Alasan utama nonton film ini jelas pengin nonton aksi laga Donnie Yen. Waktu masuk bioskop saya sama sekali nggak punya ekspektansi apapun, karena film silat Cina bisa sangat beragam gaya dan macamnya.
Di awal film sempat agak bingung mengikuti jalan cerita dan latar ‘sejarah’ tentang masa menjelang akhir dinasti Ming yang dituturkan dengan tempo tinggi. Padahal, inti ceritanya cukup sederhana. Quinglong, seorang jagoan anggota pasukan khusus kerajaan yang dikhianati harus memulihkan nama baiknya dengan mencari dan mengantarkan stempel kerajaan kepada Kaisar.
Tentu di perjalanannya dia bertemu musuh-musuh ganas, mulai dari yang kelas teri hingga sangat sakti. Dan ada bumbu kisah asmara dengan gadis manis yang sayangnya sudah bertunangan bernama Xuanwu. Tak usah dibahaslah jalan cerita dan plotnya, selain menghindari spoiler juga tidak terlalu istimewa. Lebih menarik tampilan visualnya.
Dari awal, film ini sudah dibuka dengan adegan-adegan yang sangat stylish dalam penyajiannya. Tetap kungfu, dengan adegan laga yang –selalu- meyakinkan oleh Donnie Yen dan aktor-aktris lain. Yang agak beda, disini adegan laga itu tampil dengan gaya yang edgy (aduh, apa ya persamaannya dalam bahasa Indonesia?). Beberapa adegan berantem sengaja dibikin indoor dengan nuansa warna hitam yang indah, memanfaatkan props dengan sangat meyakinkan.
Satu lagi yang menarik. Settingnya didominasi sebuah area gurun di Cina sehingga warganya banyak yang memakai kerudung dan cadar ala timur tengah. Saya sangat menikmati tata busana dan dandanan pemain-pemainnya. Beda sama film Cina kebanyakan. Dan gaya rambut jagoan utamanya, banyak yang dreadlock! Ahahaha… gabungan yang menarik antara cita rasa Cina, Timur Tengah dan gaya rambut rasta!
Juni 16, 2010 pukul 11:17 pm
a mi me gusta donnie yen muy bueno
Februari 14, 2010 pukul 6:50 am
gak tertarik nonton 14 blades. beberapa orang bilang kurang bagus. aku pengen valentine’s day sama from paris with love deh 😀