BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

Mereka Mati Percuma. Tega?

32 Komentar

Seberapa sering Anda belanja dan mendapatkan tas plastik alias kresek?

Dalam sebulan, berapa banyak kresek yang Anda peroleh dari toko, supermarket dan tempat lain?

Jawabannya nggak usah ditulis. Buat dipikir masing-masing aja sambil membayangkan, musibah yang menimpa kura-kura imut ini mungkin berasal dari plastik kresek yang Anda terima saat belanja. Plastik-plastik kresek itu terbawa saluran air ke sungai, ke laut dan termakan oleh satwa laut. Mereka mati sia-sia.

According to Abu Dhabi Marine Operating Company plastic bags cause over 100,000 sea turtle and other marine animal deaths every year in the UAE when animals mistakenly swallow plastic bags for food. (full article)

Sebenarnya, satu langkah yang tidak sulit dapat mulai kita biasakan. Sesederhana menolak kresek dari toko dan supermarket, dan membawa tas kain yang bisa dilipat kecil, bisa masuk kantong atau tas tangan kita kemana-mana.

Saya pun baru setahun ini melakukannya. Para petugas kasir di supermarket langganan saya sih sudah terbiasa melihat saya menenteng belanjaan dengan tas kain bekas goodie bag produk minuman. Suatu hari, di supermarket lain, saya menolak tas kresek dan memasukkan belanjaan ke tas kain yang selalu saya bawa2 dalam keadaan terlipat itu. Petugas kasirnya melihat saya dengan pandangan aneh. Terjadilah dialog ini:

Kasir: “Kenapa nggak mau kresek mbak? Kan gratis?”
Saya: “Sudah berapa lama tinggal di Jakarta Mas?”
Kasir: “Saya anak Jakarta, sejak lahir sudah disini.” (nada bangga)
Saya: “Nggak sedih liat Jakarta banjir melulu? Salah satu sebabnya karena banyak banget plastik kresek nyumbat saluran air di Jakarta! Saya yang pendatang aja sedih liat Jakarta kebanjiran, makanya saya nggak mau terima plastik kresek, masa mbak yang asli Jakarta cuek aja?…”
Kasir: “Oooh…”

Yeah, memang over simplied, tapi dengan penjelasan yang sederhana begitu, mudah-mudahnya bisa diterima. Jakarta langganan banjir, dan dari tahun ke tahun ada saja daerah yang tadinya nggak kena banjir, menjadi kebanjiran. Something is seriously wrong. Kita sebagai warga biasa, masa cuma mengharapkan pemerintah turun tangan, tanpa kita juga melakukan apapun. Well, bisa dimulai dengan diet kantong plastik.

Kalau belanja sedikit, masukkan ke dalam tas yang kita bawa. Yup, memang harus selalu siap sedia tas yang cukup. Kalau belanja bulanan yang banyak dan terencana, minta kasir memasukkannya dalam kardus. Supermarket di Jakarta menyediakan kardus gratis untuk belanjaan konsumen. Kemudian kardus bekas membawa belanjaan ini bisa dikumpulkan lalu dijual lagi atau dikasihkan ke tukang pengumpul yang sering lewat bawa gerobak. Lumayan, dulu pas masih tinggal di Cempaka Putih, PRT saya kalau jual kardus-kardus bekas ini katanya dapet 20 ribu rupiah. Sekarang setelah pindah rumah saya kasihkan saja ke petugas yang lewat untuk mengangkut sampah, biarlah dia yang menjualnya lagi.

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

32 thoughts on “Mereka Mati Percuma. Tega?

  1. Suka sedih kalau ke supermarket besar, royal banget ngasih kreseknya karena dikelompokkan dan tiap kelompok dibungkus kresek sendiri2

  2. Langkah kecil namun nyata hasilnya.
    Patut dicontoh mbak.

    Saya juga sudah mencoba, namun masih kurang konsistensinya.
    Mulai sekarang sepertinya langsung dimasukkan ke tas kecil yang biasa saya bawa sebagai pengganti dompet, biar tidak ketinggalan lagi 🙂

  3. Saya dan suami juga sudah membiasakan tuk meminimalisir kantong kresek dengan bawa tas sendiri… Salam kenal…

  4. saya juga mba.. kmana2 (pasar, supermarket, minmarket) selalu bawa kantongan, dari kain, dari plastik juga. Kalo di supermarket lebih mlih pake dus kalo belanjaan banyak. Semoga banyak yang ikutan diet kantong plastik yak

  5. aku pecinta enviro bags mak…dan selalu bawa ke mana-mana hehe…#ibu2banget :D..suka sebeel ama kresek, dan enviro bag pun sekarang macam2, termasuk untuk bawa belanjaan yang frozen atau fragile…Kalau mau dikasih plastik, saya langsung nyodorin tas2 warna warni itu dan suka ngepak belanjaan sendiri biar cepet. Kayaknya sekarang sudah banyak yang sadar bahayanya plastik..walaupun mungkin belum cukup untuk menghentikan pemakaiannya ya…Mustinya seperti di LN aja, kita harus bayar untuk kantong-kantong itu :D..TFS..cheers..

    • Iya, mestinya kresek plastik itu bayar, biarpun cuma 200 rupiah gitu. Well, mari kita sebarkan ajakan mengurangi kresek plastik dan bawa tas sendiri!

  6. artikel yg bagus mbak ^^
    kalau kantong plastiknya berlabel go green gimana mbak? soalnya di tempat saya belanja kantong plastiknya berlabel go green (bisa terurai jika terkena panas matahari), apa sama saja ya membahayakan juga?

    • Hai Arifah… Dari yang pernah saya baca, kresek plastik berlabel go green hanya sedikit lebih singkat masa urainya (degradable). Tetep lebih baik bawa tas sendiri kalau belanja 🙂

  7. Ini pemikiran yang sangaat bagus. Saya juga sudah mulai mengurangi penggunaan plastik dan menggunakan tas goodie bag. dari yg kecil sampai yg besar.

    Tapi ketika saya ditanya kenapa ga mau plastik .. biasanya saya memilih kata kata yg halus untuk memberi tahu petugas swalayan atau warung.
    Semisal, dengan: lebih enak bawanya mbak, nggak sakit di tangan saya. Apalagi yg berat.
    Mereka hanya pekerja yg dapat tugas dari atasan.
    Karena dengan kita berkata secara sinikal. Mereka tidak akan respek dengan kita.
    Bahkan kadang saya bawa print-out tentang bahaya plastik dan saya berikan k petugas. Soo mereka bisa membaca nantinya. Dan ternyata mereka membaca. Karena pada saat mereka bekerja .. Mereka sudah lelah dan lebih senang dengan customer yang tersenyum.
    Dengan saya berkata halus si petugas malahan selalu bertanya … Bawa tas seperti biasanya mas? Sambil tersenyum.

    Tersenyumlah, maka kita akan disenyumin bolak balik… Fotocopy kaleee

    *ga ada maksud apa2 yach.

    • Wah, komentar yang sangat bagus. Saya setuju. Karena itu saya pun biasanya mengakhiri penjelasan dengan senyum, dan tanpa nada sinikal.
      Setelah 2-3 kali kunjungan ke swalayan, petugas kasir sudah hafal, dan tidak lagi otomatis memasukkan belanjaan dalam kantong plastik.

  8. Sebenarnya Fenny juga menerapkan ini tapi kalau ke swalayan kadang masih sungkan >.< Tahun ini Fenny mulai berbagi info peduli lngkungan melalui kompasiana.com/fennyferawati. Semoga bisa mengurangi berbagai efek sampah ya mak 😉

  9. langkah yg keren

    saya udah lama meminimalisir kresek ini,
    malah kalo jajan atau belanja cuma dikit, ya saya tenteng2 aja sambil jalan kaki 😀

  10. Mulailah peduli lingkungan dr diri sendiri, saya salut melihat mbak yg peduli pada lingkungan, smg bisa tertular pada yg lainnya.

  11. Kresek itu mestinya dihargai mahal aja, jadi orang mikir untuk buang sembarangan. Di sini misalnya mesti bayar 25 sen. Buat student lumayan, akhirnya kantong plastik setelah belanja pun dilipet dan dipake lagi :D.

    • lha iya, di London juga 1 kresek kecil 5p, yg besar 25p. Jelas ogah beli, krn duit buat beli 4 kresek besar setara dg jajan es krim satu cone! hehehe…

  12. kasir : “ooh”

    …dan mereka akan menawarkan plastik kresek ke yang lainnya. 🙂

    sebenarnya mereka tahu, hanya saja tidak melakukannya

  13. Saya juga berusaha mengurangi pemakaian tas ituh…
    Salam

  14. makanya suka bawa tas sendiri hehehe

  15. wah, sebuah terobosan baru nih..
    salam kenal, baru mampir 😀

  16. *toss* saya sudah setahun tidak pernah lagi berbelanj di supermarket dengan kantong plastik. Saya punya 6 tas kantong yang siap untuk di bawa belanja banyak :mrgreen:

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s