BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Wonderful Indonesia: Raja Ampat, Wisata Yang Membuka Mata

56 Komentar

Siapa yang nggak pengin ke Raja Ampat? Saya belum pernah ke Raja Ampat, meskipun sudah banyak sekali cerita tentang tempat indah ini. Lalu, belum pernah ke sana kok menulis blog post ini? Sabaaar… Posting ini adalah bentuk afirmasi saya. Katanya kalau kita menginginkan sesuatu, maka kita perlu ucapkan dan visualkan keinginan tersebut agar segera terwujud. Jadi sebagai blogger, boleh dong saya melakukan afirmasi itu di blog. Lalu, apa maksudnya wisata ke Raja Ampat yang membuka mata?

Sebagai penyuka traveling saya sangat beruntung selama ini bisa bekerja sambil jalan-jalan. Dulu jaman sebelum social media marak, saya biasa menghabiskan waktu sebulan lebih di pedalaman untuk shooting film serial dokumenter dengan tim kecil, mulai dari ujung barat Indonesia sampai ke Yahukimo, di punggung pegunungan Bintang, Papua. Tentu ini kesempatan traveling yang sangat memperkaya hidup saya. Sekarang, saat saya membuat tulisan untuk film fiksi, beberapa kali riset dan shooting ke lokasi yang masih jarang terjamah tangan wisatawan, seperti ke kampung Torobulu di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Juli lalu.

Dari sekian banyak tempat yang telah saya jelajahi, rasanya ada yang kurang kalau belum ke Raja Ampat. Teman-teman divers bilang, rugi ke Raja Ampat kalau tidak menyelam. Saya pernah kursus menyelam sampai dapat sertifikat open water diver di Gili Trawangan, tapi sebuah trauma membuat saya belum berani menyelam lagi. Sementara menyelam di Raja Ampat minimal harus sudah mencatatkan 50x penyelaman di log book. Syarat yang bagi saya, jauh panggang dari api. Tapi benarkah ke Raja Ampat harus menyelam? Apa iya kalau tanpa menyelam akan tidak menikmati tempat indah itu? Saya ingin buktikan kalau anggapan tersebut tak selamanya benar.

Jadi mau ngapain aja ke Raja Ampat tanpa menyelam? Ini rencana saya mengeksplorasi keindahan alam, budaya dan kearifan lokal di sana:

Kayaking! Ya, saya ingin mengayuh kayak menyusuri gugusan pulau di Raja Ampat. Terus terang ini terinspirasi oleh foto-foto seorang teman dari Singapura yang khusus ke Raja Ampat buat kayaking. Dari atas kayak kita bisa menikmati keindahan alam laut yang jernih, paling tidak melongok sedikit dari 1.320 spesies ikan yang ada di Raja Ampat.

raja4 tc5

Snorkeling. Nah ini tidak boleh dilewatkan untuk mengintip kekayaan alam bawah laut di tempat ini mengingat 75% dari seluruh spesies karang yang ada di dunia ini terdapat di perairan Raja Ampat. Jumlah ini 10 kali lipat dari jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia lho! Syukur-syukur kalau ketemu satu ekor saja dari 5 spesies penyu langka yang terdapat di sana.

Jalan-jalan ke desa Yenwaupnor dan Sawinggrai untuk bird watching, mengamati berbagai jenis burung khas Papua, karena sesungguhnya selain Cenderawasih masih banyak jenis burung yang tak kalah indahnya. Ini juga menjadi kesempatan bagi saya untuk menjajal kemampuan fotografi, karena memotret burung itu sulit jendral!

Berkunjung ke desa Arborek tempat kita bisa melihat-lihat dan membeli aneka kerajinan tangan warga setempat. Mama-mama di sana terkenal piawai membuat noken (tas dari kulit kayu yang secara tradisional diselempangkan di atas kepala) dan kerajinan lain. Dalam konteks kebudayaan setempat, noken ini bukan sembarang tas. Noken adalah simbol kehidupan yang baik, perdamaian dan kesuburan. Hanya perempuan yang boleh membuat noken. Laki-laki tidak boleh, karena noken melambangkan rahim perempuan. Meskipun terbuat dari kulit kayu, tapi karena sudah dipilin dalam jalinan tali-temali yang halus dan lentur, menenteng noken jadi sangat fleksibel bisa untuk tempat apa saja. Noken yang terbuat dari kulit kayu biasa dapat dibeli dengan harga sekitar Rp 50.000, beda lagi kalau noken dari kulit kayu anggrek Papua, harganya di atas Rp 100.000 satu buah.

Masih soal kebudayaan, selanjutnya mampir ke Sawandarek yang berpasir putih dan ke sebuah desa tradisional di sana. Seandainya ke Raja Ampat pas peringatan 17 Agusutus atau festival keagamaan, maka di bagian barat dan utara Pulau Waigeo kita bisa menyaksikan pertunjukan suling bambu tradisional, disebut suling tambur. Tentu keindahan sunset di sini juga tak boleh dilewatkan. Wajib hukumnya berfoto dan posting di twitter, FB, Path, IG, G+ dan semua sosial media channel saya 🙂

Bagian terakhir dan ini yang paling saya nantikan, adalah berkenalan, membaur dan bermain bersama anak-anak di sana. Misalnya saya menginap selama 5 malam di Waigeo, maka saya ingin meluangkan waktu 2-3 jam perhari untuk bermain dengan anak-anak di sekitar tempat saya menginap. Saya akan membawa buku-buku cerita untuk mereka dan kita bisa mendongeng bersama. Ini dulu sering saya lakukan sebagai jurus ampuh untuk membaur dengan masyarakat lokal saat saya dan tim shooting film dokumenter. Salah satu serial dokumenter kami bertajuk Anganku, tentang anak-anak di pelosok Indonesia. Biasanya begitu ada orang asing datang, anak-anak itu dengan penuh rasa ingin tahu akan berkerumun di sekitar kita. Nah, saya ajak mereka mendongeng, bisa mengambil cerita dari buku bacaan sebagai sumber inspirasi tapi kemudian dikembangkan dengan bebas. Lalu saya meminta salah satu anak untuk melanjutkan potongan dongeng ini, demikian seterusnya secara bergantian. Cara ini akan membangun interaksi yang aktif dan menyenangkan. Saya rindu mendongeng untuk anak-anak di daerah-daerah yang jauh, dan saya berharap sedikit dongeng, buku cerita dan interaksi kami ini akan membuka mata anak-anak tersebut akan luasnya dunia, karena mereka, anak-anak di seluruh pelosok nusantara, telah membuka mata saya akan banyak hal yang sangat patut disyukuri.

kosarek anak2
Foto di atas adalah anak-anak di Kosarek, Papua Tengah waktu kami ke sana tahun 2004. Foto di bawah ini bersama Ubertus, kami selama 8 jam menyusuri sungai dari Senggo ke Kepi, Papua.
senggo1

Dibandingkan 10 tahun lalu ketika saya mulai terbang ke Papua dengan jumlah flight yang terbatas, sekarang sudah tidak sulit lagi terbang ke Sorong dari Jakarta. Ada Lion Air- Wings Air yang transit di Manado, atau Garuda dan Sriwijaya Air yang transit di Makassar. Dari Sorong ada jadwal reguler transit dengan boat menuju Waisai, ibu kota kabupaten Raja Ampat di Pulau Waigeo setiap hari jam 13.00 WIT. Serunya, kalau pergi rombongan dengan sekitar 6-8 orang, kita bisa sewa boat sendiri. Ini opsi yang sangat menarik. Ada yang mau jalan bareng-bareng dengan saya? Yuk, tulis di kolom komentar, siapa tau terlaksana.

Artikel ini dengan sepenuh hati saya ikut sertakan dalam blogging contest Seandainya Aku Ke Raja Ampat oleh Indonesia Travel. Doakan, semoga menang dan beneran bisa ke Raja Ampat. Nanti pasti saya laporan lengkap dengan foto-foto dan video 🙂

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

56 thoughts on “Wonderful Indonesia: Raja Ampat, Wisata Yang Membuka Mata

  1. Keren artikelnya
    Makasih ya sudah mau berbagi
    Raja ampat emang keren banget deh
    Semoga tempat wisata indonesia makin banyak dikunjungi wisatawan

  2. Ping-balik: Senyum Manis, Senjata Pas Traveling Sendirian | About life on and off screen

  3. Boleh saya ikut jika ada trip ke raja ampat? Lowongan pekerjaannya spt apa?

  4. jadi tambah pengen ksana,
    btw, raja ampat skrg udah jd trend buat standar “wealthy” juga ya, bagus deh krn jalan2 ke Sg udah basi skrg…

  5. orang depan mejaku sudah berulang kali ke Raja Ampat. Semoga suatu saat bisa ke sana juga ^^

  6. Semoga menang.. Aku ikutan ya, mbak Tika hehehe.
    Btw keberatan ga mbak kenapa sempat trauma diving? Belum ketemu solusinya ya biar ga trauma lagi?

    • Google dan tentakel lepas saat di bawah laut, agak panik, air laut membanjir masuk ke mulut, hidung, dan kena mata… Mungkin solusinya nyebur lagi, nyelem lagi, trus kita lihat apa yg aku rasakan.. cuma utk melakukannya butuh tekad yg kuat 😀 Kamu nyelam?

      • Engga mbak, baru snorkeling aja 🙂 hehehe
        Kalau mau nyelam lagi musti ada pendampingnya, kan.. Ga coba latihan di kolam renang, mbak?

        • Bener, mesti ada pendamping dan sebaiknya bersertifikat master krn aku newbie 😀 Kolam renang? Entahlah…belum pernah diving di kolam. Dulu pun dilatihnya di pantai dangkal, lalu masuk laut. Kamu berminat mencoba diving ya?

          • Belum minat diving tapi hobi saya berenang, mbak Tika 🙂 waktu kecil saya sering lihat calon divers belajar di kolam kedalaman 5m dan ada pelatihnya, harusnya sih bersertifikat, ya. Mgkn mbak bisa coba dulu biar ga trauma lagi, pelan2 aja. Opsi dari saya, sih 🙂

  7. Saya doain kamu menang mbak. Dan saya doain semoga kapan2 bisa ke Raja Ampat. Amin.

  8. mauuuu dong mba ikutan ke raja empatnya … kata orang-orang Raja Empat itu bagus banget hanya sayang ongkosnya mahal bingit … 😀

  9. ah Raja Ampat, yang di depan meja saya bahkan sudah berulang kali ke sana. Mari kita lihat keberuntunganku ^^

  10. Mba, aku sdg baca novel mba, Papua berkisah. Nemu di toko buku di Bandung, waktu pulkam kemaren. Ada tokoh ubertus juga, hampir kelar mba, seru.

  11. kalo menang, ajakin aku ya sabai. hahaha.. eh aku ikutan ah lombanya :))

  12. Aku juga pengennn ke Raja Ampat 😀 😀

  13. Walopun ga iku kompetisi blognya Indonesia.travel, tapi saya kok seneng banget ya baca tulisan ini 😀

    Semoga menang ya mbak ^_^

  14. Good luck yah kak, moga menang dan beneran main ke raja ampat 🙂

  15. Saya juga pernah nyariiiisss ke raja ampat.dan sampe hari ini keinginan itu blum saya hapus.next, mati berdoa spy sama2 bisa kesana ya.

  16. senyum anak2 pulau yang selalu polos, even though were not as smooth as their life…. [cmiwwww]

  17. good luck mak, mmg raja ampat impian semua org ya 🙂

  18. duh.. senangnya bisa jalan – jalan… berharap (banget) bisa seberuntung Kak Sabai nih..

  19. aku mauuu dong ikutan ya kalau menang haha

  20. Saya mau jalan2 bareng, kebetulan belum pernah ke Papua sama sekali. Tapi saya ngajak istri dan anak2 saya ya :))

  21. Masih ada low ga kak,kerja nya sambil jalan2.wkwkwk

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s