Bagi banyak orang kota Ambon identik dengan dua hal, musik dan pantai. Itu benar. Makanya kalau tiba di bandara Pattimura Ambon, tak jauh setelah keluar dari bandara kita akan melihat tulisan besar ‘Ambon The City Of Music’ yang menghadap ke laut. Laut.
Laut dan pantainya indah semua! September lalu sambil mengisi sebuah workshop film di Kota Ambon, saya sempat jalan-jalan sedikit. Berikut ini lima hal seru yang bisa kamu lakukan meski cuma punya waktu 2 hari di Ambon:
1. Pantai
Main di pantai Natsepa dan makan rujak segar yang sangat terkenal itu. Rujak di pantai Natsepa ini sangat terkenal karena bumbu kacangnya yang tidak diulek halus, masih menyisakan kacang tanah cincang yang krenyes-krenyes gitu. Saat saya mencicipinya, nyaris saya jilati piring rujaknya, saking nggak bisa berenti menikmati bumbunya. Letaknya yang mudah dijangkau membuat pantai ini populer di kalangan warga Ambon sehingga di sore hari cenderung ramai.
Kalau ingin pantai yang lebih sepi, ke pantai Liang deh, sekitar 40 menit perjalanan naik mobil dari kota Ambon ke arah Tulehu. Menuju ke sini bisa naik ojek seharga Rp 50.000 atau kalau beramai-ramai lebih praktis menyewa mobil secara harian di Ambon. Pantai ini akan memanjakan matamu dengan pasir lembut dan air laut jernih berwarna torquise alias kehijauan. Di tengah bentangan pantai ini ada dermaga panjang yang pas banget buat foto-foto. Kalau sudah berada di pantai, menciptakan foto keren itu wajib hukumnya! Mendung yang gelap menggantung tidak menyurutkan semangat kami untuk foto-foto 🙂
Masuk ke area pantai Liang perlu membayar biaya retribusi Rp 10.000 untuk 5 orang dalam tim kami. Jumlah segitu tentu tidak mahal. Dalam hati saya berharap, semoga uang retribusi dari para pengunjung ini dipakai untuk menjaga kebersihan pantai, misalnya dengan menyediakan tempat sampah dan menggaji petugas kebersihan. Namun saya sedikit kecewa melihat botol dan gelas plastik bekas minuman serta styriofoam bekas pop-mie bertebaran mengotori pasir pantai. Jadi siang itu sesampainya di pantai Liang, saya, Hellena dan Fandi mengumpulkan sampah sejauh bentangan pantai yang sanggup kami jelajahi, sekitar 1 km. Kami melakukannya dengan santai dan gembira. Anggap saja berburu harta karun. Hasilnya? Tiga kantong besar sampah plastik!
2. Morea
Apakah Morea itu? Dia adalah sejenis belut raksasa, licin dan tampangnya cukup menakutkan tapi jinak! Saya beruntung waktu ke Ambon awal September ini bareng sama Hellena Souisa, nona manis yang pernah mewakili Ambon dalam ajang Putri Indonesia dan menjadi runner up, sementara Angelina Sondakh jadi juara satu-nya (padahal menurut saya Hellena jauh lebih menarik dari pada Angelina, tapi sudahlah, posting ini bukan tentang Putri Indonesia toh?). Nah, Hellena inilah yang mengajak kami ke desa Waai untuk berkenalan sama Morea.
Di tengah desa ini ada mata air yang bening banget, dan tetap jernih meskipun warga desa tiap hari mandi dan mencuci di sini. Nah, di balik bebatuan di mata air ini hiduplah sekawanan Morea sang belut raksasa itu. Siang itu cuma ada seekor Morea yang berbaring malas-malasan di dasar danau. Ternyata untuk memanggil Morea keluar dari bawah tanah, itu harus pakai pawang! Nah, muncullah seorang om-om, kita sebut saya om Pawang, datang dengan 4 butir telur ayam. Om Pawang ini mengajak kita nyebur dan manggil Morea. Di antara kami berempat, cuma saya dan Fandi yang nyebur. Teman kami, Tata, menolak dengan nada suara antara ngeri atau jijik gitu. Hehehe… Hellena sih alesannya “Waktu kecil udah pernah!” Jujur aja saya sebenarnya ngeri juga, Morea-nya besar, licin dan tampangnya galak gitu bok! Tapi udah jauh-jauh ke desa Waai masa gak foto bareng Morea? Jadi, dengan membulatkan tekad, saya nyebur menyusul Fandi yang udah setengah berenang di sungai itu.
Om Pawang pun memanggil Morea-morea itu dengan bisikan syahdu… satu ekor… dua ekor… tiga ekor… lalu empat ekor Morea muncul dari dalam tanah di dasar sungai. Saya bayangkan ada sungai di di bawah tanah dan ada kerajaan Morea di bawah sana. Om Pawang pun memecah telur ayamnya, meneteskan sedikit untuk memancing nafsu makan Morea itu… Benar saja, seekor Morea langsung mendekati om Pawang, ibaratnya kucing, dia ndusel-ndusel di kaki. Cuma ini nduselnya liciiiiiin banget!! Persis belut. Om Pawang memberi aba-aba, “Nanti kalau beta kasih ini telurnya, kalian angkat dia ya!”
Hah?!? APA?! Disuruh ngangkat belut raksasa ini?
Buseeeet…. saya pas mengelus-elus badannya aja udah geli-geli licin gimanaaaa gitu! Alhasil Morea pertama lolos tanpa sempat kami angkat. Tapi Om Pawang terus menyemangati kami. Dia mengulang prosedur yang sama dengan Morea lain. Telur kedua pun pecah. Saya dan Fandi berusaha mengangkat si Morea… tapi liciiiin… dan kami GAGAL!!! Pedih. Pedih tapi geli gitu… Coba lagi dengan Morea ketiga, tetap licin!! Duh, jadi sebenarnya belut ini bisa diangkat gak sih?
Akhirnya saya dan Fandi bertekad baja bahwa percobaan ke-4 harus berhasil! Maka kami merapal mantra, Om Pawang memecah telur. Yak, angkat!!! Akhirnya! Meskipun saya cuma kebagian perut dan buntut tapi lumayanlah. Nanti saya bisa cerita ke anak-cucu kalau pernah mengangkat belut raksasa. Tapi ada bagusnya Hellena dan Tata nggak terjun ke kali, mereka jadi bisa bikin foto dan video adegan licin-licin basah itu 🙂
3. Nasi Kuning
Jangan mengaku pernah ke Ambon kalau belum makan nasi kuningnya! Nasi kuning ini banyak dijual di pinggir jalan kalau malam hari. Kalau di Jawa ini semacam nasi rames gitu, tapi nasinya warna kuning (ya iyalah!). Atas rekomendasi seorang teman, di antara puluhan warung nasi kuning, yang enak adalah nasi kuning dendeng yang di seberang hotel Amaris agak geser sedikit. Malam itu, kami berjalan kaki ke sana dan begitu sampai di lokasi, antreannya sudah panjang! Kebanyakan pembelinya datang naik motor, lalu beli beberapa bungkus untuk dibawa pulang. Lauknya sayur acar dan pilihan ikan, telur, dendeng atau ayam. Sambil mengantri saya mengamati, lauk yang paling laris adalah ikan sambal. Jadi ikannya dimasak dalam kuah kental dan pedas. Tapi saya sudah ngiler melihat suiran dendeng sapinya yang juga diberi cabe merah.
Kami pun duduk di trotoar menikmati nasi kuning dendeng ini… rasanya? Sedap sampai langit ketujuh! Serius. Untuk sejenak saya lupakan food combining, karena nasi dan protein hewani bukanlah paduan yang serasi. Demi sepiring kenikmatan surgawi ini… pelan-pelan saya kunyah, menikmati setiap sensasi bumbu rempahnya… hingga isi piring pun tandas!
4. Kopi kenari
Ambon terkenal sebagai penghasil kenari sejak jaman dulu, sampai minum kopi pun ditaburi irisan tipis kacang kenari yang sudah disangrai. Jadi irisan kacang yang tipis-tipis sedap itu akan mengambang di atas cangkir kopi atau kopi susu sesuai pesanan kita. Bisa juga pesan kopi kenari jahe, biar badan lebih hangat. Rasanya? Krenyes-krenyes sedikit gurih, memperkaya rasa kopinya yang memang sedap betul. Kenikmatan dalam secangkir kopi ini dapat kamu cicipi di kedai kopi Sibu-sibu di jalan Said Perintah, Ambon. Dinding kafe ini penuh dengan foto dan poster musisi Ambon dari jaman baheula, seiring dengan alunan lagu-lagu Ambon dari pengeras suara. Atmosfer jadul ini memberi suasana yang khas.
Sebuah kedai kopi lain yang juga enak adalah Kedai Kopi Joas di ruas jalan yang sama, Jl Said Perintah. Selain kopinya sedap, tempatnya juga menyenangkan. Pemiliknya, Bung Joas, meracik sendiri kopi di warung ini yang diambil dari biji kopi asli Ambon. Bisa pesan kopi hitam yang aromanya bikin merem-melek atau kopi susu buat yang suka manis. Sebagai teman minum kopi, kita bisa memilih aneka snack khas Ambon, seperti gogos (semacam lemper bakar), namu-namu (mirip pastel tapi isinya ikan), kue labu, atau sukun goreng yang gurih dan renyahnya pas!
5. Amahusu
Sudah minum kopi kenari, sudah makan nasi kuning, lalu ngapain lagi di Ambon? Main ke pantai lagi! Hahaha… serius. Soalnya banyak pantai yang bagus, jadi gimana dooong… Berlawanan arah dengan pantai Liang, ada pantai Amahusu yang tepat di tepiannya ada rumah makan Tirta. Di sini bisa duduk-duduk sambil makan singkong gorengnya yang luarnya renyah, dalamnya lembuuuut banget! Dan gurih. Duh, pokoknya di sinilah saya merasakan singkong goreng paling endeeeesss sejagat raya! Oya, sunset di pantai ini epic! Lihat saja foto-foto berikut.
Nah, itu dia lima kegiatan wajib yang bisa dilakukan pas kamu ke Ambon. Simpel tapi seru. Bahkan di Ambon 2 hari saja cukup kok buat melakukan semuanya. Nah, kalau kamu ada waktu dan bujet lebih, selanjutnya bisa ke Pulau Pombo, menyebrang dari pelabuhan di Tulehu naik perahu bentar, dan nikmatilah hamparan pasir putih yang halus banget di pulau ini! Jadi, kapan kamu mau ke Ambon?
Ping-balik: Kopi Kenari Sibu-sibu, Sejuta Rasanya! | About life on and off screen
Oktober 9, 2015 pukul 6:17 am
sejak 2012 yang saya lihat beberapa pantai di ambon masih ditemukan sampah berhamburan dimana-mana. dari 8 pantai yang saya kunjungi, 3-4 pantai kurang diperhatikan..
Oktober 11, 2015 pukul 10:58 am
Iya benar, soal sampah, terutama sampah plastik memang masalah serius yang sayangnya belum ditangani serius di Indonesia
Ping-balik: Serunya Pesta Teluk Ambon | About life on and off screen
Ping-balik: Serunya Pesta Laut Ambon | About life on and off screen
Ping-balik: 5 Hal Penting Sebelum 35 Tahun | About life on and off screen
Juni 26, 2015 pukul 2:58 pm
waaahh amahusu,,,
Juni 27, 2015 pukul 5:37 pm
iya…
Mei 5, 2015 pukul 10:41 am
kak, ini racun yang ingin saya segera pergi ke ambon 😦
Mei 5, 2015 pukul 11:58 am
Jangan lupa mampir ke Tulehu dan Pulau Pombo… ajib!!!
Mei 6, 2015 pukul 8:44 am
siaaap kak,
initip celengan ayam dulu.
makasih kak infonya bisa dimasukin next destination ni
Mei 9, 2015 pukul 7:23 am
Dalam celengan ayam itu isinya lembaran cek dan giro senilai puluhan juta kan? Ambil selembar, cairkan, cukup kok!! ya nggak?
Ping-balik: Harga BBM Naik, Apa Tetap Traveling? | About life on and off screen
November 14, 2014 pukul 7:40 am
Wah… asyik kayaknya Mbak bisa jalan-jalan ke Ambon
November 14, 2014 pukul 8:58 am
Alhamdulillah, berkat pekerjaanku 🙂
November 3, 2014 pukul 12:02 pm
selama d ambon nginep dimna ka ?
sewa mobil atau naik angkot ??
berapa sewanya ? klo angkot udah rame blom ?
sorriii banyak nanya.. 😀
November 4, 2014 pukul 4:42 pm
Aku nginep di Amaris, dan karena punya teman orang Ambon jadi pakai mobilnya dia. Angkot udah ramai tapi kalo ke tempat yang agak jauh dari pusat kota macam ke Pantai Liang itu perlu charter deh….
Ping-balik: Urbanis Apartementus, Potret Urban Masa Kini | About life on and off screen
Oktober 22, 2014 pukul 4:07 pm
bagus bgt. mau.
Oktober 22, 2014 pukul 5:35 pm
yup!
Ping-balik: Di Balik Gemah Rempah Mahakarya Indonesia | About life on and off screen
Oktober 9, 2014 pukul 3:22 pm
Reblogged this on Bang Brewok and commented:
Maluku itu apa? Maluku itu Musik dan Pantai
Ping-balik: Dicari: Dua Orang Buat Dibayarin Liburan Keliling Sumatera Barat | About life on and off screen
Ping-balik: Wonderful Indonesia: Raja Ampat, Wisata Yang Membuka Mata | About life on and off screen
Ping-balik: Incredible India: Jaipur | About life on and off screen
Ping-balik: Preview Film Garuda 19 Bersama Indra Sjafrie | About life on and off screen
Ping-balik: Penipuan Saat Traveling, Mana Yang Paling Parah? | About life on and off screen
September 28, 2014 pukul 3:37 pm
oh tuhan indahnya
September 29, 2014 pukul 11:14 am
memang ciptaan Tuhan luar biasa
September 30, 2014 pukul 10:38 pm
apalagi alam Indonesia top cuma kurangnya di transportasi saja
Oktober 1, 2014 pukul 8:59 am
Yup, dan persoalan ini gak cuma di Ambon aja ya kan?
Oktober 6, 2014 pukul 1:24 pm
betul sekaliii
September 27, 2014 pukul 6:26 pm
Wohhhh aku iri sampe langit ketujuuuuh
September 29, 2014 pukul 11:14 am
Woohh… yuk mari ke Ambon! 🙂
September 24, 2014 pukul 2:19 pm
Makin pengen jalan-jalan ke Indonesia Timur nih baca blogpost seperti ini 😛
September 25, 2014 pukul 6:20 am
Naaaah!! Dari Ambon nanti sekalian ke Tulehu, P. Pombo dan Ora. Setuju?
September 24, 2014 pukul 12:11 pm
Belum pernah ke ambon,, 🙂 tp udh pernah liat morea 🙂 di tivi he he blm pernah liat langsung juga he he
September 25, 2014 pukul 6:19 am
Yuk kapan2 ke Ambon buat nggendong Morea 😅
September 24, 2014 pukul 9:58 am
tahun depan aku kesana.. kucobain semua yang diromendasikan deh ya 😀
September 25, 2014 pukul 6:18 am
Selamat bersenang-senang😊😃😄 😨😨
September 24, 2014 pukul 12:05 am
Tips keren next on the list Ambon untuk coba hal2 ini
September 24, 2014 pukul 9:02 am
Mantap! Ntar klo udh ke Ambon lagi ceritain yaaa^^
September 23, 2014 pukul 4:55 pm
Waaaa, belutnya super besaaar :s
September 23, 2014 pukul 9:39 pm
Dan liciiiin banget!!! Kumisan pula!
September 23, 2014 pukul 4:37 pm
nunggu dinas kantor juga, biar gratis akomodasi nya transport dan hotelnya. hihi :p
September 23, 2014 pukul 9:39 pm
hihihi… boleh!!
September 23, 2014 pukul 3:37 pm
Angkotnya full music :))
September 23, 2014 pukul 3:50 pm
Iya! Dan kacanya pakai kaca film warna-warni ngejreng 😀
September 23, 2014 pukul 1:35 pm
di ambon gak coba makananx mbak yang terbuat dari sagu..?????
September 23, 2014 pukul 3:49 pm
Papeda? Udaaaah… udah sering sih kalo Papeda, setiap ke Papua pasti makan itu. hahaha…
September 23, 2014 pukul 11:01 am
Libur lebaran kemarin kami ber 12 menjelajahi kota Ambon…tp sy dan 2 tmn duluan berangkat 2 hari…jadilah 4 mlm di Ambon, 1 mlm di Sawai dan 2 mlm di Ora resort. Puas banget keliling Ambon (4 hal di atas sy lakukan kecuali minum kopi kenari krn bkn penggemar kopi) dan plus makan nasi kalapa jg dgn ikan bakar di perjalanan menuju Ora tepatnya di warung makan Bambu Kuning. Kami bahkan pergi ke Batu Layar di desa Larike dan desa Hukurila yg terletak di pegunungan (sopir kami blm pnh dengar nama desa Hukurila tsb). Sunggu perjalanan 8D7N yg sangat mengesankan. Klu ada kesempatan berikutnya pingin ke Banda Neira tempat Bung Hatta diasingkan. Ambon emang manise lho.
September 23, 2014 pukul 12:53 pm
Nah, mantap kali kalau punya waktu sampe 8 hari. Bisa puasss!
November 3, 2014 pukul 11:57 am
selama di ora kemana aj ka ruth ? saya ada planning 8D7N juga tp bingung ngatur itin nya..hehe
3mlm d sawai n ora cukup untuk keliling spot2 disana ??
September 23, 2014 pukul 10:50 am
Mantap ya ampun si belut gede amat ya eh kalau kenari aku juga suka dapat oleh oleh kacang disco.
September 23, 2014 pukul 12:52 pm
Ah iya, kacang disco, kue2 kenari, roti kenari kering, minyak kayu putih itu semua oleh2 khas Ambon ☺
September 24, 2014 pukul 9:58 pm
Minyak kayu putihnya beda botol botol gede gitu plus aromanya beda sama minyak kayu putih yang lain…
September 25, 2014 pukul 6:21 am
Iya, minyak kayu putihnya lbh hangat!
September 23, 2014 pukul 10:47 am
paling seru lagi kalau ada yang sponsorin kesana mba hehe
September 23, 2014 pukul 12:51 pm
Jadi gimana, kita minta disponsori sama Telkomsel, Pemkot Ambon atau Kemenparekraf?
September 23, 2014 pukul 1:11 pm
Yg mana aja deh mba yg mau traktirin kita jalan2
September 23, 2014 pukul 3:48 pm
Semangat membara!! hehehe… mari, semoga ada project film yg pakai jalan2 lagi
September 23, 2014 pukul 9:51 am
akowh pengen ke ora :))
September 23, 2014 pukul 10:52 am
Hayuk ke P Seram. Kapan?
September 23, 2014 pukul 9:45 am
Bagus ya pantainya, tapi sampah nya 3 kantong besar?! waw kayaknya perlu di perbanyak sosialisasi untuk gak buang sampah sembarangan ya 🙂
September 23, 2014 pukul 10:16 am
Setuju banget Maya!! Wouldn’t you do the same if you were there?
September 23, 2014 pukul 11:28 am
I would mbak. Waktu di pantai Green Bowl Beach Bali aja pulangnya mungutin sampah. Abis gemes liatnya, pantainya udah bagus tapi jadi kotor gara gara sampah 😦
September 23, 2014 pukul 12:50 pm
Sehati banget sama Maya! Kebayang kalau ada penyu laut menelan sampah plastik trus mati. Sedih kan…
September 23, 2014 pukul 1:30 pm
Iya mbak. Sampah plasti yang ngambang di laut atau sungai tuh lebih bahay buat ekosistem. Sayangnya masih banyak yang suka buang sampah plastik sembarangan kalo pas lagi piknik di laut atau di sungai. Mungkin belum pada ngeh kalo ada sampah plastik ada yang udah segede daratan
September 23, 2014 pukul 3:49 pm
Banyak banget yg belum ngeh, sosialisasi kayak gini masih kurang. Harusnya dilakukan secara massive di sekolah2, kantor2, di TV juga melalui PSA… Aku sedih banget lho soal ini 😦
September 23, 2014 pukul 5:48 pm
Tuuulll 😦
Padahal tinggal buang pada tempatnya loh. Aku suka biasain bawa kantong plastik kecil buat sampah di tas mbak, jadi gak buang sampah sembarangan. Ngerasain pernah jadi korban banjir soalnya
September 23, 2014 pukul 9:40 pm
Wah, itu keren! Kebiasaan baik yg perlu ditularkan seluas-luasnya 🙂