Hari ini seorang rekan meminta referensi artikel atau buku dalam bahasa Indonesia tentang cara melakukan live-twit yang baik. Waks!! Cari dimana ya? Rekan itu lalu konsultasi via telfon, jadilah saya kasih tips melakukan live-twit sebagaimana yang biasa saya lakukan. Dan dengan kurang ajarnya, si rekan tersayang itu minta agar tips tersebut saya tulis!
Baiklah, so here it is.

Live-twit dari street performance seperti ini tantangan terbesar adalah mendapatkan foto yang keren.
Pada dasarnya live-twit itu reportase atas kejadian yang tengah kita lihat secara langsung, disampaikan melalui twitter. Profesi saya sebagai reporter TV dulu, memang sangat membantu bila sekarang saya diminta live-twit. Tapi bagi yang tidak pernah jadi juru warta, tentunya bisa juga membiasakan diri melakukan live-twit, asal memang sudah terbiasa twitteran. Points to ponder:
- Biasakan diri twitteran. Daily & frequent update di twitter membiasakan kita menyampaikan ide dalam 130 karakter (140 karakter minus nama akun kita, biar gampang diretwit). Demi efisiensi karakter ini, kalau mau pakai hashtag, carilah yang sesingkat mungkin.
- Pada acara seminar, talk show dan sejenisnya lebih mudah live twit dari laptop, sambil duduk dengan meletakkan laptop di meja. Kalau di acara konser musik, street carnival, atau pertandingan olah raga pakai smartphone lebih leluasa bergerak dan lebih ringkas untuk mengupload foto.
- Bawa sendiri modem mobile, persiapan bila di lokasi tidak ada wifi yang memadai. Perlu dipertimbangkan bawa smartphone 2 atau 3 buah dengan operator berbeda, jadi kalau sinyal 1 operator jelek bisa pakai operator lain. Perlu juga membawa charger atau power bank, karena live-tweeting biasanya cukup menguras baterai gadget.
- Saat mengetik live-twit mata fokus melihat screen gadget kita, sementara telinga fokus mendengarkan isi pembicaraan dan merekam suasana. Hal ini meminimalkan kemungkinan terjadinya typo.
- Sampaikan 1 ide/pokok pikiran dalam 1 kali twit. Kalau kalimatnya panjang, kita harus meringkas atau memenggalnya menjadi 1x twit. Pastikan sudah mematikan fitur twitlonger dan sejenisnya. Poin ini sepertinya klise, tapi itulah inti dari kegiatan live twit. Lalu bagaimana caranya melatih diri menyampaikan 1 pokok pikiran dalam 1 kali twit, sementara sebuah acara seminar atau diskusi berlangsung begitu cepat di panggung? Latihan di rumah dong… caranya gampang. Nyalakan TV pas program talk show, lalu live-twit kan isi talk show tadi. Lama-lama pasti terbiasa menyampaikan 1 ide dalam 1 kalimat yang ringkas.
- Sampaikan poin-poin yang penting dan menarik saja, harus selektif. Biasanya tidak perlu semua yang dibicarakan di sebuah acara masuk dalam live twit kita. Biasanya 1 poin/twit setiap 10 menit masih bisa ditolerir. Kalau keseringan nanti flooding di time line. Jangan sampai followers kita mengungsi gara-gara kita membanjiri time line mereka.
- Khusus untuk livetwit dari acara seminar atau talk show, pastikan kita twit dengan jelas siapa menyampaikan apa. Sebelum acara mulai, cek lebih dulu apakah sang pembicara punya akun twitter, jadi beliau bisa kita mention. Penting juga mengecek back ground informasi tentang pembicara, siapakah dia, karyanya apa dan lain-lain. Inilah gunanya google 🙂
- Bila memfoto dengan smart phone, sebaiknya ambil foto dulu, simpan filenya. Lalu buka aplikasi untuk twitteran, attach file foto, baru gunakan jatah jumlah karakter yang tersisa untuk memberi caption foto, kemudian upload/send twit tersebut. Poin nomor 8 ini terlihat sepele tapi bila sinyal di lokasi tidak kencang, cara ini lebih cepat untuk mengupload foto dibandingkan dengan membuka aplikasi untuk twitteran baru mengambil foto dan mentwit foto tersebut.
- Kalau poin 1 sampai 8 di atas sudah dicoba tapi masih belum pe-de melakukan live-twit langsung dari akun dinas, gimana dong? Bisa diatur! Caranya live twit sebisanya dari akun pribadi kita, lalu minta anggota tim yang jadi admin akun dinas (akun brand/corporate/organisasi) untuk merangkai ulang kata-kata kita dan di twitkan dari akun dinas sesuai dengan gaya bahasa yang biasa digunakan. Kita tinggal mention akun dinas tersebut di setiap twit kita, untuk memastikan twit kita dibaca oleh admin yang bertugas.
- Sebelum mulai live twit, buatlah satu twit pengantar. Misalnya seperti ini: Sebentar lagi saya akan live-twit seminar keren tentang naik-turunnya karir Ron Jeremy. #RJ —-> Ini hanya contoh lho ya… Tujuannya agar pembaca time line kita tahu bahwa di time linenya akan ada serangkaian twit dari sebuah acara.
- Sempatkan memantau reply dan mention yang masuk atas live twit kita, dan balaslah. Engagement is the point of tweeting, right? Kalau kita tidak sanggup merespon sendiri semua mention yang masuk, minta bantuan tim untuk membalasnya, real time.
- Enjoy it. Seriously. Live tweeting should be fun, empowering & inspiring. Bagaimana twit kita bisa menarik & dinikmati orang lain bila kita sendiri tidak menikmatinya?
Jadi, apakah menurutmu live-twit itu gampang? Jangan mudah percaya pada judul posting ini.
Demikian, semoga berguna. Kalau teman-teman punya tips lain yang belum disebut di atas, yuk silakan share disini, nantinya akan saya kumpulkan dan saya posting juga. Happy livetweeting!
Oktober 16, 2012 pukul 6:36 pm
Sedikit menambahkan tips:
1) Matikan layanan ekstensi karakter seperti Twitlonger dan TMI.me terlebih dahulu. Tweet yang berlanjut ke link seperti ini jarang ada yang mau nge-klik dan baca sampai tuntas. Belum lagi isu langganan paket gaul 😛
2) Jika live tweeting mengharuskan kita untuk posting foto, ambil foto dalam resolusi secukupnya (biasanya 1 atau 1,3MP cukup sih). Proses upload foto jadi lebih cepat, terutama jika network coverage tidak begitu bagus. Mengurangi resiko gagal posting dan nomor melompat juga.
3) Posting foto ke layanan default dari Twitter sendiri atau ke Twitpic. Tidak semua Twitter client audience kita bisa menampilkan thumbnail foto dari Instagram. Lockerz dan Yfrog jadi isu tersendiri untuk audience yang saya singgung di poin 1 di atas 😛
Sekian, semoga berguna bagi temen-temen yang lain.
Oktober 16, 2012 pukul 8:02 pm
Wih keren banget komentarnya Molly! Makasih Mol 🙂
Poin soal twitlonger udah ada di posting ini. Poin no. 2 & 3 itu setuju banget!
Oktober 16, 2012 pukul 9:39 am
fokusku ke konser muse. aaaaah pengen nonton muse! T_______T
Oktober 16, 2012 pukul 9:38 am
kalau saya lebih nyaman live tweet dengan handphone ber keyboard mekanik daripada touch screen. kalau live tweet di tempat yang rentang jauh, pasang tali pada ponsel, kalungkan atau ikatkan ke pergelangan tangan, hehehe
Oktober 15, 2012 pukul 4:24 pm
Bermanfaat. Saya di sini dikirim Oom @arikeren via Jiples… #EvanG+ #absen #sekian ^_^Y
Oktober 15, 2012 pukul 4:19 pm
waaah referensi yang berguna sekali inih, thanks lho @sabaiX 🙂
Oktober 15, 2012 pukul 4:43 pm
Dengan senang hati Yanuar 🙂
Oktober 15, 2012 pukul 2:15 pm
Kalo live twit soal banjir depan rumah serunya bahas apa yah?
Oktober 15, 2012 pukul 4:43 pm
Itu serunya pakai twitpic orang2 ngungsi 🙂
Oktober 15, 2012 pukul 9:43 am
Ihhh makasih kak Sabai tips kerennya ini…
Tapi aku udah biasa sih livetweet, yg penting, walau livetweet, tapi gak terlalu membanjiri timeline dg informasi yg tidak begitu penting. Hihihi…
Oktober 15, 2012 pukul 9:52 am
Ho’oh, kalu Rusa mah hebat, bisa live-twit sambil koprol dan bilang WOW… xixixi…
Oktober 13, 2012 pukul 10:13 pm
Mana mba live tweet ron jeremy nyaaaaaa 😆
Oktober 13, 2012 pukul 10:22 pm
nunggu ada seminar ttg Ron Jeremy dulu Dit
Oktober 13, 2012 pukul 10:48 am
Gak pernah terfikirkan kalau livetweet ada tata caranya. Kalau aku biasanya ada kejadian yang seru ya langsung dituliskan aja 😀
Oktober 13, 2012 pukul 10:22 pm
hehehe…entahlah, apakah posting ini layak disebut ‘tata cara’ kesannya formal bener 😀
Oktober 13, 2012 pukul 10:15 am
Selain siap powerbank, aku juga waspada jangan sampai sinyal parah di lokasi.
Beberapa kali live twit, bokkk gila sinyalnya parah. Perlu backup siapin 2-3 jaringan. Lol.
Trus, siap-siap ketangkep kamera. Kebetulan jg beberapa kali live twit acara tv on air.
Karena duduk di tempat strategis, jadi sering masuk frame. :)) Lumayan masuk tipi ya!
Bisa juga ajak temen utk nangkep gambar di beberapa tempat berbeda, jadi hasil twit/ twitpic nya ga dari satu angle doang. 🙂
Oktober 13, 2012 pukul 10:21 pm
Nah, penting nih ngajak temen buat moto-in! 🙂
Oktober 13, 2012 pukul 3:03 am
huaaahh artikel menarik… 😀 hihi…
Oktober 12, 2012 pukul 5:44 pm
Dan koneksi, gimana kalau koneksi providernya awur-awuran kak? mohon pencerahannya hehe 😀
Oktober 12, 2012 pukul 11:31 pm
hahaha… bawa modem sendiri. kalo msh kurang, ya mari kita minta pencerahan ke semua provider!
Oktober 12, 2012 pukul 5:43 pm
yang paling sulit dari livetweet itu nyari COLOKAAAN! XD
Oktober 12, 2012 pukul 11:29 pm
Nah, makanya perlu bawa power bank 🙂
Oktober 12, 2012 pukul 5:42 pm
wah pas banget iki kak! wahihi
Oktober 12, 2012 pukul 3:00 pm
baru sekarang ini “nemu” panduan tertulis.. biasanya, cuma contek sana-sini dan otodidak..
Oktober 12, 2012 pukul 5:06 pm
Makanya Billy kalo punya masukan, silakan, ntar aku update terus biar lbh elaboratif 🙂
Oktober 12, 2012 pukul 2:12 pm
jadi, kapan mau live tweet soal RJ? eh, itu bagusnya kutwit ya, bukan live tweet. Kak sabai inilah, TOP mencari contohnya ! 😆
Oktober 12, 2012 pukul 5:05 pm
Live twit seru, kalo pakai twitpic RJ memperagakan tantangan profesinya. Hehehe…
Oktober 12, 2012 pukul 11:46 am
Artikel yang menarik Mba’ Sabai. Terkadang saya mau live tweet agak bingung merangkai kata yang diucapkan pembicara dengan tweet yang dituliskan. Biasanya saya rekam di video acara tersebut dan upload di Youtube.
Oktober 12, 2012 pukul 11:56 am
Video mah bagus buat mendokumentasikan acara. Lengkap & less distortion. Kelemahannya adalah setelah diunggah mungkin tdk semua users tertarik liat video kalau koneksi internetnya terbatas
Oktober 12, 2012 pukul 10:09 am
Aku lebih pede dan lancar kalo livetweet pake smartphone kakak. Lebih nyaman di tangan untuk ngetik cepat sambil mobile cari spot spot seru untuk dikulik 😀 Untuk ini biasanya bawa dua baterai sekaligus 😀
Malah belum pernah ngetweet pake laptop 😛
Oktober 12, 2012 pukul 10:28 am
Ah ya, tentu boleh juga kalo punya preferensi dg smartphone, lebih lincah bergerak ya, cocok utk event non-seminar 🙂
Oktober 12, 2012 pukul 9:40 am
Ih Eijk juga mau duooong ikutan live tweet dari Eropah…
Oktober 12, 2012 pukul 9:52 am
Beres kak Chandra, ntar kita livetwit bareng yak! Tinggal pilih mau naik airlines yang mana… 🙂
Oktober 12, 2012 pukul 9:29 am
Artikel yang sangat mencerahkan kak Sabai Nan Aluih….!! Sedikit menambahkan kalau diperkenankan 🙂 Kebetulan dalam menjalankan pekerjaan, saya dimintakan bantuan untuk membuat Social Media Guidelines untuk korporasi2 yg kebetulan jadi klien saya. Biasanya perusahaan yang menjadikan Live-Twit sebagai salah satu task pekerjaan adalah media, dan dikarenakan terjadi beberapa kasus Live-Twit yang kepleset yang akhirnya back-fire ke perusahaan penyelenggara Live-Twit tersebut maka akhirnya saya memasukkan Live-Twit juga sebagai salah satu poin yang harus ada panduannya.
Salah satu poin yang paling dasar ketika hendak melakukan Live-Twit adalah mentally si pelaku Live-Twit harus siap karena Live-Twit adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi dan fokus yang agak diatas rata-rata. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah pelaku Live-Twit harus bisa memisahkan interest pribadi dengan Live-Twit task yang sedang dilakukan. Pernah ada kejadian salah seorang rekan kerja saya (seorang editor) melakukan Live-Twit untuk event pertandingan bola. Kebetulan dia sendiri adalah seorang penggila bola…..nah yang kejadian begitu momen-momen dramatis tanpa disengaja ia menumpahkan emosi melalui jalur Live-Twit resmi plus bahasa-bahasa personal (baca: maki2an) melalui akun Twitter yang seharusnya ia gunakan untuk Live-Twit tersebut…..dan akhirnya ya sudah tidak perlu diceritakan lagi ya gimana akhirnya…hehehe.
Kira2 begitu kakak kalau pengalaman saya ya…:-)
salam,
Abang Edwin SA
bangwin.net
Oktober 12, 2012 pukul 9:37 am
Setuju, memang mind set sedang melalukan live-twit utk pekerjaan/akun dinas harus selalu dijaga. Untuk menyiasatinya bisa dengan menggunakan 2 twitter client yang terpisah, 1 utk akun dinas dan 1 lagi utk akun pribadi.
Atau dengan cara ini: live twit dari akun pribadi kita, lalu minta anggota tim yang jadi admin akun dinas (akun brand/corporate/organisasi) untuk merangkai ulang kata-kata kita dan di twitkan dari akun dinas sesuai dengan gaya bahasa yang biasa digunakan.
Oktober 12, 2012 pukul 8:32 am
Ron Jeremy masa muda yaaaa 😀 hahahha
Mbak, kalau mau live tweet aku juga persiapan baterai cadangan, power bank sama charger 😀
Komplit deh hihihi
Oktober 12, 2012 pukul 9:15 am
that’s a good point Ka! Power bank would be very handy. thanks
Oktober 11, 2012 pukul 11:15 pm
Huwooo tips nya sangat berguna banget mba.. segera berlatih ah ^^
Oktober 12, 2012 pukul 6:58 am
Selamat berlatih! jangan lupa senam jempol…
Oktober 11, 2012 pukul 10:04 pm
PRnya memang membuat livetwit kita tidak merusak timeline orang karena terlihat membosankan kan?
Ron Jeremy ini siapa lagi, duh *gugling*
Oktober 12, 2012 pukul 6:57 am
Gimana hasil googlingnya Cit? Jadi ikut ngefans sama RJ? 😀
Oktober 11, 2012 pukul 9:31 pm
aakkkkkkkkkkk,
*nunggu live tweeting ron jeremy beneran inih..
*matiin lampu, idupin lilin
Oktober 12, 2012 pukul 6:57 am
Kalo di Jakarta beneran ada yg bikin seminar ttg RJ beneran ntar gue live twit Re 🙂
Oktober 11, 2012 pukul 6:46 pm
Ron Jeremi manaaa ?
*lirik otong di sarung
Oktober 11, 2012 pukul 7:16 pm
Ya ampun mas Iman… Otong di sarung jangan cuma dilirik, disentuh juga dong! :))
Oktober 11, 2012 pukul 6:27 pm
aaaah live tweet tentang RJ!!! hahahaha…
terima kasih artikelnya, kak sabai. sangat enlightening 😀
Oktober 11, 2012 pukul 6:32 pm
Kenapa mbok? Fans RJ juga ya? *kalem* 😀