Film arahan Christian Duguay merekonstruksi biografi sang desainer ternama. Dimulai masa kanak-kanak saat Coco masih bernama Gabrielle Chanel bersama adiknya Julia begitu saja ‘dititipkan’ oleh ayah mereka di sebuah rumah piatu di Perancis. Sang ayah kabur, tak terdengar lagi kabarnya. Adiknya menetap di panti, sementara Gabrielle yang berkemauan keras sejak berusia 18 tahun memilih keluar dan memulai hidup di Paris.
Gabrille remaja bekerja sebagai asisten seorang penjahit judes yang biasa menerima pesanan gaun-gaun indah. Oya, tentu film ini settingnya di awal abad ke-20 saat perempuan Perancis wajib memakai korset, gaun bertumpuk yang menggelembung serta topi elegan. Disinilah Gabrielle berkenalan dengan seorang tentara saat menjahitkan seragamnya.
Dimulailah petualangan asmara Gabrielle dengan sang tentara yang ternyata dari keluarga ningrat kaya raya, meski harus berakhir kecewa karena perbedaan kelas sosial. Justru disaat patah hati, Gabrielle memulai usahanya membuka butik. Film ini dengan lugas namun manis mengisahkan pasang surut kehidupan cinta dan karir profesional Coco, hingga masa tuanya.
Sejak muda Coco sudah digambarkan suka mendobrak pakem yang dianggapnya membatasi gerak perempuan. Maka dia ciptakanlah stelan baju perempuan tanpa korset. Alhasil, para perempuan kelas atas mencemooh rancangan ini karena dianggap tidak anggun, tidak elegan. Namun perempuan kelas pekerja yang jumlahnya jauh lebih banyak, tentu menyambut gembira rancangan yang lebih praktis, murah dan mudah dikenakan ini.
Tanpa kalimat eksplisit film ini dengan jelas menunjukkan Coco tidak hanya punya passion dan dedikasi tinggi pada dunia fashion, tapi juga punya instink dalam menangkap kegelisahan perempuan pekerja di masa itu dalam berbusana. Tanpa aktor dan aktris populer, film ini berhasil menghidupkan karakter Coco muda yang ambisius dan Coco tua yang sudah mapan tapi masih terus gelisah ingin mencipta dan mendobrak pakem. Film ini juga dengan proporsi yang pas mengangkat kisah cinta, perjuangan hidup dan persoalan kelas sosial masa itu.
Lalu, bagaimana namanya berubah dari Gabrielle menjadi Coco Chanel? Ada posting sebelumnya…
Februari 7, 2010 pukul 11:24 pm
jadi ini awal munculnya bra? 😮
sejarahnya gimana sih?
Februari 8, 2010 pukul 9:22 am
adududuuuh…. ada cowok yg ingin tau sejarah bra!
bagus deh, nggak cuma ingin tau cara melepaskannya 😀
Februari 8, 2010 pukul 2:32 pm
lhoh, itu kan pengetahuan :p saya berhak paham toh :p
kalo soal melepas itu ntar juga pasti paham sendiri 😀
Februari 4, 2010 pukul 2:57 pm
suatu motivasi untuk tetap berjuang hidup dan berkreasi walupun di tengah cobaan & halangan yang menghadang (lebay, hehehe). salam kenal! 🙂
Februari 4, 2010 pukul 4:23 pm
salam kenal juga, dan selamat berkreasi!! yeah!