Aku mengikuti mereka berjalan menyusuri lorong-lorong di sisi kanan La Rambla. Mereka berdua jelas dari Asia, mungkin dari Thailand atau Filipina. Dua sejoli itu tampak gembira, mereka melangkah dengan ringan dan bergandengan tangan. Ah, hidupku bagaikan bumi dan langit dibandingkan dengan mereka. Meskipun kita sama-sama berasal dari negara dunia ketiga yang jauh, aku ke Barcelona untuk mencari penghidupan dan mengirimkannya ke kampung halaman. Sementara mereka paling-paling turis musiman yang ingin mengecap indahnya kota ini, sambil berfoto di depan karya Gaudi.

Mereka masih tak sadar kalau ku ikuti. Oke, ini saatnya aku beraksi. Aku berjalan cepat hingga berada persis di belakang si lelaki, lalu ku rangkulkan tangan kiriku di bahunya, ku sapa dia dengan ramah, ku tawari dia nonton pertunjukan underground flamenco dengan tiket setengah harga. Dia menolak. Aku tambah semangat. Ku ajak dia bergoyang cha-cha, ku senggolkan pinggulku ke pinggulnya bak penari ulung… sambil dengan cepat kutarik dompet dari saku belakang celananya!

Ouch!! Sial!!! Dia menepiskan tanganku! Rupanya dia sadar aku menarik dompetnya. Dompet jatuh ke jalanan berbatu. Aku segera ambil langkah seribu, sebelum orang-orang menyerbu. Aku masih mendengar si perempuan menjerit, “Pick pocket you bastard!!!” dan seorang pria Spanyol yang ada di jalan itu menghampiri mereka untuk minta maaf atas nama bangsanya.

#PeopleAroundUs | Day 10