BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

The Urban Mama, Yang Mana?

34 Komentar

Seorang ibu muda yang modis melenggang di lorong mall, menenteng tas Bottega Veneta di tangan kanan dan tas belanja Zara di tangan kiri. Blus sifonnya halus melambai, seiring kakinya yang melenggang santai mengenakan stiletto setinggi 9 senti. Busana modis, tata rambut stylish, rias wajah pun kinyis-kinyis.

Saya suka heran melihat pemandangan macam ini, terutama di akhir pekan. Bukan soal dandanan atau belanjaannya, kalau itu sih super keren. Tapi karena apa yang terlihat persis di belakang ibu muda itu. Seorang baby sitter menggendong bayinya, kira-kira umur 1 tahun lebih dikit. Dan di berbagai mall ultra modern di Jakarta, duet ibu muda dan baby sitter macam ini adalah pemandangan biasa.

My fave bag. Bisa multi fungsi buat perabot si kecil juga.


Begitu pula ketika duduk di sebuah resto. Empat orang ibu muda keren makan siang bersama, dua diantaranya membawa bayi yang masing-masing berada dalam pelukan seorang nanny. Mereka berempat asik ngobrol usai menyantap makan siangnya. Guess what? Salah satu dari mama muda itu menyulut rokok lalu dengan tenang merokok disamping bayi dan nanny-nya! Meskipun dia berusaha menghembuskan asap rokok ke arah yang berlawanan dari bayinya, tetap saja saya merasa merokok di dekat bayi itu keterlaluan.

Wahai ibu-ibu urban, tidakkah sebaiknya si bayi berada dalam gendonganmu dan sang asisten menenteng belanjaan? Menurut saya, punya anak harus siap dengan sederet konsekuensi. Salah satunya, menyimpan handbag mungil di lemari dan menggantinya dengan tas multi fungsi. Tetep bisa trendy kok… Banyak tas-tas keren untuk memuat aneka perlengkapan balita yang memang seabrek.

Menggendong anak bikin baju jadi kusut? Ya memang. Untuk itu diciptakanlah aneka model baju kasual yang biarpun sedikit kusut tetap enak dilihat. Sepatu dan selop hak tinggi juga ada saatnya dikasih cuti, simpan di lemari. Banyak model sepatu teplek, mokasin bahkan boots yang bisa tampil trendy namun nyaman di kaki.

Saya sama sekali nggak bermaksud jadi fashion police (dan memang nggak kompeten juga siiih…), cuma rada ‘gerah’ aja lihat yang beginian. Dari pada di mal si bayi lebih banyak berada dalam gendongan baby sitter, menurut saya lebih baik mereka ditinggal di di rumah, agar si bayi bisa bebas bermain. Kalau memang niatnya pergi bawa anak, mbok ya dandanan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya biar bisa leluasa mengejar kalau si kecil berlarian di lorong mall. Kan lain waktu pas pergi tanpa anak bisa dandan pol dan suka-suka?

Cara keren & nyaman menggendong bayi

Mau tak mau pemandangan semacam ini membentuk sederet stereotype dalam benak saya soal urban mama, dulu sebelum saya menjadi ibu. Waktu berlalu hingga saya akhirnya juga dipanggil ‘mama’ dan berkenalan dengan The Urban Mama, website dan forum yang sangat informatif soal seluk-beluk kehidupan mama muda. Membaca posting-postingnya, sedikit demi sedikit saya belajar dan mengenal berbagai karakter urban mama yang sesungguhnya. Ternyata banyak sekali urban mama yang luar biasa dedikasinya dalam mengasuh putra-putri kecil mereka. Dan kalau melihat foto-foto di website itu, tampaknya para mama ini juga amatlah trendy! Nah, ini dia yang saya cari 🙂

Saya sangat menikmati membaca kolom ‘Our Stories’, tempat para mama berbagi cerita. Tak hanya ilmu dan tipsnya yang bermanfaat, tapi mengetahui diluar sana banyak sekali mama yang juga ‘jumpalitan’ dengan berbagai ups-and-downs membesarkan si kecil membuat saya merasa tidak sendirian. Senang rasanya ‘berkenalan’ dengan para urban mama yang sangat resourceful, caring, dan dengan tulus berbagi dalam forum itu. Wow! I feel blessed finding out about this forum just in time when I became an urban mama.

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

34 thoughts on “The Urban Mama, Yang Mana?

  1. Sayangnya, parenting skill dari ibu2 Indonesia sangat minim. Kewajiban dan tugas2 mereka sebagai seorang ibu sudah dikontrakan kepada para pekerja. Trip to a mall is not educating for the kids. It is a consumerism. Society kita sudah terlalu condong ke consumerism dan hilang family valuenya. Ibu2 macam begini tidak tahu betapa indahnya berinteraksi dgn anak mereka dan bisa memainkan peranan ibu sesungguhnya. Mereka juga tidak menyadari betapa pentingnya nurturing, educating dan having fun dgn anak2 sendiri. Seorang anak lahir kedunia bukan kehendak mereka, tetapi kehendak orangtuanya. Buat apa melahirkan seorang anak apabila tidak suka merawat dan tidak mau luangkan waktu dan energy keanak? Ibu2 yang banyak komunikasi, reasoning, mendidik dan bercanda dgn anak2nya akan menjadikan sianak lebih cerdas, disiplin lebih bisa diajak komunikasi dan punya logika lebih tinggi. Pekerja seperti baby sitter bukan pendidik dan pendisiplin, mereka hanya menjalankan tugas, dan harusnya ibu yang nurture si anak. Mengapa ibu2 dinegara barat kok bisa mengurus anak, main dengan anak, bercerita dan menyanyi dgn anak, masak utk keluarga, mengurus rumah tangga, bahkan bekerja atau punya karier, mereka tidak punya pembantu. Kok mereka bisa?? Ibu2 Indonesia sangat beruntung punya pembantu atau baby sitter. Pembantu is great untuk bantu kerjakan pekerjaan rumah tangga, supaya sang ibu bisa luangkan waktu lebih banyak untuk anak2 mereka. Semoga lebih banyak lagi ibu2 Indonesia terbangun betapa pentingnya interaksi, mendidik, mendongeng, dan main dgn anak2nya. Ibu2 begini bisa menanam her idea and her value di moral si anak. Saya tidak mau value anak2 saya itu hasil didikan orang lain.

  2. aku jarang bawa anak ke mall….karena seringnya ke mall pas jam istirahat kerja hahahaha *alasan yang bagus ngga sih ini?* kalo weekend sih mending di rumah, sehari2 udah jarang ketemu anak masak weekend dipake ketemu temen lagi?

  3. untung saya selalu suka menggendong anak-anak, semoga nanti ketika jadi ibu tidak menjadi ibu yg kelakuannya ditulis sabai kayak gini. hehe.
    sekarang saya udah kepikiran anaknya nanti bakal gimana menghadapinya :p

    pengen punya ih :’)

  4. Sebagai perempuan yang sangat kepingin punya anak, aku pun sedih kalau lihat yang seperti ini
    Rasanya pengen bilang: “Bu, anaknya buat saya aja!” 😀

  5. Yang mereka lupa adalah si bayi akan lebih dekat ke mbak baby sitter daripada ke mama. Jadi ingat kenalanku di Jkt, ketika bepetgian ke luar kota tanpa si mbak, waah… mama papa tak sanggup menidurkan si bayi dan anak balita mereka nangis2 minta si mbak 😂😂👏👏

    Bagi ibu muda yang peduli akan perkembangan anak, bacalah teori psikologi “attachment theory” (Bowlby)… Contoh2 di atas adalah penelantaran anak oleh ibu2 kaya dan egois.

  6. hohohoho.. gw urban mama ngga ya..? hmmm.. ^^

  7. Salam kenal, say.

    Aku ibu satu anak, enggak punya art, enggak punya nanny/babysitter, jadi anakku enggak pernah dibawa2 sama ‘oranglain’ dibelakangku.
    Justru aku (dan ayahnya anakku aka suami) yang ada di belakang anakku, as always, kemana pun aku pergi.

  8. Setuju banget mbak, apalagi kalo mbak-mbaknya harus pake seragam khas nanny itu, jadi gimana gitu ngeliatnya…
    Lagian kalo anaknya bisa ditinggal di rumah aja kenapa harus dibawa-bawa ya? Dibawa juga anaknya bakal dicuekin.

    • Hahaha.. “Dibawa juga anaknya bakal dicuekin.” Kesian bener ya anaknya? Kadang anaknya dibawa utk diajak main ke playground yg ada di mall gitu

  9. yang jadi pertanyaan adalah..itu anak babysitter atau anak tuh ibu 😛
    ky hr minggu kmrn aq kondangan…dan kesian banget ngeliat anak bayi umur sekitar 6 bulan hrs digendong sama baby sitternya berdesak2an sambil gerah2an antri makanan di gubukan. Kesian tuh bayi. pasti ibunya ga mau diribetin krn ud dandan se-poll2nya

  10. he2. kritik soal ibu muda urban dari ibu muda urban. keren, sabai. 🙂

  11. saya kadang malah kasian sama itu yg ngikutin nyonyahnya kesana kemari ngejagain anaknya
    lah nyonyah asik sendiri gitu
    konsekuensi yg ah jd inget semacam pengkastaan hidup
    😦

  12. setuju! saking keseringan liat yg begitu jd mata udah terbiasa ga bs komentar apa2 🙂
    perasaan artis2 hollywood atas kyk angelina jolie, jessica alba mereka mau2 aja gendong anknya sendiri.. justru itu terlihat lebih keren drpd dibawa nanny-nya 😀

    • naaah… artes2 holiwut itu sangat sadar kamera, kali2 aja ada paparazzi mengintai… kan cakep tuh kalo mereka kefoto lagi gendong anaknya… :p

  13. bener bangett.. mending jangan anak yang (seolah) dikesampingkan, tapi harusnya tentengan belanjaannya. Paling ga mendingan bawa kereta dorong bayi deh kl emg anaknya masi berusia 1 tahun-an. jadi ga perlu nggendong bayinya, belanjaan bisa dicantolin di gagang pendorong kereta ato di bagian lain yg memungkinkan, dan yg pasti baju bagus si ibu pun ttp bisa dipamerkan ke orang2..
    setuju ga mbak? 😉

  14. setuja sebenernya saya juga sebal melihatnya, sepertinya ibu-ibu muda itu tidak care dengan anak mereka. tidak ada ikatan batin sepertinya. hehehe…. jangan-jangan sang anak lama-lama bisa sayang dengan sang baby sitter d banding ibu kandungnya sendiri, jika hal itu terjadi apa salah anak? jelas sang ibu duluan yang membuatnya.

  15. itu namanya crime in fashion..

  16. setujuuuuu….setuju bangeeettttthhhhh….daripada gitu mending anaknya disuruh di rumah aja….toh sama2 dipegang sama si nanny

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s