Melanjutkan posting kemarin soal kelasnya Budiman Hakim, setiap kali punya pengalaman yang menyentuh emosi jadikanlah itu sebagai sumber IDE. Lha, terus prakteknya gimana?

Misalnya kita dapat email lucu, kita tertawa ngikik lalu kita forward ke teman-teman. Nah, biasanya kan terus kita buang tuh… karena merasa email itu bukan hal penting, lha wong ‘cuma lucu’. Tapi, om Bud menyarankan email macam itu kita simpan dalam sebuah folder khusus di laptop. Buat apa? Buat dibaca kembali suatu saat bila sedang patah hati dan butuh hiburan… hahahaha… kalimat terakhir itu saya ngarang. Kata om Bud, simpan aja siapa tau nanti butuh ide.

Misalnya nih, Om Bud kasih contoh anaknya yang berumur 9 tahun mengomentasi siara Today’s Dialogue di tivi. Kata si anak, ‘Dialogue’ itu lucu ya… masa ada ‘DIA’ – ‘LO’ dan ‘GUE’ jadi satu! Jreeeeng!!! Bener juga nih! Maka lama kemudian menjelang pemilu Om Bud bikin PSA yang menggambarkan seorang pemudah menyambung poster kampanye 3 parpol dengan warna merah-kuning-biru membentuk kata DIA-LO-GUE.

Bahkan sesungguhnya kegiatan ‘brain storming’ pun dapat diartikan sebagai berkumpul bersama menggali kembali simpanan memory dari pengalaman masa lalu untuk diolah menjadi ide kreatif. Asiknya lagi, kebiasaan negatif pun bisa jadi sumber ide, misalnya marah, cengeng dan suka bohong.

Asik ya? Kalo kayak gini sih kayaknya semua orang bisa jadi kreatif deh… hmmm… Mau jadi kreatif atau nggak, itu terserah Anda. Yang jelas kreatifitas adalah sikap hidup yang kita lakoni 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Bisa dong begitu… Masak kalah sama Seven Eleven?

Dengan kita lakoni 24/7 itu, maka kreativitas akan menjadi bagian dari diri kita dan kita terus berkarya dengan menjadi diri sendiri. Karena kejujuran dalam berkarya adalah kunci dalam membuat maha karya! Edaaaan… kalimat penutupnya ini mematikan banget ya? Kalau Anda masih hidup setelah membaca kalimat itu, segera periksa ke dokter.