Fashion is a religion. This is the bible.
Anda semua pernah nonton The Devil Wears Prada yang fenomenal itu kan? Nah, waktu nonton trailer The September Issue, sebuah film dokumenter yang membedah dapurnya majalah Vogue, medadak saya merasa melihat ‘the real Amanda Priestley’ sang boss yang keji itu!!
Sosok Amanda yang diperankan dengan bagus banget oleh Meryl Streep, benar-benar mirip dengan pembawaan dan karakter Anna Wintour, editor in chief majalah fahion kenamaan yang direkam kegiatannya di kantor pusat Vogue di New York itu. Film ini mengisahkan bagaimana sebuah majalah Vogue edisi September disiapkan. Suka dukanya, perdebatan sengitnya, hingga foto sessionnya yang berlokasi di kota-kota pusat mode dunia. Tentu pemandangan indah sudut-sudut kota Paris, London, Roma menjadi bonus pemanis di film ini.
Lalu kenapa sang sutradara, R.J Cutler, memfilmkan persiapan edisi September? Because September is the ‘January’ in fashion, demikian mengutip salah satu wawancara di film ini.
Lucunya, saya sudah mendengar kalimat yang persis sama diucapkan dengan gaya banci super bitchy oleh karakter Marc St James di serial Ugly Betty. Sama-sama dengan setting kantor majalah mode paling terkemuka di New York, maka sulit untuk tidak membandingkan film dokumenter ini dengan serial yang saya gemari itu. Padahal, tentunya perbandingan ini sia-sia, bak membandingkan apel dengan bengkuang.
Namun dari membandingkan itulah, saya seolah membuktikan bahwa di Amerika film seri televisi pun diriset dengan baik oleh pembuatnya. Mulai dari ceritanya, setting kantornya, gesekan antara editor in chief dengan creative director, hingga kegiatan redaksi di majalah Mode versi Ugly Betty tidak meleset dari keseharian dan kerepotan redaksi Vogue yang difilmkan ini.
Tentunya karakter-karakter di Ugle Betty dibuat comical dan ekstrim, biar seru. Padahal Anna Wintour meskipun tampak seperti sosok yang dingin, pelit senyum, perfeksionis dan banyak menuntut, dalam berbusana justru boleh dibilang sangat simpel. Dalam proses shooting dokumenter yang berbulan-bulan itu, terlihat Anna selalu memakai rok terusan sederhana, dengan potongan A-line atau pricess cut, dan seuntai kalung pendek yang tampak seperti semi precious gem. Sama sekali bertolak belakang dengan baju-baju gemerlap dan bombastis yang dia tampilkan di majalahnya.
Overall, film dokumenter yang taglinenya nampol banget ini adalah tontonan menarik dan sinematografinya sangat ciamik. Nggak heran dapat penghargaan Best Cinematography di Sundance film festival dan dinominasikan untuk Grand Jury Prize juga di Sundance. Kalau sineas kita ada yang bikin dokumenter rahasia dapurnya Cosmopolitan Indonesia atau Femina, kira-kira jadinya seperti apa ya?
Juni 22, 2012 pukul 11:52 am
brb nyari filmnya..makasih mba..
Maret 14, 2012 pukul 10:42 am
[Kalau sineas kita ada yang bikin dokumenter rahasia dapurnya Cosmopolitan Indonesia atau Femina, kira-kira jadinya seperti apa ya?]
ayo mba bikiiiiinnnn….
Ah ya.. film ini film wajib tonton nya para pecinta fesyen…. :3
[Because September is the ‘January’ in fashion, demikian mengutip salah satu wawancara di film ini.]
Kenapa? karena di September lah trend Spring/Summer tahun berikutnya dimulai…. dan kurang lebih di bulan Maret buat Fall/Winter nya…
gak tau ya di indonesia juga ada “September Issue” atau gak….
Maret 14, 2012 pukul 11:33 am
Nanti aku bikin filmnya kalo Dita udah jadi fashion designer ternama ya!
Maret 7, 2012 pukul 3:34 pm
“Kalau sineas kita ada yang bikin dokumenter rahasia dapurnya Cosmopolitan Indonesia atau Femina, kira-kira jadinya seperti apa ya?”
ga perlu dibikin pun, saya tau jawaban dari pertanyaan ini. secara, dulu saya sempat kerja di grup salah satu media seperti ituh.. 😀
Maret 14, 2012 pukul 11:25 am
Jadi Billy mau bikin posting soal ‘dapur’ majalah fesyen? 😀
Maret 2, 2012 pukul 2:10 pm
wuih menarik bgt ni ceritanya…
Maret 3, 2012 pukul 9:33 am
tonton filmnya, lebih menarik lagi 🙂
Februari 24, 2012 pukul 11:39 am
selalu membayangkan, apakah dalam real-nya kehidupan kantor majalah fashion itu beneran kaya gitu ya? misalnya apa yang dikenakan selalu branded 😀
soalnya selalu dapat gambaran yang kaya begitu terus, mau di buku, mau di film
Maret 3, 2012 pukul 9:33 am
hahaha… ada temenku yg kerja di majalah fashion di Jakarta, mmg mereka sering dapet semacam sample, gratisan, dr berbagai brand. tapi ya gak tiap hari pakaiannya branded sih…
Februari 22, 2012 pukul 10:43 am
jadi pengen nonton, pengen liat proses kreatif di dapurnya majalah besar itu.
oiya ini termasuk dokumenter yang menghibur juga atau yang serius aja, menurut mbak tika? 😀
Februari 23, 2012 pukul 10:36 am
Ini ceritanya serius tapi kemasannya cukup menghibur kok 🙂
Februari 22, 2012 pukul 10:28 am
akuh bisa nonton di mana film ini? berburu dvd bajakan? 😐
Februari 23, 2012 pukul 10:19 am
Aku nontonnya di tv kabel… tapi di lapak dvd bajakan yg gede (ratu plasa) ada kok, pernah liat
Februari 21, 2012 pukul 5:55 pm
[..bak membandingkan apel dengan bengkuang.]
saya suka pengibaratan dua buah itu, walau saya lebih suka bengkuang *lospokus*
dan paragraf akhir ini :
[..Kalau sineas kita ada yang bikin dokumenter rahasia dapurnya Cosmopolitan Indonesia atau Femina, kira-kira jadinya seperti apa ya?]
saya menunggu karya sampeyan, uni
sungguh !
😀
Februari 23, 2012 pukul 10:38 am
Wah, kalo saya berkarya-nya bukan bikin yg tentang fashion, masih tetep ditunggu nggak? 😀