Waktu pertama kali mendengar ajakan nonton pertandingan sumo secara live di Tokyo, saya spontan menjawab, “Ngapain? Apa serunya liat cowok-cowok segede itu cuma pakai kancut adu badan?” Hahahaha…. Ternyata saya salah. Ternyata nonton Sumo itu seru!
Seorang teman bernama Narito mengajak kami nonton turnamen Sumo di sebuah sumo hall yang selalu jadi tempat turnamen ini digelar. Narito ini adalah direktur Yokohama Football Film Festival, temannya Yusuf dan memang pecinta olah raga sumo. Jadilah saya, Yusuf, anak-anak dijamu Narito dan istrinya nonton olah raga tradisional Jepang yang reputasinya sudah mendunia itu.
Sebelumnya Narito sudah mengirim email berupa panduan singkat tentang sumo, penjelasan istilah-istilah dan aturan main sumo, supaya kami bisa mengikuti jalannya turnamen. Apakah saya membaca panduan itu? Karena jadwal jalan-jalan di Tokyo yang padat, tentu tidak sempat dan tidak tertarik. Hehehehe…
Betapa besarnya kecintaan masyarakat Jepang terhadap sumo ini sudah terlihat saat kami sampai di stasiun kereta terdekat ke sumo hall bernama Ryogoku Kokugikan. Di lobby stasiun Ryogoku sudah terpampang lukisan para pemain sumo ternama dari jaman dulu hingga sekarang. Keluar stasiun, belok kanan, menyusuri jalanan sekitar 10 menit sampailah kita ke sumo hall. Dan suasana sudah sangat meriah. Orang-orang menunggu para rikishi, sebutan untuk atlet sumo, keluar dari backstage door untuk diajak foto bareng dan diminta tanda-tangan. Kami sempat foto bareng dengan seorang rikishi dari Mesir. Melihat para rikishi itu melintas, buseeeet… tinggi gede semuanya!
Sumo ini olah raga tradisional Jepang, tapi sekarang sudah mendunia. Atlet yang turut bertanding berasal dari Mesir, Hongaria, Amerika Serikat, Bulgaria, Peru, dan macam-macam negara, semuanya mengikuti aturan main dan tradisi sumo Jepang. Lengkap dengan cawat dan sanggul khas atlet sumo. Hebat, Jepang ini jagoan dalam membuat olah raganya go international. Saya jadi mikir, olah raga khas Indonesia apa yang sudah go international? Ada yang bisa bantu jawab?
Atlet Sumo Menari?
Kami dipesan agar bertemu di luar sumo hall tepat jam 3 sore. Ternyata pertandingan sudah berlangsung sejak jam 8 pagi, menampilkan ratusan pesumo/rikishi bergantian. Tapi puncaknya, dimana yang bertanding adalah para rikishi papan atas, dimulai sejak sekitar jam 3 sampai jam 6 sore. Jam 3.45 sore ada ritual makuuchi ring, dimana para rikishi yang hendak bertanding diarak keliling arena mengenakan selembar kain penutup aurat yang dihiasi bordiran indah. Lalu sekitar jam 5.00 sampai 6.00 pm adalah masa bertandingnya para rikishi unggulan, dan ditutup dengan partai pertandingan melawan rikishi juara bertahan, jadi makin sore makin seru!
Olah raga ini dulunya adalah pertunjukan untuk menghibur dewa Shinto, dengan serangkaian gerakan yang mengawali pertandingan. Gerakannya mulai dari pasang kuda-kuda setengah jongkok lalu mengangkat kedua tangan, mengangkat salah satu kaki lurus ke samping, bergantian dan seterusnya. Melihat pria-pria berbadan besar melakukan gerakan ini, plus gerakan melempar garam ke arena sebagai ritual penyucian, nyaris seperti melihat mereka menari.
Aturan Main Sumo
Aturan main sumo sangat sederhana. Mereka berlaga di atas ‘ring’ tanpa pagar berbentuk lingkaran, terbuat dari tanah liat dengan taburan pasir, saling dorong dan saling piting. Rikishi yang pertama kali anggota badannya selain telapak kaki menyentuh tanah atau keluar dari ring dinyatakan kalah. Jadi setelah pemanasan dan ‘tarian’ berhadapan di ring selama beberapa menit, biasanya pertandingannya malah cuma berlangsung selama beberapa detik! Saling dorong, gubrak gabruk, lalu udah, salah satu rikishi udah ada yang jatuh atau terlempar keluar ring! Beneran!! Kami melihat kejadian dimana juri yang duduk di samping ring ketiban badan rikishi seberat 180-an kilogram!!!
Atlet Sumo Itu Makan Apa Ya?
Melihat badan para rikishi sebesar itu, saya otomatis bertanya-tanya, mereka makan apa ya? Ternyata hidup seorang rikishi itu penuh kerja keras dan komitmen. Sejak usia remaja, para calon rikishi tinggal bersama di sebuah pusat pelatihan sumo di kota mereka. Sejak jam 5 pagi mereka bangun dan memulai rutinitas olah raga, latihan kelenturan tubuh dan latih tanding. Bahkan di latihan matawari seorang rikishi harus bisa duduk merentangkan kedua kaki lalu membungkuk hingga mencium tanah! Bisa selentur itu dengan badan sebesar itu adalah luar biasa. Coba kamu melakukan gerakan duduk cium tanah ini, bisa nggak?
Latihan pagi berakhir pukul 10.30 saat para rikishi junior harus turun ke dapur menyiapkan sarapan. Sementara rikishi senior bisa mandi dulu, lalu menata rambut mereka dengan gelung khas sumo dan mulai sarapan pada pukul 11 am. Menu sarapannya lengkap, mulai dari sashimi, daging berkuah, tempura, hingga kari dan burger. Porsinya? Sebanyak yang mereka sanggup makan. Habis makan adalah saatnya kegiatan bebas, biasanya tidur siang untuk membesarkan badan. Hingga saatnya bangun untuk bersiap makan sore jam 18.00.

Nonton Sumo Live = Piknik Asik
Nonton sumo live di Jepang ini sangat rileks, informal malah mirip acara piknik keluarga. Kita boleh duduk santai, sambil ngobrol di antara jeda pertandingan, makan dan minum sesukanya, foto-foto dan sebagainya. Malah yang duduk di bawah bisa gelar tiker tuh sambil piknik nonton sumo… hahaha… Tapi nonton di bawah pasti mahal. Lha kami nonton dari tribun saja tiketnya seharga 8.200 yen per orang (sekitar 830 ribu rupiah). Kalau beli tiket buat sekeluarga 4 orang, lumayan bikin bokek kan?
Meskipun harganya nggak ramah di kantong orang Indonesia lantaran nilai tukar rupiah yang lemah dibanding yen dan banyak mata uang asing lain, tapi menonton pertandingan sumo secara live ini benar-benar pengalaman tak terlupakan. Habis nonton kalau berminat bisa beli souvenir. Katanya, cap/stempel telapak tangan rikishi adalah souvenir yang laris dibeli orang! Seandainya kamu ke sumo hall, apakah kamu berminat memajang pigura isi cap telapak tangan pesumo itu di ruang tamu rumahmu?
Ping-balik: Menyelami Aquarium Raksasa Di Jepang | About life on and off screen
Ping-balik: Osaka Castle, Wisata Buat Segala Usia | About life on and off screen
Agustus 16, 2013 pukul 2:00 pm
Mba awas itu anaknya korban atlit sumo.
Nanti kalw bandel mba ny d sumo..hee..just kid..
Agustus 16, 2013 pukul 2:27 pm
so far anakku masih aman kok! hahaha..
Agustus 16, 2013 pukul 1:54 pm
🙂
Juni 29, 2013 pukul 11:29 am
ow, pantesan makannya berlemak banget jadi sebesar itu badan sumo hehe…salam knal mbak^^
Juli 9, 2013 pukul 9:28 am
haaii…. salam kenal ya 🙂
Juni 20, 2013 pukul 10:12 am
harga tiketnya wow banget yaaa…
sepakbola kalaaah…
lagian agak2 eksklusif ya stadion buat tanding sumonya….
sumo tu ibarat pertandingan antar orang yg kena obesitas….
😛
by the way, lama kenal yaa….
sudah lamakah mbak di Jepang…?
Juni 20, 2013 pukul 11:01 am
Iya, tp biarpun mahal harganya tetep penuh tuh yg nonton Sumo 🙂
Juni 18, 2013 pukul 1:40 pm
sabai, OOT, kenapa foto2 di beberapa tulisanmu pecah2 ya?
Juni 19, 2013 pukul 1:47 pm
Oya? Foto yg mana aja mbok? soale di laptopku nggak pecah. Mungkin krn settingan theme ini ruang utk artikel+fotonya lebar, sehingga foto2nya di strech? apa aku ganti theme aja ya?
Juni 24, 2013 pukul 9:05 pm
besok deh aku tunjukin pecahnya gimana. hampir semua postingan terakhir fotonya pecah. kayaknya memang file-nya kekecilan. besok yes di taman yes 😀
Juni 16, 2013 pukul 3:17 pm
Pesumo Mesir mukanya masih kelihatan lebih baik daripada sumo yang lain. #eh
Juni 17, 2013 pukul 11:55 am
hahaha… agak lumayan ganteng ya?
Juni 10, 2013 pukul 8:53 pm
Wah jalan-jalan ke Jepang… enak banget mbak! 🙂
Juni 11, 2013 pukul 10:09 am
Hehehe.. manfaatin tiket murah air asia X mbak 🙂
Juni 9, 2013 pukul 6:33 am
Kalau aku seh gak mau mbak.. mendingan tempelin foto nya didepan rumah kan.. hihihi..
Juni 10, 2013 pukul 7:03 am
Buat ngusir jin? hehehe….
Mei 31, 2013 pukul 8:53 pm
Orang Indonesia ada yang ikutan yak?!
Mei 31, 2013 pukul 11:21 pm
So far belum ada. Padahal yg gendut banyak ya?
Mei 31, 2013 pukul 9:19 am
sama kayak nonton JKT48 kali, ya. Kalau nonton sendirian, pasti bosen. Karena ga tahu judul lagunya apa saja, dan nama personelnya. Untung kemarin nontn sama temen2nya kak Umen yang paham betul JKT, jadinya seru.
*menarik kesimpulan Ivan*
Mei 31, 2013 pukul 11:18 pm
Kalau nonton AKB48 gimana Dit? Apa butuh temen juga?
Mei 30, 2013 pukul 10:36 am
Pengen nonton tapi koq muahal bgt sih mbaaaaaaaaa * protes hihi*
Mei 30, 2013 pukul 8:22 pm
Iya! Meskipun mahal, tapi sumo hall segede itu penuh lho penontonnya! Coba kalau tiket turnamen pencak silat di Jakarta dijual 830 ribu, ada gak ya yg mau nonton?
Mei 30, 2013 pukul 8:42 am
Langsung klengerrrr baca harga tiketnya, mbak…. 😀
Ini persiiiiss bgt hr minggu kmrn bagindaraja baca artikel ttg sumo, dan kalo nggak salah diceritain jg disitu porsi makan mereka yg guedeee itu…
Mbak, foto brg pesumo, dirimu makin keliatan mungiiiiiilll…. 😀
Mei 30, 2013 pukul 8:15 pm
Hahaha… nah itu dia!! Padahal utk ukuran perempuan rata2 aku termasuk tinggi, tapi di samping pesumo, aku jadi mini :))
Jangan klenger dulu, langsung nabung! Kapan targetnya mau ntn sumo di Jepang?
Mei 31, 2013 pukul 9:31 am
Ehm kapan ya.. let see.. kalo cicilan rumah udh beres, kalo udh bisa ganti mobil, kalo udh banyak tabungan sekolah the krucils, kalo udh punya LM, kalo udh punya deposito…. (dan dirimu langsung bilang:hayaaaahh, capek dehhhh…! ) 😆
Mei 31, 2013 pukul 11:19 pm
Hahaha…. enggak juga! Tapi mmg perlu dianggarkan, tinggal targetnya mau pergi berapa tahun dari sekarang? 3 th, 5 th, 7 th lagi?
Mei 30, 2013 pukul 6:10 am
itu ngedit foto pake teks gitu pake apaan, uni ? 🙂
dan mengagumkan bisa split dg keren gitu euy,
tp kalo nonton live dg tiket segitu, saya mikir panjang2 sekali kyknya hehe
Mei 30, 2013 pukul 8:12 pm
Tanya serius om? Aduh aku malu jawabnya… soale amatiran banget, ngedit foto, split dan teksnya itu pakai power point! Hahaha… silakan dicoba deh!
Mei 31, 2013 pukul 7:27 am
hah pake power point mbak? *amazed*
Mei 31, 2013 pukul 8:17 am
Iya, semua foto di blog ini yg digabung2 & pakai tulisan dll itu pakai power point 🙂 Knp Dut?
Mei 31, 2013 pukul 9:33 am
aduh…sama euy..ngedit2 gambar cuman pakek power poin :))))
Mei 31, 2013 pukul 11:20 pm
*toss sama Dilla! Tuh kan kalo kreatif mah power point jg bisa dipakai macam2 🙂
Juni 4, 2013 pukul 9:19 am
oooooo bisa ya .. edit gambar pake PP.. trus tempelin ke sini… *amazed hihihih
Juni 4, 2013 pukul 9:54 am
wah jelas bisa banget!! Ayo ayo dicoba, ntar kasih tau link posting yg ada hasil percobaannya
Mei 29, 2013 pukul 8:58 pm
hahaha dulu nonton sumo bosen banget… ga betah… akhirnya jalan2 di sekitar hall liat oleh2…
temen2 yg nonton bareng juga bosen dan malah pada tidur hahaha….
iya nonton sumo emang bikin bokek… Untungnya dulu gratisan hihihi 😛
Mei 29, 2013 pukul 9:01 pm
Rahasianya agar menarik adalah nonton bareng orang Jepang yg demen sumo! Narito ini cerita dgn semangat ttg detil2 kehidupan para rikishi & cerita2 seru dibalik turnamen ini… So much fun!
Mei 29, 2013 pukul 9:07 pm
hahaha ini nonton rame2 semua international student kampus plus bbrp orang jepang. cm orang jepangnya emang pada ga demen sumo juga sih, jadi ditanya ini itu ga mudeng juga mereka hahaha 😛
Mei 29, 2013 pukul 9:15 pm
Hahaha… waduh, mereka kurang cocok jadi duta budaya Jepang tampaknya 🙂