274

Tentu kuda bukan satu-satunya hal menarik di Sumbawa Barat. Kabupaten yang belum lama berdiri sebagai hasil pemekaran wilayah ini punya deretan pantai yang indah, salah satunya pantai Maluk. Pantai ini terletak di sebuah teluk yang tenang dengan pasir lembut berwarna cokelat muda nyaris putih. Tampak gigir bukit mengitari cekungan pantai ini dari kejauhan, menjadikannya background foto yang kece maksimal!

Jumat sore itu pantai ini tidak ramai pengunjung. Saya dan Naimah jadi terpacu jogging di pantai ini, bertelanjang kaki hingga ke ujung cekungan dimana kami harus berhenti karena tiba-tiba pasirnya yang lembut sudah habis, berganti dengan bebatuan berkarang. Perkara haus sehabis jogging kami selesaikan dengan minum air kelapa muda plus jeruk nipis yang dijual di situ. Seger banget! Kalau lapar, agak naik ke atas pantai juga ada warung makan yang siap menyelesaikan tuntutan perut. Kalau ingin menguatkan otot lengan, kamu bisa mencoba kayaking di pantai ini.

Keesokan harinya kami menuju Teluk Benete untuk snorkeling. Konon kabarnya di sini juga spot diving yang keren. Teluk Benete ini juga berupa cekungan dengan semacam gerbang bukit berbatu di sisi kanan dan kiri. Rupanya inilah pemandangan tebing batu nan indah yang saya lihat dari kapal sebelum mendarat. Dengan menyewa perahu nelayan, cuma sekitar 10 menit saja sudah sampai di mulut teluk ini dan satu persatu kami pun nyebur. Sayangnya pagi itu arus lagi kenceng dan visibility tidak terlalu jauh.

Sehabis mengayuh biduk padahal ya dikayuhkan oleh bapak pemilik perahunya tentu kami semua lapar dan siap menyerbu warung-warung makan di tepi pantai. Jangan kuatir soal membilas badan yang lengket oleh air asin, di sini kami sempat membuat sesi outdoor showering yang langka, karena ditemani gerombolan sapi yang asik merumput di kaki bukit. KAPAN LAGI MANDI BARENG SAPI??? Nah, soal mencoba susu kerbau, kelezatan kepiting raksasa dan ikan sepat bakar kuah terong di sini, saya ceritakan dalam posting terpisah, silakan klik tulisan ini. Jadi gimana? Kapan kamu ke Sumbawa Barat?

IMG-20141226-WA0067

PhotoGrid_1420379584536

Photo credit: foto saya, Naimah dan Aline melompat di pantai Maluk dijepret oleh Sasha @Poeticpicture

Foto ke-1, 3 dan 6 di kolase terakhir itu oleh Nico @NicoWijaya, foto ke-5 oleh Pak Yoyok.

Foto saya dengan kuda di kolase pertama oleh Nico, Ivan dan Pak Yoyok. Too complicated to explain which one is which 🙂

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

47 thoughts on “Mengejar Kuda Ke Sumbawa Barat

  1. Wah saya mau kesana juga mbak Agustus nanti, join yuuk wkwk

  2. selain susu kuda liar, alam sumbawa juga luar biasa

  3. mantep buat lokasi syuting maksudnya!

  4. Ini kuda-kudanya boleh juga neh buat adegan kejar-kejaran di Sumbawa Barat, di lahannya Newmont kan mantep tuh!

  5. Madu sumbawa juga terkenal kan yah selain kuda…?

    Ptonya bikin ngileerr…

  6. Waaawww sumbawa barat emang emoyyyyyy. Kak tika di awal kayaknya typo tuh benete ketulis betene. 🙂 explore lagi yuk kak semua sumbawa tapinya….:)

  7. Ping-balik: Sumbawa Barat: Lokasi Shooting Film Baru! | About life on and off screen

  8. Ping-balik: Sumbawa Barat: Mencoba Susu Kerbau Keras | About life on and off screen

  9. mesti kemari kapan2 ah.. keren tempatnya

  10. itu foto geret koper keknya bakal jadi hitz banget ya mbak? hahahahahaha~ #BedaFokus

  11. itu baru satu sudut dari Sumbawa Barat, ayoo mbak eksplor lagi bagian lainnya….
    pasti ga kalah menariknya, dan yang pasti spektakuler, dijamin…

  12. kudanya kuda mini ya kak, ngga kaya kuda australia.

  13. so far ngliat keindahan bumi Sumba dari IGnya miralesmana, emang ya Sumbawa ini indah bangeeeeeeet

  14. Postingannya bikin nafsu deh Tik. Selalu! Nafsu jalan-jalan. We will get there someday! Definitely! Foto-foto nya keren-keren semua.

  15. Jadi gimana, kak? Kapan kakak ajak saya ke Sumbawa Barat? 🙂

  16. wow,bagus banget makkk…ini nih yang tersembunyi,keren banget. seru ya foto sama kuda hehehe
    salam kenal mak^^

  17. Sumbawa emang indah dan tidak diragukan lagi

Tinggalkan Balasan ke Firsty Chrysant Batalkan balasan