Whoaaa… abis liat instagramnya Andien, dia kok badannya bisa amazing gitu apa rahasianya ya? Kalo liat posting2nya di sosmed kayaknya dia rajin olah raga, itu sih yang keliatan. Dan itu lho, perutnya bisa terlihat keras dan rata gitu…. Jadinya bagus banget kalo pakai cropped tops. Emang sih, kalau badan bagus mau pakai baju model apa aja jatuhnya bakal bagus. Ada yang bilang, ‘Women dress up not to impress men, but to impress other women.’ Nah!
Pujian dari sesama perempuan soal penampilan kita, pasti membuat kita tersenyum sumringah. Iya kan? Ngaku deh…
Nggak usah jauh-jauh ngeliat arteis macam Andien, kalau rajin merhatiiin di mal-mal Jakarta, banyak sih perempuan yang wara-wiri dalam dandanan uber keren. Dan saya perhatiin, mereka rata-rata pakai killer high heels. You know, high heels yang lebih tinggi dari 7 cm dan biasanya bentuknya runcing. Atau platform shoes yang ganjelannya udah lumayan tinggi dari bagian depan.
Ada semacam tuntutan tak tertulis dan tekanan sosial bagi perempuan untuk selalu tampil prima, fit, dinamis dan menawan sesuai tren fashion dan gaya hidup masa kini. Nah, nggak heran deh para perempuan merasa perlu dandan pol dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk memakai high heels. Padahal banyak penelitian yang sudah membuktikan kalau pemakaian high heels lebih dari 5 cm bisa mempengaruhi kesehatan tulang.
Salah satu studi dari American Osteopathic Association jelas-jelas menyebutkan adanya ‘real harm in high heels’, bahwa sepatu hak tinggi membawa efek serius bagi kesehatan. Gambar ini memberi ilustrasi yang jelas banget seperti apa pengaruh high heels bagi kesehatan tulang punggung pemakainya.
Terus, gimana dong? Masa perempuan nggak boleh pakai high heels sama sekali? Tenaaang… masih bisa kok tampil cantik dengan heels, tapi kita perlu smart untuk memilih sepatu yang cocok, dan melakukan yang ini:
• Pilih hak sepatu yang lebih rendah, 2-3 cm saja, dengan bentuk hak yang agak lebar sehingga lebih optimal menopang kaki dibanding hak sepatu yang bentuknya runcing.
• Pilih sepatu yang alas bagian dalamnya (insole) empuk, atau bisa diberi bantalan yang empuk. Ini gunanya untuk mengurangi tekanan bagi lutut.
• Pastikan memilih nomor sepatu yang tepat, bagian depan (jari kaki) jangan sampai kesempitan.
• Hindari memakai high heels setiap hari. Selang-seling pemakaian dengan sepatu hak rendah atau flat shoes. Buat pekerja kantoran, high hees bisa disimpan di laci meja kerja dan hanya dipakai saat di kantor. Tapi saat perjalanan pergi dan pulang kantor, ganti dengan flat shoes.
• Hindari memakai high heels sepanjang hari dari pagi sampai sore. Kalau terpaksa, usahakan diselingi dengan ‘mengistirahatkan’ kaki, lepas high heels dan lakukan stretching, gerak-gerakkan pergelangan kaki,
Selain high heels, ada satu lagi kebiasaan buruk perempuan yang tanpa kita sadari mempengaruhi kesehatan tulang. Membawa tas kerja yang berat, apalagi tas yang modelnya selempang, akan memberi beban yang tidak merata bagi bahu dan tulang belakang. Siapa yang suka mencemplungkan berbagai benda dalam tas, hayo ngaku?
Saya perlu bawa laptop sebagai alat kerja utama, pergi meeting pun selalu bawa laptop. Dulu saya sering pakai tas selempang merah besar. Sampai kadang bahu kanan saya terasa agak pegel… Pengin bawa ransel, tapi kok kadang nggak matching dengan outfit saya keseluruhan. Hahaha… gaya tetep penting dong! Akhirnya saya membawa dua buah tas jinjing, satu tas khusus untuk laptop di bahu kanan dan satu tas isi keperluan lain di bahu kiri. Saya juga mengeluarkan dari tas beberapa barang yang nggak terlalu penting untuk dibawa. Lumayan, dengan beban lebih ringan yang tersebar rata di kedua bahu, paling tidak udah nggak pegel-pegel lagi.
Look good alias tampil menarik memang sangat penting, perlu ditunjang oleh kesehatan yang baik dan ditopang oleh tulang yang sehat sehingga tubuh dapat tampil ideal. Jadi nggak cuma cantik luarnya saja, tapi kesehatan tulang juga perlu dijaga agar kita tampil menarik lebih lama. Lalu gimana dong caranya biar tulang tetap sehat di umur saya yang udah 30an ini (walau tampang masih sering dikira mahasiswa)?
Well, saya mesti realistis sih. Abis liat koleksi sepatu di lemari, masih ada 2 pasang high heels. Janji deh, akan lebih sering pakai flat shoes. Nah, 2 pasang itu kan dibuang sayang, jadi masih bolehlah saya pakai sesekali aja. Dan saya musti lebih rajin olah raga nih, pengin perutnya rata dan keras kayak Andien ah! Boleh kan?
Februari 1, 2014 pukul 10:53 pm
uhmm….aku udah bertaon2 ga pernah pake high heels. Tapi dulu waktu masih ‘genit’, emang lutut sering sakit lho kalo kelamaan pake high heels. Flat shoes pun kalo ga pas ama bentuk kaki juga katanya bisa bikin cedera.
Bingung ya cari sepatu yang cocok dan nyaman…..serasa cari soulmate gitu, hihihi :p
Februari 1, 2014 pukul 11:59 pm
hahahahaa… emang cari soulmate itu membingungkan ya?
Januari 30, 2014 pukul 3:30 pm
wadudududuh. gak kebayang itu rasanya gimana badan kalo sampe berat tubuh dialihkan ke depan gitu. Luar biasa emang perempuan ya.
Januari 30, 2014 pukul 3:45 pm
hahaha… itulah kami, perempuan. Coba tuh anggota Jkt48 yang joget2 dipanggung pake high heels, kayak apa rasanya
Ping-balik: ‘Tabungan Tulang’ Agar Tampil Menarik Lebih Lama | About life on and off screen
Januari 24, 2014 pukul 10:55 am
sy suka nya pake sepatu yang ga highheels,.. karena sy agak tomboy kali yaa wkkk,..
salam kenal mba, nice blog
Januari 28, 2014 pukul 9:15 am
Salam kenal Chik! Lebihsuka boots atau flat shoes? 😀
Januari 13, 2014 pukul 11:33 pm
Pake heels setinggi apapun yang penting jangan jadi lebih tinggi dari pacar.
Januari 14, 2014 pukul 7:27 am
Wah, kasian dong cewek-cewek yg aslinya udah tinggi, jd lebih susah cari pacar 😀
Januari 12, 2014 pukul 9:49 am
sekarang kemana-mana aku pake converse aja dah :))
Januari 13, 2014 pukul 1:10 pm
Warna merah ya Mbok? 😀
Januari 12, 2014 pukul 12:16 am
Untung cowok gak pake High Heels.. #BersyukurJadiCowok 😀
Januari 13, 2014 pukul 1:11 pm
Iya, dan bersyukurlah cowok dalam occasion apapun sah aja bawa tas ransel 🙂
Januari 9, 2014 pukul 2:39 pm
Aku ngelihat Andien olahraga saja ngos-ngosan (http://adiitoo.com/2013/11/ngos-ngosan-melihat-andien-sit/) Hahaha
Tergantung pemakaian juga sih, Mbak. flat shoes pun kalau ada bahan atau apanyalah (aku lupa) yang gak tepat, juga gak baik untuk kesehatan kaki dan tulang.
Januari 9, 2014 pukul 9:27 pm
Flat sole kalau in-sole nya terlalu tipis memang kurang baik juga buat kesehatan tulang sih Dit…. Jadi kamu siap adu sit-up sama Andin?
Januari 9, 2014 pukul 11:19 am
katanya flatshoes juga tidak sepenuhnya baik untuk kesehatan, Mbak *sayangnya saya lupa linknya*, hehe. Jadi makin bingung kan saya, haha
Tapi saya lebih suka pakai sendal jepit di kantor, hahay
Januari 9, 2014 pukul 11:59 am
Hahaha… Jadi pakai sendal jepit aja kita? Dari yg aku baca idealnya flat shoes pun pakai bantalan (sol sepatu) 2-3 cm, jangan tipis banget… Itu jugakah yg Novia baca?
Januari 9, 2014 pukul 11:13 am
Lebih prihatin lagi kalau melihat ke toko sepatu anak, sekarang mulai ada sepatu anak high heels. Ya, walopun belum setinggi orang dewasa haknya, tapi setau saya itu sangat gak baik buat anak2.
Januari 9, 2014 pukul 11:58 am
Setuju! Krn tulang dan tubuh anak masih dalam masa pertumbuhan. Nah itu Suri Cruise anaknya Tom Cruise sering difoto paparazzi di jalan pakai heels… gak heran modelnya ditiru produsen sepatu dimana-mana. Sedih ya? 😦
Januari 9, 2014 pukul 9:59 am
untung “cuman” tekanan sosial ya, sementara kalo dari keluarga ga mutlak adanya.
saya juga ga menuntut istri saya buat selalu tampil prima — dengan high heels atau sejenisnya, tapi yang paling penting itu tetap sehat dan ga berlebihan.
Januari 9, 2014 pukul 10:45 am
Ah, ini dia suami yang penuh pengertian! Pasti disayang istri deh 🙂
Januari 9, 2014 pukul 8:46 am
mba, aku kan bertahun2 pake high heels karena dikantor mesti pake. Entah udah beberapa kali harus ke dokter karena tulang punggung aku sakit dan harus istirahat pake sepatu tapi begitu enakkan pake lagi padahal jari2 kaki aku kapalan jadinya hahaha. Skr begitu berhenti kerja gak pernah pake lagi dan dunia lebih enakkkkkkkkkk walo tetep aja akibat dari high heels itu masih ada sekarang hihi
Januari 9, 2014 pukul 10:46 am
Waaaah…. serius kakimu jadi kapalan? Terus tulang punggungmu gimana? Kamu terapi dg cara apa, maksudku ke dokter diapain yang lain gitu?
Januari 9, 2014 pukul 10:52 am
ke dokter di suruh ganti semua sepatu mba haha. Jadi karena kaki aku kan flat gitu, semua high heels gak boleh, sepatu flat juga bikin sakit. skr aku kalo beli sepatu lari harus yang khusus untuk flat atau kalau gak pake support. ada dikasih obat juga sih dulu tapi aku lupa namanya. sekarang setelah gak pernah pake high heels lagi sih jarang ngulah punggung aku tapi kalo jalan jauh plus salah pake sepatu pasti sakit lagi deh.
kaki yang kapalan itu setelah hampir setaon gak pake high heels lagi ajaibnya hilang hehe. skr nyisa yang dibawah telapak kaki nih dikit lagi, yang di atas permukaan jari2 kaki udah hilang semua. separah itu dulu aku ternyata karena seharian kan pake hak tinggi trus.
Januari 9, 2014 pukul 11:00 am
Wow!! Aku sampe merinding ngebayanginnya… Aku pernah baca kalau kasusnya telapak kaki yang cenderung rata emang perlu perlakuan khusus, di Taman Anggrek malah ada yg jual sepatu khusus utk yg telapak flat gitu. Bokapku pakai, jd aku tau. Apa kamu pakai sepatu yg didesain utk kaki flat juga?
Januari 9, 2014 pukul 11:04 am
belon mba, di US (aku kebetulan lagi di US) kata ibunya matt ada sih sepatu2/sandal khusus gitu tapi harganya mahal banget plus aku gak suka modelnya. setelah berhenti kerja aku skr pake sepatu datar kalo kemana2 tapi dipakein support yang untuk kaki flat. Lumayan sih bantu, kalo gak yah kata dokter boleh pake alas kaki yang model wedges tapi tingginya max 3 cm dan aku sering bandel dong hahaha.
bapaknya mba pake juga ya? bantu gak sih sepatu begitu?
Januari 9, 2014 pukul 11:56 am
Bapakku kan udah tua, 68 th umurnya, jadi proses penyembuhannya udah nggak sepesat anak muda. Tapi itupun sakit pinggangnya udah berkurang banyak, dia sekarang udah bisa jalan kaki tanpa kesakitan, jadi buat dia udah membantu banget.
Emang di US sampai kapan Non?
Januari 9, 2014 pukul 12:26 pm
hmm jadi penasaran aku mba sama sepatunya bapak mba :).
sampe minggu depan mba
Januari 9, 2014 pukul 12:46 pm
enjoy your stay! Kalau sempat mampir ke Jkt, smoga bisa ktemuan kita 🙂
Januari 9, 2014 pukul 11:02 am
Oya, syukurlah punggungmu udah baikan… Nyiksa banget soalnya itu….
Januari 9, 2014 pukul 8:04 am
aku kemarin abis cedera gara-gara high heels mbaaa. Emang aku dari dulu gak suka pake high heels, kemaren ini pake karena tuntutan acara, eh sampe sekarang gak sembuh-sembuh juga. Bener-bener musuhan banget sama high heels pokoknya
Januari 9, 2014 pukul 10:48 am
Haduuuuuh… cidera apanya, tumit, jempol atau apa? Trs gimana ceritanya kok bisa sih? Semoga udah membaik cideranya ya…
Januari 9, 2014 pukul 1:45 pm
awalnya cedera di arch (duhh bhs indonesianya opo yo?!) trus karena dibiarin dan malah dipake lari jauh jadi merembet sampe ke otot di deket tulang kering (shin). Cerita lengkapnya ada disini mba -> http://simalesmandi.wordpress.com/2013/11/25/me-vs-high-heels-2/ #ujung2nyapromoblog x)))
aamiin makasih ya mba Tika 😀
Januari 9, 2014 pukul 1:58 pm
siap meluncur ke blog mu!
Januari 9, 2014 pukul 4:07 am
sejak gak tinggal di Indonesia lagi, asli deh tuh ya yg namanya sepatu hak dan tas yg ngak nyaman langsung goodbye ga dipake lagi, beli sih teteppp :))
Januari 9, 2014 pukul 7:59 am
Lho?!… kok tetep beli? Abis beli kalau nggak dipakai diapain dong? Masa dipajang doang? 🙂
Januari 9, 2014 pukul 8:13 am
Sekali2lah utk party atau special occasion 🙂
Januari 9, 2014 pukul 10:47 am
Oooh… hahaha… bener juga! Kirain terus dipajang dan dilihat-lihat gitu. Good for you!
Januari 9, 2014 pukul 12:34 am
“Dulu saya sering pakai tas selempang merah besar seperti di foto itu.” Mannaaaa? Ndak keliatan tas selempang merah besarnyaaaa..
Januari 9, 2014 pukul 7:59 am
Hahahaha… Fotonya nggak ke upload. Ah, kamu pembaca yang jeli. Akyu jadi maluuu :’)
Januari 8, 2014 pukul 10:52 pm
Kalo soal tas sih emang dr dulu aq lebih suka pake tas ransel, alesannya ya biar bahu enggak gampang pegel. Eh t’nyata emang bagusan pake ransel ya kak! ^,^
Januari 9, 2014 pukul 8:00 am
Yup, biar tulang dan badan sehat terus sampe tua 🙂
Januari 8, 2014 pukul 10:46 pm
Ini pengetahuan baru bagi saya. Terima kasih informasinya.
Januari 9, 2014 pukul 8:00 am
Sama-sama, silakan di share buat pacarnya, mungkin 🙂
Januari 8, 2014 pukul 6:54 pm
Baiklah daku komen di sini kak Tika… nyumbang masukan aja, make high heels itu bikin tapak kaki dan jari kapalan, serius!
FYI sejak 2013 high heels udah gak jadi tren, yang ngeheits itu justru loafers dan flats hoes termasuk balerina shoes lho
2014 ini sepertinya tren sepatu datar masih akan berlanjut *macak fashion stylist*
Januari 8, 2014 pukul 10:31 pm
Wah, alangkah indahnya dunia kalau high heels udah nggak jadi tren! Tulang bisa terjaga kesehatannya kalau kaki nggak dipaksai pakai high heels 🙂