—Asakusa Temple (Sensoji) dan Soal Souvenir—
Tiket masuk: gratis. Boleh nyumbang seikhlasnya. Bayar 100 yen kalau mau diramal peruntungannya pakai sumpit.
Menuju ke sana: Naik subway Asakusa line sampai stasiun Asakusa, keluar di main exit, akan ada gerbang merah gede banget yang membawamu berjalan kaki menyusuri deretan kios souvenir sampai ke Asakusa Temple atau Sensoji.
Sensoji ini boleh dibilang sebagai Buddhist temple paling terkenal di Tokyo, sekaligus daerah tujuan wisata populer karena mudah diakses dan fotogenik. Maksudnya fotogenik adalah tempat ini menyediakan pemandangan yang cantik dan ‘Jepang banget’ buat kita foto-foto. Plus sepanjang jalan menuju kuilnya ada nakamise alias shopping street dipenuhi deretan kios kecil menjual aneka souvenir dan snack yang semuanya enak! Pokoknya ke Tokyo belum sah kalau belum ke sini.
Ngomong soal souvenir, biasanya di berbagai kota di dunia magnet kulkas dengan tulisan dan gambar khas kota tersebut adalah souvenir yang populer. Tapi tidak di Jepang. Beberapa teman titip dibelikan magnet kulkas Tokyo kepada saya. Tapi ternyata tidak mudah menemukan magnet kulkas ini. Sekalinya ada, nyelip di sebuah kios souvenir kecil di dekat Asakusa Temple, desain yang tersedia tidak banyak.
Jadi apa dong souvenir khas Tokyo yang mudah didapat? Jawabannya adalah gantungan ponsel. Itu lho, boneka atau mainan keciiiil banget yang dipasang dengan tali/benang menggantung di pojokan ponsel, kadang ada kerincingannya. Nah, di seluruh penjuru Tokyo, Osaka, Nara dan Kyoto, semua toko souvenir menjual gantungan ponsel dalam berbagai bentuk dan warna. Harganya berkisar antara 300 hingga 700 yen, tergantung desain. Mulai bentuk ninja, samurai hingga Hello Kitty tersedia di sini.
Bahkan berbagai kuil di Jepang pun pasti ada kios yang menjual ‘jimat’ alias lucky charm dalam bentuk gantungan ponsel. Ada jimat untuk ‘good luck’, untuk kesehatan, keselamatan di perjalanan bahkan ada jimat agar sukses menempuh ujian! Harganya lumayan, antara 500-800 yen.
Nah, di ujung jalan yang menuju Asakusa Temple ini, belok ke kanan, sekitar 5 rumah akan ada warung ramen dan bakery yang otentik banget! Suasana warungnya model Jepang kuno, dengan perabot kayu yang sudah tampak tua. Kami kesana lepas jam makan siang dan lumayan ramai. Makanannya juga enak banget. Saya pesan vegetarian soba, berupa mie tipis dengan kuah dan topping beberapa macam sayuran serta rumput laut, enaknyaaaaa setengah hidup! Dan seperti warung ramen umumnya di Jepang, makanan disajikan dalam mangkok besar sekali yang sukses membuat saya kekenyangan.
—Tokyo Skytree—
Tiket masuk: antara 1000-2500 yen utk dewasa tergantung mau naik setinggi apa. Pada masa high season (akhir Mei hingga awal Juli) tiket hanya bisa dipesan secara online. Selengkapnya tentang info tiket bisa dilihat disini.
Menuju ke sana: Kami jalan kaki selama 35 menit dari Asakusa Temple, tujuannya biar sehat, membakar kalori dan bisa melihat pemandangan sambil menyeberangi Sumida river yang terkenal itu. Tapi kalau males jalan, bisa naik subway Asakusa line sampai stasiun Oshiage atau Skytree. Asakusa line ini private line, jadi JR pass tidak berlaku di sini.
Memang orang Jepang ini luar biasa. Mereka bisa membuat tempat wisata baru yang sama menariknya dengan tempat-tempat yang umurnya sudah ratusan tahun. Tokyo Skytree ini contohnya. Gedung paling tinggi di Jepang ini selesai dibangun tahun 2011, setinggi 634 meter dan berfungsi sebagai menara pemancar televisi dan radio serta observation deck. Tokyo Skytree juga dinobatkan sebagai bangunan paling tinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai.
Lalu apa menariknya berada di tower setinggi itu?
Tokyo Skytree menawarkan 2 macam observation deck dimana pengunjung bisa melihat Tokyo dan sekitarnya dari Tembo Galleria setinggi 450 m dan Tembo Deck setinggi 350 m. Slogannya sih “It’s almost like walking in the sky…”
Ah, bisa aja deh…
Jadi kayak apa rasanya melihat Tokyo dari ketinggian? Saya tidak tau. Kami tidak naik ke atas karena begitu kami sampai di sana, antrean pengunjung sangatlah panjang. Jadi kami puas dengan foto-foto di lobby lantai 5 lalu makan sashimi di lantai bawahnya. Persis di bagian bawah Tokyo Skytree ini ada ‘pasar modern’ yang menjual aneka snack dan makanan Jepang yang enak semua.
—Gyoen Park Di Shinjuku—
Tiket masuk: 200 yen (adult), 50 yen (children), free for small children.
Menuju ke sana: naik subway turun di Shinjuku station, keluar di main exit, ke kiri, jalan sepanjang trotoar sepanjan sekitar 800 nanti tamannya terlihat di sisi kanan jalan (harus menyeberang jalan).
Kontras dengan gedung-gedung tinggi menjulang di sekitarnya, tidak jauh dari stasiun Shinjuku ada taman luas yang bagus banget, Gyoen Park. Kami ke sana di hari Minggu siang yang cerah. Taman kota ini memungut bea masuk tapi murah untuk ukuran Tokyo. Harga segitu sangat masuk akal karena hamparan rumput yang luas dan aneka tanamannya pasti butuh biaya perawatan yang tidak murah.
Seperti di duga, anak-anak saya segera berlarian di dalam taman yang selesai dibangun tahun 1906 tapi hancur pas perang dunia tahun 1945 sebelum direnovasi yang memakan waktu empat tahun. Keluarga atau segerombolan anak muda menggelar tikar dan asik piknik di rerumputan. Taman ini jelas lebih asik dinikmati secara langsung dari pada dituliskan di blog post. Yang jelas, sebagai warga Jakarta, saya langsung merasa minder kenapa ibu kota negara saya nggak punya taman cantik yang sangat bermanfaat buat warga kota ini.
Taman seluas 58 hektar ini terbagi dalam beberapa tema, ada taman French Formal Garden, English Lanscape Garden, Japanese Traditional Garden dan Mother and Child Forest. Berhubung lagi di Tokyo ya kita pilih tema Jepang dong… lagian tema yang lain udah pernah liat langsung di negaranya masing-masing. Kalau punya waktu seharian penuh, boleh juga keliling semua tema tersebut. Tapi kita cuma punya waktu sekitar 3 jam dan itu jelas kurang. Jadi rute kita dari Shinjuku Gate ke Japanese Traditional Garden terus langsung ke Sendagaya Gate.
Buat yang suka jalan kaki dan mau irit ongkos naik subway, dari Sendagaya Gate ini ada rute short cut buat jalan kaki ke pintu belakangnya Meiji Jingu Shrine alias Kuil Meiji yang jadi icon kota Tokyo dan wajib dikunjungi. Meskipun judulnya ‘taman’ tapi di dalamnya tetap ada fasilitas hang out berupa cafe dan restoran keren, toiletnya juga modern dan bersih.
—Meiji Jingu Shrine—
Tiket masuk: gratis, tapi harus cuci tangan dan mulut sebelum masuk kuil.
Menuju ke sana: Kami masuk lewat gerbang utara yang lebih sepi. Kami jalan kaki selama 30 menit dari Sendagaya Gate di Gyoen Park, keluar belok kiri terus saja menyusuri trotoar nanti gerbang utara Meiji Shrine ini terlihat di kanan jalan. Bisa juga naik kereta JR Yamanote line turun di stasiun Harajuku, keluar stasiun belok kanan, jalan kaki sekitar 3 menit sampai di gerbang selatannya. Ada 3 gerbang menuju Meiji Shrine ini, jadi kalau janjian sama teman di gerbang Meiji Shrine, pastikan kedua belah pihak sepaham ketemuannya di gerbang yang mana 🙂
Meiji Jingu ini adalah tempat suci umat Shinto yang dibangun setelah Kaisar Meiji wafata tahun 1915 hingga selesai di tahun 1926. Bangunan aslinya sebenarnya rusak gara-gara perang dunia kedua tahun 1945 tapi lalu di restorasi lagi oleh pemerintah Jepang melalui dana masyarakat, selesai tahun 1958. Sebenarnya saya sedih mengetahui betapa banyak bangunan bagus dan bersejarah yang rusak selama perang dunia ke-2 itu. Well, setidaknya pemerintah Jepang berusaha merenovasinya hingga sekarang menjadi tempat-tempat yang indah dan ramai dikunjungi orang dari seluruh penjuru dunia.
Bangunan Meiji Jingu ini dikelilingi hutan kota seluas 700.000 hektar yang semua tanamannya ditanam oleh tangan para relawan pada saat dibangun pertama kali. Bibit pohonnya juga sumbangan dari seluruh Jepang dan luar negeri. Keren ya!
Nah, karena ini tempat suci meskipun sudah ramai didatangi pelancong, tetap ada sederet aturan yang harus kita patuhi saat berkunjung. Aturan itu antara lain tidak boleh bersepeda, jogging, merokok, makan dan minum di dalam kompleks shrine dan tidak boleh mengambil foto di dalam bangunannya (kalau di area outdoornya boleh). Kita dianjurkan untuk membersihkan pikiran dan hati saat berada di sini. Sebagai upaya membersihkan diri, sebelum masuk gerbang utama pengunjung disarankan mencuci tangan dan mulut dengan sederet gerakan khusus sebagaimana terpampang di papan pengumunan yang untungnya berbahasa Inggris. Sekilas gerakan cuci tangan dan mulut ini mirip berwudhu lho…
Saya sangat menikmati berkunjung ke sini. Pengunjung bisa meramal peruntungannya dengan sumpit di halaman kuil. Caranya kocoknya kotak sumpit ini sampai 1 buah sumpit keluar. Cek nomornya, lalu ambil selembar kertas di laci dengan nomor yang sesuai. Nah kertas itu berisi penerawangan atas peruntunganmu. Boleh percaya atau tidak, bebas aja. Bisa juga membeli papan doa, menuliskan harapan kita di atasnya lalu menggantungkannya di tempat yang tersedia.
Tempat ini buka sejak matahari terbit dan tutup saat matahari terbenam. Jadi pas summer dia buka lebih lama dari pada saat winter. Saya beruntung pas ke sini pas ada upacara pernikahan adat Jepang berlangsung. Lumayan seru nonton arak-arakan pengantinnya. Sayangnya, bagi anak saya yang kecil jarak tempuh dari gerbang hingga ke bangunan dalam terlalu jauh sehingga dia minta gendong. Eh, udah gitu dia ketiduran di gendongan! Fuiiih… lumayan pegel juga pinggang saya!
—Harajuku—
Harajuku ini saya sebut sebagai area hipsternya warga Tokyo. Hehehe… Dari Meiji Jingu kami langsung ke Harajuku, sebuah kawasan yang banyak toko-toko seru dan pengunjungnya juga berdandan heboh. Sebaiknya ke sini pas hari Minggu sore, karena ramai dan banyak yang dandan pol. Jadi idealnya Minggu pagi ke Meiji Jingu sampai siang, lalu lanjut ke Harajuku sampai sore. Cakep!
Keluar dari gerbang selatan Meiji Jingu lalu belok kiri menuju Jingu Bridge, terus saja sampai lewat stasiun Harajuku, nanti di kanan ada Takeshita dori (Takeshita street). Nah di jalan inilah ada deretan toko-toko fashion keren yang hipster banget! Teman saya Sofi menunjukkan toko yang khusus menjual berbagai stocking dan kaos kaki unyu bernama Tutuana. Wajib mampir ke sini kalau mau beli stocking dan kaos kaki renda-renda lucu kayak yang dipakai cewek Jepang. Sering ada sale atau paket hemat 1050 yen untuk 3 item.
Bagi saya sih lebih seru memperhatikan dandanan orang-orang yang jalan lalu lalang. Googling aja dengan keyword Harajuku style, maka akan muncul foto anak-anak muda dengan dandanan yang ajaib 🙂
—Tokyo Imperial Palace—
Tiket masuk: gratis. Pas masuk kita dikasih visitor card tapi gak bayar, pas keluar diminta lagi. Mungkin hanya untuk menghitung jumlah pengunjung perhari.
Menuju ke sana: Naik JR Yamanote line atau subway turun di Tokyo station, keluar di main exit, nyebrang jalan lalu jalan lurus selama 20 menit, nyebrang, kompleks istana akan ada di sisi kanan jalan. Lokasi istana di tengah kota dan tidak semua bagian terbuka untuk umum, jadi mengalokasikan waktu 2-3 jam cukup untuk kesini.
Sesuai namanya, ini adalah istana Kaisar Jepang yang sangat dihormati oleh rakyatnya. Kompleks istana seluas 3,4 km persegi ini terdiri dari Istana utama, tempat tinggal keluarga raja, museum dan kantor administrasi. Sebagai pengunjung tentu kita cuma bisa masuk ke museum dan tamannya saja, tapi lumayanlah dari pada istana Buckingham yang pelit banget pengunjung cuma boleh liat dari luar pagar. Hanya pada saat perayaan tahun baru (2 Januari) dan ulang tahun Kaisar Jepang saja istana terbuka dan rakyat bisa masuk sampai ke gerbang dalam. Tempat ini mulai jadi istana sejak kaisar pindah dari istana di Kyoto (yang dulu pernah menjadi ibu kota Jepang) tahun 1868.
—Ueno Ameyoko Market—
Menuju ke tempat ini sangat mudah. Naik kereta JR Yamanote line atau subway Ginza line, turun di stasiun Ueno, keluar stasiun dan sudah terlihat tulisan besarnya di seberang jalan.
Ceritanya kami mau ke Ueno Garden, tapi berhubung hujan sepanjang hari jadi kami terdampar di Ueno market, karena nggak asik juga kalau hujan-hujan memaksakan diri ke taman. Untungnya di pasar ini banyak hal menarik yang dilihat dan banyaaaaaak banget warung makan yang sangat menggoda untuk dicoba. Berhubung nggak ngerti bahasa Jepang, maka kami pakai feeling aja masuk ke salah satu rumah makan. Ternyata enak, tapi porsinya kecil untuk ukuran perut keroncongan minta makan siang.
Ueno Ameyoko market ini juga tempat yang pas buat mencari oleh-oleh. Biarpun statusnya pasar, dan cukup tradisional, tapi rapi dan bersih, nyaman untuk ditelusuri. Konon kabarnya, Kitkat rasa green tea yang tersohor itu kalau beli di pasar ini bisa setengah harga dari pada beli di bandara. Tapi masalahnya adalah di pasar nan luas ini, toko yang mana yang menjual Kitkat green tea? Capek mampus kalau mesti menyusuri satu persatu tokonya! Hahahaha…
—Akihabara: AKB48 Theater & Cafe—
Anak gaul Jakarta pasti kenal dengan JKT48, kelompok vocal cewek-cewek unyu yang berkiblat pada AKB48 di Jepang. Mumpung ke Tokyo, jelas dong saya datangi AKB48 Theater yang terletak di Don Quizote building 8th floor di Akihabara. Walaupun enggak nonton konsernya karena harus booking tiket via email dari jauh hari, tapi paling nggak sudah mampir ke teater dan cafenya.
Menuju ke tempat ini cukup JR Yamanote line atau naik subway Hibiya line turun di stasiun Akihabara, keluar stasiun di main exit akan langsung kelihatan open space yang luaaaas dimana di sisi kanannya sudah terdapat AKB48 cafe, sederetan dengan Gundam cafe. Dari cafe ini gedung Don Quizote sudah tidak jauh lagi.
Secara umum Akihabara ini pusatnya games dan anime. Gedung Don Quizote juga sebenarnya adalah shopping center yang menjual sejuta macam barang. Beda lantai, beda dagangan. Mulai dari kosmetik, stationery, makanan, elektronik, action figure sampai kostum-kostum aneh semua ada di sini. Buat penggemar action figure, silakan menggembok dompet erat-erat kalau nggak mau langsung kosong. Action figure-nya lengkap dan lucu-lucu semua!!!
Budget
Lalu, habis berapa untuk bisa hidup dan jalan-jalan di Tokyo selama 5 hari? Ini adalah pertanyaan yang paling sering saya dengar. Sulit untuk memberi jawaban pasti karena gaya hidup dan kebutuhan tiap orang pasti beda-beda. Sebagai gambaran, ini budget kami, roughly:
Penginapan: 14.000 yen/malam untuk kamar Japanese style kapasitas 4 orang dewasa. Jadi kalau bepergian 4 orang tarif ini bisa dibagi 4.
Transport di Jepang: beli JR Pass 28.500 yen/orang berlaku 7 hari. Selengkapnya di artikel saya sebelumnya.
Tiket masuk berbagai tempat wisata antara 200 – 2500 yen.
Makan: simple breakfast 200 yen, lunch & dinner 600 s/d 2000 yen per orang.
Snack: 200 s/d 500 yen. Snack di Jepang serius sangat menggiurkan!
Soal makan sebenarnya bisa hemat sampai 50%-nya kalau mau beli pre-packaged food di Lawson, Sevel atau Family mart. Tapi masa ke Tokyo nggak nyobain warung makannya sama sekali? Masa nggak jajan di warung ramen yang enak-enak itu? Masa nggak nyicipin Takoyaki asli yang daging guritanya empuk kenyul-kenyul itu? Menurut saya sih sayang banget. Makanan supermarket bolehlah buat selingan sesekali, tapi tetep harus mencicipi ‘real food’ di Jepang.
Kalau suka minum dan mau cobain berjuta ragam sake, ya ditambahkan saja budget untuk sake antara 500-1000 yen (ini harga mengintip di supermarket).
Kalau suka belanja? Wah gawat… mending nggak usah saya tulis deh, banyak banget barang lucuk yang melambai minta dibeli, siapin aja kartu kredit platinum dari bank ternama 🙂
Blog post lainnya tentang goyang-goyang di Osaka, dan menyelam di laut Jepang tanpa harus bisa diving, lalu akan ada blog post soal diseruduk rusa di taman kota Nara dan mendaki jalan ke kuil di Kyoto sambil menggendong anak.
Ping-balik: Anti Mainstream! Coba 5 Hal Ini Untuk Memudahkan Traveling | BLOG Swastika Nohara
Maret 25, 2017 pukul 9:42 pm
Mbak di kyoto osaka kemarin pesen nginepnya by apa ya?
Maret 28, 2017 pukul 11:16 am
seingatku pakai booking.com deh
Maret 25, 2017 pukul 9:41 pm
Mbak hotel di kyoto sama osaka mesennya by apa kemarin?
Maret 28, 2017 pukul 11:16 am
seingatku aku pesan via booking.com. Tapi kalau mau pakai website lain juga bisa kok. Rajin2 browsing aja
Ping-balik: Wisata Di Jepang Di Musim Yang Tepat | BLOG Swastika Nohara
Oktober 22, 2016 pukul 7:05 pm
Waaaah seru nih jalan ke Jepang-tokyo-
Pingin keliling tokyo tapi masih belum tau kapannya,sedih iya sedih. Jadi sekarang sih mau cari info. Boleh nanya gak sis? Kalau ke tokyo tapi pingin lebih banyak jalan biar seru, bagusan beli tiket bis satu satu atau beli tiket yang apalah gitu?
Juni 28, 2016 pukul 12:47 pm
Demi apahh aku baru nemu blog super keceh iniiiii. Itupun gara2 kak tika nimbrung di twitter aaaaa hepi!! >,<
Tulisannya detil banget kak. Seneng bacanya.
Skr mau baca yg Korea juga ah hihi.
Juni 29, 2016 pukul 5:10 am
Demi… demi kian?
Hehehehe…. Thank you sudah mampir di blogku, semoga betah, semoga bermanfaat. Ayo kapan ke Tokyo dan Seoul? 😀
Ping-balik: Korea: Tips Hemat Traveling Ke Seoul Dan Busan | About life on and off screen
April 18, 2015 pukul 3:43 pm
Huee lengkap banget ya liputannya. Kalo ada temen yang butuh info jalan jalan ke Tokyo saya rekomendasikan blog ini ah ..
Salut ..
April 20, 2015 pukul 6:43 am
Assssikkk… Makasih ya Sandy! 🙂
Ping-balik: Menyelami Aquarium Raksasa Di Jepang | About life on and off screen
Ping-balik: Osaka Castle, Wisata Buat Segala Usia | About life on and off screen
Maret 27, 2015 pukul 2:48 pm
Im sorry, my Pin is 7D11F3E9. Please invite me.., Thankyou..
Maret 27, 2015 pukul 4:03 pm
I don’t have BB, how about Skype or whats app?
Maret 27, 2015 pukul 2:46 pm
Tuk mba Swastika.., May i know your BB Pin Number..?? Or You can invite me ..7D11F39. I Waiting for your Confirmation..,Thankyou.., Arigatou Gozaimasu..
Maret 27, 2015 pukul 4:03 pm
Hai Aiko… I’d love to share but unfortunately I don’t use BB. If you want we can chat on Skype or Whats App messenger. How about that?
Ping-balik: Keliling Tokyo, Naik Apa Ya? | About life on and off screen
Maret 20, 2015 pukul 11:04 am
Perfect!
Maret 21, 2015 pukul 7:37 pm
Thanks
Agustus 12, 2014 pukul 2:41 pm
ceritane asik, foto2nya apik. tfs Mba Tikaaa *mupeng
Agustus 12, 2014 pukul 3:10 pm
My pleasure… Kapan mau ke Tokyo? 🙂
April 8, 2014 pukul 7:04 am
Daaaan setelah melihat foto2 ini, ternyata ini Tika tetangga depan rumahku hahahahahaha… sotoy deh gue *tutupmuka
April 8, 2014 pukul 9:20 am
Lhooooo??… serius rumah kita sebrang-sebrangan? HUAAHAHAHAHA…
April 8, 2014 pukul 9:39 am
laaah iyes, tinggal lompat besok tak samperi nagih uang arisan ya buuu 😀
April 8, 2014 pukul 9:40 am
Hahaha… ini udah nunggak arisan berapa bulan ya buuu… 😀
April 8, 2014 pukul 10:00 am
qkqkqkqk, nanti japri via email yaa, urusan rumah tangga pamali dishare lewat blog hahaha…
Maret 27, 2014 pukul 10:08 am
habis baca postingan jepang ini jadi bangkit lagi niat sy jalan-jalan ke jepang yang sempet kandas….
🙂
Maret 27, 2014 pukul 10:11 am
Ayo semangaaaaat!! Kadang ada promo dr airlines, tiketnya jd lbh murah
Maret 2, 2014 pukul 11:33 am
bongkar2 lagi blog post jepangmu. aku mau ke sana bulan juni sama anak2. aaaaaaaaaak senaaaaaaaang :))
Maret 2, 2014 pukul 2:53 pm
horeeeee!!! tiketnya dapet berapaan mbok? maskapai apa?
Januari 15, 2014 pukul 11:26 am
Halo Mbak , salam kenal 🙂
Saya mau tanya, misal saya mau pergi dari Ginza ke Odaiba, tertulis di web hyperdia itu pakai Tokyo Metro Ginza Line lanjut pakai Yurikamome Line (2-2nya warna pink) apakah itu berarti ga bisa pakai JR Pass? (karena ga ada JRnya seperti misal JR Yamanote,dll)
Rencana rute saya Tokyo-Kyoto-Osaka-Tokyo full 6D5N
Makasih banyak sebelumnya yah, Blognya sangat membantu 😀
Januari 16, 2014 pukul 9:07 am
Hai Melissa, seneng deh blog ini bisa membantumu. Kalau nggak ada tulisan JR line berarti itu private line, dan perlu tiket terpisah (gak bisa pakai JR pass). Kalau hanya sesekali aja pakai private line, mending beli tiket per-trip. Tapi kalau bakal sering, misalnya tiap hari, lebih praktis beli kartu Suica.
Januari 19, 2014 pukul 10:14 pm
Wah terima kasih atas jawabannya Mbak 😀
Satu pertanyaan lg yah…
saya sampai di Haneda kan sekitar jam 12an malem, jd mau nginep di sana. Trus tukar voucher JR Passnya di mana ya Mbak? soalnya saya baca kok kantornya yg di Haneda baru buka jam 11 siang yah.. 😥 abis dr Haneda saya menuju ke Asakusa.. dan di Asakusa ga ada kantor JR Passnya..
Januari 20, 2014 pukul 1:24 pm
Coba tukar di Tokyo station. Dari Haneda pagi2 naik subway ke Tokyo station, nah bisa tukar JR pass disitu.
Januari 20, 2014 pukul 2:30 pm
sippp makasih banyak Mbak Sabai :* :*
Januari 7, 2014 pukul 9:00 am
A lot of thanks thanks thanks Itin Tokyo City Tournya ijin copas, helpful banget, saya dan temen 6 orang ada jadwal ke jepang starting osaka ending tokyo untuk 11 hari april ini
Januari 8, 2014 pukul 8:27 am
Silakan copas… Duh saya mau posting yg Osaka tertunda melulu nih
September 18, 2013 pukul 9:24 am
halo Mbak, salam kenal… liat gambarnya mupeng abis!
mau tanya soal trip ke jepang dong, berhubung lagi nabung buat ke sana taun depan 🙂
Kalau mau mengunjungi Osaka-Kyoto-Tokyo, nah itu katanya butuh JR pass ya…
Apa JR pass nggak mencakup semua kereta dalam kota jadi harus beli semacam SUICA atau 1 day pass? saya bingung, cangkupan JR pass itu kemana saja…
Mohon bantuannya, terima kasih ^^
September 18, 2013 pukul 9:31 am
hai salam kenal 🙂 Di dalam kota Tokyo bisa naik metro pakai JR pass, dg catatan pilih jalur kerena yg ada tulisannya JR (Japan Rail). Itu beda network dg subway yg private line.
Kuncinya adalah pilih pengingapan yg dekat stasiun yg ada jalur kereta JR nya. Saya tempo hari juga gitu. Sebernya jadi gak terlalu perlu SUICA sih
Agustus 15, 2013 pukul 9:52 pm
Tapi kayaknya cuma di tokyo aja kok mesti beli JR Pass ya, sayang kan. soalnya JR Pass akan worth it kalo buat pergi antar kota yang jauh. Saya sndiri sih udah 3 kali ke jepang dan gak bosen-bosen kesana lho…
Agustus 16, 2013 pukul 11:48 am
Benar, kalau hanya di Tokyo nggak perlu beli JR Pass
Juli 31, 2013 pukul 7:56 pm
itu epic banget yang di Kuil !!! ” Ya Allah…..” hahahaha
Agustus 2, 2013 pukul 6:35 pm
hahaha… emang banget!
Juli 11, 2013 pukul 1:27 pm
Tik.. Gk ke Disneyland or Sanrio?
Juli 13, 2013 pukul 6:21 am
hahaha… terlalu mainstream Ti…
Juni 8, 2013 pukul 7:05 am
Yang keren itu tamannya.. Hijau bangetttt…
Juni 10, 2013 pukul 7:03 am
Iya, hijau, bersih dan luaaaas… Selain taman jg banyak ruang terbuka hijau di antara gedung2. Kapan Jkt bisa kaya gitu?
Mei 29, 2013 pukul 9:58 pm
senang sekali jadi kamu yang udah pergi ke berbagai macam tempat.
http://letsthinkthing.wordpress.com/2013/05/28/waisak-sebuah-perjalanan-antara-jakarta-jogja-magelang/
Mei 29, 2013 pukul 11:12 pm
Aiiih… kamu juga sering jalan-jalan, gratis malah! Hayooo ngaku 🙂
Mei 29, 2013 pukul 11:24 pm
in fact aku belum pernah sama sekali jalan gratis -___-
Mei 30, 2013 pukul 8:11 pm
lho, bukannya kapan itu menang jadi finalis Touch the Car ke Singapura?
Mei 31, 2013 pukul 11:40 am
i wasnt take it as a prize -____-
Mei 31, 2013 pukul 11:20 pm
Oh well… ayo semangat cari kontes lagi yg hadiahnya jalan-jalan?
Mei 29, 2013 pukul 8:16 pm
Kok di Jakarta nggak ada taman kota seperti di Tokyo, ada tapi monas sama ragunan. Ini PR (pekerjaan rumah) bagi gubernur Jokowi untuk buat taman yang cantik.
Wah, jadi pengen ke Jepang musti nabung dulu dan kayaknya musti kurangi uang jajan rokok, kopi, dll pokoknya irit dulu kali *sigh*
Mei 29, 2013 pukul 8:23 pm
SETUJU!!! Jangan cuma kurangi, tapi stop merokok, duitnya ditabung, pasti setahun aja terkumpul banyak 🙂
Mei 27, 2013 pukul 9:36 am
*bookmark lagi*
jadi makin pengen ke Jepang
Mei 27, 2013 pukul 9:56 am
Nah, sekarang udah punya gambaran kan mesti nabung berapa dan berapa lama?
Mei 26, 2013 pukul 5:02 pm
Jadi, kalo pergi bawa krucil 3 biji musti bawa duit… errrr….. *ngitung pk jari dan puyeng serius setelahnya (emang ada, puyeng yg ndak serius?… ) 😆
Eh, tp serius tanya nih… 1 yen brp rupiah sih, mbak? Biar ndak penasaran aja, brp jatah uang maksi cantikku yg hrs kusisihin setahun ini..? (Tanya sambil gigit bibir cemas) 😀
Mei 26, 2013 pukul 6:32 pm
1 yen setara dengan 110 rupiah, saat kami pergi kurs lagi bagus, tapi kata temen Indonesia yg tinggal di Chiba biasanya 1 yen setara 120-125 rupiah. Krucil di bawah usia 6 thn nginep & transport gratis. Jadi siap menabung?
Mei 25, 2013 pukul 9:59 pm
Jadi sehari per orang 800 rb sampe sejuta koma sekian ya ceu.. Di luar tiket pesawat, tiket museum/atraksi wisata, dan belanja2. Makasih infonya. Nabungnya sudah dimulai biarpun harus pelan2 :))
Mei 26, 2013 pukul 7:10 am
Begitulah ceu, atau ikutan kontes yg hadiahnya ke Jepang aja?
Mei 26, 2013 pukul 10:51 am
aku kangen ramen pinggir jalannya.. mau gak terkenal, asal rame, yang makannya berdiri, rasanya udah pasti enduessss.. huhuhu.. kapan yaaa kesana lagi..
Mei 26, 2013 pukul 6:30 pm
Tahun depan pas musim sakura berbunga?
Mei 25, 2013 pukul 8:58 pm
Sekilas saya seperti lihat cherybell hehe
Mei 25, 2013 pukul 9:00 pm
Hah? Yang mana cherrybelle?
Mei 25, 2013 pukul 8:42 pm
Ngiler lihat gambar ramennya, sllrrppp !!
Mei 25, 2013 pukul 8:47 pm
Gambar mana yg paling bikin ngiler?
Mei 25, 2013 pukul 7:04 pm
*kemudian pingsan liat bujetnya di paling bawah*
Mei 25, 2013 pukul 8:43 pm
Hahaha… jangan pingsan, kalo pingsan malah kapan mulai nabungnya?