Seberapa sering Anda belanja dan mendapatkan tas plastik alias kresek?
Dalam sebulan, berapa banyak kresek yang Anda peroleh dari toko, supermarket dan tempat lain?
Jawabannya nggak usah ditulis. Buat dipikir masing-masing aja sambil membayangkan, musibah yang menimpa kura-kura imut ini mungkin berasal dari plastik kresek yang Anda terima saat belanja. Plastik-plastik kresek itu terbawa saluran air ke sungai, ke laut dan termakan oleh satwa laut. Mereka mati sia-sia.
According to Abu Dhabi Marine Operating Company plastic bags cause over 100,000 sea turtle and other marine animal deaths every year in the UAE when animals mistakenly swallow plastic bags for food. (full article)
Sebenarnya, satu langkah yang tidak sulit dapat mulai kita biasakan. Sesederhana menolak kresek dari toko dan supermarket, dan membawa tas kain yang bisa dilipat kecil, bisa masuk kantong atau tas tangan kita kemana-mana.
Saya pun baru setahun ini melakukannya. Para petugas kasir di supermarket langganan saya sih sudah terbiasa melihat saya menenteng belanjaan dengan tas kain bekas goodie bag produk minuman. Suatu hari, di supermarket lain, saya menolak tas kresek dan memasukkan belanjaan ke tas kain yang selalu saya bawa2 dalam keadaan terlipat itu. Petugas kasirnya melihat saya dengan pandangan aneh. Terjadilah dialog ini:
Kasir: “Kenapa nggak mau kresek mbak? Kan gratis?”
Saya: “Sudah berapa lama tinggal di Jakarta Mas?”
Kasir: “Saya anak Jakarta, sejak lahir sudah disini.” (nada bangga)
Saya: “Nggak sedih liat Jakarta banjir melulu? Salah satu sebabnya karena banyak banget plastik kresek nyumbat saluran air di Jakarta! Saya yang pendatang aja sedih liat Jakarta kebanjiran, makanya saya nggak mau terima plastik kresek, masa mbak yang asli Jakarta cuek aja?…”
Kasir: “Oooh…”
Yeah, memang over simplied, tapi dengan penjelasan yang sederhana begitu, mudah-mudahnya bisa diterima. Jakarta langganan banjir, dan dari tahun ke tahun ada saja daerah yang tadinya nggak kena banjir, menjadi kebanjiran. Something is seriously wrong. Kita sebagai warga biasa, masa cuma mengharapkan pemerintah turun tangan, tanpa kita juga melakukan apapun. Well, bisa dimulai dengan diet kantong plastik.
Kalau belanja sedikit, masukkan ke dalam tas yang kita bawa. Yup, memang harus selalu siap sedia tas yang cukup. Kalau belanja bulanan yang banyak dan terencana, minta kasir memasukkannya dalam kardus. Supermarket di Jakarta menyediakan kardus gratis untuk belanjaan konsumen. Kemudian kardus bekas membawa belanjaan ini bisa dikumpulkan lalu dijual lagi atau dikasihkan ke tukang pengumpul yang sering lewat bawa gerobak. Lumayan, dulu pas masih tinggal di Cempaka Putih, PRT saya kalau jual kardus-kardus bekas ini katanya dapet 20 ribu rupiah. Sekarang setelah pindah rumah saya kasihkan saja ke petugas yang lewat untuk mengangkut sampah, biarlah dia yang menjualnya lagi.
Januari 14, 2014 pukul 11:33 pm
Suka sedih kalau ke supermarket besar, royal banget ngasih kreseknya karena dikelompokkan dan tiap kelompok dibungkus kresek sendiri2
Januari 15, 2014 pukul 5:47 am
Iya… makanya aku bawa tas sendiri, jadi aku masukin sendiri semuanya, gak usah pake kresek terpisah2 🙂
Januari 14, 2014 pukul 4:18 pm
Langkah kecil namun nyata hasilnya.
Patut dicontoh mbak.
Saya juga sudah mencoba, namun masih kurang konsistensinya.
Mulai sekarang sepertinya langsung dimasukkan ke tas kecil yang biasa saya bawa sebagai pengganti dompet, biar tidak ketinggalan lagi 🙂
Januari 14, 2014 pukul 5:28 pm
Yay!! Keep it going, dan mari kita sebarkan semangat ramah lingkungan ini ke orang2 di sekitar kt!
Januari 14, 2014 pukul 3:59 pm
Saya dan suami juga sudah membiasakan tuk meminimalisir kantong kresek dengan bawa tas sendiri… Salam kenal…
Januari 14, 2014 pukul 4:34 pm
Salam kenal! Nice 🙂
Januari 14, 2014 pukul 3:26 pm
saya juga mba.. kmana2 (pasar, supermarket, minmarket) selalu bawa kantongan, dari kain, dari plastik juga. Kalo di supermarket lebih mlih pake dus kalo belanjaan banyak. Semoga banyak yang ikutan diet kantong plastik yak
Januari 14, 2014 pukul 4:33 pm
Amiiin!! Semoga!
Januari 14, 2014 pukul 2:17 pm
aku pecinta enviro bags mak…dan selalu bawa ke mana-mana hehe…#ibu2banget :D..suka sebeel ama kresek, dan enviro bag pun sekarang macam2, termasuk untuk bawa belanjaan yang frozen atau fragile…Kalau mau dikasih plastik, saya langsung nyodorin tas2 warna warni itu dan suka ngepak belanjaan sendiri biar cepet. Kayaknya sekarang sudah banyak yang sadar bahayanya plastik..walaupun mungkin belum cukup untuk menghentikan pemakaiannya ya…Mustinya seperti di LN aja, kita harus bayar untuk kantong-kantong itu :D..TFS..cheers..
Januari 14, 2014 pukul 2:33 pm
Iya, mestinya kresek plastik itu bayar, biarpun cuma 200 rupiah gitu. Well, mari kita sebarkan ajakan mengurangi kresek plastik dan bawa tas sendiri!
Januari 14, 2014 pukul 10:00 am
artikel yg bagus mbak ^^
kalau kantong plastiknya berlabel go green gimana mbak? soalnya di tempat saya belanja kantong plastiknya berlabel go green (bisa terurai jika terkena panas matahari), apa sama saja ya membahayakan juga?
Januari 14, 2014 pukul 11:22 am
Hai Arifah… Dari yang pernah saya baca, kresek plastik berlabel go green hanya sedikit lebih singkat masa urainya (degradable). Tetep lebih baik bawa tas sendiri kalau belanja 🙂
Januari 14, 2014 pukul 8:50 am
Ini pemikiran yang sangaat bagus. Saya juga sudah mulai mengurangi penggunaan plastik dan menggunakan tas goodie bag. dari yg kecil sampai yg besar.
Tapi ketika saya ditanya kenapa ga mau plastik .. biasanya saya memilih kata kata yg halus untuk memberi tahu petugas swalayan atau warung.
Semisal, dengan: lebih enak bawanya mbak, nggak sakit di tangan saya. Apalagi yg berat.
Mereka hanya pekerja yg dapat tugas dari atasan.
Karena dengan kita berkata secara sinikal. Mereka tidak akan respek dengan kita.
Bahkan kadang saya bawa print-out tentang bahaya plastik dan saya berikan k petugas. Soo mereka bisa membaca nantinya. Dan ternyata mereka membaca. Karena pada saat mereka bekerja .. Mereka sudah lelah dan lebih senang dengan customer yang tersenyum.
Dengan saya berkata halus si petugas malahan selalu bertanya … Bawa tas seperti biasanya mas? Sambil tersenyum.
Tersenyumlah, maka kita akan disenyumin bolak balik… Fotocopy kaleee
*ga ada maksud apa2 yach.
Januari 14, 2014 pukul 9:31 am
Wah, komentar yang sangat bagus. Saya setuju. Karena itu saya pun biasanya mengakhiri penjelasan dengan senyum, dan tanpa nada sinikal.
Setelah 2-3 kali kunjungan ke swalayan, petugas kasir sudah hafal, dan tidak lagi otomatis memasukkan belanjaan dalam kantong plastik.
Januari 14, 2014 pukul 8:25 am
Sebenarnya Fenny juga menerapkan ini tapi kalau ke swalayan kadang masih sungkan >.< Tahun ini Fenny mulai berbagi info peduli lngkungan melalui kompasiana.com/fennyferawati. Semoga bisa mengurangi berbagai efek sampah ya mak 😉
Januari 14, 2014 pukul 8:37 am
Setuju Miss! Jangan sungkan-sungkan, bilang aja sama kasir swalayan kalau kita nggak mau kantong plastiknya 🙂
April 1, 2010 pukul 9:09 am
langkah yg keren
saya udah lama meminimalisir kresek ini,
malah kalo jajan atau belanja cuma dikit, ya saya tenteng2 aja sambil jalan kaki 😀
April 26, 2010 pukul 3:43 pm
iya dong Om! kalo ditenteng sambil lari, kan capek! 😀
April 1, 2010 pukul 1:28 am
Mulailah peduli lingkungan dr diri sendiri, saya salut melihat mbak yg peduli pada lingkungan, smg bisa tertular pada yg lainnya.
April 26, 2010 pukul 3:43 pm
amiiin… kalo nular pada pembaca posting ini aja, saya udah seneng!
Maret 31, 2010 pukul 9:40 pm
Kresek itu mestinya dihargai mahal aja, jadi orang mikir untuk buang sembarangan. Di sini misalnya mesti bayar 25 sen. Buat student lumayan, akhirnya kantong plastik setelah belanja pun dilipet dan dipake lagi :D.
Maret 31, 2010 pukul 9:43 pm
lha iya, di London juga 1 kresek kecil 5p, yg besar 25p. Jelas ogah beli, krn duit buat beli 4 kresek besar setara dg jajan es krim satu cone! hehehe…
Maret 31, 2010 pukul 7:35 am
kasir : “ooh”
…dan mereka akan menawarkan plastik kresek ke yang lainnya. 🙂
sebenarnya mereka tahu, hanya saja tidak melakukannya
Maret 31, 2010 pukul 8:01 am
waduh! lebih parah kalo gitu 😦
Maret 31, 2010 pukul 6:08 am
Saya juga berusaha mengurangi pemakaian tas ituh…
Salam
Maret 31, 2010 pukul 8:00 am
racuni juga org2 disekelilingmu utk stop pake kresek 🙂
Maret 30, 2010 pukul 7:46 pm
makanya suka bawa tas sendiri hehehe
Maret 30, 2010 pukul 8:02 pm
setuju! suka miara kura2 juga gak? *eh?*
Maret 30, 2010 pukul 4:52 pm
wah, sebuah terobosan baru nih..
salam kenal, baru mampir 😀
Maret 30, 2010 pukul 8:02 pm
salam kenal juga! stop terima tas kresek ya 🙂
Maret 30, 2010 pukul 4:01 pm
*toss* saya sudah setahun tidak pernah lagi berbelanj di supermarket dengan kantong plastik. Saya punya 6 tas kantong yang siap untuk di bawa belanja banyak
Maret 30, 2010 pukul 8:01 pm
kereeen!! aku masih bahagia pake tas kain goodie bag yg warna2 ngejreng itu, dg logo produk segede gaban! 😀