BLOG Swastika Nohara

Life is the coffee, while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.

An Education: Nominator Oscar Ini Berasa Film Indonesia 80an

Tinggalkan komentar

Jenny adalah siswi kelas 3 SMA yang cerdas dan cantik, hidup di suburban kota London tahun 1960-an. Dengan didikan ayahnya yang kaku, Jenny diharuskan lulus ujian akhir dengan nilai gemilang agar kelak bisa meneruskan kuliah di jurusan sastra Inggris, Oxford. Jenny gemar bermain cello dan saat berlatih orkestra Jenny menangkap sinyal-sinyal asmara dari Graham, pemain biola yang juga murid kelas 3 SMA.

Graham pun mulai melancarkan jurus-jurus pendekatan dan Jenny tidak menolak, meski suasana kadang jadi kikuk karena Graham memang digambarkan sebagai pemuda yang nerdy dan geeky. Lalu Jenny berjumpa dengan David, pria dewasa yang bersikap sangat manis padanya. Perkenalannya dengan David membawa Jenny memasuki dunia baru kalangan high society London yang bahkan belum pernah diimpikannya. Nonton konser musik klasik, opera, lelang lukisan dan tentunya berdandan cantik serta mengenakan gaun-gaun indah.

Singkatnya, Jenny mabuk kepayang. Dia merasa tidak lagi perlu repot-repot kuliah di Oxford untuk bisa menikmati taraf hidup yang dia inginkan. Apalagi David sangat charming, sehingga diluar dugaan berhasil membujuk orang tua Jenny yang konservatif untuk mengijinkan Jenny pergi keluar kota selama akhir pekan, bahkan kemudian membolehkan Jenny ke Paris berdua saja dengan David. Tentunya, baru belakangan terungkap kalau David menyimpan berbagai kebusukan dan tipu muslihat. Padahal Jenny sudah terlanjur meninggalkan sekolah dan mencampakkan semua peluang yang dimilikinya.

Lalu bagaimana Jenny memperbaiki kerusakan sistemik yang sudah ditimbulkannya? Nonton sendiri dong! Saya sangat menikmati opening dan seterusnya sampai masalah mulai timbul. Film ini tidak hanya cantik secara visual tapi juga menggemaskan. Tapi entah kenapa, tiba-tiba di tengah film saya merasa, sebenarnya nuansa film ini kok mirip film drama Indonesia tahun 1980an ya…

All that glitter is not gold. Begitu kira-kira salah satu pesan film ini. Nama Nick Hornby sebagai penulis skenario-lah yang pertama membuat saya kepincut dan ingin nonton An Education, yang dibuat berdasarkan memoir Lynn Barber. Saat menonton, ternyata saya juga menikmati set dan dandanan tahun 1960an, mulai dari gaya anak SMA yang simpel dan innocent sampai perempuan dewasa yang sophisticated. Seru!

Akting Carey Mulligan sebagai Jenny dipuji banyak pihak, bahkan memenangi British Independent Film Award serta 6 awards lain sebagai best actress di Chicago, Toronto, Hollywood dll, termasuk nominasi Golden Globe dan Oscar 2010. Dan film ini juga dinominasikan sebagai Best Motion Picture di Academy Award!

 

Iklan

Penulis: Swastika Nohara

I'm a freelance content and script writer for movies, television, commercials and internet-related content. With a team, I also do documentaries, video tutorial, video presentation and corporate video. I'm based in Jakarta but eager to travel anywhere on earth. For me, life is like a cup of coffee. Life is the coffee while jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided…. So, don’t let the cups drive you, enjoy the coffee instead!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s