BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Logo dan maskot Fifa Futsal World Cup 2012

Bangkok: Fifa Futsal World Cup

16 Komentar

Akibat malam sebelumnya begadang jam 5 pagi, hari Jumatnya kami baru bangun menjelang jam 11 am. Tujuan utama hari ini adalah menonton semi final Fifa Futsal World Cup 2012 antara timnas Spanyol-Italia dan Brazil-Columbia. Mandi, makan siang lalu mengecek rute bis ke Stadion Huamark yang terletak di pinggir kota Bangkok. 

Kami sempat mampir ke sebuah kuil Buddha dan terpesona dengan seluruh kompleks bangunannya yang indah dan terawat baik. Bimo sempat berkomentar, “Ini Jumat tengah hari bukannya pada Jumatan malah ke kuil!” Hmmm… Ya soal ini urusan ketiga pria itu deh, saya gak ikutan 🙂

Baru kali ini jalan sama cowok-cowok yg semuanya non-smokers :)

a temple near Soi Rambuttri

Kami naik bis kota nomor 60 ke stadion. Bis-nya sebenernya udah tua tapi masih terawat baik, salah satu indikasinya adalah knalpotnya tidak mengepulkan asap hitam seperti metromini di Jakarta. Kami merasa nyaman naik bisa kota yang murah meriah ini, karena rute dan haltenya jelas. Jadi dengan modal peta Bangkok & nekat bertanya kalau kepepet, kami sampai di stadion sejam sebelum pertandingan semi final mulai. Tiket pertandingannya sudah kami beli online, disini tinggal menukar print out pembelian tiket dengan kartu plastik warna magenta yang jadi pass masuk.

Logo dan maskot Fifa Futsal World Cup 2012

Match pertama Spanyol lawan Italia. Terus terang, ini pengalaman pertama saya nonton futsal profesional, dan langsung levelnya semi final Fifa Futsal World Cup gitu loh! Untung ada Yusuf, Ibnu dan Bimo yang siap saya tanya-tanya tentang permainan yang ternyata lebih menarik ditonton ketimbang dimainkan ini. Stadionnya gak penuh, hanya terisi sekitar 75% dan tempat duduk kami cukup dekat ke lapangan. Ternyata seru banget nonton kejuaraan futsal!

Spanyol dan Italia bermain saling menyerang. Babak pertama ditutup dengan skor 1-0 untuk Spanyol. Nah, masuk babak kedua, Italia jeli memanfaatkan peluang saat pemain Spanyol bermain longgar dan mencetak gol! Spanyol segera membalas, malah dengan 2 gol hingga kedudukan jadi 3-1 untuk Spanyol. Tujuh menit terakhir Italia mengubah taktik jadi bermain powerplay. Kipernya turun bermain ke lapangan, ikut mengawal serangan. Nah disini tempo permainan berubah total. Dengan 5 pemain, Italia jadi lebih menyerang meski risikonya si kiper merangkap pemain itu harus bolak-balik lari ke arah gawangnya setiap kali Spanyol mulai menyerang. Meski sudah ganti taktik, Spanyol menang 4-1 dan melaju ke final.

Stadion ini bersih dan terawat. Kalau di GBK atau tennis indoor Senayan saya biasanya paling males ke toilet karena jorok. Disini setelah match pertama saya terpaksa ke toilet untuk memenuhi panggilan alam. Sempat males, takut toiletnya jorok kayak di Senayan, tapi ternyata di sini toiletnya bersih banget!

Sebelum Spain vs Italy mulai

Jam 7.30 pm match semi final kedua antara Brazil vs Columbia mulai. Pertandingan baru berjalan belum 1 menit, pemain Brazil sudah membobol gawang Columbia! Penonton langsung bersorak! Match kedua ini stadionnya penuh. Banyak fans Brazil dan Columbia yang datang belakangan.

Match ini beda banget dari match pertama. Pemain Brazil bergerak sangat cepat dan agresif, nyaris tidak menyisakan ruang bagi pemain Columbia untuk menyerang. Falcao, pemain Brazil nomor 12 menjadi bintang lapangan malam itu. Satu hal yang saya perhatikan, tim futsal Brazil ini semuanya pria berkulit putih. Ini kontras dengan tim sepakbola Brazil yang didominasi pemain berkulit hitam. Mungkin di Brazil futsal termasuk olahraga kelas atas. Anyway, tim futsal Brazil ini juga menunjukkan skill mengolah bola yang mumpuni, tak kalah dengan pemain sepakbolanya. Tak heran Brazil menang 3-1 atas Columbia.

Setelah dua pertandingan malam ini, saya simpulkan bahwa untuk ditonton langsung futsal jauh lebih menarik dari pada sepak bola. Eh tapi saya dimarahin karena membandingkan 2 olah raga yang berbeda! Hahahah… Ya biarin deh, kan masih sama-sama pakai bola di lapangan juga. Cuma futsal temponya lebih cepat, dan jarak penonton dengan lapangan lebih dekat sehingga nontonnya lebih jelas. It was a great fun!

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

16 thoughts on “Bangkok: Fifa Futsal World Cup

  1. judi online terbaik 2020 mantaps…
    poker terbaik

  2. Ping-balik: Bangkok: Crazy Nights | About life on and off screen

  3. Menonton futsal lebih gak membosankan daripada sepakbola ya mbak. sayangnya pertandingannya gak disiarkan rutin di tv biasa aja gt 😀

  4. Kalo bola gitu aku pasti roaming 😀 tapi serulah jalan-jalannya ^_^

  5. aihhh aku baru aja posting juga tentang thailand! ahhh aku kangen bangkok!

  6. waktu liat di T3 mo masuk pesawat tujuan bangkok sudah kutebak pasti kalian mau nonton final futsal 🙂

  7. Pengen ke Bangkok 🙂
    Sering nonton futsal *nemenin suami*, tapi belum tahu serunya di mana :))

  8. kalo nonton babak-babak penting pertandingan futsal gini langsung dari bangku tim cadangan, bakal lebih dagdigdug. #pengalaman

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s