BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Cerita Panji

39 Komentar

Sebelum melanjutkan membaca posting ini, coba luangkan waktu sejenak saja untuk mengingat, kapan terakhir kali kamu menyimak dongeng atau cerita rakyat yang kamu sukai?

Mungkin baru kemarin, mungkin sudah nggak ingat lagi kapan… saking lamanya kita nggak pernah mendengar dan menceritakan ulang dongeng masa kecil. Dulu jaman saya kecil di tahun 80-an ada Sanggar Cerita yang kasetnya sampai kusut saya putar berulang-ulang. Ayah saya pun gemar menuturkan dongeng Timun Emas, Joko Tarub, Bawang Merah-Bawang Putih serta kisah-kisah cerdik si Kancil. Saya dulu sangat menikmatinya dan sekarang lagi kangen berat dengan masa-masa itu.

Dan saya sangat ingin anak saya menikmati hal serupa. Kadang sedih juga melihat anak saya sangat menikmati menonton Sponge Bob, Upin-Ipin, Rapunzel dan film-film animasi Pixar, sementara dia hanya tau kisah Joko Tarub dari mulut ibunya saat (kadang-kadang) mendongeng sebelum tidur, tanpa gambar, tanpa suara tokoh-tokohnya.

The story is told eye to eye, mind to mind, and heart to heart. – Scottish Traveller Proverb

Nah, barusan saya ngobrol ngalur-ngidul dengan dua orang teman yang sangat antusias untuk mengangkat lagi cerita rakyat ini, utamanya Cerita Panji yang konon asli dari Kediri, Jawa Timur. Tanya sedikit boleh yaaa…. Buat teman-teman pembaca blog ini yang mengaku orang Jawa Timur, seberapa akrab kalian dengan Cerita Panji?

Saya sendiri meski bukan orang Jawa Timur, ternyata cukup akrab dengan cerita rakyat turunannya, macam Keong Emas dan Ande-Ande Lumut. Tapi ya cuma pernah dengar ceritanya saja, tidak benar-benar tahu bahwa dua kisah itu adalah bagian dari cerita rakyat tentang cinta dan kepahlawanan dari Kediri yang telah menyebar sangat luas hingga ke seantero Jawa, Bali, Kalimantan bahkan ke Malaysia, Thailand, Kamboja dan Filipina.

Bahkan Guntur, salah satu teman ngobrol saya itu, pernah diundang hingga ke Singapura untuk mengisahkan cerita ini yang ternyata sudah jadi bagian dari kurikulum SD di Singapura! Jangan-jangan suatu saat nanti kita harus belajar cerita rakyat Indonesia di luar negeri?

Menurut saya sebenarnya bukan nggak mungkin kita mempopulerkan kembali cerita-cerita rakyat ini di kalangan anak-anak. Anak-anak sangat suka didongengi dan merekalah yang akan meneruskan kelestarian cerita yang sangat kaya akan pelajaran hidup ini. Saya sendiri sangat tertarik untuk menuliskan ulang berbagai cerita rakyat dalam kemasan modern seperti manga dan film animasi agar populer dikalangan anak-anak Indonesia jaman sekarang. Tapi rasanya saya nggak sanggup kalau harus ‘bergerak’ sendirian. Ada yang berminat bergerak bersama?

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

39 thoughts on “Cerita Panji

  1. saya suka banget nih dengan dongeng, dari kecil hingga sekarang, tapi anak-anak sekarang lebih memilih kartun dibandingkan buku cerita 😐

  2. benar, cerita-cerita itu semakin tergeser, saya sendiri sebagai orang jatim tak mengenal cerita panji 😦

  3. Kak Sabai (Swastika) tak sengaja menemukan blog ini dan pas selesai membaca, gue harus bilang kalo gue berminat!!! kalo misalnya ada project gue siap membantu dengan segenap jiwa dan raga… oke, meski projectnya belum berjalan, gue mau coba mengumpulkan cerita2 rakyat gue ketika masih kecil dulu… contact me via twitter @Hasbisy ya kak, ayo semangat kak Sabai!

    • Thank you! Saat ini masih tahap awal banget, nanti klo udah makin konkret aku update lg disini, moga2 kita bs kolaborasi ya! 🙂

  4. Kalo saya dulu, nenek saya suka nembang kalo saya mau tidur. hihiii

  5. terakhir kali baca dongeng, SMA. Lebih tepatnya membacanya dongeng ke anak2 pas acara amal gitu. Hehehe ..

    Sekarang jatuhnya, saya rindu dibacakan dongen oleh ibu. Walaupun saya sendiri ga pernah tau, dongeng yang diceritakan ibu benar atau tidak adanya

  6. Gue juga kangen masa2 dogeng ituuuh.
    Kangen sangat.
    Aku gak ada skill Tik untuk membantu mewujudkan keinginanmu ituh, palingan mbantu suara untuk podcast atau membantu promoin 🙂

  7. Dulu saya juga cukup banyak dengar/beli kaset buatan sanggar cerita..
    Tapi kalau hal serupa diterapkan sekarang kayaknya semakin sulit. Anak2 sekarang dari kecil (termasuk keponakan gw) sudah sangat melek visual. Kalau apa2 nggak ada gambarnya, males menyimaknya.

    Kalau pun diceritain, harus ditemani dengan buku/gambar visual. Sekedar mendengarkan rekaman audio saja buatnya sudah tidak lagi menarik.

    Visual tidak melulu gambar atau animasi atau film ya. Permainan boneka seharusnya bisa dipakai sebagai pengantar cerita. Akan keren sangat kalau ada yang bisa bikin cerita dongeng tapi dibawakannya melalui permainan boneka (bisa saja cukup boneka kaus kaki), lalu direkam dan didistribusikan online.

    Ada yang mau buat? 😀

    • Ide awalnya bikin buku dg kemasan yg modern, sama beberapa kali live show bareng sama festival. Makin keren klo ada yg bikin rekaman videonya!

  8. Yuk, mbak Tika, kita bikin sesuatu untuk anak Indonesia. Aku mau bantuin kebetulan aktif di Komunitas Penulis Bacaan Anak (PBA), kalau konsepnya sudah matang, bisa di woro-woro di sana, Insya Allah banyak yang bantuin.

  9. Aku pernah denger kok cerita tentang si panji ini, tapi bener kata billy mari aktifkan lagi sanggar cerita ^^

    • Selain pre-recorded kayak kaset sanggar cerita dulu, kita juga pengin bikin live performance mendongeng gitu… hehehe… baru mimpi sih ini

  10. jadi mikir … kapan yah saya terakhir dengerin dongeng, yg ada di benak sekarang cuma inget si kancil :p

  11. ide yg menarik untuk menulis ulang cerita anak2 jaman dulu supaya bisa dinikmati anak2 jaman sekarang, go for it Tika!!

  12. sanggar cerita beda sama sanggar pratiwi ya? keduanya hits di tahun 80an

  13. Nah, aku mau buat pengakuan nich. Dari aku kecil ampe sekarang, aku jarang banget baca buku daerah. Beneran gak ada ingatan tentang dongeng tradisional Indonesia. Sedih ya…

  14. Cerita2 rakyat mempunyai akar sangat mendalam sebagai local genius  budaya Nusantara….mari kita ciptakan ruang agar dapat dibudidayakan sesuai dgn perkembangan masyarakat sekarang. Cerita2 ini milik rakyat, selayaknya kita kembangkan.

    Di kala film2 hollywood mencari inspirasi cerita dari negeri2 lain seperti fables yunani, folklore mesir, dan menjadikannya film2 megah…jangan sampai cerita indonesia kecolongan juga… Apa sudah ada ya?

  15. Gw masih seneng cerita rakyat Indonesia, walau kadang agak kabur Moral ceritanya,

  16. dulu sempet belajar kalo cerita rakyat di indonesia semacam cerita puteri-puteri dan panji itu punya pola yang mirip-mirip, kalau putri cenderung cinderelais, sedang kalo cerita panji biasanya punya pola ayahnya raja yang berhubungan dengan wanita luar dan nantinya si panji datang minta tanggung jawab dst.

    tapi dari dulu kalo baca buku bahasa indonesia dan sejarah, cerita-cerita beginian emang paling oke sih, cuma iya kalo cerita di buku pelajaran itu miskin ilustrasi yang memadai, jadi minat anak-anak buat baca itu minim karena ceritanya sesak oleh teks 😦

  17. Wah dulu aku juga sering diceritain sm nenek mbak.. ayo mbak buat bukunya.. aku pengen ntar kalau punya anak bacaiinya cerita rakyat aja 😀

  18. Bener. Tidak bisa bergerak sendiri
    Kita harus membangun ekosistem yang kondusif untuk lahirnya karya-karya kreatif berbasis cerita anak.

  19. ah, sanggar cerita! dulu saya juga punya kasetnya, tapi lupa yang cerita apa.. 😀

    saya ga tau persis cerita panji, tapi saya masih ingat beberapa cerita rakyat seperti pasir kujang, banyuwangi, dan sangkuriang.

    yuk.. yuk.. kalo ada projectnya mau ikutaaaann.. I’d be glad to join!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s