Buat saya, Jaipur itu keren banget! Kota terbesar di area Rajasthan, India, ini dikenal dengan sebutan The Pink City karena bangunan istana dan landmark kota yang memang berwarna pink tua. Benteng, gerbang kota dan banyak bagian istana sang raja memang dibuat dari sandstone berwarna terakota agak merah muda, jadi memang nuansa warna pink ada dimana-mana. Istana ini agak beda dibanding yang lain. Kalau di istana lain sudah tidak ada penghuninya dan kehidupan sang raja tinggal cerita sejarah, di Jaipur istananya masih ditinggali raja mereka yang berusia 19 tahun.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi India adalah antara bulan Oktober hingga Maret, karena selama musim dingin ini udaranya dingin tapi nggak sedingin winter di Bavaria gitu. Saya pergi ke India di bulan Januari dan secara khusus mengajak ibu saya, karena ibu sejak kecil suka banget nonton film India. Jadi saat sampai di India dia membayangkan akan ketemu orang joget-joget di taman kayak di film-film itu! Sepanjang jalan ibu menatap keluar jendela mencari-cari orang joget. Pertanyaannya adalah: akankah beliau menemukan apa yang dicarinya? Keep on reading.
Kami menyewa mobil dan pengemudinya dari New Delhi untuk menelusuri rute Golden Triangle yang terkenal itu. India itu luas sekali, sementara kami hanya punya waktu 10 hari. Jadi pilihan jatuh ke rute Golden Triangle, semacam high light tempat-tempat yang wajib dikunjungi di India Utara yang berlokasi di New Delhi, Jaipur dan Agra. Setelah menelusuri New Delhi dan Agra, kami menempuh perjalanan sekitar 4 jam menuju Jaipur.
Jaipur ini kota terbesar di area Rajasthan yang dibangun pada abad ke-18 dan merupakan kota pertama di India yang dibangun dengan perencanaan. Memasuki kota Jaipur kita sudah disambut gerbang yang indah dan landmark kota berupa bangunan tinggi dengan ratusan jendela bernama Hawa Mahal (Palace of Breeze). Istana setinggi lima lantai ini dulunya semacam keputren, tempat putri-putri kerajaan melihat-lihat kehidupan di jalan raya dari balik jendela. Coba hitung, ada berapa jumlah jendelanya? Ada 950 jendela! Nah, hembusan angin (disebut ‘Hawa’ dalam bahasa Hindi) dengan leluasa menerobos jendela, sehingga istana ini dinamai Hawa Mahal.
Nah, bayangkan jaman dulu ada seorang pemuda yang nekat pacara backstreet sama putri raja. Terus pemuda itu mau nimpuk jendela kamar putri pakai batu, sebagai kode agar sang putri melongok keluar jendela. Pe-er banget ngapalin jendelanya yang mana, biar nggak salah timpuk ke jendela lain!
Selain Hawa Mahal, spot wajib di Jaipur adalah ke City Palace, istana terapung Jal Mahal (Water Palace) dan Amber Port. City Palace ini berdekatan dengan Hawa Mahal, sebuah kompleks yang luas banget, terdiri dari berbagai bangunan indah yang saling menyambung, taman dan lorong rahasia. Salah satu bagian istana yang sangat menarik bagi saya adalah Mubarak Mahal, sekarang dijadikan museum tekstil. Di sini kita bisa melihat koleksi baju maharaja India dari jaman ke jaman. Serius deh baju-bajunya lebih mewah dan lebih indah dari pada yang di film-film India! Saya jadi membayangkan seperti apa kehidupan raja-raja India jaman dulu, dan betapa mereka sangat suka memamerkan kekayaan dan kekuasaannya melalui busananya. Soal istana ini, bisa jadi satu blog post tersendiri. Menyusul ya 🙂
Sementara Jal Mahal (Water Palace) disebut istana terapung karena lokasinya di tengah danau Man Sagar sehingga dari jauh tampak terapung. Selama musim dingin, debit air danau ini biasanya berkurang, tapi ketika air pasang di musim panas pantulan istana di permukaan air akan menciptakan pemandangan indah banget. Lokasi danau ini persis di sisi jalan raya, sehingga banyak orang yang duduk-duduk di sekitar sini pas sore hari.
Persis kayak di Indonesia, dimana ada orang berkumpul maka di sana ada pedagang makanan! Deretan gerobak penjual makanan membuat tempat ini makin semarak. Saya nggak tau mereka jualan apa, tapi kayaknya menarik dan semua murah-murah. Jadilah dengan bahasa tarzan saya pesan masing-masing 1 jenis makanan dari tiap gerobak. Hueeeee…. antara ngeri-ngeri sedap! Ngeri sakit perut karena jelas nggak higienis, sebab tangan abangnya pas bikin makanan itu abis garuk-garuk celana dan megang uang rupee yang super lecek, tapi beneran tergiur pengin tau rasanya. Hehehe… Salah satu jajanan yang berkesan adalah semacam donat rujak! Jadi adonan tepung digoreng bulat-bulat, tengahnya dicubit sampai berlubang dan dikasih semacam rujak serut dengan rasa asam, pedes, segar. Nyam!!!
Buat kamu yang suka pernak-pernik khas India, boleh dibilang Jaipur ini surganya belanja! Well, India tuh sangat luas dan beragam tradisinya (ya kayak Indonesia-lah) jadi yang banyak tersedia di Jaipur ini sebenarnya souvenir khas Rajasthan dan nggak bisa dibilang mewakili India secara nasional. But I don’t mind. I love them! They’re so colorful. Entah kenapa orang sini kalau belum memadukan minimal 5 warna dalam sepotong baju, asesoris, payung dan pernik lain, kayaknya belum puas. Nah, ada trik khusus untuk belanja di Jaipur.
1. Kalau mau belanja nyaman, dalam ruang ber-AC dan dilayani dengan penuh perhatian, silakan datangi toko-toko yang lebih mirip FO (Factory Outlet). Toko-toko besar itu koleksinya lengkap, mulai dari baju, sprei, bed cover, taplak, payung, boneka, kerajinan marmer ukir sampai batu permata, semuanya harga pas. Anehnya, disini barang-barangnya jarang yang di display. Jadinya repot karena mau lihat-lihat aja mesti minta tolong pramuniaganya membongkar lemari. Kualitas barangnya cukup bagus dan harganya juga lumayan, bisa 2-3 kali lipat dibanding harga toko-toko di pinggir jalan.
2. Kalau mau ‘petualangan’ tawar-menawar sekalian jalan-jalan, boleh mampir ke toko-toko kecil yang ada di jalan utama Jaipur atau di pasar-pasarnya. Pastinya gerah, kualitas barang nomor dua dan bisa murah kalau jago nawar, paling tidak dengan membuka tawaran di setengah harga yang mereka berikan.
Trik khusus: jangan perlihatkan kalau kita naksir barang itu. Jadi tampil cuek dan kadang perlu pura-pura mau capcus dari tokonya, ntar bakal dipanggil lagi kok. Mirip-mirip nawar di Mangga Dua lah!
3. Bisa juga belanja di kios-kios yang ada di sekitar kompleks istana. Tapi bedasarkan pengalaman saya, barang-barang di sini kualitasnya sekelas toko pinggir jalan dengan harga sedikit lebih mahal meskipun sudah ditawar. Jadi tempat ini hanya recommended buat kamu yang memang nggak hobby shopping atau waktu jalan-jalanmu sangat terbatas, jadi lebih praktis karena bisa mampir setelah keliling istana (yang memang wajib dikunjungi karena keren banget).
Dari Jaipur kita ke Pushkar, sebuah kota kecil tapi ramai dikunjungi peziarah yang mau ke kuil Brahmin karena keunikan kuil ini yang terkenal di seluruh dunia. Di Pushkar kami sempat deg-degan liat sapi nyasar di tengah pasar… Eh tapi cerita tentang Pushkar di blog post tersendiri ya. Sekarang saya mau dengar pendapat kamu nih. Dengan memperhitungkan faktor keamanan seperti yang pernah saya tulis di sini, seberapa ingin kamu mengunjungi India?
November 9, 2016 pukul 9:26 pm
Saya sekarang Kerja di India, di New Delhi. Sebenarnya India itu seru tegang sedap mewek. Meweknya suka kasian kalo lihat faktor kemiskinan disini. Kalo lihat temen2ku nawar rickshaw, kalo pas supirnya dah tua gw cuek aja ga pake nawar. Beda cuma 10 rupee, mereka genjot pakai tenaga. To memang indah sih, Ada gunungnya, bukit, danau, dessert, Laut, komplitlah. Kalau ke Delhi sempatkan mampir di Lotus temple sama Humayun tomb. Itu baguuus bener tempaptnya. Lotus temple itu tentang, ga berisik, begitu Masuk ga nyangka kalau Ada di Delhi. Sok atuh main kesini. Cuma memang lebih enak main kesini kalau Ada kenalan orang lokal. Suka dapat harga muRah untuk tiket wisatanya. Cuma bener hati2 sama makanan. Gpp jajan food Street to lihat2 temptnya. Ku paling berani jajan food Street kalau di cadni chowk atau di India gate.
November 10, 2016 pukul 9:17 am
Wah, terima kasih banyak atas insightnya. Saya setuju, selisih 10 rupee udah lah ya, anggap aja beramal. India itu, in my eyes, the land of contrast. Istana rajanya megah indah mewah banget tapi juga miskin banget. Orang yang baik ya baik banget, tapi yang nipu ya licik banget. Saya pas ke
India ketemu orang baik dan juga kena tipu sekaligus 🙂
April 7, 2016 pukul 11:24 pm
Mba saya mau tanya, pas mba di india itu, mba sewa mobil rental atau sewa taksi biasa yah… Sebab saya cari rental mobil agak susah info bya,, mohon info thnx
April 12, 2016 pukul 10:40 pm
Ha Anwar, aku sewa mobil dr sebuah biro travel, ukurannya sedan yg cukup lapang, sekalian sm driver dan BBM biar perjalanan lancar…
Februari 4, 2018 pukul 6:02 pm
Hai..salam kenal
Kalo mau sewa mobil+driver buat keliling Delhi,agra,jaipur itu kira2 berapa tarif nya..thanks jawaban nya
Februari 5, 2018 pukul 10:50 am
Halo Fitri… perjalananku ke Delhi dan keliling India ini udah lama, pasti tarifnya udah naik sekarang. Dulu kami spent 100 USD sehari udah termasuk hotel, makan dan sewa mobil untuk 4 orang
Ping-balik: Nyasar Di Hutan Di Busan, Korea Selatan | About life on and off screen
Agustus 28, 2014 pukul 4:04 pm
kayaknya bakalan ngeborong nih kalo kesana hahahha…
sukaa banget pernak pernikknyaaa…etniikkkk :9
Agustus 28, 2014 pukul 4:55 pm
Setuju banget! Ibuku juga ngeborong pernah-pernik, celana sampai payung! Dan murah 😀
Agustus 28, 2014 pukul 2:20 pm
Sebenarnya sih masalah aman-ga-aman tergantung hokinya kita aja mbak 😆 dan pintar2nya kita membawa diri hehe. Musti banyak2 ilmu dulu biar ga gampang ketipu.
Ah saya mah kemana aja pengen, termasuk ke India ini 😉 Papa saya juga demen nonton Bollywood, diajak kesini pasti doyan.
Agustus 28, 2014 pukul 3:09 pm
Ayo dong ajak papa-nya ke India! Kata teman yang orang India, di bulan Januari itu kayak musim kawin, jadi cukup sering ditemukan arak-arakan pengantin di jalanan, terutama di kota kecil. Selama 10 hari kita disana aja ketemu 2x lho. Jadi kapan ke India?
September 7, 2014 pukul 9:37 am
Mbak Tika, baru sempet reply nih huhu, iya next time bawa papa kesana, kumpulin uang dulu 😀 Sesegera mungkin semoga gak ada halangan. Beugh kawinan orang India mah heboh! Lihat di tv aja udah ribet aplg liat langsung ya pasti seru.
September 7, 2014 pukul 11:01 am
Amiiin amin! Ayo bersenang-senang sama Papa 😀
Agustus 28, 2014 pukul 7:15 am
India msh ada dlm daftar tpt yg pengen aku datengin mba, tp isu soal keamanannya bikin makin tergeser ke bwh 😓
Agustus 28, 2014 pukul 12:04 pm
Iya banget, temen2ku yg traveler cewek juga banyak yg menunda rencana ke India. kudu ekstra hati-hati memang 😀
Agustus 27, 2014 pukul 10:50 pm
Lantas ibu ketemu ngak sama penari itu…? kok ngak da ulasanya.
Wah kalau lihat India beda sama filmnya ya…, Ih mamang yang jual serem kalau di india berasa indo tahun 90 an cos dari beberapa foto yang kamu ambil tika. Tapi kece juga.
Oh iya tika kamu tinggi banget say…
Agustus 28, 2014 pukul 12:03 pm
Oiya Ria, soal petualangan ibu mencari joget India itu bakal bersambung di cerita ttg istana Jaipur krn masih berhubungan. Iya sih, banyak yg bilang aku tinggi. Hehehe… Keliatan ya di fotonya?
Agustus 28, 2014 pukul 12:24 pm
Siiip aku tunggu ya…
Wah kira – kira perjalanan habis berapa cerita dung tapi sopan ngak ya…?
Takutnya ada yang bilang nanti kita pamer ya tikk..
Agustus 28, 2014 pukul 1:42 pm
Hehehe… boleh deh, nanti di posting terakhir akan aku cantumkan rough budgetnya. Nggak apa2 sih dibilang pamer ya terserah, siapa tau informasinya berguna. Ya nggak?
Agustus 28, 2014 pukul 1:44 pm
Setujuh..
La wong pakai duit kita ya too…
Aku tunggu ya..
Agustus 28, 2014 pukul 1:46 pm
Siap… aku lagi ngumpulin semangat dan mencuri waktu buat nulis blog postnya 😀
Agustus 28, 2014 pukul 4:09 pm
sippp…
Agustus 27, 2014 pukul 8:22 pm
Selamat malam, sebenarnya tidak usah jauh-jauh ke India, di Indonesia pun banyak sekali tempat-tempat bersejarah dan indah. Salah satunya di Pulau Buton, luar biasa sekali potensinya. Silakan berkunjung, anda pasti akan terpesona oleh keindahan alamnya dan kekayaan budayanya. Jangan lupa, majukan terus pariwisata Indonesia. Salam….
Agustus 28, 2014 pukul 11:59 am
Selamat pagi, saya setuju di Indonesia banyak tempat yang alamnya indah sekali. Saya juga pengin banget ke Buton, apalagi kemarin ada sail Buton. Lagi nabung, tiketnya cukup mahal soalnya
Agustus 27, 2014 pukul 8:19 pm
Wah seru banget jalan-jalan ke India! Di sana tim sepakbolanya kayak gimana tuh? Pernah nonton pertandingannya nggak?
Agustus 28, 2014 pukul 11:49 am
Nah, itu juga aku penasaran, belum pernah ntn liga India. Tapi pernah ngobrol sama Rohit Chand, pemain Nepal yg pernah main di India dan di Indonesia, katanya liganya juga gak terlalu okeh. Kmu pernah ntn Liga India?
Agustus 27, 2014 pukul 7:45 pm
Utk Rajasthan, favoritku msh Udaipur – the venice from the north 🙂
Agustus 28, 2014 pukul 11:34 am
Ah, seru banget udah ke Udaipur. Aku belum kesana… kemarin kepingin tapi waktunya nggak cukup. Beneran kayak Venice?
Agustus 28, 2014 pukul 4:16 pm
kl Udaipur kan dikelilingi danau, lumayan romantis karena hotel2nya rata2 punya view ke danau itu. Pokoknya persis kayak yg di setting film James Bond yg Octopussy itu deh, kerenn emang 🙂
Agustus 28, 2014 pukul 4:55 pm
Siap!! Perlu dijadwalkan kesana tahun depan 😀
Agustus 27, 2014 pukul 5:02 pm
ngeces.. ngumpulin duit dulu deh amiinnn..bisa ke india
Agustus 27, 2014 pukul 5:09 pm
Amiiin… semoga segera tercapai tahun depan ya 😀
Agustus 27, 2014 pukul 6:18 pm
Amiinn mbak hehe