Kedua kalinya mengunjungi Alor, saya menemukan pengalaman yang berbeda, lebih seru dan khas Alor banget. Apakah itu? Ketemu sama arus dingin dan ikutan pesta laut dengan warga di Alor Kecil! Padahal perairan Alor Kecil ini termasuk serem,sering disebut Bermuda Triangle-nya Indonesia karena ada pusaran arus yang bisa menyedot kapal.
.
Oke, sebelumnya sedikit info geografi dulu, jangan sampai ketuker antara Pulau Alor dengan Alor Setar. Pulau Alor ada di NTT, sementara Alor Setar adanya di perairan Malaysia. Jauh kan? Dari Jakarta (atau kota besar lain) bisa naik pesawat ke Kupang, transit lalu naik pesawat baling-baling TransNusa ke Alor. Sekarang pesawat TransNusa ini sudah ada setiap hari, meski begitu sering penuh! Sebaiknya booking jauh hari sebelumnya.
.
Sewaktu pertama ke Alor, saya pe-de aja gitu nyampe di Kupang tanpa booking tiket ke Alor. Eh, pesawat TransNusa penuh dong sampai 3 hari depan! Lalu gimana nasib saya dan dua orang teman yang keduanya cowok jomblo semua? Akankah kami telantar di Kupang dan numpang tidur di masjid terdekat? Mikir sejenak… Akhirnya saya mengajak mereka ke kantor Pelni di Kupang, mencoba peruntungan kalau ada jadwal kapal ke Alor. Rupanya Tuhan masih sayang kami semua. Malam itu ada jadwal KM Awu ke Alor, berangkat dari pelabuhan jam 12 malam tepat! Jam segitu mau naik kapal atau siskamling? Seperti apa kapalnya dan kayak apa perjalanannya sudah pernah saya tulis di sini.
Kali kedua mengunjungi Pulau Alor ini kami sudah lebih siap dengan tiket connecting flight, sunblock dan snorkel. Kami semua bertujuh dan seperti biasa, saya yang paling cantik, soalnya yang lain batangan semua. Kami ada kerjaan, bikin coaching clinic di Alor selama 3 hari plus extend jalan-jalannya 4 hari. Sip kan? Oke sip.
.
Pas hari ke-2 coaching clinic berlangsung di Kalabahi, saat break makan siang, tiba-tiba seorang kenalan yang asli Alor bercerita dengan penuh semangat.
“Kak, lagi ada arus dingin di Alor Kecil sekarang! Mau kesana kah?”
“Apa tuh arus dingin?”
“Air laut jadi sedingin es, terus ikan-ikan naik ke pantai, jadi warga ada bikin pesta laut, turun ke laut semua tangkap ikan!”
“Hah? Nyebur ke laut? Menyelam?”
“Tidak usah! Cukup bawa serok atau gayung saja, ambil ikannya, sudah mengambang semua di dekat pantai! Tadi lumba-lumbanya sudah muncul, pertanda arus dingin itu!”
“Ada lumba-lumba?”
“Banyak kakak!!”
.
I’m sold! He had me at ‘lumba-lumba’. Demi mendengar nama mamalia laut yang cantik itu disebut, saya, Yusuf, Boy dan Aldi langsung batal makan siang dan segera tancap gas ke pantai Alor Kecil. Selama 20 menit perjalanan dari Kalabahi, mata saya selalu menatap sisi sebelah kiri, dimana ada bentangan laut biru dan pantainya.
.
Di dermaga Alor Kecil ada dermaga tempat bersandarnya perahu ke pulau-pulau lain di sekitar Pulau Alor. Kami berhenti 1 km dari dermaga. Benar saja! Puluhan orang, dari kakek-kakek sampai anak SD sudah nyemplung di sekitar pantai membawa saringan, serokan atau ember buat mengambil ikan yang pada pingsan di permukaan laut, karena suhu air di bagian bawah menjadi sedingin es padahal masih tengah hari. Air di permukaan saja masih terasa dingin meski tidak sampai bikin kaki membeku apalagi kena frostbite.
.
Sementara itu, pandangan kami semua tertuju pada satu titik di agak jauh di tengah laut, dimana serombongan lumba-lumba lewat, sesekali salto di udara. Cantik banget!!! Sayang kamera HP saya tidak sanggup menangkap moment indah itu dengan jelas. Penampakan rombongan lumba-lumba dan ratusan burung laut di perairan ini adalah tanda akan terjadinya arus dingin, fenomena yang menurut WWF hanya terjadi di perairan Alor Kecil saja. Air akan menjadi sedingin es selama sekitar 2 jam saja, dan ikan-ikan akan pingsan di permukaan laut sehingga mudah dimangsa burung laut dan ditangkap warga cuma dengan serokan.
.
Menurut cerita Pak Arifin Panara, salah satu pemuka masyarakat Alor Kecil, arus dingin seperti ini memang dinantikan penduduk, dan terjadi 3x dalam setahun. Setiap habis idul fitri, dipastikan ada arus dingin dan warga pun turun ke laut. Masuk akal sih, mengingat penanggalan Islam kan mengikuti peredaran bulan, sama kayak pasang surutnya laut. Eh, nyambung gak sih? Nyambung kan?
.
Menurut beliau pula, pernah ada diver senior dari Perancis yang menyelam di alor Kecil saat arus dingin, untuk sebuah penelitian. Tapi baru sampai di kedalaman belasan meter, dia sudah tidak tahan dengan suhu dingin airnya, jadi naik ke atas lagi. Beberapa kali dia coba, bahkan sudah memakai wet suit untuk perairan dingin, tetap tidak tahan. Wah, saya sih nggak kebayang kalau disuruh nyemplung ke air dingin, nyelup jempol aja gemeteran…. bbbbrrrr….
.
Jadi, kapan kamu mau wisata ke Alor? Mumpung destinasi ini belum seramai Derawan, Lombok atau Bunaken, jadi masih alami banget, sangat tidak touristy bahkan penginepan aja seadanya, sampai kalau mau mandi mesti lapor ke resepsionis agar menyalakan air keran. Soal penginepan dan transport ke Alor, akan saya tulis terpisah. Yuk ke Alor?
Di Alor bisa main di pantai, snorkling, diving, atau ke desa adat Takpala dll. Selengkapnya klik ini: https://pegimulu.wordpress.com/2015/02/02/menikmati-keindahan-pulau-alor/
atau email ke pegimulu@gmail.com
atau kontak Azis 082122908213
Ping-balik: Resolusi 2018, Edisi Revisi | BLOG Swastika Nohara
Ping-balik: Kapitalisme Wisata | About life on and off screen
Ping-balik: Pesona Pulau Lembata | About life on and off screen
Ping-balik: 5 Hal Penting Sebelum 35 Tahun | About life on and off screen
Juni 27, 2015 pukul 12:53 am
Hi, di alor ini bisa hanya snorkling atau diving aja? Krn arusnya lumayan denger2 sih yah.. Utk penginapan di alornya apa ada Cp? Trm ksh
Juni 27, 2015 pukul 5:43 pm
Hai, di Alor bisa snorkling, diving, atau ke desa adat Takpala dll. Selengkapnya klik ini: https://pegimulu.wordpress.com/2015/02/02/menikmati-keindahan-pulau-alor/
atau email ke pegimulu@gmail.com
atau kontak Azis 082122908213
Februari 3, 2015 pukul 7:26 pm
Jika teman temna punya kesempatan coba main ke sumba NTT..hidden paradise
Februari 3, 2015 pukul 8:25 pm
wah itu masuk di daftarku tahun ini 🙂
Ping-balik: Menikmati Keindahan Pulau Alor | PegiMulu
Ping-balik: Balada Kerja Malam | About life on and off screen
Januari 18, 2015 pukul 7:30 am
Nah, siapa mau Alor ayok kite atur waktunya!
Januari 19, 2015 pukul 9:53 pm
Sekalian sama @plesiryuk kan 😀
Desember 23, 2014 pukul 7:42 am
wow arus dingin, kerennnn, eh kk follow back please 🙂
Desember 23, 2014 pukul 8:03 am
Udh follow back ya… sering2 mampir ke sini 🙂
Desember 25, 2014 pukul 8:44 am
udah, makasih kk, sebenarnya saya sudah sering mampir kesini, menelusuri cerita kk. dan juga udah punya buku papua nyaa 🙂
Desember 28, 2014 pukul 12:19 am
Aaaaak… Serius? Terima kasih telah memiliki novel Papua Berkisah. Apakah kamu suka?
Desember 28, 2014 pukul 7:15 am
seriussss, kk sendiri yang mengirim waktu tu dari jakarta hehe… sangat suka karakter tokohnya antara anak dan ayahnya, sangat kontras sekali…. pengin sekali melihat kisah ini di film kan. dan saya rasa ada karakter kk yg disematkan dalam tokoh ce itu hahahaha
Desember 29, 2014 pukul 8:25 pm
waaaah… emang yg mana karakter yg kamu bilang disematkan itu? Jadi pengin tau pendapatmu 🙂
Desember 7, 2014 pukul 6:10 pm
Lautnya cantik banget kak..
Desember 8, 2014 pukul 10:13 am
Yuk ke Alor yuk?
Mei 25, 2015 pukul 10:06 pm
alor pemandangannya sangat luar biasa 🙂 salam kenal ya saya berasal dari pulau alor 🙂
Mei 26, 2015 pukul 7:45 am
Salam kenal Ria. Iya, Pulau Alor cantik banget!
Januari 1, 2016 pukul 2:45 am
iya aku bangga jadi orang alor 🙂
Januari 1, 2016 pukul 4:30 am
YES!! Masih tinggal di Alor? Di Kalabahi?
Desember 6, 2014 pukul 10:57 pm
Seru yah perjalanannya, bikin ngiri. 😀
Saya tunggu postingan tentang penginepan dan transport ke Alor.. mau nabung dulu nih.
Desember 7, 2014 pukul 2:23 am
Okay… coming soon 🙂
Desember 6, 2014 pukul 8:16 am
semuanyaaa serbaa biruuu … cakep banget!
Desember 6, 2014 pukul 8:21 am
Ehehehe… I love the blue of Indonesia, jadi inget iklan rokok jaman dulu. Tau kan iklan itu?
Desember 6, 2014 pukul 9:37 am
tau dong. bagus lagunya …
Desember 7, 2014 pukul 2:21 am
videonya juga bagus,…
Desember 4, 2014 pukul 3:30 am
Wuidiihh baru tau Alor secantik ini, biasanua denger cerita temen aja~
Btw mbak kalo lumba2 sbg penentu suhu laut (arus dingin/hangat), berarti di pantai Lovina di Bali uda pasti arus dingin ya, banyak lumba2 begitu 😀 hehe. Kayaknya musti mampir Lovina dulu sblm ke Alor lol
Desember 4, 2014 pukul 6:32 am
Hahaha…. itu kata orang Alor Kecil, entah kalau kata orang Lovina. Pengin sih, aku belum pernah ke Lovina. Lumba2nya ada setiap saat ya? Nggak tergantung musim? 😀
Desember 4, 2014 pukul 8:44 am
Iya mbak denger2 sih gitu, ada terus lumba2nya. Sayangnya munculnya pas subuh doank 😆 So optionnya, kalo ga nginep 1 malam disana, ya berangkatnya midnight dr Denpasar. Perjalanan lumayan jauh karena ada di ujung utara Bali.
Desember 4, 2014 pukul 9:33 am
Wah, mending nginep deh kalo gitu. Deket Tulamben ya? Dulu pernah ke Tulamben utk shooting, tapi nggak liat lumba-lumba sih 😀
Desember 4, 2014 pukul 9:57 am
Kayanya sih mbak, deket Tulamben (jawabannya kok meragukan gini 😆 ) ga pernah main kedana soalnya, gara2 jauh dan males berangkat midnight hehe
Desember 4, 2014 pukul 9:59 am
Lho belum pernah ke Lovina juga Ge? Hayuk atuh bareng kesana… 😀
Desember 4, 2014 pukul 10:00 am
Ayo mbak kabarin yah kalo ke Bali 😀
Desember 4, 2014 pukul 10:01 am
Siap, akan mengabari! Kamu tinggal di Bali ya? Di Dps?
Desember 4, 2014 pukul 2:15 pm
Udah 5thn di Bali-nya mbak Tika, lagi skripsian nih 😀 xixixi. Aku tinggal di Jimbaran
Desember 5, 2014 pukul 6:39 am
Oooh lagi skripsi! Siiiip… semoga aku bisa ke Bali deket2 ini 😀
Desember 6, 2014 pukul 5:12 am
Sip, mbak Tika 😀
Desember 4, 2014 pukul 3:09 am
itu langat biru nyaaa udah paling bener deh ya…..**Menatap Nanar Langit Gelap dan 0 derajat celsius**
Desember 4, 2014 pukul 6:31 am
Waduuuh… *sodorin gluhwein sama roasted chesnut 😀
Desember 3, 2014 pukul 8:30 pm
keren bangeettt kakaa… 🙂 Nusa tenggara emang juara soal pantai yaa…
Desember 3, 2014 pukul 8:58 pm
Betuuuul… Yuk kapan ke NTT?
Desember 3, 2014 pukul 5:12 pm
beruntungnya Tika…, seringkali yg tanpa perncanaan malah bawa kejutan ya….., apalagi pemandangannya cantik banget …
Desember 3, 2014 pukul 5:36 pm
Iya bener banget, yg spontan gini malah dapet hal seru. Kapan main ke Alor yuk?
Desember 3, 2014 pukul 6:54 pm
tung itung itung.., he..he.., nabung dululah.., buntut dua remaja itu nggak rela kl emaknya jalan sendiri
Desember 3, 2014 pukul 7:39 pm
waaaah… mesti bertiga dong? Atau berempat? 😀
Desember 3, 2014 pukul 5:11 pm
Eh baru nyadar udah ganti nama. Selamat yaaaa. Ga perhatian dan jarang bw lately. Selamaaaat!
Desember 3, 2014 pukul 5:36 pm
Aaaak… makasiiih.. ini berkat saranmu juga lho 😀 Eh terus apakah recommended buat daftar wordads?
Desember 3, 2014 pukul 4:05 pm
Ahhh always a dream for me to go there! Selalu gak sempet terus.. Beruntung banget yak pas lagi ada pesta rakyat gitu, pasti seru banget..
Desember 3, 2014 pukul 4:22 pm
Bener banget Win, I’m lucky. Mana kesananya dibayarin pulak 😊
Desember 3, 2014 pukul 3:26 pm
Lihat pulau alornya dah eyegasm. Ah pengeeeeen.. kebayang itu serunya arus dingin.
Desember 3, 2014 pukul 4:22 pm
Hayyyuuuuk!! Tgl 2-3 Syawal dipastikan sll ada arus dingin. Mau kesana kpn?
Desember 3, 2014 pukul 4:29 pm
Hmm-hmmm.. *langsung galau* tahum depan baru liburan bulan mei ajasih. Hahaha. Ntar dulu deh. Nunggu anak gedean lagi. Lampung dan sekitar jakarta duluuu..
Desember 3, 2014 pukul 5:35 pm
Ahahaha… baiklah, biar anaknya bisa diajak renang di laut ya?
Desember 3, 2014 pukul 9:54 am
arus dingin cuma ada di pulau alor ya??
Desember 3, 2014 pukul 4:20 pm
Aku kurang tahu pasti, perlu tanya marine biologist. Tapi yg pernah aku rasakan langsung, ikut nyebur, ya baru di Alor Kecil. Kenapa?
Desember 5, 2014 pukul 10:07 am
penasaran aja mbak, apa fenomena itu terjadi juga di tempat lain,soale saya baru tau yang begituan 😛
Desember 5, 2014 pukul 10:56 am
Kalau menurut WWF memang yg di Alor ini satu-satunya fenomena arus dingin di perairan tropis. Paling pas sih kalau Ochim ke sana dan mengalami langsung 🙂
Desember 8, 2014 pukul 9:35 am
aduh…jauh banget 😛
Desember 8, 2014 pukul 10:13 am
Hehehe… lumayan jauh sih 😀