Sekelompok anak muda tinggal di lantai apartemen yang sama, tidak saling kenal dan mulanya tak saling peduli satu sama lain. Dekat, tapi bersekat. Begitulah film Urbanis Apartementus membuka kisah tokoh-tokoh utamanya. Film yang diputar dalam Balinale International Film Festival, 17 Oktober ini, dibuka dengan seorang pemuda seleb twit bernama Rindra yang keluar dari apartemen nomor 1203 untuk mulai lari pagi. Rindra digambarkan sebagai sosok misterius, karena tidak diperlihatkan wajahnya, tapi disajikan dengan visual dinamis menggunakan aksen animasi untuk memperkuat ekspresi emosi sang tokoh. Cerita lalu bergulir memperkenalkan tokoh-tokoh lainnya.
Urbanis Apartementus adalah film multi-plot berdurasi 80 menit yang mengangakat 4 kisah berbeda tapi saling bersinggungan, diarahkan oleh 4 orang sutradara muda Indonesia dari Lingkar Alumni Indie Movie. Film ini mengambil setting sebuah apartemen di pinggiran kota Jakarta, dan memotret kehidupan penghuninya dengan masalah hidup masing-masing dan hubungan mereka dengan orang-orang di sekitarnya. Film drama-komedi ini dikemas apik, dengan cerita yang mengalir lancar menggambarkan kegelisahan anak muda masa kini.
Segmen pertama berjudul @Apartemen1203 berkisah tentang Rindra yang sedang galau karena gagal move-on sejak ditinggal pergi kekasihnya. Mantannya tersebut sangat suka traveling dan menganggap tinggal bersama Rindra di apartemen itu membosankan. Tak disangka ekspresi kegalauan Rindra di social media, malah membuat followernya bertambah banyak. Lalu ada segmen berjudul Sepasang Pintu, tentang Syeril, seorang DJ seksi yang lari dari rumah orang tuanya setelah lulus kuliah bisnis karena sang ayah tidak merestui karir Syeril sebagai DJ. Syeril yang tadinya kesepian, karena sebuah peristiwa jadi bersahabat dengan Oma Puspa, nenek-nenek 64 tahun yang tinggal sendirian dan hendak dikirim ke panti jompo oleh putranya.
Kemudian segmen Perawan Dangdut, kisah Kartika Gogret, seorang penyanyi dangdut semok yang sedang naik daun berkat goyang greget yang menjadi ciri khasnya. Kartika pacaran serius dengan seorang pemuda anak politisi kaya dan ternama, diperankan dengan apik oleh Zendhy Zaen. Kartika minder dengan profesinya, karena sang pacar tidak pernah mau bergoyang dangdut. Segmen lainnya, dengan balutan unsur komedi yang kental, adalah tentang seorang sutradara muda yang tengah membuat film zombie untuk ikut festival, lalu ada sepasang kekasih yang harus menyelesaikan urusan mereka terkait ketergantungan obat. Keempat cerita ini dijalin apik dengan kehadiran dua orang satpam di apartemen itu. Sosok Joned, salah satu satpam, dengan mulus menjadi perangkai empat kisah paralel ini.
Rangkaian kisah manusia urban penghuni apartemen ini adalah hasil godokan program workshop Cinemacamp yang dikembangkan oleh Lingkar Alumni L.A. Lights Indie Movie. Puluhan anak muda yang bercita-cita menjadi filmmaker berkumpul dalam workshop ini untuk digembleng oleh para sineas terkemuka Indonesia, seperti Garin Nugroho, Ifa Isfansyah, Andhy Pulung dan Andibachtiar Yusuf untuk mengembangkan ide cerita mereka menjadi skenario, lalu menjadi sebuah film bioskop. Peserta workshop ini, termasuk keempat sutradara Urbanis Apartementus, adalah anak-anak muda yang sangat passionate dalam dunia filmmaking, sehingga rela bekerja keras secara suka rela selama berbulan-bulan untuk menggarap film dengan total budget sekitar 300 juta rupiah ini.
Film yang menarik tentu diiringi dengan ilustrasi musik yang apik. Ilustrasi musik dalam Urbanis Apartementus menggunakan tiga lagu ciptaan Labels Pick Meet The Label 2013, yaitu karya Dissa berjudul ‘Penantian Bodoh’, karya One Room berjudul ‘Pergi’ dan musik gubahan Jhagad & NuSaha berjudul ‘Thanks For All The Blues’. Selain itu, lagu dangdut berirama koplo yang dinyanyikan tokoh Kartika juga sukses membuat film ini lebih semarak. Apalagi Kartika yang bernyanyi sambil bergoyan muncul beberapa kali di dalam film, penonton pun tak kuasa menahan diri ikut mengangguk-angguk seirama.
Meskipun termasuk karya debutan sineas muda yang belum berpengalaman, Urbanis Apartementus menghadirkan beberapa nama terkenal sebagai aktor dan aktrisnya. Ada Poppy Sovia yang memerankan Syeril sang DJ seksi, lalu Zendhy Zaen tokoh utama dalam film layar lebar Hari Ini Pasti Menang (2013) yang memerankan tokoh anak pejabat yang pacaran dengan penyanyi dangdut dan Indra Birowo sebagai Joned, satpam kocak yang penakut tapi sok jago. Luna Maya dan dokter Boyke juga tampil sebagai cameo dalam dua adegan terpisah.
Dimas Prasetyo, sutradara yang menggarap segmen tentang selebtwit itu mengaku senang luar biasa melihat film hasil kerja sama dengan rekan-rekannya ini tayang sebagai world premiere di Balinale International Film Festival. Dimas bercerita, proses pengerjaan film ini memang sangat memakan waktu, terutama editingnya yang berlangsung selama 8 bulan, dimana pada saat bersamaan Dimas harus menyelesaikan skripsinya. Tak heran kini Dimas lega luar biasa ketika buah kerja keras mereka sudah bisa ditonton di layar lebar.
Urbanis Apartementus adalah hasil dari Cinemacamp gelombang kedua. Para sineas muda ini dengan jeli memotret kelompok manusia urban di pinggiran yang punya gaya hidup dan pola komunikasinya tersendiri. Masyarakat Indonesia selama ini mengenal konsep rumah sebagai bangunan di atas tanah yagn dihuni bersama seluruh anggota keluarga. Urbanisasi menyebabkan banyak keluarga kini tinggal saling terpisah, dan orang-orang muda tak segan lagi tinggal dalam sekat-sekat dinding apartemen. Maka terciptalah semacam spesies sosial baru yang mereka sebut Urbanis Apartementus. Semoga film ini segera diputar di bioskop reguler. Setuju? ***
Maret 26, 2019 pukul 4:31 pm
Nonton QQCINEMA21 Streaming Film Online Bioskop Box Office Terlengkap 2019 Subtitle Indonesia Kualitas HD, BLURAY dan Gratis Download Film-film Terbaru
Desember 11, 2014 pukul 3:47 am
bener-bener cocok deh buat anak kost :p , semoga cepat tayang di jaringan distribusi yang kebih besar.
by the way, Thank You. 🙂
Desember 11, 2014 pukul 8:14 am
You’re welcome 😀
Ping-balik: Balinale 2014, Keakraban Dalam Festival Film | About life on and off screen
Oktober 24, 2014 pukul 5:05 pm
Soundtrack yang judulnya thanks for all the blues asik, kak.
kayaknya anak kosan juga wajib nonton film ini nih 😀
Oktober 26, 2014 pukul 11:18 pm
Setuju bahwa film ini cocok banget ditonton anak kost 🙂
Oktober 27, 2014 pukul 1:56 am
semoga cepat ditayangin di layar lebar 🙂
Oktober 23, 2014 pukul 8:41 am
cungg yg tinggal d apartemen eh rusunami deh. hihi.. alhamdulillah punya anak n d rmh aja jd bs lbh kenal sm tetangga. klo yg kerja brkt pg n plg mlm ya emang bner jd ga kenal tetangga. 😀
Oktober 23, 2014 pukul 9:15 am
Nah, kamu pasti punya banyak cerita seru tinggal di apartemen mu Mak. Ya kan?
Oktober 23, 2014 pukul 8:21 am
keren mak…jadi langsung pengen nonton, unik ceritanya 😉
Oktober 23, 2014 pukul 8:42 am
Iya mak… emang unik dan kocak 🙂
Oktober 23, 2014 pukul 2:38 am
Setuju banget mbak Tika krn relate dgn kehidupan sehari2 😉 tp emang gitu sih, sbg anak kost yang jauh dr kluarga, saya mengalaminya. Pergaulan jd lain, butuh info ke internet/teman (keluarga sbg 2nd or 3rd choice), dll.
Oktober 23, 2014 pukul 6:53 am
Apakah kost nya juga di apartemen?
Oktober 23, 2014 pukul 7:04 am
Kostnya similar to apartment tapi bukan mbak (krn ada kost2an bentuk rumah), gaya hidup penghuni kost yang bekerja kebanyakan jg mirip penghuni apartment, cuek2 gitu asik dgn dunianya sendiri.
Oktober 23, 2014 pukul 7:59 am
Oiya, kalau gaya hidupnya emang mirip ya… So this movie is recommended for you 🙂
Oktober 22, 2014 pukul 11:49 pm
kalau tinggal di apartemen emang saling gk kenal loh karena pada sibuk dgn urusan masing2
Oktober 23, 2014 pukul 6:52 am
Wah…komentar menarik dr yg tinggal di apartemen. You should watch this movie ^^
Oktober 24, 2014 pukul 3:24 pm
dulu nya hehehe