Cegah saya untuk tidak menjedukkan kepala ke tembok! Sekali ini saja!
Kami tengah mempersiapkan shooting corporate video untuk sebuah institusi besar dan kondang, mungkin paling ternama di bidangnya. Setelah melalui belasan meeting dengan klien, yang terakhir sampai menjelang mid-nite tadi malam pakai bonus kedinginan dalam kantor mewah di lantai 37 gedung megah itu, konsep sudah matang. Saya seperti biasa kebagian nulis skrip, bersama tim bikin konsep dan menterjemahkan maunya klien ke dalam film pendek yang enak ditonton. Oh, plus riset, mengontak orang-orang yang terlibat dan mengatur jadwal shooting. Tim kecil kami memang biasa kerja rangkap, nggak masalah.
Masalah baru timbul tadi pagi saat seorang anggota tim, yang semalam tidak ikut meeting karena sakit, protes berat. Tepatnya mara-marah, dan ingin project ini dibatalkan saja. Adududuh… jangan dong! Kenapa sih?
Alasannya klien sangat semau-gue. Yaaah… namanya juga klien! Saya sih masih bisa mentoleransi hal ini. Selama soal konsep dan ide cerita mereka mau diskusi, ya masih okelah. Kalau soal eksekusi mereka otoriter… yaaah… namanya juga klien! *lagi*
.
Saya jadi ingat omongan seorang sutradara iklan senior (eh, terlepas dari soal umur lho ya… kalau umur sih dia pasti masih merasa 25 th!). Dia bilang, sutradara film iklan alias TVC harus memuaskan klien, sementara sutradara film bioskop harus memuaskan publik. Saya menganggap corporate profile ini ‘sebelas-dua belaslah’ sama film iklan, mengutamakan kepuasan klien.
Lalu apa hasilnya bisa dibilang karya? Wah ya itu penilaian personal, terserah pada pembuatnya. Kalau saya nih, selama saya terlibat dari diskusi konsepnya, lalu bersama tim menggodok idenya dengan serius, sehingga ujungnya saya suka akan hasilnya, tentu boleh dong saya anggap karya, meski hak cipta tetap milik klien. Toh saya juga ikutan muter otak dan memeras keringat dalam proses pembuatannya. Dan sialnya, saya suka dengan konsep project yang terancam dihentikan ini.
Nah, sebagai freelancer yang tidak terikat dengan kebijakan kantor manapun sehingga otomatis tidak harus melayani klien kantor tersebut, saya punya sedikit previledge untuk menimbang apakah sebuah project menarik untuk dikerjakan. Saya yakin banyak sekali pekerja kreatif yang juga bergulat dengan isu ini. Are you one of them? What do you think about it?
September 12, 2013 pukul 4:36 pm
Hmmm, di sini ada sisi kesukaan yang engga boleh dilewatkan. Kalau ternyata klien semau gue, dan mba bersama team rata-rata suka dengan konsepnya, maju terus, mba. Dijamin hasilnya bakalan lebih oke kalau dikerjakan dengan senang. 🙂
September 12, 2013 pukul 4:38 pm
Ahhh… very encouraging. Thanks Mira 🙂
April 20, 2010 pukul 1:27 pm
sabar, bu.. sabar ya.. gak semua “director” itu bermental director sejati..
Ping-balik: Kok Jadi Gini? « About life on and off screen
Februari 12, 2010 pukul 12:21 pm
@lovelyfla, @rere, @adiarta @dita.gigi @kucingusil : thank you guys! Hampir bisa dipastikan lanjut nih! yihaaa!!!
@plukz: lha, kan setiap client di desain custom made… seandainya bisa nyetok di kulkas asik juga yaa… 😀
@chic: itulah! mau jadi klienku chic? servis memuaskan!
@wongiseng: simbah mau bantuin nampol? hayuuuk!
Februari 12, 2010 pukul 5:19 am
mau dilanjut sendiri untuk dipakai buat klien lain juga bisa kan? atau anggap saja disimpen di kulkas dulu, sapa tau ntar ada yang cocok.
kalau mau bikin karya emang gampang2 susah ni, mesti cari kesempatan dan partner (dalam hal ini klien, yang membeli 😀 ) yang tepat kan.
Februari 11, 2010 pukul 10:28 pm
kalo konsepnya bagus kok ndak dilanjutkeun sih? :sigh:
Februari 11, 2010 pukul 9:03 pm
semoga lanjut mba… cayoo semangat.. 😀
Februari 11, 2010 pukul 3:51 pm
project yg sukses adalah yg memuaskan klien, publik, sutradara dan semua kru… baru mantap! 🙂
Februari 11, 2010 pukul 2:06 pm
tapi kan klien adalah raja, dan kadang selalu merasa lebih pintar
etapi kalo memang mereka merasa lebih pintar, kenapa ndak dikerjain sendiri aja ya? kok malah nyuruh orang lain 😆
Februari 11, 2010 pukul 1:37 pm
Tampol aja bai, tampol 😛
Februari 12, 2010 pukul 5:13 am
waduh, ya jangan, ntar duitnya melayang! 😀
Februari 11, 2010 pukul 12:48 pm
semangat buk…
semoga lanjuuutttttt………………….. 😀
Februari 11, 2010 pukul 12:40 pm
Yah, kalo corporate video kan wajar to mba’e kalo klien rada “semau gue”.
Semoga tetep lanjut yaaa
Februari 11, 2010 pukul 12:30 pm
menunggu hasilnya, pengen liat
hmmm…jadi ya harus dilanjutkan donk ya? lanjutkan !!! *bukan, ini bukan atas nama partai* 😀
Februari 11, 2010 pukul 12:35 pm
aku pun maunya begitu! huhuhu… *siap2 konsolidasi*