Seorang ibu muda yang modis melenggang di lorong mall, menenteng tas Bottega Veneta di tangan kanan dan tas belanja Zara di tangan kiri. Blus sifonnya halus melambai, seiring kakinya yang melenggang santai mengenakan stiletto setinggi 9 senti. Busana modis, tata rambut stylish, rias wajah pun kinyis-kinyis.
Saya suka heran melihat pemandangan macam ini, terutama di akhir pekan. Bukan soal dandanan atau belanjaannya, kalau itu sih super keren. Tapi karena apa yang terlihat persis di belakang ibu muda itu. Seorang baby sitter menggendong bayinya, kira-kira umur 1 tahun lebih dikit. Dan di berbagai mall ultra modern di Jakarta, duet ibu muda dan baby sitter macam ini adalah pemandangan biasa.
Begitu pula ketika duduk di sebuah resto. Empat orang ibu muda keren makan siang bersama, dua diantaranya membawa bayi yang masing-masing berada dalam pelukan seorang nanny. Mereka berempat asik ngobrol usai menyantap makan siangnya. Guess what? Salah satu dari mama muda itu menyulut rokok lalu dengan tenang merokok disamping bayi dan nanny-nya! Meskipun dia berusaha menghembuskan asap rokok ke arah yang berlawanan dari bayinya, tetap saja saya merasa merokok di dekat bayi itu keterlaluan.
Wahai ibu-ibu urban, tidakkah sebaiknya si bayi berada dalam gendonganmu dan sang asisten menenteng belanjaan? Menurut saya, punya anak harus siap dengan sederet konsekuensi. Salah satunya, menyimpan handbag mungil di lemari dan menggantinya dengan tas multi fungsi. Tetep bisa trendy kok… Banyak tas-tas keren untuk memuat aneka perlengkapan balita yang memang seabrek.
Menggendong anak bikin baju jadi kusut? Ya memang. Untuk itu diciptakanlah aneka model baju kasual yang biarpun sedikit kusut tetap enak dilihat. Sepatu dan selop hak tinggi juga ada saatnya dikasih cuti, simpan di lemari. Banyak model sepatu teplek, mokasin bahkan boots yang bisa tampil trendy namun nyaman di kaki.
Saya sama sekali nggak bermaksud jadi fashion police (dan memang nggak kompeten juga siiih…), cuma rada ‘gerah’ aja lihat yang beginian. Dari pada di mal si bayi lebih banyak berada dalam gendongan baby sitter, menurut saya lebih baik mereka ditinggal di di rumah, agar si bayi bisa bebas bermain. Kalau memang niatnya pergi bawa anak, mbok ya dandanan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya biar bisa leluasa mengejar kalau si kecil berlarian di lorong mall. Kan lain waktu pas pergi tanpa anak bisa dandan pol dan suka-suka?
Mau tak mau pemandangan semacam ini membentuk sederet stereotype dalam benak saya soal urban mama, dulu sebelum saya menjadi ibu. Waktu berlalu hingga saya akhirnya juga dipanggil ‘mama’ dan berkenalan dengan The Urban Mama, website dan forum yang sangat informatif soal seluk-beluk kehidupan mama muda. Membaca posting-postingnya, sedikit demi sedikit saya belajar dan mengenal berbagai karakter urban mama yang sesungguhnya. Ternyata banyak sekali urban mama yang luar biasa dedikasinya dalam mengasuh putra-putri kecil mereka. Dan kalau melihat foto-foto di website itu, tampaknya para mama ini juga amatlah trendy! Nah, ini dia yang saya cari 🙂Saya sangat menikmati membaca kolom ‘Our Stories’, tempat para mama berbagi cerita. Tak hanya ilmu dan tipsnya yang bermanfaat, tapi mengetahui diluar sana banyak sekali mama yang juga ‘jumpalitan’ dengan berbagai ups-and-downs membesarkan si kecil membuat saya merasa tidak sendirian. Senang rasanya ‘berkenalan’ dengan para urban mama yang sangat resourceful, caring, dan dengan tulus berbagi dalam forum itu. Wow! I feel blessed finding out about this forum just in time when I became an urban mama.
Agustus 29, 2013 pukul 11:08 am
Sayangnya, parenting skill dari ibu2 Indonesia sangat minim. Kewajiban dan tugas2 mereka sebagai seorang ibu sudah dikontrakan kepada para pekerja. Trip to a mall is not educating for the kids. It is a consumerism. Society kita sudah terlalu condong ke consumerism dan hilang family valuenya. Ibu2 macam begini tidak tahu betapa indahnya berinteraksi dgn anak mereka dan bisa memainkan peranan ibu sesungguhnya. Mereka juga tidak menyadari betapa pentingnya nurturing, educating dan having fun dgn anak2 sendiri. Seorang anak lahir kedunia bukan kehendak mereka, tetapi kehendak orangtuanya. Buat apa melahirkan seorang anak apabila tidak suka merawat dan tidak mau luangkan waktu dan energy keanak? Ibu2 yang banyak komunikasi, reasoning, mendidik dan bercanda dgn anak2nya akan menjadikan sianak lebih cerdas, disiplin lebih bisa diajak komunikasi dan punya logika lebih tinggi. Pekerja seperti baby sitter bukan pendidik dan pendisiplin, mereka hanya menjalankan tugas, dan harusnya ibu yang nurture si anak. Mengapa ibu2 dinegara barat kok bisa mengurus anak, main dengan anak, bercerita dan menyanyi dgn anak, masak utk keluarga, mengurus rumah tangga, bahkan bekerja atau punya karier, mereka tidak punya pembantu. Kok mereka bisa?? Ibu2 Indonesia sangat beruntung punya pembantu atau baby sitter. Pembantu is great untuk bantu kerjakan pekerjaan rumah tangga, supaya sang ibu bisa luangkan waktu lebih banyak untuk anak2 mereka. Semoga lebih banyak lagi ibu2 Indonesia terbangun betapa pentingnya interaksi, mendidik, mendongeng, dan main dgn anak2nya. Ibu2 begini bisa menanam her idea and her value di moral si anak. Saya tidak mau value anak2 saya itu hasil didikan orang lain.
Agustus 29, 2013 pukul 2:51 pm
Ya ampun Diana komentarnya bikin saya speechless..
Agustus 28, 2013 pukul 8:11 pm
aku jarang bawa anak ke mall….karena seringnya ke mall pas jam istirahat kerja hahahaha *alasan yang bagus ngga sih ini?* kalo weekend sih mending di rumah, sehari2 udah jarang ketemu anak masak weekend dipake ketemu temen lagi?
Agustus 28, 2013 pukul 9:33 pm
SETUJU!!! Week end lebih puas main sama anak di rumah, sebenernya banyak kok kegiatan yang bisa kita lakukan bareng di rumah. Ya kan?
Agustus 28, 2013 pukul 5:34 pm
untung saya selalu suka menggendong anak-anak, semoga nanti ketika jadi ibu tidak menjadi ibu yg kelakuannya ditulis sabai kayak gini. hehe.
sekarang saya udah kepikiran anaknya nanti bakal gimana menghadapinya :p
pengen punya ih :’)
Agustus 28, 2013 pukul 7:23 pm
Jadi, gimana bakal menghadapi anak nanti Cit? Atau pertanyaan yg lebih dulu harus diajukan, dengan siapa akan bikin anaknya Cit?
Agustus 28, 2013 pukul 2:59 pm
Sebagai perempuan yang sangat kepingin punya anak, aku pun sedih kalau lihat yang seperti ini
Rasanya pengen bilang: “Bu, anaknya buat saya aja!” 😀
Agustus 28, 2013 pukul 3:01 pm
Coba Dit, suatu kali kalau ngelihat yg begitu kamu beneran samperin dan bilang gitu. Kayak apa reaksi ibunya ya?
Agustus 28, 2013 pukul 2:12 pm
Yang mereka lupa adalah si bayi akan lebih dekat ke mbak baby sitter daripada ke mama. Jadi ingat kenalanku di Jkt, ketika bepetgian ke luar kota tanpa si mbak, waah… mama papa tak sanggup menidurkan si bayi dan anak balita mereka nangis2 minta si mbak 😂😂👏👏
Bagi ibu muda yang peduli akan perkembangan anak, bacalah teori psikologi “attachment theory” (Bowlby)… Contoh2 di atas adalah penelantaran anak oleh ibu2 kaya dan egois.
Agustus 28, 2013 pukul 3:04 pm
Waduh, kalau udah kayak gitu kan orang tuanya yang repot sendiri. Attachment theory? Hmm… kayaknya menarik!
Februari 4, 2011 pukul 4:35 pm
hohohoho.. gw urban mama ngga ya..? hmmm.. ^^
Agustus 28, 2013 pukul 12:26 pm
Hi Pipi… Urban juga boleh kok 🙂
Desember 18, 2010 pukul 1:48 am
Salam kenal, say.
Aku ibu satu anak, enggak punya art, enggak punya nanny/babysitter, jadi anakku enggak pernah dibawa2 sama ‘oranglain’ dibelakangku.
Justru aku (dan ayahnya anakku aka suami) yang ada di belakang anakku, as always, kemana pun aku pergi.
Agustus 28, 2013 pukul 12:24 pm
Cool!!!
Desember 15, 2010 pukul 5:34 pm
Setuju banget mbak, apalagi kalo mbak-mbaknya harus pake seragam khas nanny itu, jadi gimana gitu ngeliatnya…
Lagian kalo anaknya bisa ditinggal di rumah aja kenapa harus dibawa-bawa ya? Dibawa juga anaknya bakal dicuekin.
Agustus 28, 2013 pukul 12:25 pm
Hahaha.. “Dibawa juga anaknya bakal dicuekin.” Kesian bener ya anaknya? Kadang anaknya dibawa utk diajak main ke playground yg ada di mall gitu
Desember 9, 2010 pukul 3:10 pm
yang jadi pertanyaan adalah..itu anak babysitter atau anak tuh ibu 😛
ky hr minggu kmrn aq kondangan…dan kesian banget ngeliat anak bayi umur sekitar 6 bulan hrs digendong sama baby sitternya berdesak2an sambil gerah2an antri makanan di gubukan. Kesian tuh bayi. pasti ibunya ga mau diribetin krn ud dandan se-poll2nya
Agustus 28, 2013 pukul 12:25 pm
Ah, kondangan! Ini situasi yang bisa dibahas dalam 1 blog terpisah 🙂
Desember 4, 2010 pukul 2:17 pm
he2. kritik soal ibu muda urban dari ibu muda urban. keren, sabai. 🙂
Agustus 28, 2013 pukul 12:26 pm
Thanks Haris 🙂
November 4, 2010 pukul 6:55 pm
saya kadang malah kasian sama itu yg ngikutin nyonyahnya kesana kemari ngejagain anaknya
lah nyonyah asik sendiri gitu
konsekuensi yg ah jd inget semacam pengkastaan hidup
😦
Agustus 28, 2013 pukul 12:23 pm
Om Warm jauh banget mikirnya 🙂
Oktober 29, 2010 pukul 9:49 pm
setuju! saking keseringan liat yg begitu jd mata udah terbiasa ga bs komentar apa2 🙂
perasaan artis2 hollywood atas kyk angelina jolie, jessica alba mereka mau2 aja gendong anknya sendiri.. justru itu terlihat lebih keren drpd dibawa nanny-nya 😀
November 4, 2010 pukul 6:49 pm
naaah… artes2 holiwut itu sangat sadar kamera, kali2 aja ada paparazzi mengintai… kan cakep tuh kalo mereka kefoto lagi gendong anaknya… :p
Oktober 29, 2010 pukul 6:10 pm
bener bangett.. mending jangan anak yang (seolah) dikesampingkan, tapi harusnya tentengan belanjaannya. Paling ga mendingan bawa kereta dorong bayi deh kl emg anaknya masi berusia 1 tahun-an. jadi ga perlu nggendong bayinya, belanjaan bisa dicantolin di gagang pendorong kereta ato di bagian lain yg memungkinkan, dan yg pasti baju bagus si ibu pun ttp bisa dipamerkan ke orang2..
setuju ga mbak? 😉
November 4, 2010 pukul 6:48 pm
Yup, baby stroller bisa jadi jalan tengah tuh!
Oktober 29, 2010 pukul 4:36 pm
setuja sebenernya saya juga sebal melihatnya, sepertinya ibu-ibu muda itu tidak care dengan anak mereka. tidak ada ikatan batin sepertinya. hehehe…. jangan-jangan sang anak lama-lama bisa sayang dengan sang baby sitter d banding ibu kandungnya sendiri, jika hal itu terjadi apa salah anak? jelas sang ibu duluan yang membuatnya.
November 4, 2010 pukul 6:48 pm
semoga sih nggak ya… kasih ibu kepada beta kan tak terhingga sepanjang masa 🙂
Oktober 19, 2010 pukul 6:59 pm
itu namanya crime in fashion..
November 4, 2010 pukul 6:48 pm
crime upon children as well 🙂
Oktober 19, 2010 pukul 10:36 am
well said. 😀
November 4, 2010 pukul 6:47 pm
ahiihii.. makcik! Vio sering ikut ke mol?
Mei 27, 2010 pukul 5:11 pm
setujuuuuu….setuju bangeeettttthhhhh….daripada gitu mending anaknya disuruh di rumah aja….toh sama2 dipegang sama si nanny
November 4, 2010 pukul 6:47 pm
Iyes jeng… bener banget! Eh tapi siapa tau lho nanny-nya yg ingin ikut jalan2 di mol 🙂